Anda di halaman 1dari 2

Pencegahan

The following self-care strategies can help control premature ventricular contractions and improve your heart health:

Track your triggers. If you have frequent symptoms, you might want to take note of your symptoms and your activities. This can help identify substances or actions that may trigger premature ventricular contractions. Modify your substance use. Caffeine, alcohol, tobacco and other recreational drugs are known triggers of premature ventricular contractions. Reducing or avoiding these substances can reduce your symptoms. Manage stress. Anxiety can trigger abnormal heartbeats. If you think anxiety may be contributing to your condition, try stress-reduction techniques, such as biofeedback, meditation or exercise, or talk to your doctor about anti-anxiety medications. Obat dan Suplemen Obat batuk dan flu serta obat lain yang mengandung pseudoephedrine dapat berkontribusi pada terjadinya aritmia. Obesitas Selain menjadi faktor risiko untuk penyakit jantung koroner, obesitas dapat meningkatkan risiko terkena aritmia jantung. Diabetes Risiko terkena penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi akan meningkat akibat diabetes yang tidak terkontrol. Selain itu, gula darah rendah (hypoglycemia) juga dapat memicu terjadinya aritmia. Terlalu Banyak Minum Alkohol Terlalu banyak minum alkohol dapat memengaruhi impuls elektrik di dalam jantung serta dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya fibrilasi atrium (atrial fibrillation). Penyalahgunaan alkohol kronis dapat menyebabkan jantung berdetak kurang efektif dan dapat menyebabkan cardiomyopathy (kematian otot jantung). Konsumsi Kafein atau Nikotin Kafein, nikotin, dan stimulan lain dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan dapat berkontribusi terhadap risiko aritmia jantung yang lebih serius. Obat-obatan ilegal, seperti amfetamin dan kokain dapat memengaruhi jantung dan mengakibatkan beberapa jenis aritmia atau kematian mendadak akibat fibrilasi ventrikel (ventricular fibrillation). Makanan sehat untuk jantung:

1. Batasi lemak dan kolesterol tidak sehat 2. Pilih sumber protein rendah lemak 3. Makan lebih banyak sayuran dan buah-buahan 4. Konsumsi biji-bijian

"Suplemen pelangsing, misalnya jenis fat burner, biasanya mengandung kafein tinggi. Dalam dosis tinggi, suplemen semacam ini bisa mengganggu irama jantung dan menyebabkan hipertensi," ujar dr.Johanes Chandrawinata, Sp.GK, dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia.

Adapun cara fat burner bekerja adalah : Meningkatkan kerja mesin bernama mitokondria dalam sel tubuh Mitokondria adalah ibarat mesin pada mobil, yang mengubah bensin menjadi gerak. Jadi, makanan kita bisa dipakai sebagai penggerak otot karena kerja mitokondria ini. Mitokondria dirangsang mekanismenya oleh obat-obatan seperti kafein, ekstrak tiroid, efedrin, pseduoefedrin atau amphetamin dan keturunannya. Kafein bisa ditemukan pada ekstrak tanaman green tea, gatu cola, yohimbine, garcinia, dll. Jenis yang meningkatkan kerja mitokondira ini berpotensi menimbulkan rasa bedebar-debar, melayang, pusing, kepala berat, sesak nafas dan tensi tinggi. Ekstrak garcinia juga ditakutkan bersifat meracuni hati.

Komplikasi
Ventricular Tachycardia Kebocoran ion positif dalam sel akan menyebabkan lonjakan potensial pada akhir fase 3 atau pada awal fase 4 dari aksi potensial jantung. Pada ventricular tachycardia terdapat 3 atau lebih PVC atau VES dengan laju lebih dari 120x/menit. Fokus ini bias berasal dari ventrikel atau akibat proses reentry pada salah satu bagian dari berka cabangnya. Bila lajunya cepat akan menyebabkan syncope. Ventricular Fibrilation Irama jantung yang tidak teratur akan menyebabkan ventrikel tidak dapt berkontraksi dengan cukup sehingga CO tidak ada dan penderita akan mengalami syncope dan pada saat ini akan terjadi henti napas sesaat sampai terjadi cardiac arrest. Sudden Cardiac Death Myocarditis serta myocard infark akan menyebabkan proses penyembuhan (healing) dan myocard mengalami fibrosis serta scar tissue. Scarring ini akan menyebabkan Ventricular Taklikardia lalu Ventricular Fibrilasi sampai pada kematian mendadak.

Prognosis
Quo ad Vitam Quo ad Fuctionam Quo ad Sanationam : Bonam : Bonam : Bonam

Anda mungkin juga menyukai