ISI
2
"Kemudian daripada itu…………disusunlah Kemerdekaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar
Negara Indonesia……….”
3
Guna kesempurnaan negara dan Tata Hukumnya itu,
maka pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI
ditetapkan, disahkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia yaitu: Undang-Undang Dasar 1945.
UUD 1945 hanyalah memuat ketentuan-ketentuan dasar
dan merupakan rangkadari Tata Hukum Indonesia.
Masih banyak ketentuan ketentuan yang perlu
diselehggarakan lebih lanjut dalam berbagai Undang-
Undang Organik.
Karena sampai sekarang ini belum banyak Undang-
Undang Organik seperti dimaksud di atas, maka melalui
ketentuan pasal II Aturan Peralihan UUD 1945
diperlakukan banyak peraturan-peraturan yang berasal
dari jaman Hindia-Belanda dahulu.
Meskipun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Tata
Hukum Indonesia itu merupakan kelanjutan dari Tata
Hukum Hindia Belanda, sebab peraturan-peraturan yang
diperlakukan itu bersifat sementara saja, selama belum
diganti dengan yang baru, dan sekedar tidak bertentangan
dengan jiwa UUD.1945.
Di dalam perkembangan sejarah selanjutnya, UUD 1945
mengalami pasang surut dan pasang naik. Pernah sejak
tanggal 17 Agustus 1950, Undang-Undang Dasar itu tidak
berlaku. Tetapi dengan adanya dekrit Presiden tanggal 5
Juli 1959 berlaku lagi UUD 1945 tersebut.
4
Sejalan dengan perkembangan Ketatanegaraan Negara
kita, perkembangan per-undang-undangan sejak
berdirinya Negara Republik Indonesia dapat diberikan
periodisasi sebagai berikut:
5
asal saja tidak bertentangan dengan aturan
Pemerintah Militer Jepang."
6
Konstitusi Sementara, karena menurut pasal 186
Konstitusi RIS., Konstituante (sidang Pembuat
Konstitusi) bersama-sama dengan Pemerintah
selekas-lekasnya menetapkan Konstitusi RIS.
yang akan menggantikan Konstitue Sementara ini.
"
(1) Peraturan-peraturan Undang-undang dan
ketentuan-ketentuan tata usaha yang sudah ada
pada saat Konstitusi ini mulai berlaku tetap berlaku
dengan tidak berubah sebagai peraturan-peraturan
dan ketentuan-ketenuan Republik Indonesia
Serikat sendiri, selama dan sekedar paraturan-
peraturán dan ketentuan-ketentuan itu tidak
dicabut, ditambah atau diubah oleh Undang-
undang atau ketentuan-ketentuan tata usaha atas
Kuasa Konstitusi ini."
7
Usaha pada tanggal 17 Agustus 1945 tetap berlaku dengan tidak
berubah sebagai perturan – peraturan dan ketentuan-ketentuan
Republik Indonesia sendiri, selama dan sekedar peratuaran-
peraturan dan ketentuan-ketentuan itu tidak di cabut, ditambah atau
di ubah oleh UU dan ketentuan-ketentuan Tata Usaha atas kuasa
UUD ini.
8
maupun yang lahir karena Putusan-putusan Pengadilan
(judge made law), ataupun yang hidup di dalam
masyarakat sendiri.
Kedua :Kaidah kaidah yang sudah berlaku sebelum
tanggal 18 Agustus 1950, yaitu:
9
kaidah-kaidah lama itu terdapat dalam lapangan:
—Hukum perdata,
—Hukum dagang,
—Hukum Pidana dan
—Hukum Acara,,
10
1950 ("perbedaan dalam kebutuhan masyarakat dan
kebutuhan hukum golongan rakyat akan diperhatikan"),
maka Tata-Hukum Indonesia khusus hukum perdata dan
dagang belum merupakan Hukum Kesatuan. Artinya
masih terdapat kaidah-kaidah hukum yang berlakunya
terbatas pada sesuatu golongan penduduk ,atau tempat
tertentu.
Dalam hal tersebut kita perhatikan pada pasal 131
ayat (2), (3) dan (6) IS., yang mengadakan perbedaan
tiga golongan penduduk, yaitu golongan Eropa Timur
Asing, dan Indonesia Asli. Pada prinsipnya masing-
masing golongan itu mempunyai stelsel-hukumnya
sendiri-sendiri. Dengan demikian terdapatlah beberapa
stelsel hukum yang sama-sama berlaku pada waktu dan
tempat yang sama inilah yang dinamakan DUALISME
atau PLURALISME hukum Indonesia.
Bagaimanakah masalah selanjutnya? Hal tersebut
dapat ditinjau dari aspek sejarah dan aspek politik-
hukum di Indonesia. Pada dasarnya ada dua faktor:
11
mempertahankan hukumnya sendiri juga.
Dari aspek sejarah, dapat dipastikan, bahwa masyarakat
Indonesia di berbagai daerah dan di bawah
pemerintahan Kerajaan Pajajaran, Majapahit dan lain-
lain, bahkan sebelumnya itu, di dalam bentuk masyarakat
yang masih sederhana sekalipun, telah hidup di bawah
pengaturan hukum. Hukum yang mengatur lembaga-
lembaga keluarga, harta kekayaan, hukuman dan
pemerintahan. Inilah hukum asli masyarakat Indonesia
sejak nenek moyang dan secara turun-temurun dam
dengan pertumbuhannya yang evolusioner berlaku
sampai sekarang, dan dinamakan Hukum Adat
Indonesia. Hukum itulah yang telah beruratberakar
di dalam masyarakat Indonesia. la tidak dapat
dipisahkan dan diganti begitu saja dengan hukum-
asing yang manapun juga, sekalipun mungkin dengan
paksaan. Dan karena itulah pula ia tetap merupakan
hukum positif kita, dengan aneka warna variasinya di
berbagai daerah.
12