Anda di halaman 1dari 73

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum II.1.1 Defenisi Tablet Tablet adalah bentuk sediaan padat dari substansi obat yang biasanya dibuat dengan bantuan zat tambahan yang cocok. Tablet memiliki perbedaan dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan dan karateristik penghancur dan aspek lainnya tergantung dari tujuan penggunaan tablet dan metode pembuatannya.( 2 ; 291) Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih atau sirkular, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung suatu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. (5 ; 6) Tablet didefinisikan sebagai suatu bentuk sediaan obat padqat yang dibuat dengan pemadatan. Kebanyakan terdiri atas campuran serbuk yang dipadatkan dalam die untuk menghasilkan suatu padatan tunggal dank eras. Kebanyakan tipe atau jenis tablet dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian dihancurkan dan melepaskan bahan obat ke dalam saluran pencernaan. Sebagian lagi diformulasikan agar larut atau terdispersi dalam air sebelum digunakan. (4 ; 333)

Tablet adalah bentuk sediaan padat dari satu atau lebih bahan obat, dengan atau tanpa pengisi. Dibuat dengan

pengempaan dalam mesin tablet atau pencetakan. Tablet bervariasi dalam bentuk, ukuran, dan bobot. Faktor-faktor ini tergantung pada perbedaan sesuai kegunaan yg diinginkan dan bobot komponen obat yg terkandung dalam masing-masing tablet. (10 ; 82) Tablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang dibuat dengan pengempaan dari sebuah formula, yang terdiri dari bukan obat dan beberapa pengisi atau zat tambahan yang dipilih untuk membantu dalam pengolahan dan khasiat obat. (15 ; 131) Tablet kempa adalah bentuk sediaan yg disiapkan dgn pengempaan bahan obat yg digramulasikan dn punches dan dies. Walaupun tablet konvensional berbentuk cakram dengan ketebalan kurang dari diameter, ada tablet dgn bentuk, ukuran dan warna yg berbeda.(19 ; 73) Tablet adalah sediaan padat yang dibuat dengan cara memadatkan bahan obat atau granul dengan bahan mesin tablet. Meskipun memungkinkan untuk membuat tablet dalam berbagai bentuk namun kebanyakan tablet berbentuk bulat pipih dengan permukaan rata atau cembung. (20 ; 269)

Tablet kempa adalah bentuk sediaan yang disiapkan dengan pengempaan di bawah tekanan beberapa ratus kg/cm 2 granul

bukan obat menjadi bentuk cakram sesuai dies. Tablet biasanya mempunyai ketebalan kurang dari diameternya. (21 ; 125) Tablet adalah bentuk sediaan yang disiapkan dengan pencetakan atau pengempaan substansi obat dalam dies.

Mempunyai berbagai bentuk tetapi kebanyakan dalam bentuk cakram. Mempunyai beragam bobot dan dimaksudkan untuk pemakaian oral dengan bobot rata-rata antara 0,06g0,6g. (22 ; 436) Tablet dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat farmasetika yang terdiri dari substansi obat dengan atau tanpa zat pengisi yang sesuai dan disiapkan dengan pengempaan maupun dengan pencetakan. Tablet telah digunakan secara luas sejak akhir abad ke-19 dan popularitasnya berlanjut. Istilah tablet kempa dipercaya telah digunakan pertama kali oleh John Wyeth & Brother of Philadelphia. Selama periode ini, tablet cetak diperkenalkan untuk digunakan sebagai tablet hipodermik untuk larutan injeksi yang diolah tanpa persiapan.(8 ; 858) Tablet adalah bentuk sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tanpa berbagai zat tambahan untuk menaikkan sifat alirannya, sifat kohesif penghancuran dan

kualitas anti lekatnya yang dibuat dengan pengempaan dengan mesin tablet atau dengan pencetakan.(12 ; 52)

II.1.2 Jenis-Jenis tablet Jenis-jenis tablet yaitu : (7 ;1633-1634) Tablet kempa,dibentuk dengan pengempaan dan tanpa lapisan khusus. Dibuat dari serbuk, kristal atau bahan granulsendiri atau penggabungan dengan pengikat, penghancur, pelican, pengisi dan dan dalam banyak kasus, pewarna. Tablet salut film, tablet kempa yang dilapisi dengan lapisan tipis dari bahan yang tidak larut air. Tablet salut enteric, tablet kempa yang disalut dengan bahan yang tahan terhadap larutan / cairan lambung tetapi dapat larut di dalam usus. Tablet tempa ganda, tablet kempa yang dibuat dengan lebih dari satu kali siklus tekanan. Tablet berlapis, tablet yang disiapkan dengan pengempaan granuler tablet pada granulasi yang baru dikempa. Proses ini dapat diulangi untuk menghasilkan tablet berlapis banyak dari 2 atau 3 lapisan. Tablet pelepasan yang dikendalikan : tablet kempa dapat diformulasikan untuk melepaskan obat secara lambat dalam periode waktu yang lama. Tablet untuk larutan, tablet kempa yang digunakan dalam penyiapan larutan.

Jenis-jenis tablet yaitu : (12 ; 53-57) 1. Tablet kempa a. Tablet yang diangkut ke dalam sistem gastrointestinal Tablet kempa konvensional, disiapkan dengan pengempaan tunggal lingkaran dan biasanya tersusun atas bahan aktif, sendiri atau digabungkan dengan zat pengisi seperti laktosa, pengikat seperti larutan sukrosa, atau pasta pati untuk memberikan keadhesifan, dan penghancur seperti pati untuk menyebabkan pemecahan tablet jika

bersingggungan dengan cairan gastrointestinal. Tablet kempa ganda adalah tablet kempa yang secara konvensional disiapkan dengan lebih dari kompresi bulat tunggal. Tablet salut enterik adalah tablet kempa konvensional disalut dengan bahan seperti pengikat atau derivat selulosa yang tidak hancur di lambung tetapi larut di usus. Penyalut dapat dibuat dari bahan yang pH-nya tergantung, tidak larut dalam medium asam lambung tetapi larut pada lingkungan sedikit asam atau lingkungan basa usus. Tablet salut gula adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapisan tipis berturut-turut dengan larutan sukrosa dengan atau tanpa pewarna. Penyalut ini berguna karena

dapat melindungi bahan obat dengan berperan sebagai barrier terhadap kelembaban dan udara, menutupi bahan obat yang rasa dan baunya tidak enak dan memperbaiki penampilan tablet. Tablet salut film adalah tablet kempa yang disalut dengan lapisan tipis berwarna atau tidak berwarna dari larutan bahan polimer yang hancur dengan cepat dalam saluran pencernaan. Penyalut film memiliki fungsi yang sama dengan salut gula dengan tambahan keuntungan yang kurang lebih lebih tahan lama. Tablet bersalut coklat adalah tablet konvensional yang disalut dengan coklat yang merupakan bahan pewarna. Sekarang ini besi oksida lebih banyak digunakan sebagai pewarna menggantikan coklat. Tablet effervescent adalah tablet kempa umum yang berbusa jika terkena air, tablet harus dialrutkan dalam air sebelum diminum. Timbulnya karbon dioksida merupakan hasil reaksi antara asam sitrat dan atau asam tartrat dan natrium bikarbonat yang termasuk dalam tablet. Tablet kunyah merupakan tablet kempa yang didesain untuk diisap atau dikunyah sebelum ditelan. Untuk tambahan

pada bahan aktif, tablet kunyah mengandung manitol yang mempunyai rasa yang enak sebagai bahan dasarnya. Tablet penopang aksi merupakan tablet yang disiapkan mengandung banyak bahan obat yang menyebabkan respon terapetik yang cepat, tambahan lagi kebanyakan obat ini mempertahankan respon pada level awal untuk ditujukan menghasilkan efek setelah beberapa jam pada dosis umum. b. Tablet yang digunakan di dalam mulut Tablet bukal dan sublingual adalah tablet yang biasanya rata, bentuknya oval dan ditujukan untuk memberikan efek sistemik dengan meletakkannya pada kantung bukal antara pipi dan gusi atau di bawah lidah dan memungkinkan untuk larut di tempat tersebut. Lozenges atau troches adalah tablet berbentuk cakram, sediaan padat yang dibuat dari bahan obat dan zat pemberi rasa bertujuan untuk larut lambat di dalam mulut. Lozenges biasanya mengandung satu atau beberapa jenis obat seperti antiseptik, anestesi lokal, antibiotik, antihistamin, antitusif, analgesik atau dekongestan. Dental cones digunakan untuk menghindari multiplikasi dari mikroorganisme pathogen pada sela-sela gigi. Bahan aktif

yang

digunakan

untuk

dental

cones

misalnya

Na-

bikarbonat, NaCl atau laktosa. c. Tablet untuk berbagai penggunaan Tablet vaginal adalah tablet kempa yang berbentuk oval atau pear ditujukan untuk dimaksudkan untuk dimasukkan ke dalam vagina yang larut dan melepaskan bahan obat. Tablet vaginal biasanya mengandung antiseptic,

adstringens atau steroid dan mungkin juga dapat untuk menghasilkan pH yang diinginkan. Tablet diagnostik: untuk diagnostik penyakit tertentu. Tesnya biasanya dilakukan baik oleh pasien maupun di klinik. Tablet implantasi yang juga disebut pellet dibuat dengan teknik aseptik dan ditujukan untuk pemberian obat

subkutan. Tablet implantasi berukuran kira-kira 3,2 x 8 mm2 dan pelepasan obatnya lambat. 2. Tablet cetak a. Tablet cetak adalah tablet kecil yang dibuat dengan mencetak massa lembab yang biasanya terdiri dari bahan obat poten, pengisi yaitu laktosa atau pelembab alkohol. b. Tablet triturat, penggunaannya secara sublingual atau meletakkannya di lidah dan ditelan dengan air. Di kalangan

farmasis tablet ini dibuat dengan mencetak tetapi di industri dibuat dengan kempa menggunakan mesin tablet. c. Tablet hipodermik adalah tablet triturat yang digunakan oleh dokter untuk menyiapkan injeksi tanpa persiapan dengan melarutkan tablet ke dalam air steril untuk injeksi dan menghasilkan larutan injeksi hipodermik. Jenis-jenis tablet : (15 ;131-132) 1. Tablet kempa 2. Tablet kunyah 3. Tablet bukan didesain untuk melarut lambat dalam kantung bukal. 4. Tablet sublingual untuk kelarutan cepat di bawah lidah. 5. Tablet efervesen diformulasikan untuk melarut dalam air dengan baik disebabkan oleh reaksi asam sitrat dengan Na 2CO3 atau kombinasi efervescen lainnya yang menghasilkan buih dalam air. 6. Suppositoria dapat dibuat dengan pengempaan formulasi menggunakan die desain khusus untuk menghasilkan bentuk yang tepat. 7. Tablet lapisan ganda dibuat dengan pengempaan berganda, terdiri atas 2 atau kadang-kadang 3 lapisan untuk memisahkan komponen incomp dengan menformulasikannya dalam lapisan

yang terpisah untuk membuat produk yang terus-menerus atau dihasilkan 2 rangkap atau hanya untuk penampilan dimana lapisan-lapisan tersebut diwarnai berbeda. 8. Tablet kempa bersalut dibuat dengan pengempaan sebuah tablet didalam sebuah tablet sehingga lapisan luar menjadi salut. Sebanyak 2 lapisan dapat dikempa mengelilingi tablet bagian tengah atau inti, karena dengan tablet berlapis, teknik ini juga digunakan untuk memisahkan komponen incomp dan membuat tablet yang diperpanjang. 9. Tablet salut gula adalah tablet kempa dengan salut gula. Salut dapat bervariasi dalam ketebalan dan warna dari tambahan bahan-bahan celupan ke salut gula. 10. Tablet salut film adalah tablet kempa dengan film tipis dari sebuah polimer mert yang digunakan dalam pelarut yang cocok dan dikeringkan. Salut film sekarang ini adalah metode yang lebih disukai untuk membuat tablet salut. Lebih ekonomis dan memakan waktu, tenaga, biaya yang minimum dan

mendapatkan tablet tahan panas dan pelarut. 11. Tablet salut enteric adalah tablet kempa yang dilapisi dengan substansi inert yang tahan terhadap cairan lambung, tetapi larut atau hancur dan melepaskan bahan obat di dalam usus .

Jenis-jenis tablet : (10 ; 90) 1. Tablet kempa, dibuat dengan proses produksi skala besar untuk substansi obat yang diserbukkan atau digranulasikan dengan pengisi yang cocok, ditekan ke dalam dies di bawah tekanan beberapa ton/inch2. Kebanyakan tablet kempa terdiri dari satu atau lebih bahan aktif, pengisi seperti CaCO3 atau pati, pengikat seperti akasia untuk memberi sifat adhesive dan

penghancurseperti pati untuk menjamin perpecahan dari tablet dan pelepasan dari bahan obat untuk absorpsi. Pelicin juga digunakan dalam proses pembuatan untuk mencegah bahan melekat pada dies dan punches selama pengempaan. 2. Tablet bukal, tablet kempa kecil, oval tetapi bentuknya rata dan dimaksudkan untuk diletakkan di dalam kantung bukal diantara pipi dan gusi. Dan dilarutkan disana. Tablet bukal digunakan terutama bentuk pemberian beberapa hormone steroid yang mungkin sebagian akan dihancurkan oleh kerja enzim atau dinonaktifkan oleh hati. Jika ditelan bahan obat yang

ditempatkan di kantung bukal dapat dengan cepat menembus mucus mulut. Ketika diabsorpsi obat akan masuk ke sirkulasi dari aliran darah vena mulut ke jantung kanan melalui hati yang memberikan hasil dari penggunaan yang sempurna.

3. Tablet sublingual, obat ditempatkan di bawah lidah dan larut disitu. Obat diserap secara bukal maupun sublingual. Pelepasan obat untuk pengobatan diabsorpsi oleh mukosa mulut. Contoh obat : gliserol trinitrat, hormone steroid. 4. Tablet dispensing, bukan merupakan suatu bentuk sediaan untuk pemberian banyak pada pasien karena mengandung obat paten dalam jumlah besar yang dapat menyebabkan kematian jika diberikan pada pasien dengan cara yang salah. Karena alasan inilah umumnya dibentuk persegi untuk menghindari kemungkinan obat disalurkan pada tempat tablet biasa. 5. Tablet salut, merupakan tablet-tablet kempa dimana dibuat dengan cara berturut-turut melapisi masing-masing lapisan tipis sukrosa atau bahan lain yang sesuai. Tablet salut dapat diwarnai atau tidak. 6. Tablet salut enterik merupakan tablet yang penyalutnya tahan terhadap larutan dalam medium atau asam lambung tetapi hancur dalam lingkungan basa pada usus. Penyalutan ini digunakan jika obat mengiritasi lambung, kerja obat ditujukan pada usus seperti pada obat cacing (anthelmentika), dan obat dinonaktifkan oleh getah lambung.

7. Tablet cetak, dibuat dengan menekan secara manual campuran basah bahan obat, dan pengisi laktosa atau sukrosa dalam cetakan. a. Tablet triturat adalah tablet cetak yang dapat memudahkan pembuatan tanpa persiapan ketika dokter meminta bahan paten dalam resep. Tablet ini memiliki berat rata-rata 60mg, larut dalam air biasanya. b. Tablet hipodermik adalah tablet cetak maupun kempa yang dapat larut dalam air untuk dibentuk menjadi larutan injeksi. 8. Pellet adalah bentuk lain dari tablet kempa. Tabletnya kecil, berbentuk balok atau oval, pengempaan steril dari hormone steroid, dimaksudkan untuk diimplantasi dalam jaringan tubuh, ini disiapkan dan disimpan, dilepaskan secara lambat. Jenis-jenis tablet : (5 ; 6) 1. Tablet bersalut adalah tablet yang disalut dengan penyalut yang cocok untuk maksud dan tujuan tertentu. a. Tablet bersalut gula atau tablet salut gula adalah tablet yang disalut dengan larutan gula atau zat lain yang cocok dengan atau tanpa penambahan zat warna. b. Tablet bersalut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa-cetak dengan massa granulat yang tadi laktosa, kalsium fosfat atau zat lain yang cocok.

c. Tablet bersalut selaput adalah tablet yang disalut dengan lapisan yang dimuat dengan cara pengendapan zat penyalut dari pelarut yang cocok. Lapisan selaput umumnya tidak lebih dari 10 % berat tablet. d. Tablet bersalut enterik adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut yang relative tidak larut dlm asam lambung, tetapi larut dan hancur dalam lingkaran basa usus halus. Jenis-jenis tablet : (19 ;70-74) 1. Tablet triturat adalah tablet yang diameternya 5mm dengan permukaan atas dan bawahnya rata. Tablet triturat dibuat dengan membentuk bahan lembab ke dalam cetakan secara manual atau tekanan rendah. Kecepatan melarut merupakan keuntungan dari tablet triturat dihasilkan dari laktosa yang sangat mudah larut atau laktosa dan gula yang digunakan sebagai pengisi. Hanya obat patent yang dapat diformulasikan ke dalam tablet triturat karena ukurannya kecil. 2. Tablet hipodermik adalah tablet triturat steril dimaksudkan dalam keadaan aseptic pada penyiapan larutan untuk injeksi. Tablet ini mempunyai diameter 4mm jadi dapat dimasukkan dalam

tempat injeksi. Tablet hipodermik harus cepat larut dengan sempurna.

3. Tablet kempa a. Tablet bucal dan tablet sublingual berukuran kecil, rata atau cembung yang diletakkan berturut-turut diantara pipi dan gusi dan di bawah lidah. Penyerapan obat terjadi melalui mukosa bukal ke dalam sirkulasi sistemik. Tidak semua obat dapat diabsorsi melalui jalur ini. Tablet bucal dikempa dengan tenaga yang sedang sehingga dapat larut dlm sekitar 30 menit. Pemberi aroma dan pemanis tidak ditambahkan karena akan menstimulasi saliva yang akan menyebabkan penelanan dan kehilangan obat. b. Pelet / implant adalah tablet steril yang dikempa dari bahan murni obat kristalin di bawah keadaan aseptic 3,2 dari 8 mm pellet ditanamkan secara subkutan oleh penyuntik Kearns atau Perloff atau dengan insane atau torehan dan dipergunakan tempat penyimpanan dari obat-obat yang lambat dikeluarkan selama lebih 1 periode dari satu sampai beberapa bulan. Implant tersedia untuk penggunaan rumah sakit dan klinik dan terbatas pada hormone seprti estradisi dan testoteron.

II.1.3 Keuntungan Tablet Keuntungan penggunaan tablet yaitu :(12 ; 52) 1. Rasa pahit, mual, dan rasa tidak enakdari obat dapat diubah dan kadang-kadang menjadi enak dengan menyalut isi tablet atau granul tablet dengan penyalut yang cocok. Penyalut ini hanya dibutuhkan untuk melindungi tablet selama waktu yang normal. 2. Keuntungan di bidang pemasaran dari tablet adalah mudah diatur denga dosis yang akurat. Jika dibagi dapat memiliki keseragaman distribusi ke seluruh tablet untuk menjamin keakuratan ketika tablet dibelah atau satu/lebih bahan terapetik dapat dibagi menjadi bagian spesifik seperti lapisan, pellet, atau granul untruk meneambah efek terapetik. 3. Tablet tidak mengandung alcohol. Alkohol merupakan bahan pentinguntuk meningkatkan kelarutan atau stabilitas dari bentuk lain dari obat. Tidak adanya alcohol dalam tablet secara normal mengurangi biaya produksi. 4. Tablet dapat dengan mudah disesuaikan dengan berbagai variasi sediaan dari bahan obat. Oleh karena itu konsentrasi obat yang sesuai tersedia dengan mudah dan ekonomis., baik untuk dokter, pasien, maupun farmasis. 5. Sifat alami tablet memberi kesan layak secara psikologis karena hampir semua diterima oleh pasien.

6. Untuk kenyamanan dalam penggunaan, tablet dibuat dalam bentuk sangat praktis dan efisien untuk pengobatan. Tablet menyenangkan bagi farmasis karena kemudahan dalam

pengemasan dan penyaluran. Keuntungan penggunaan tablet yaitu :( 19; 73) 1. Tablet merupakan sediaan yang kompak, mudah dikemas, diangkut, dan disimpan. Mudah untuk digunakan dan tidak memerlukan bantuan sendok the untuk penggunaannya.

Meskipun tablet merupakan sediaan yang memiliki dosis tunggal tetapi tablet dapat dibagi menjadi 2 atau 4 bagian sehingga pasien dapat menggunakannya dalam dosis yang lebih kecil. 2. Tablet yang elegan, dipasarkan dengan harga terjangkau dengan metode produksi besar-besaran yang digunakan untuk meningkatkan produksi dan mengurangi biaya. Keuntungan penggunaan tablet yaitu :( 13; 645) 1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan serta visibility kandungan yang paling rendah. 2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling ringan dan paling kompak. 3. Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling mudah dan paling murah untuk dikemas dan dikirim.

4. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah tidak memerlukan langkah pengerjaan tambahan bila menggunakan pencetak yang bermonogram yang yang

berhiasan timbul. 5. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan terutama bila bersalut yang

kemungkinan pecah atau hancurnya tablet dapat segera terjadi. Keuntungan penggunaan tablet yaitu :( 21; 125) 1. Kemudahan dalam pengangkutan baik bagi perusahaan,

farmasis, dan pasien. 2. Memiliki keakuratan dosis. 3. Tablet dapat dibagi menjadi atau bagian sehingga praktis bagi pasien untuk mendapatkan atau dari dosis total. 4. Rasa yang tidak enak dapat ditutupi dengan penyalut tablet, dapat digunakan penyalut gula, penyalut selaput, atau salut kempa. 5. Pasien umumnya menemukan bahwa tablet merupakan bentuk sediaan yang simpel untuk digunakan. 6. Tablet dapat diletakkan di lidah dan ditelan dengan air. Beberapa individu mempunyai masalah psikologis untuk menelan tablet. Dapat diatasi dengan menghancurkan atau melembabkannya dengan air.

7. Industri farmasi mengembangkan cara penggunaan tablet dengan membuat tablet kunyah.

II.1.4 Kerugian Tablet Kerugian penggunaan tablet yaitu: (13; 645) 1. Beberapa bahan tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasi atau rendahnya berat jenis. 2. Obat yang sukar dibasahkan lambat melarut, absorpsinya tinggi dalam saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat di atas akan sukar atau tiodak mungkin diproduksi untuk menghasilkan bioavailibilitas yang tidak cukup atau kurang. 3. Obat yang biasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaaban udara perlu penyalutan atau pengkapsulan

sebelum dikempa. Kerugian penggunaan tablet yaitu (19; 73) 1. Kematian yang disebabkan karena tablet tersengkut di laring anak-anak. 2. Penyalut, pewarna, dan pemberi rasa pada tablet menarik bagi anak-anak. Tablet dan semua obat harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak karena dapat disangka sebagai permen.

Kerugian penggunaan tablet yaitu (21; 125) 1. Beberapa individu mempunyai sifat psikologis yang tidak memungkinkan untuk menelan tablet. Untuk orang seperti ini tablet harus dihancurkan dan dibasahkan dengan air. 2. Kematian dari anak-anak akibat aspirin yang tertinggal di laring telah dilaporkan. Kerugian penggunaan tablet yaitu (12; 52) 1. Beberapa individu memiliki kesulitan sifat psikologis untuk menelan tablet. 2. Pada umumnya tablet tidak dapat dibuat tanpa persiapan terlebih dahulu. Kerugian penggunaan tablet yaitu (20; 67) 1. Tablet tidak cocok untuk bahan yang tidak dapat dikurangi untuk persiapan pengeringan dan tablet juga lambat memberikan efek karena membutuhkan waktu untuk hancur. 2. Kelebihan dari penambahan penghancur di dalam campuran tablet.

II.1.5 Sifat-sifat Tablet Sifat-sifat dari sediaan tablet (10; 85) 1. Kekerasan Sebuah tablet yang baik adallah tablet yang cukup keras untuk dipegang sampai digunakan. Dalam bentuk lain tablet tidak boleh terlalu keras karena akan gagal dalam penghancuran atau gagal dalam larut dengan mudah. 2. Keseragaman Bahan Aktif Farmakope Amerika dan Formularium Nasional

menetapkan batasan dalam potensi tablet. 3. Keseragaman Bobot Walaupun telah diketahui sejak lama bahwa secara kasat variasi kadang-kadang terjadi dalam berat dari banyak yg sama dan secara praktis cukup sulit dalam menyusun batasan yg layak lain daripada dinyaatakan secara langsung dalam pengujian yg baru saja dinyatakan. 4. Proses Penghancuran Jika tablet diharapkan efektif dalam pengobatan maka jelas tablet tersebut harus larut atau hancur dengan cepat. Sifat-sifat dari sediaan tablet (14: 132) 1. Tablet harus cukup kuat dan resisten terhadap guncangan selama pembuatan, pengepakan, pengiriman dan penggunaan.

2. Tablet harus seragam dalam bobot dan dalam kandungan obat masing-masing terdiri dari tablet tunggal. 3. Tablet harus mempunyai bentuk yang bagus dan mempunyai karakteristik warna, bentuk lain yang penting untuk

diidentifikasikan dari suatu produk. 4. Harus bioavailabel. 5. Tablet harus mempertahankan semua kelengkapan fungsi termasuk stabilitas dan efisiensi obat, khasiat dan

pengguanaanya. Sifat-sifat dari sediaan tablet (12; 64) 1. Akurat dan keseragaman bobot. Agen resmi pengatur dan pemegangizin dan bemacam-macam lembaga dunia menuntut tablet harus mengandung bahan obat khusus untuk tujuan terapi dan kualitas yang telah ditetapkan. 2. Homogenitas; menunjukkan distribusi yang layak dan akurat dari bahan aktif atau bahan lain. 3. Tidak adanya incomp; tablet harus secara murni bebas dari incomp dengan tujuan untuk menjamin kebutuhan efek terapi. Ketidakhaditran incomp dari aspek farmasetika dan kimia berarti tablet mempunyai kekonstanan dan memberi efek terapi yang diinginkan.

4. Kestabilan dan kekerasan; tablet harus stabil untuk menjamin bahwa kuantitas terapi yang diinginkan dari obat diterima oleh pasien. Ini berarti konstan dalam sifat fisis. 5. Kemudahan penghancuran; ini adalah hal penting bahwa penghancuran tablet dalam perut atau usus, sehingga obat memiliki kesempatan unutk mengeluarkan sifat terapinya. 6. Penampilan yang menyenangkan; penampilan menarik,

menyenangkan dan secara total harus menghindari hal-hal yang bersifat mengganggu melalui satu beberapa dari pancaindra kita. 7. Mudah dalam pembuatan; produksi dalam jumlah besar dari beberapa permintaan komoditas secara layak mudah dalam pembuatan, baik dari segi pembiayaan dan juga dari sudut pemeliharaan bahan. 8. Ekonomis dalam produksi. Sifat-sifat dari sediaan tablet (15; 131) 1. Tablet harius kuat dan tahan terhadap goncangan dan abrasi selama pembuatan, pengemasan, dan pengguanaan. 2. Tablet harus seragam dalam bentuk dan ukuran. 3. Tablet harus bioavailabel 4. Tablet harus elegan dan mempunyai karakteristik bentuk dan warna.

II.1.6. Metode pembuatan tablet Metode pembuatan tablet ( 14;148) 1. Granulasi basah - Penyiapan bahan obat dan zat tambahan - Penyediaan larutan pengikat - Pencampuran larutan pengikat pada pencampuran serbuk massa lembab/basah. - Pengayakan granul kering dengan lubrikan dan penghancur. - Pengayakan granul kasar dan massa basah dan pengahancur - Pencampuran penghancur - Pengempaan tablet 2. Granulasi kering - Penggerusan bahan obat dan bahan tambahan - Pencampuran serbuk yang digerus - Pengempaan massa tablet besar dan keras yang disebut slug - Pengayakan slug - Pencampuran dengan lubrikan dan penghancur 3. Kempa langsung - Penggerusan bahan obat dan zat tambahan - Pencampuran bahan-bahan - Pengempaan tablet granul yang diayak dengan pelicin dan

Metode pembuatan tablet (2) 1. Granulasi basah, langkah-langkahnya: - Penimbangan dan pencampuran bahan-bahan aktif dan zat tambahan, sesuai jumlah yang diproduksi. - Pembuatan granul basah - Penyaringan adonan lembab menjadi granul - Pengeringan granul - Lubrikan ditambahkan - Pengempaan tablet 2. Granulasi kering, pada granulasi ini dibentuk oleh penambahan atau pelembaban bahan pengikat kedalam campuran serbuk obat. Setelah itu, memecahkan dan menjadikan pecahanpecahan kedalam granul yang lebih kecil, setelah penimbangan dan pencampuran bahan dengan cara yang tertera pada granulasi basah. Kemudian pelincir ditambahkan dan tablet dikempa. 3. Kempa langsung, beberapa granul bahan kimia seperti kalium klorida, kalium iodida, amonium klorida memiliki sifat mudah mengalir dan sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikempa dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah dan kering.

Metode pembuatan tablet (15;138) 1. Metode granulasi basah Digiling bahan obat dan zat tambahan Dicampur bahan tersebut Disiapkan larutan pengikat Dicampur larutan pengikat dengan serbuk campuran

membentuk massa Diayak campuran menggunakan ayakan nomor 6 12 Dikeringkan granul tersebut Granul yang ada diayak dan ditambahkan pelicin dan penghancur 2. 3. Tablet dikempa Granulasi kering Dicampur bahan obat dan zat tambahan Digerus campuran tersebut menjadi serbuk Dikempa menjadi massa besar Massa besar tersebut diayak Dicampur dengan pelicin dan penghancur Tablet dikempa Kompres langsung Dicampur bahan obat dan zat tambahan Dihomogenkan semua bahan tersebut

Dikempa menjadi tablet Metode pembuatan tablet (19;77)

1. -

Metode granulasi basah Larutan granulasi disiapkan Komponen yang diserbukkan, ditimbang dan dicampur Campuran dibasahkan dengan penambahan larutan granulasi dalam jumlah yang secukupnya dan untuk memperoleh konsistensi yang sesuai atau tepat

Massa basah dibentuk menjadi granulasi Granulasi dikeringkan di dalam oven Granulasi kering dibentuk ke ukuran rata-rata untuk

pengempaan 2. Ditambahkan lubrikan dan penghancur Formulasi yang sudah tercampur dikempa menjadi tablet Metode prekompression Formulasi kering dikempa kedalam bentuk yang

berukuran besar atau slug yang dibentuk keukuran yang seragam untuk kempa pertama ke bentuk tablet. Metode ini digunakan dengan obat-obat yang dirusak karena kelembaban dan panas. Prekompresion ini menghemat waktu dan tenaga, sehingga mengurangi pengolahan dari pencampuran basah, pengeringan dan granulasi. Dengan menghilangkan air,

campuran obat yang bereaksi dengan adanya kelembaban dapat dikempa menjadi tablet tunggal. Agar berhasil formula harus memiliki keadesifan, bobot yang cocok dan mudah mengalir. Kebanyakan spray-dried lactose dianjurkan, dengan bobot yang elasisnya kecil, sebagai zat pengisi dalam prekompressi

II.1.7. Komposisi tablet Komposisi dari sediaan tablet yaitu (12 ; 57-58) 1. Diluent Dikenal juga sebagai pengisi atau dasar yang ditambahkan kedalam formula tablet untuk menambah besarnya tablet untuk kemudahan dan keserasian ukuran yang dapat dikerjakan. Ini benar-benar perlu ketika dosis dari obat dalam setiap tablet sangat kecil, misalnya tablet 10 mg metiltestosteron. Diluent, seperti zat tambahan lain harus cocok dengan obat, stabil secara fisik, inert secara psikologis dan tidak bereaksi dengan bahan-bahan lain. Contohnya garam kalsium tidak boleh digunakan sebagai pengisi untuk tetrasiklin karena garam ini dapat berpengaruh terhadap absorbsi antibiotik. Penggunaan lempung adsorbent seperti bentonit dan kaolin harus dihindari ketika membuat tablet yang mengandung sedikit sediaan obat seperti glikosida jantung, alkaloid dan estrogen. Berikut ini adalah bahan-bahan serbuk yang merupakan contoh pengisi : laktosa, sukrosa, NaCl, mannitol, susu padat pilihan, amilum, kaolin, dan bahan murni lain, kalsium karbonat, kalsium sulfat, dikalsium sulfat,. Jumlah yang sama dari laktosa dan dikalsium fosfat digranulasikan dengan pasta amilum biasanya digunakan sebagai pengikat granul. Ternyata semua komponen, termasuk

pengisi dalam tablet ditujukan untuk persiapan larutan, harus dapat melarut. 2. Pengikat / Binder Adalah bahan adhesif yang digunakan untuk menyatukan serbuk menjadi granul dan membantu dalam pengempaan tablet, setelah pengempaan, pengiriman, dan selama berada ditangan farmasis dan pasien. Sebagai tambahan, granul memberi aliran yang pantas pada granulasi selama proses produksi tablet. Binder harus memiliki sifat adhesif yang layak untuk mengikat serbuk formulasi tablet tetapi tidak cukup untuk menyebabkan kekerasan tablet melampaui batas karena dapat menunda atau menghindari terjadinya disintegrasi dan melarutnya tablet. Bahan-bahan berikut ini adalah contoh pengikat : air, alkohol, aseton, pasta amilum (10-17%), sirup sukrosa (50-85%), larutan gelatin (10-20%), mucilago akasia (10-20%), larutan glukosa (25-50%), larutan alkohol-glukosa (50% alkohol, 25% glukosa dan 25% air), pasta amilum (5% amilum dan 2% akasia dalam air), metilselulosa-400 (4%), etil selulosa (5%) dalam alkohol, Na-CMC, PEG 4000 atau 6000, dan polivinilpirolidon dalam air, alkohol dan larutan hidroalkohol. Air, alkohol dan aseton atau campurannya bukan merupakan pengikat yang tepat. Mereka

bekerja dengan tujuan efek larutnya diatas bahan lain misalnya selulosa pada formula tablet. 3. Disintegrator / Penghancur Adalah bahan yang ditambahkan pada formula tablet yang ditujukan untuk menginduksi penghancuran tablet setelah digunakan dan memperbesar kelarutan dari bahan obat. Faktorfaktor yang mempengaruhi laju kelarutan atau laju disintegrasi adalah : - sifat fisik dan kimia dari bahan dalam formula tablet - kekerasan tablet - luas permukaan Pati jagung kering atau kentang, derivat selulosa, alginat, vegum HV, bentonite, agar dan surfaktan tertentu adalah contoh dari penghancur yang biasa digunakan. Penghancuran diyakini terjadi karena penggelembungan penghancur yang terkena cairan gastrointestinal dan menambah pori-pori dan aksi kapilaritas tablet. 4. Pelicin Ditambahkan ke dalam granulasi tablet dengan tujuan: - menambahkan sifat aliran dari granul - menghilangkan adhesi pada permukaan dan dies

- mengurangi

gesekan

dinding

die

dan

memfasilitasi

pengeluaran tablet setelah selesai. Banyak serbuk halus (ayakan 80 200) digunakan sebagai lubrikan. Pemilihan sifat lubrikan berkaitan dengan tujuan dari lubrikan yang disebutkan di atas. Contohnya glidants yang menambah sifat aliran dari granulasi adalah kalsium stearat, magnesium sterarat, amilum, NaCl, dan talk. Untuk

menghilangkan sifat adhesif antar permukaan punch dan dies paling baik dicapai menggunakan materi yang lunak seperti lemak coklat, dan lemak alami lainnya, lemak atau minyak sayur terhidrogenasi, petroleum cair dan padat, natrium stearat, dan sabun lainnya, parafin cair, asam stearat , dan lilin atau bahan mirip lilin. Lubrikan ditambahkan untuk mengurangi pemakaian punch dan die dan untuk mengurangi gesekan adalah kalsium stearat, magnesium stearat dan talk. 5. Bahan pewarna Bahan pewarna digunakan, sertifikasi FD dan C secara normal ditambahkan dengan cara : - Melarutkan bahan cat pada larutan pengikat - Menyemprotkan granul dengan larutan cat khusus - Mendistribusikan cat selama pencampuran kering kemudian menggunakan granulasi basah

- Menambahkan triturat dari cat ke amilum atau kalsium sulfat (hanya cocok untuk pastel berwarna) Triturat zat warna seperti ini tersedia secara komersil, granulasi ayakan no. 40 atau halus sangat penting untuk menghindari tablet yang berbintik-bintik. Bahan pewarna menambah

penampilan tablet dan membantu dalam identifikasi produk. 6. Bahan pengaroma Jika bahan pengaroma digunakan, biasanya dilakukan dengan penyemprotan larutan alkohol dari minyak atsiri atau bahan pengaroma lain keatas granul-granul kering sebelum pengempaan dari penyelesaian tablet. Setelah penyemprotan granul, digulingkan dan kadnag-kadang disimpan dalam wadah tertutup. Untuk memungkinkan penyerapan yang besar dari pengaroma kadang-kadang pengaroma buah juga dicampurkan kedalam campuran serbuk massa sebelum granulasi. Komposisi dari sediaan tablet yaitu (10 ; 94-96) 1. Bahan obat Adalah bahan aktif yang pemilihannya otomatis secara luas, bagaimanapun keterampilan farmasis dilatih dalam

pemilihan bahan obat seperti ukuran partikel, bentuk kimia dan derajat kebasahannya. Ketika beberapa bahan obat

dikombinasikan, teknik khusus mungkin dibutuhkan untuk menghindari inkompatibilitas secara fisik dan kimia. 2. Diluent Disebut juga pengisi atau basis adalah bahan yang tidak berbahaya yang ditambahkan untuk menambah besarnya tablet menjadi ukuran yang sesuai. Pengisi umum untuk tablet adalah laktosa dan sukrosa. Amilum dan kalsium karbonat cocok

digunakan sebagai diluent jika tidak diinginkan tablet larut untuk menghasilkan larutan jernih. Absorbent adalah pengisi khusus dipilih untuk membantu kuantitas kecil dari larutan. Amilum dan Magnesium Karbonat umumnya digunakan absorbent,

magnesium oksida tidak cocok dalam kebanyakan kasus karena kecenderungannya menjadi keras dan membentuk semen. 3. Binder / pengikat Pengikat, bahan tambahan atau adhesif adalah suatu bahan yang ditambahkan dengan tujuan untuk menyatukan serbuk menjadi granul dan menyatukan granul menjadi tablet. Pengikat harus inerrt secara fisiologis, cocok secara kimia dengan bahan lain dan memiliki sifat adhesif tetapi tidak cukup untuk menghalangi kelarutan atau disinetgrasi dari tablet. Yang digunakan secara luas sebagai pengikat, dengan tujuan untuk mengurangi sifat adhesif adalah glukosa 25-50%, mucilago

akasia 10-20%, larutan gelatin 10-20% (harus digunakan hangat dalam bentuk cair), sirup sukrosa, 2 bagian dalam 3 bagian mucilago amilum, 1 bagian dalam 16 bagian air dan alkohol. Sukrosa, akasia dan laktosa dapat digunakan dalam bentuk serbuk, tetapi pengikat lebih efektif digunakan dalam bentuk larutan. 4. Pewarna Meskipun kebanyakan tablet tidak diwarnai, pewarna dapat ditambahkan biasanya dengan melarutkan pewarna makanan buatan dalam larutan pengikat. Untuk efek psikologis, tablet aspirin biasanya tidak hanya tersedia dalam warna putihtetapi juga merah muda, oranye, coklat, dll. 5. Penghancur Penghancur adalah bahan atau kombinasinya digunakan dalam tablet untuk memecahnya, jika kontak dengan

kelembaban, menjadi partikel kecil sehingga aksi bahan obat cepat diperoleh. Jumlah dari penghancur tablet dipengaruhi oleh kealamiahan bahan dan kekerasannya. Komposisi dari sediaan tablet yaitu (17 ; 785) Obat tablet kempa mengandung 2 kelompok dasar dari

komposisinya, yaitu (1) zat aktif/bahan obat, (2) zat tambahan seperti (1) diluent/pengisi, (2) pengikat, (3) penghancur, (4)

lubricant, (5) pewarna, dan (6) pemberi rasa. Terkadang, satu zat tambahan dapat memiliki fungsi ganda mislanya sukrosa dapat berfungsi sebagai pengisi dan juga pengikat. 1. Diluent / Pengisi Ditambahkan kedalam tablet untuk menambah ukuran tablet menjadi ukuran yang praktis, nyaman dan dapat bekerja. Misalnya penambahan zat pengisi dibutuhkan pada tablet yang mengandung dosis obat yang sangat kecil seperti 10 mg metiltestosteron. Contoh bahan pengisi adalah laktosa, sukrosa, NaCl, mannitol, susu padat terpilih, amilum, kaolin, kalsium karbonat, kalsium sulfat, dikalsium sulfat, dll. 2. Pengikat Merupakan bahan yang ditambahkan untuk mengikat serbuk menjadi granul dan membantu dalam pengikatan granul membentuk tablet kempa. Contoh pengikat sebagai berikut : air, alkohol, aseton, pasta amilum (10-17%), sirup sukrosa (50-85%), larutan gelatin (10-20%), mucilago akasia (10-20%), larutan glukosa (25-50%), larutan alkohol-glukosa (50% alkohol, 25% glukosa dan 25% air), pasta amilum (5% amilum dan 2% akasia dalam air), metilselulosa-400 (4%), etil selulosa (5%) dalam alkohol, Na-CMC, PEG 4000 atau 6000, dan polivinilpirolidon dalam air, alkohol dan larutan hidroalkoholik, dll.

3.

Penghancur Merupakan zat tambahan dalam formula tablet yang berfungsi untuk menghancurkan tablet setelah pemakaian, kadar kehancuran tablet diukur dengan metode USP menggunakan mesin penghancur tablet Van Dir Kamp. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar disintegrasi/penghancuran tablet adalah : sifat fisika dan kimia bahan-bahan yang terdapat dalam formula tablet permukaan tablet

jagung kering atau amilum kentang dan derivat / turuna selulosa (contoh : solka-floc, amvicel, dll) merupakan penghancur populer yang digunakan. 4. Lubrikan Ditambahkan kedalam granulasi tablet, jika perlu, untuk tujuan: Meningkatkan sifat aliran dari granul Menghindari terjadinya adhesi antara granul dengan

permukaan punch dan die Mengurangi gesejan pada dinding die untuk memfasilitasi pengeluaran hasil akhir tablet. Mengurangi pemakaian punch dan die yang berlebihan.

Glidan berfungsi meningkatkan sifat alir granul, contohnya kalsium stearat, amilum, NaCl dan talk.

Anti adheren, contohnya: mentega cokelat dan lemak alami lainnya, cairan dan padatan petroleum, Na- stearat dan sabunsabun lainnya, parafin, lilin, asam stearat, dll. Contoh lubrikan yang berfungsi mengurangi pemakaian punch dan die serta mengurangi gesekan pada dinding die seperti kalsium stearat, Mg-stearat dan talk. 5. Pewarna Penambahan pewarna yang diizinkan untuk makanan dan obat-obatan dengan cara berikut : (a) melarutkan pewarna tersebut ke dalam larutan pengikat, (b) menyemprot granul dengan larutan khusus dari zat pewarna, (c)

mendistribusikan/mencampurkan pewarna kedalam campuran kering lalu ditambahkan pada granulasi basah, (d)

menambahkan triturat pewarna tersebut ke dalam amilum atau kalsium sulfat. 6. Pemberi rasa Ditambahkan dengan menyemprotkan larutan alkoholik atau larutan eter dari minyak menguap atau pemberi rasa lainnya kepada granul kering sebelum pengempaan tablet. Setelah disemprot, granul-granul tersebut diguling-gulingkan dan terkadang disimpan dalam bekal tertutup agar pemberi rasa tersebut meresap masuk kedalam granul.

II.1.8 Kerusakan-Kerusakan Tablet Kerusakan-kerusakan pada tablet:(23; 84 85) 1. Binding adalah kerusakan tablet akibat massa yang akan dicetak melekat pada dinding ruang cetakan. 2. Sticking/picking adalah perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah karena permukaan punch tidak licin, pencetak masih ada lemaknya, zat licinnya kurang, atau massanya basah. 3. Wishkering terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan sehingga terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol, sisi tablet yang berlebih akan lepas dan menghasilkan serbuk. 4. Splitting adalah lepasnya lapisa tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian tengah; capping adalah membelahnya tablet di bagian atas. 5. Mottling terjadi karena zat warna tersebut tidak merata pada permukaan tablet. 6. Crumbling adalah tablet menjadi retak dan rapuh. Penyebabnya adalah kurangnya tekanan pada pencetakan tablet dan

kurangnya zat pengikat.

Kerusakan-kerusakan pada tablet (20 ; 288-289) 1. Binding pada die Ini terjadi ketika pelepasan dari tablet sulit dan sering diikuti bunyi rebut/menderik yang karakteristik; tepi tablet tergores atau kasar. Masalah ini terjadi dari beberapa kondisi di mana perlekatan yang kurang pada dinding die yaitu penggesekan, lubrikannya kurang baik, granul yang lembab, dan die yanh kotor dan cacat. Lubrikan yang kurang baik termasuk campuran yang tidak efisien dari lubrikan dengan granul. Sama halnya dengan kesalahan kuantitas dan pemilihan pembantu. Sebab lain dari masalah ini adalah terlalu besarnya jarak antara punch yang rendah dan lubang die sebagai akibat pemakaian yang berlebihan. Serbuk halus meresap ke bawah melalui celah dan padat untuk membentuk lapisan yang kuat yang mengurangi gesekan pada punch. 2. Picking dan sticking Di sini masalah ini terjadi oleh gaya adhesi oleh bahan obat terhadap permukaan punch. Jika terlokalisasi, sebagian dari permukaan tablet tampak menghilang, hal ini disebut picking. Tablet memiliki permukaan yang kasar dan tidak mengkilap ketika sticking terjadi akibat adhesi dari tablet terhadap seluruh permukaan punch. Pada kasus lain, jika tidak dinyatakan lain,

kecacatan semakin buruk dan sebuah lapisan pada granul padat terkumpul pada permukaan punch. 3. Capping dan laminasi Masalah ini biasanya meninggalkan bekas akibat

ketidaksempurnaan perpindahan udara dari granul pada rongga die sebelum dan selama pengempaan. ikatan Udara granul. yang Ketika

terperangkap

bercampur

dengan

pengembangan berikutnya pada pelepasan melepaskan bagian atau cap dari tablet. Pada kasus, ini tablet terbagi menjadi beberapa lapisan, serbuk yang sangat banyak talk secara baik atau granul yang terlalu kering atau terlalu kecilnya lubang pada punch/die, menghilangnya semua udara sisa dalam rongga die dan mungkin menyebabkan capping/laminating. 4. Variasi bobot Masalah ini berhubungan dengan aliran granul yang buruk dan pemisahan bahan pokok granul. Granul yang terlalu kering, terlalu besar, terlalu halus atau mengandung bagian besar dari serbuk-serbuk halus, terlubrikasi secara tidak sempurna atau mencakup unsur yang memiliki berat jenis atau ukuran yang sangat berbeda semuanya dapat merupakan penyebab yang mungkin menghasilkan variasi berat yang banyak. Jika

kesalahan ini terjadi karena putaran dan aliran granul yang tidak

memuaskan, cukup baik mengingat kemungkinan satu atau lebih punch, berbeda panjangnya antara kedua contoh campuran yang tidak merata pada bagian bawah punch. Kadang granul diproduksi pada saat proses dan banyak tablet seragam dan penampilan mungkin diperoleh karena lambatnya kecepatan mesin, ini memakan waktu untuk mengisi kapasitas die. 5. Mottling Dikarenakan jika penyalutan ukuran granul, partikel lebih memberikan dasar warna yang berbeda yang menunjukkan bertambah granul pada permukaan tablet. 6. Tablet rapuh Disebabkan karena kurangnya tekanan dalam menekan tablet. Masalah ini dikarenakan granul kurang kering dengan baik atau aliran granul yang buruk (dapat menyebabkan capping) atau kelebihan jumlah dari lubrikan lemak seperti Mg-stearat. 7. Penghancur Dalam hal ini tablet secara rapat patah membentuk partikel besar yang bertahan unutk waktu yang lama atau partikel serbuk halus dibuat, tapi secara keseluruhan waktu hancur sangat lama. Kesalahan ini diatasi dengan : a. Zat penggranulasi yang adhesive harus sangan kuat.

b. Tindakan yang efisien dari penggunaan zat penghancur yang salah tipenya atau kurangnya lubrikan. 8. Ketidakstabilan Keutamaan dari air-dry drugs dan tambahan tablet yang mengandung air dan hal ini juga ditambahkan dan mungkin tidak dapat dipindahkan secara sempurna dalam proses pelembaban granul kelembaban harus dikontrol tidak semata-mata untuk alasan teknik yang berhubungan dengan proses fisika pada produksi tablet tapi juga untuk menjamin kestabilan obat. 9. Variasi kandungan bahan obat Standar akan secara pasti diatur unutk kandungan tablet tunggal. Jika kandungan menunjukkan variasi yang sangat besar dan factor tersebut mengakibatkan variasi bobot yang dapat dihilangkan sebagai suatu penyebab sumber masalah yang paling sering terjadi adalah perpindahan pelarut absorpsi fisika dengan pemisahan pada beberapa tiap dalam proses produksi dan pencampuran. Kerusakan-kerusakan pada tablet (15 ; 188 190) 1. Binding Binding pada dies atau kesulitan pengeluaran biasanya menuju pada kekurangan atau kurangnya lubrikan. Binding merupakan perlawanan dari tablet untuk keluar dari dinding dies.

Cara mengatasinya : a. Meningkatkan lubrika b. Menggunakan suatu lubrikan yang lebih efisien. c. Merubah distribusi dari pelicin dengan penyaringan melalui pengayak mesh 30 dan pencampuran dengan bagian yang bagian dari penyaringan. d. Mengurangi ukuran dari granul. e. Merubah penguapan dari granulasi. f. Menggunakan dies yang telah dilicinkan. g. Mengempa dengan temperature/kelembapan yang rendah. h. Sticking dan picking 2. Sticking biasanya terjadi pada pengeringan yang kurang baik dari granulasi menyebabkan permukaan tablet menempel pada permukaan punch. Hasilnya permukaan tablet tidak mengkilap (tergores atau bintik) keadaan ini biasanya menjadi buruk. 3. Picking adalah suatu bentuk dari sticking di mana sebagian kecil dari granulasi menempel pada permukaan punch dan bertambah pada pelapisan membentuk suatu rongga/lubang pada

permukaan tablet. 4. Filming adalah bentuk lanjut dari picking dan meningkat dengan kenaikan kelembapan pada granul. Hal ini terjadi karena

temperature tinggi dan kurangnya pelumas pada permukaan punch yang digunakan. Hal ini dapat diatas dengan : Mengurangi kelembapan granulasi Mengganti/mengurangi lubrikan Menambahkan suatu penyerap (seperti aerosol silica, aluminium hidroksida, makrokristal selulosa) Melicinkan/mengkilapkan permukaan punch Membersihkan dan membalut/menutupi permukaan-

permukaan dengan minyak mineral dan viskositas rendah. 5. Capping dan Laminating Capping terjadi pada saat bagian atas tablet dari bagian utama tablet dan menjadi penutup. Ini biasanya terjadi pada udara granulasi yang terperangkap pada cetakan selama pengempaan dan kemudian mengembang saat tekanan ditiadakan.

Laminating dapat terjadi karena hal yang sama pada capping jika tablet retak dan menjadi 2 bagian. Jika laminating terjadi hanya pada daerah tertentu maka biasanya disebabkan karena kurangnya bahan lubrikan. Berikut dapat dilakukan untuk mengatasi capping dan laminating : Mengubah prosedur granulasi Mengganti/menambah bahan pengikat

Menambahkan pengikat kering seperti gom arab, serbuk sorbitol, PVP, atau serbuk gula.

Menambah atau mengubah lubrikan/pelicin. Mengurangi atau mengubah lubrikan. Menggunakan cetakan lain. Mengurangi diameter atas lubang cetakan dari 0,0005 0,002 inchi sesuai ukuran.

6. Chipping dan cracking Chipping dapat terjadi pada tablet yng meiliki bagian yang hancur/rusak, biasanya pada sisinya. Hal ini dapat terjadi karena kerusakan alat atau penyetelan yang tidak sesuai. Hal ini dapat terjadi karena kerusakan alat atau penyetelan yang tidak sesuai. Tablet terbelah biasanya pada bagian tengah atas yang terjadi pada pemuaian tablet, yang mana berbeda dengan capping. Hal ini dapat mnyebabkan laminating dan capping dan atau dapat menyebabkan lubang cetakan cembung. Dalam masalah ini dapat diatasi. 1. Melumasi permukaan lubang cetakan. 2. Menurunkan kehalusannya 3. Memindahkan torehan/kepingan lubang retak

4. Menambahkan bahan pengikat yang kering seperti pati pregelatin, gom arab, sirup jagung semprot kering, serbuk gula atau serbuk gelatin halus. Kerusakan-kerusakan pada tablet (14 ; 329) 1. Capping, Laminating, dan Chipping Capping adalah melukiskan pemisahan sebagian atau

seluruhnya pada bagian atas atau bawah tablet dari bagian tengah. Laminating adalah pemisahan tablet menjadi dua atau lebih lapisan berbeda. Biasanyan pemecahan ini terjadi setelah pengempaan tapi dapat terjadi dalam beberapa jam atau hari. Penggenggaman/tekanan pada tablet secara kuat dalam

genggaman tangan atau pokoknya menajdi gampang telah lebih cepat dan menghasilkan masalah. Sebabnya biasanya

disebabkan oleh udara yang terperangkap dalam granul. Udara tidak dapat lepas selama pengempaan tetapi setelah itu tekanan dilepaskan. 2. Picking atau sticking Picking digambarkan sebagai pemindahan modern dari

permukaan tablet dan kedudukannya ke depan punch. Ini menunjukkan spesifik monogram atau maksud lainnya. Ini lebih banyak dalam daerah yang kecil dalam letter A dan letter B atau

bagian tablet letter lain seperti M dan W yang memiliki sudut yang tajam. Semua daerah lain sulit untuk memotong dengan bersih dan untuk peralatan pembuat untuk melembabkan. Sticking melukiskan kerusakan pada granulasi ke tumbukan dies. Ketika ini terjadi, punch lebih rendah jatuhnya untuk pindah dengan bebas. 3. Mottling adalah distribusi warna yang tidak rata pada tablet, dnegan daerah terang dan gelap keluap dari cairan pada permukaan. Salah satu penyebabnya kerusakan ini adalah obat memiliki perbedaan warna daripada bahan tambahan atau penurunan produksi. Penggunaan pewarna dapat menyebabkan mottling dengan cara berpindah ke permukaan granulasi selama pengeringan. Untuk mengatasi masalah ini, formulator dapat mencegah system pelarutan, mengganti system pengikat, menurunkan temperature pengeringan, atau mengikisnya

menjadi partikel yang lebih kecil. Penggunaan zat pewarna pada proses kempa langsung mengakibatkan mottling jika serbuk kering tidak terdispersi dengan baik/buruk karena partikelnya besar.

4. Variasi berat Ketika granulasi tidak memuaskan setiap tablet yang dibuat mungkin bervariasi beratnya melebihi aturan yang disetujui. Hal ini disebabkan oleh empat : Ukuran dan distribusi granul sebelum pengempaan Aliran yang buruk Pencampuran yang buruk Variasi punch

5. Variasi kekerasan Variasi kekerasan merupakan suatu problem/masalah yang penyebabnya sama dengan variasi berat. Kekerasan tergantung pada berat bahan dan ruang antara punch atas dan bawah. Jika volume dari bahan jarak antara punch bervariasi, demikian juga kekerasan tidak tetap. 6. Cetakan yang ganda Masalah terakhir untuk didiskusikan adalah pencetakan ganda. Hal ini melibatkan hanya punch atau di mana semua monogram atau selain mereka. Pada saat pengempaan, tablet menerima pencetakan dari punch. Pada beberapa mesin, punch yang lebih rendah dan bebas untuk menekan dan kemudian menjalankan dalam jangka pendek sebelum ini mengangkat penyemprot untuk mendorong tablet keluar dari die selama perjalanan bebas

ini, ini juga berotasi. Pada saat itu punch membuat baru, bagian atas mesin yang menggunakan dua pengempaan untuk mengempa sebuah tablet. Tahap pertama, prekompresi

menggunakan tenaga kempa pada tahap kempa akhir. Tetapi tablet tidak mendapatkan pencetakan dari punch. Jika punch bagian atas tidak terkontrol ini dapat berotasi selama perjalanan yang singkat sampai tahap kempa akhir dan hal itu

menghasilkan cetak gerak. Pada saat itu, hal ini telah dibagi sebagai bagian integrasi. Masalah ini biasanya meninggalkan bekas akibat

ketidaksempurnaan perpindahan udara dari granul pada rongga die sebelum dan selama pengempaan. ikatan Udara granul. yang Ketika

terperangkap

bercampur

dengan

pengembangan berikutnya pada pelepasan melepaskan bagian atau cap dari tablet. Pada kasus, ini tablet terbagi menjadi beberapa lapisan, serbuk yang sangat banyak talk secara baik atau granul yang terlalu kering atau terlalu kecilnya lubang pada punch/die, menghilangnya semua udara sisa dalam rongga die dan mungkin menyebabkan capping/laminating.

II.1.9 Defenisi Granul Granul adalah penyempurnaan dari serbuk massa yang dibentuk menjadi serbuk kasar dan dikeringkan dalam oven. (7:1631) Granul adalah granulasi obat terdiri dari pertikel yang tidak beraturan, range ukuran 4-10 mesh. granul diukur dengan sendok the, dibutuhkan ketelitian dalam mengukurnya. granul jarang digunakan untuk obat keras. (21 ; 111) Granul adalah bulatan bulatan atau agregat agregat dalam bentuk beraturan. (13 ; 680) Granul adalah partikel yang berukuran 4 10 mesh. Granul tidak digunakan pada obat keras karena adanya kesalahan pada sifat yang melekat ketika diukur dengan ketelitian sendok teh. (19 ; 64) Aglomerat dan granul didefenisikan sebagai massa yang berhubungan dengan akumulasi dari pertikel yang kecil menjadi kumpulan yang besar. (16;246) Granul adalah gumpalan gumpalan dari partikel kecil, umumnya berbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar, umumnya berkisar antara ayakan 4 12. (1 ;212)

Granul yang digunakan sebagai bentuk dosis terdiri dari serbuk partikel yang besar biasanya diameternya 2 4 mm. Ini merupakan granul yang cukup besar dipersiapkan sebagai hasil antara pembuatan tablet. ( 3 ;300) II.1.10 Study Preformulasi Langkah pertama dalam setiap pendesainan tablet atau aktivitas preformulasi adalah merupakan suatu kehati hatian yang penuh dengan kesadaran berdasarkan data preformulasi. Hal ini penting bahwa seorang formulator memiliki profil atau data yang lengakap mengenai sifat fisika kimia dari bahan aktif yang tersedia, sebelum memulai aktivitas formulasi. Kumpulan dari informasi ini diketahui sebagai preformulasi. Hal ini biasanya merupakan tanggung jawab daerah yang diunjukkan dibawah ini pada bahan obat: Stabilitas (bentuk padat) Cahaya, temperature, kelembaban. Stabilitas (Larutan) Stabilitas zat tambahan obat (analisis diferensial suhu atau metode lain yang bersangkutan). Sifat fisika mekanik

Ukuran partikel, massa dan berat jenis, bentuk kristalin, kompressibilitas, foto mikrograf, titik leleh, rasa, warna, penampilan, bau. Sifat fisika kimia Kelaruan dan profil pH dari larutan, disperse (air, pelarut lain). Disolusi in vitro Obat murni, dialysis dari obat murni, kemampuan absorbsi, efek dari zat tambahan dan surfaktan Tujuan dasar dari aktivitas preformulasi adalah untuk menyiapkan dasar rasional untuk metode preformulasi, untuk memaksimalkan kesempatan dalam mengoptimalkan sebuah produk obat dan penampilannya. Dari sudut pandang seorang formulator tablet, informasi preformulasi yang paling penting adalaha study kestabilan zat tambahan obat. Pertanyaan

berikutnya, untuk obat baru. Sebuah obat dimana formulasinya memiliki pengalaman yang kurang adalah untuk memilih bahan, zat tambahan yang mana baik secara kimia fiika cocok dengan obatnya. (16I ; 77) Preformulasi dapat dideskripsikan sebagai tahap

perkembangan yang mana ahli farmasi mengkatagorikan sifat fisika kimia dari bahan obat dalam peranyaan yang mana

dianggap pening dalam formulasi yang stabil, efektif dan bentuk yang aman. Beberapa parameter seperti ukuran kristal dan bentuk, sifat pH, solubility, sifat pH stabilitas, polymorphisin, efek pembagian, permaebilitas obat dan disolusi dievaluasi selama evaluasi tersebut mungkin saja terjadi. Interaksi dengan berbagai bahan bahan inert yang dimaksudkan untuk penggunaan dalam bentuk akhir, yang mana diketahui. Data yang didapat dari evaluasi ini berhubungan dengan data yang didapat dari pendahuluan farmakologi dan studi biokimia dan memberikan ahli farmasi informasi yang mengizinkan pemilihan dari dosis yang optimum mengandung bahan bahan inert yang paling diminati perkembanganya dalam perkembangan. (7 ; 436) Penerangan formula menggunakan pengalaman dan pengetahuan mengetahui bahan tambahan untuk menjaga ukuran tablet ini seminimal mungkin tanpa mengorbankan bagian bagian yang perlu. Formulasi dari tablet membutuhkan

pertimbangan antara lain : (15 ; 153) 1. Ukuran dari dosis atau kuantias dari bahan aktif. 2. Stabilitas dari bahan aktif. 3. Kelarutan dari bahan aktif. 4. Kerapatan dari bahan aktif.

5. Kemampuan pengampaan dari bahan aktif. 6. Penyeleksian bahan tambahan. 7. Metode dari granulasi. 8. Karakter dari granulasi. 9. Kempa tablet, tipe, ukuran, dan kapasitas. 10. Kondisi lingkungan (kontaminasi dan kontrol kelembaban). 11. Stabilitas dari produk obat. 12. ketersediaan.

II.1.11 Evaluasi Granul dan Evaluasi Tablet I. Evaluasi Granul 1. Uji kadar air (13 : 110-111) a. Susut pengeringan ( LOD = Loss On Drying ) yaitu suatu pernyataan kadar, kelembaban berdasarkan berat basah dengan rumus : Berat air dalam sampel % LOD = Berat seluruh sample basah Syarat nilai % LOD yang baik adalah antara 0% - 100% b. Kandungan kelembaban (MC = Mouisture Consentration ) x 100%

yaitu suatu perhitungan berdasarkan berat kering dengan rumus Berat air dalam sample % MC = Berat seluruh sample kering Syarat nilai % MC yang baik adalah dari 0% sampai tak terbatas 2. Uji bobot jenis (13 : 284) Dilakukan untuk menentukan 3 macam berat jenis yaitu : a. Berat jenis sejati yaitu massa partikel dibagi volume partikel tetapi tidak termasuk rongga terbuka dan tertutup b. Berat jenis nyata adalah massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga terbuka tetapi termasuk rongga tertutup x 100%

c. Berat jenis efektif adalah massa partikel dibagi volume partikel termasuk rongga terbuka dan tertutup 3. Uji porositas (19 : 17 ) Porositas merupakan perbandingan antara volume total masing-masing rongga dengan volume bulk dan volume sebelum dimampatkan, dapat dihitung dengan rumus : a Void = 1 Keterangan : a = massa jenis sebelum dimampatkan = massa jenis setelah dimampatkan Nilai persentase yang baik untuk uji ini adalah tidak menyimpang dari 90%-10% porositas 4. Uji kecepatan aliran ( 13 : 142 ) Dengan cara mengalirkan granul melalui celah yaitu lingkaran x 100%

yang dipasang pada wadah silinder, suatu petunjuk sederhana dari kemudahan dimana bahan dapat diinduksi untuk mengalir diberikan dengan menggunakan indeks komprebilitas dengan persamaan : V I = 1 V0 X 100%

Keterangan : I = indeks komprebilitas V = volume sesudah , V0 = volume sebelum Syarat nilai uji kecepatan aliran : Nilai I < 15% = memberikan sifat alir yang baik Nilai I > 25% = menunjukkan kemampuan alir yang buruk II. Evaluasi tablet 1. Uji keseragaman Ukuran Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali atau tidak boleh kurang dari 1 1/3 tebal tablet. ( 5 : 6) 2. Uji keseragaman Bobot Digunakan untuk tablet tidak bersalut yang harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut : Dengan cara ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rataratanya lebihi besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A, dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari haarga yang ditetapkan pada kolom B. jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet, tidak satupun tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari

bobot rata-rata yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan pada kolom B.( 5 ; 7) Penyimpangan bobot rata-rata (%)

Bobot rata-rata Kolom A kolom B

25 mg atau kurang 26 mg sampai dengan 150 mg 151 mg sampai dgn 300 mg Lebih dari 300 mg

15 % 10 % 7,5 % 5%

30 % 20% 15 % 10%

3. Uji kekerasan Daya tahan suatu tablet untuk penggunaan mekanik terlihat pada saat dikempa kekerasan suatu tablet tersebut dan kekuatnnya pada saat dikempa. Kekerasan suatu tablet dilukiskan sebagai ukuran partikel untuk pecahnya tablet. Kekerasan juga dapat digunakan untuk karakteristik tablet sebab lebih mudah dan untuk mengukur lebih konvensional. Kekerasan tablet diukur dengan alat Strong Cobb, dan alat tes kekerasan yaitu Pfizer dan Stokes. Kekerasan dilukiskan dalam kilogram tekanan yang diberikan, meskipun alat-alat yang digunakan

berbeda nilai kekerasannya untuk setiap tablet, tetapi rata-rata kekerasannya konstan bila diukur dengan Strong Cobb atau Stokes. Praktek dalam farmasi mungkin dilakukan dengan tes tablet dengan cara mematahkan tablet diantara jari jempol dan jari telunjuk, jika tablet tidak patah artinya sangat keras daan mungkin susah dihancurkan. Tablet oral normalnya mempunyai kekerasan dari i4-6 pounds, meskipun pada nyatanya ada yang mengatakan kuran dari 10 pounds.(21 :138) 4. Uji kerapuhan Alat penguji kerapuhan laboratorium dikenal sebagai Friabilator Roche yang memperlakukan sejumlah tablet terhadap gabungan pengaruh goresan dan goncangan dengan memekai kotak plastic yang berputar dengan kecepatam 26 rpm, menjatuhkan sejumlah tablet sejauh 6 inci pada setiap putaran. Biasanya tablet yang telah dtimbang diulang, kehilangan berat 0,5 1 % masih dapat dibenarkan. (13;654) 5. Uji waktu hancur Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas hancur yang tertera dalam masing-masing monographi kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet digunkan untuk tablet hisap atau kunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat

secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau pelepasan obat dalam 2 periode pelepasan tersebut.( 6 ; 1086) 6. Uji waktu hancur a. Waktu hancur tablet tidak bersalut enterik : Alat : tabung gelas panjang 80 mm sampai 100 mm, diameter dalam lebih kurang 28 mm, dimater luar kira-kira 30 mm hingga 31 mm, ujung bawah dilengkapi kasa kawat tahan karat, lubang sesuai dengan pengayak nomor 4 berbentuk keranjang. Keranjang didipkan searah ditengah- tengah

tabung kaca, diameter 45 mm, dicelupkan kedalam air bersuhu antara 36-380C sebanyak lebih kurang 1000 ml, sedalam tidaak kurang dari 15 cm sehingga dapat dinaik-turunkan dengan teratur. Kedudukan kawat kasa pada posisi tertinggi tepat diatas permukaan air dan kedudukan terendah mulut keranjang tepat dipermukaan air Cara : masukkan 5 tablet ke dalam keranjang, turun-naikkan kerajang secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut. Keculai dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula

dan bersalut selaput. Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan tablet satu per satu, kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun. Dengan pengujian ini tablet harus memenuhi syarat. ( 5 ;7) b. Waktu hancur tablet bersalut enteric Lakukan pengujian waktu hancur menggunakan alat dan cara tersebut diatas, air diganti dengan lebih kurang 250 ml asam klorida 0,05N. pengerjaan dilakukan selama 3 jam, tablet tidak larut kecuali zat penyalut . angkat keranjang cuci segera tablet dengan air. Ganti larutan asam dengan larutan dapar pH 6,8 atur suhu antara 36-380 C. celupkan keranjangn kedalam larutan tersebut, lanjutkan pengujian ini selama 60 menit. Pada akhir pengujian tidak terdapat bagian tablet diatas kasa kecuali fragmen zat penyalut. Jika tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun. (5;8)

II.2 Alasan Penggunaan Bahan 1. Loperamid HCl (Zat Aktif) Loperamid HCl mencegah atau menghambat motilitas usus dan digunakan pada diare akut dan kronik. Efek merugikan meliputi keracunan pada kehamilan, mulut kering, pusing, lelah dan reaksi hipersensivitas dan depresi mungkin terjadi jika hanya penggunaan over dosis.(18; 388) Loperamid HCl digunakan sebagai agen sintetik untuk mengontrol reaksi simtomatis dari penyakit diare nonspesifik dan diare kronik yang dihubungkan dengan penyebab inflamasi pada sakit perut. Kebanyakan dari obat ini dieksresikan melalui feses.(7) Obat ini memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan Loperamid dengan resptor tersebut. (9;200) Dibandingkan dengan zat aktif lainnya jelas bahwa : 1. Meskipun derivat opioid tetapi tidak menyebabkan ketergantungan seprti difenoksilat. 2. Lebih cepat bereaksi karena langsung berikatan dengan reseptor dibandingkan dengan zat aktif lainnya misalnya kaolin dan bismuth. 3. Efek samping jarang terjadi. 4. Waktu paruhnya 7-14 jam.

2. Talkum (Glidant) Talkum digunakan sebagai lubrikan dan glidant dalam pembuatan tablet dengan konsentrasi 1-10%. talk berfungsi mencegah melekatnya tablet pada pencetak tablet. Bahan lain yang biasa digunakan adalah asam stearat, lemak, parafin cair atau bahan lain yang cocok. Namun dibandingkan dengan bahan-bahan tersebut, talk mempunyai daya aliran serbuk dan granul yang lebih baik dengan jalan mengurangi gerakan partikel. (11;701) 3. Magnesium Stearat Magnesium stearat dalam konsentrasi 0,2 sampai 1% adalah bahan pelicin yang baik. Magnesium stearat dapat menambah waktu hancur dari tablet karena bentuk lapisan permukaannya yang tidak mudah dipenetrasi dengan cairan lambung. (10 ; 97) Magnesium stearatdigunakan secara luas dalam kosmetik, makanan dan formulasi farmasi. Utamanya digunakan sebagai pelicin pada kapsul dan tablet dengan konsentrasi antara 0,25-50%. (11;280) 4. Pati Jagung Pati jagung adalah salah satu bahan yang biasa digunakan sebagai penghancur dalam sediaan tablet. Penghancur pati jagung ini dipilih karena beberapa alasan: Memiliki permukaan yang luas untuk penyerapan air.

Sangat higroskopik yang dapat mengabsorpsi 1/3 dari berat air dari atmosfer tanpa memberi pembasahan.

Memiliki afinitas terhadap air dan menggelembung jika dibasahkan, ini memudahkan putusnya ikatan tablet. Bahan lain seperti gelatin dan agar efisiensinya dibandingkan pati

jagung kurang jika ditambahkan pada tablet. Bahan lain seperti Veegum HV, dapat menghasilkan perbedaan warna pada tablet jika digunkana. (10;95) 5. Laktosa Laktosa digunakan secara luas sebagai bahan dasar tablet, kapsul dan lebih terbatas luasnya pada produk liofil. Laktosa stabil jika disimpan dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan kering. Incomp : Aminoacid, aminophyllin dan amfetamin. Konsentrasinyadalam tablet 65-85% dari berat tiap tablet. (11;276) Kelebihan Laktosa (13 ;699) Tidak bereaksi dengan semua bahan obat baik yang digunakan dalam bentuk hidrat maupun anhidrat. Umumnya menunjukkan laju pelepasan obat yang baik. Granulnya cepat kering dan waktu hancurnya tidak terlalu peka terhadap perubahan pada kekerasan tablet.

6. Selulosa Asetil Ftalat (SAF) Selulosa Asetil Ftalat digunakan sebagai penyalut film enterik atau pengikat matriks kapsul dan tablet. Penyalut seperti ini tahan ketika kontak dengan cairan asam kuat dari lambung tetapi melarut dalam sedikit asam dan lingkungan usus. Konsentrasi yang digunakan adalah 0,5-0,9% dari berat keseluruhan. (11 ; 99) 7. Metil Selulosa Metil selulosa digunakan secara luas pada formulasi oral atau formula yang lain. Dalam formula tablet, nilai viskositas yang rendah atau sedang dari metil selulosa digunakan sebagai bahan pengikat, metil selulosa dapat ditambahkan baik dalam bentuk serbuk maupun larutan. (11;306) Larutan glukosa dapat menghasilkan granulasi basah yang bila dibuat tablet akan menghasilkan massa yang keras tetapi agak rapuh, bila kadarnya tidak tinggi maka akan timbul masalah profilasi bakteri. (13;702) 8. Asam Sorbat Asam sorbat adalah pengawet antimikroba, yang memiliki sifat antibakteri dan antifungi dalam bidang farmasi, makanan dan kosmetik. Umumnya digunakan pada konsentrasi 0,05-0,2% pada produk oral dan formula farmasi yang lain, khususnya bahan yang mengandung

surfaktan nonionis. Asam sorbat juga digunakan pada protein, enzim, gelatin dan gum sayur. (11;508)

DAFTAR PUSTAKA

1. Ansel, H., (1989),Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UI Press, Jakarta. 2. Ansel, Howard, C., (1995),Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System, Williams and Wilkins Chester Field, USA. 3. Aulton, Michael, E., (1988),Pharmaceutics;The Science of Dosage Form Design, Curchill Living Stone, Edinburg London Melbourn New York. 4. Banker, Gilbert, S., (1995),Modern Pharmaceutics, Marckel Dekker, New York Bassel Hongkong. 5. Ditjen POM, (1979),Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta . 6. Ditjen POM, (1995),Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta. 7. Gennaro, A.R., (1998),Remingtons Pharmaceutical Edition, Mack Publishing Company, Easton. 8. Gennaro, A.R., (2000),Remingtons Pharmaceutical Edition, Mack Publishing Company, Philadelphia. Science Science 18 th 20 th

9. Ganiswara, Sulistia, (1995),Farmakologi dan Terapi Edisi IV, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.(200) 10. Jenkins, G.L., (1957),Scovilles The Art of Compounding, The Blackston Division Mc. Graw Hill Book Company Inc, New York, USA. 11. Kibbe, Arthur, H., (1994),Handbook of Pharmaceutical Excipient, Third Edition, The Pharmaceutical Press, London. 12. King, R. E., (1984),Dispending Of Medication, Ninth Edition, Mack Publishing Company, Philadelphia. 13. Lachmann, Leon, dkk., (1994),Teori dan Praktek Farmasi Industri Jilid II, Universitas Indonesia Press, Jakarta. 14. Lachmann, Leon, et, al.,(1986),The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Lea and Febiger, Philadelphia.

15. Lieberman, Herbert, a., et, al., (1990),Pharmaceutical Dosage Form: Tablets Volume 1, Marcell Dekker, New York. 16. Lieberman, Herbert, a., et, al., (1990),Pharmaceutical Dosage Form: Tablets Volume 2, Marcell Dekker, New York. 17. Martin, W. Eric, (1971),Dispending of Medication, Mack Publishing Company, USA. 18. Martindale, (1989),The Extra Pharmacopeia, Pharmaceutical Press, London. 19. Parrot, 29th Edition, The

L.E., (1971),Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, Burgess Publishing Company, USA.

20. Rawlins, R.A., (2000), Textbook Of Pharmaceutics, 8th Edition, Bailliere Tindall, London. 21. Sprowl. J. B., (1970),Prescription Pharmacy, Second Edition, J.B Lippiconott Company Toronto, Philadelphia. 22. Sprowl, Joseph, B., (1960),American Pharmacy Textbook of Pharmaceutical Principles, Processes and Preparation Fifth Edition, JB Lippincott Company Philadelphia, USA. 23. Syamsuni, (2006),Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ansel, H., (1989),Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UI Press, Jakarta. 2. Aulton, Michael, E., (1988),Pharmaceutics;The Science of Dosage Form Design, Curchill Living Stone, Edinburg London Melbourn New York 3. Ditjen POM, (1979),Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta . 5. Ditjen POM, (1995),Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta. 6. Gennaro, A.R., (1998),Remingtons Pharmaceutical Edition, Mack Publishing Company, Easton. Science 18 th

7. Ganiswara, Sulistia, (1995),Farmakologi dan Terapi Edisi IV, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.(200) 8. Jenkins, G.L., (1957),Scovilles The Art of Compounding, The Blackston Division Mc. Graw Hill Book Company Inc, New York, USA. 9. Kibbe, Arthur, H., (1994),Handbook of Pharmaceutical Excipient, Third Edition, The Pharmaceutical Press, London. 10. King, R. E., (1984),Dispending Of Medication, Ninth Edition, Mack Publishing Company, Philadelphia. 11. Lachmann, Leon, dkk., (1994),Teori dan Praktek Farmasi Industri Jilid II, Universitas Indonesia Press, Jakarta 12. Martindale, (1989),The Extra Pharmacopeia, Pharmaceutical Press, London. 29th Edition, The

13. Martin, Alfred, (1990), Farmasi Fisik, Dasar-Dasar Kimia Fisik Dalam Ilmu Farmasetik, UIP Press, Jakarta. 14. Parrot, L.E., (1971),Pharmaceutical Technology Pharmaceutics, Burgess Publishing Company, USA Fundamental

15. Sprowl. J. B., (1970),Prescription Pharmacy, Second Edition, J.B Lippiconott Company Toronto, Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai