Anda di halaman 1dari 40

1

BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Meningkatnya suhu atau tekanan udara di bumi dikarenakan jarak atau perputaran matahari yang mendekati bumi, sehingga berdampak pada iklim panas ekstrim. Hal itu juga berdampak pada suhu ruangan yang satu dengan yang lainnya. Karena hal tersebut kami terdorong dan menciptakan sebuah alat yang bernama Auto Fan. Mungkin dengan alat ini dapat digunakan untuk

menanggulangi suhu panas dalam suatu ruangan. alat ini dapat bekerja berdasarkan sensitifitas dari sebuah sensor. Sensor yang kami pergunakan ialah sensor jenis LM 335 dimana cara kerja sensor ini akan memutarkan sebuah kipas secara otomatis pada suhu tertentu. Dahulu manusia menggunakan sebuah kipas tradisional yang cara kerjanya masih menggunakan tenaga manusia untuk menyejukan tubuh disaat suhu atau tekanan udara meningkat. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu teknologi berkembang maka terciptalah ide untuk membuat kipas angin yang dapat bergerak secara otomatis tanpa bantuan tenaga manusia yang menggerakanya. Kipas angin tersebut adalah kipas angin elektronik yang sering dipergunakan hingga kini. Dimana cara kerja kipas angin ini adalah dengan cara mengalirkan arus listrik, dimana arus listrik ini akan memutar dynamo motor yang berada didalam kipas tersebut. Dynamo tersebut berhubungan dengan baling baling baling dapat berputar, baling baling sehingga

baling inilah yang berfungsi sebagai kipas

penggerak yang dapat menghasilkan angin atau udara sejuk dari sekitar putaran baling baling tersebut. Setelah terciptanya sebuah kipas elektronik, para ahli

dalam bidangnya pun mengembangkan kembali kipas tersebut dan terciptalah sebuah alat canggih yang disebut AC. Fungsi AC ini juga sebagai pendingin ruangan sama halnya dengan kipas, hanya cara kerja alat ini bukan mengalirkan atau memberikan angin yang dapat bertiup kencang. AC ini bekerja dengan cara menyedot udara sekitar yang

bersuhu tinggi kemudian mengubahnya dengan udara yang bersuhu rendah. Dan AC ini menggunakan sensor dalam pengerjaanya. Maka dari pemikiran tersebut terciptalah sebuah gagasan untuk membuat alat yang bernama Auto Fan With LM 335. Cara kerja alat ini kami buat berdasarkan cara kerja AC yang menggunakan sensor. Alat ini akan memutarkan baling baling dimana baling baling tersebut akan berputar apabila sensor LM 335 mendeteksi suhu panas atau dipancarkan tekanan udara tinggi disekitarnya. 1.2. BATASAN MASALAH Alat yang kami buat dengan nama Auto Fan With LM 335 ini memang mempunyai kelebihan maupun kekuranganya yaitu : Kelebihan Alat ini dapat dipergunakan pada sebuah alat elektronik lainnya, sehingga dapat membantu alat elektronik tersebut agar tidak cepat panas atau gampang rusak. Karena alat ini bekerja berdasarkan sensor panas pada suhu tertentu maka alat Auto Fan ini dapat membantu dalam mendinginkan alat tersebut apabila terjadi pemanasan suhu berlebih yang disebabkan pemakaian yang berlebihan. Sehingga dapat membuat alat elektronik tersebut menjadi panas. Dengan alat ini mudah mudahan dapat membantu alat elektronik lainya dalam pembatasan

pemakaian alat elektronik tersebut agar dapat bertahan lama. Kekurangan Kekurangan pada alat ini adalah alat ini belum dapat dipergunakan secara maksimal sebagai pendingin ruangan, jika dipergunakan dalam suatu ruangan tentu alat ini tidak dapat bekerja efektif, dikarenakan komponen komponen yang

dipergunakan nilai dan ukurannya terbatas. Sehingga alat ini tidak akan maksimal jika digunakan didalam ruangan. Sebenarnya jika alat ini dikembangkan sesuai cara kerjanya dan secara maksimal, pasti akan dapat dipergunakan didalam ruangan. Tetapi alat ini kami buat memang bukan untuk pendingin ruangan, tetapi hanya sebagai alat percobaan yang mungkin dapat mendorong atau memacu pembaca untuk mengembangkan kembali sesuai dengan cara kerja yang ada pada alat ini.

1.3. TUJUAN PENULISAN Makalah yang berjudul Auto Fan With LM 335 ini disusun berdasarkan petunjuk atau referensi dari buku maupun internet tentang Auto Fan yang telah kami buat. Kami membuat makalah ini agar dapat mempermudah dalam pengoperasian alat kami tersebut. Selain itu juga kami juga memperkenalkan seluk beluk serta manfaat dari Auto Fan With LM 335 yang telah kami buat. Didalam makalah ini juga menerangkan tata cara mulai dari pembuatan layout hingga rangkaian yang dapat dipergunakan maupun membuat cara kerja Auto Fan secara blok diagram secara detailnya. Sehingga alat ini dapat dijadikan suatu acuan bagi pembaca agar dapat dikembangkan semaksimalnya dan lebih bermanfaat lagi dikemudian hari bagi yang mempergunakannya. 1.4. METODE PENULISAN

Adapun metode yang kami pergunakan dalam membuat makalah ini yaitu sebagai berikut :

Hal yang pertama kami lakukan adalah mengamati dan memahami bagaimana cara kerja dan pembuatan Auto Fan With LM 335. Setelah itu baru kami memulai membuat rancangan layout hingga penyusunan rangkaian. Lalu kami mengamati bagaimana hasil output yang didapat dari alat kami ini, dan menganalisa apakah terdapat kekurangan atau tidak pada alat ini.

Kedua kami mencari data

data dalam penyusunan makalah ini dari

berbagai sumber media informasi yang berhubungan dengan proyek rangkaian yang kami buat yaitu Auto Fan With LM 335.

Dan kami juga mengumpulkan berbagai macam ide dari buku referensi, internet serta pemikiran dari berbagai sudut pandang orang dan faham tentang alat kami tersebut. orang yang mengerti

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN Bab I Pendahuluan Pada bab pendahuluan menerangkan mulai dari latar belakang pembuatan Auto Fan With LM 335, batasan batasan masalah,

berikut tujuan di buatnya makalah hingga sistematis perumusan makalah tersebut. Bab II Landasan Teori Landasan teori berisi mengenai dasar dasar teori yang

berhubungan dengan analisa rangkaian proyek. Bab III Analisa Rangkaian Pada bab ini menerangkan analisa rangkaian secara blok diagram maupun secara detailnya. Bab IV Cara Pengoperasian Alat Pada bab ini menjelaskan mengenai tata cara penggunaan atau pengoperasian alat. Bab V Penutup Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh penjelasan dan saran mengenai pembuatan alat secara jelas. saran

BAB II LANDASAN TEORI


Dalam, membuat rangkaian Auto Fan With LM 335, kami menggunakan komponen pendukung agar alat yang kami buat dapat bekerja dan mengeluarkan output sesuai dengan yang kami harapkan. Komponen terbagi menurut sifat dan fungsinya masing komponen tersebut telah

masing. Komponen terbagi menjadi

2 bagian yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Selain komponen pasif dan aktif, kami menggunakan komponen IC. Yang berguna sebagai rangkaian OP-AMP. IC yang kami gunakan dalam pembuatan proyek ini adalah IC tipe TL 072 dan tipe TL 082, kedua IC tersebut sama cara kerjanya. kami menggunakan salah satu IC dari kedua IC tersebut.

Komponen terbagi menjadi dua yaitu komponen pasif dan komponen aktif. 2.1 Komponen Pasif Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasianya tidak memerlukan sumber tegangan. Komponen komponen yang termasuk ke dalam komponen pasif diantaranya :

Resistor Kapasitor Dioda Trafo (Transformator) Relay

2.2 Komponen Aktif Komponen aktif adalah komponen elektronoka yang dalam pengoperasiannya memerlukan sumber tegangan. Komponen komponen yang termasuk ke dalam komponen aktif diantaranya :

Transistor Thyristor Tranducer

Gambar 1.1 Rangkaian Auto Fan With LM 335

Komponen yang digunakan dalam Auto Fan Menurut skema rangkaian diatas dalam merangkai alat ini diperlukan komponen komponen pasif maupun aktif. Dalam komponen pasif kami

menggunakan resistor tetap maupun resistor tidak tetap. Dan pada komponen aktif kami menggunakan Transistor. Juga menggunakan komponen lainnya seperti IC, Sensor LM 335, dan juga fan. Berikut penjelasan setiap fungsi dari masing masing komponen.

2.3 RESISTOR Resistor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghambat arus dan tegangan listrik. Bahan pembentuk resistor dapat terbagi atas : Tahanan kawat Tahanan Arang Tahanan dalam IC Tahanan lapisan tipis (film) dari logam atau arang

Sifat dari resistor dapat berbeda

beda :

Untuk pe mbangkit panas (filament) Untuk memberikan selisih tegangan (pembagi potensial) Sebagai penghubung antara berbagai rangkaian Arus terjadinya perubahan bentuk Untuk penentuan besaran fisis

Berdasarkan jenisnya resistor dibagi menjadi dua jenis yaitu : Resistor tetap Resistor tidak tetap

Resistor Tetap Adalah resistor yang memiliki hambatan tetap. Sebuah resistor memiliki batas kemampuan daya misalnya 1,16 watt, 1,8 watt dan sebagainya. Artinya resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan kemampuan daya yang ada. Resistor tetap mempunyai beberapa jenis resistor, yaitu :

1. Resistor 4 gelang Terdiri dari gelang 1 dan 2 sebagai nilai, gelang 3 sebagai pengali dan gelang ke 4 sebagai toleransi.

2. Resistor 5 gelang Pada resistor gelang 5 prinsipnya sama seperti resistor 4 gelang, yang membedakan hanya pada nilainya yaitu terdapat pada gelang 1, 2, dan 3. Dan gelang ke 4 sebagai pengali berikut gelang ke 5 sebagai toleransi.

Gambar 2.2 Simbol Resistor

Gambar 2.3 Resistor

Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat dari warna gelang yang terdapat pada bagian luar atau badan resistor. WARNA Hitam Coklat Merah Jingga Kuning Hijau Biru Ungu Abu Putih Emas Perak Tak Bewarna abu GELANG KE 1 dan 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tabel 2.1 Kode Warna Resistor

4 1% 2% 5% 10%

20%

Cincin 4 Cincin 3 Cincin 2 Cincin 1

Keterangan : Cincin Ke-1 dan ke-2 menyatakan ANG KA Cincin Ke-3 menyatakan BANYAKNYA NOL atau PENGALIAN Cincin Ke-4 menyatakan TOLERANSI

Dari pengamatan gelang resistor diatas dapat diketahui nilai resistornya :

Resistor dengan Warna Maka Nilainya 5%.

: Abu-Abu Merah Merah Emas : 8 2 10 5%

Jadi nilai resistor tersebut adalah = 8200 sebesar

atau 8K2 dengan nilai toleransinya

Toleransi hambatan resistor tersebut adalah = 8200 = 5%

x 8200 = 410

Range hambatan resistor tersebut adalah = 8200 = 7790 410 8200 8610 + 410

Resistor Tidak Tetap Adalah resistor yang nilai hambatan atau resistansinya dapat diubah ubah

sesuai yang diinginkan. Jenisnya antara lain : Potensiometer dan Trimpot. Kedua resistor tidak tetap tersebut pada dasarnya sama secara fungsional dan biasanya sering digunakan dalam rangkaian elektronika.

Gambar 2.4 Simbol Resistor Tidak Tetap

Kerusakan

kerusakan yang dapat terjadi pada resistor berupa :

Putus ( sehingga harganya berubah menjadi sangat besar ) Hubungan singkat atau bocor ( Sehingga harganya menjadi kecil ) Berubah Harga dikarenakan panas, umur, dsb.

10

a. Potensiometer Resistor yang nilai hambatan atau resistansinya dapat diubah dengan memutar ubah

mutar poros yang telah tersedia. Untuk mengetahui nilai

suatu hambatan dari suatu potensiometer dapat dilihat dari angka yang tercantum pada alas atau ujung lengkungan potensiometer tersebut.

Potensiometer memiliki 3 kaki fungsi, fungsi dari kaki tengah potensiometer adalah sebagai output, dan kedua kaki lainya digunakan sebagai tegangan masuk ( VCC ) maupun sebagai Ground.

Gambar 2.5 Simbol Potensiometer

Gambar 2.6 Potensiometer

b. Trimpot Resistor yang nilai hambatan atau resistansinya dapat diubah dengan memutar ubah

mutar porosnya dengan menggunakan obeng. Untuk

mengetahui nilai suatu hambatan dari suatu trimpot dapat dilihat dari angka yang tercantum pada badan trimpot tersebut.

Gambar 2.7 Simbol Trimpot

Gambar 2.8 Trimpot

2.4 DIODA Dioda merupakan jenis komponen pasif yang hanya dapat menghantarkan arus listrik dan tegangan pada satu arah saja. Dioda memiliki dua kaki/kutub yaitu kaki anoda dan katoda. Diode terbuat dari bahan semi konduktor tipe P dan semikonduktor tipe N yang disambungkan.

11

Semi konduktor tipe P berfungsi sebagai Anoda dan semikonduktor tipe N berfungsi sebagai Katoda. Pada daerah sambungan 2 jenis semi konduktor yang berlawanan ini akan muncul daerah deplesi yang akan membentuk gaya barier. Gaya barier ini dapat ditembus dengan tegangan + sebesar 0.7 volt yang dinamakan sebagai break down voltage, yaitu tegangan minimum dimana dioda akan bersifat sebagai konduktor/penghantar arus listrik. Dioda bersifat menghantarkan arus listrik hanya pada satu arah saja, yaitu jika kutub anoda dihubungkan pada tegangan (+) dan kutub katoda dihubungkan dengan tegangan (-) ( diberi bias maju dengan tegangan yang lebih besar dari 0.7 volt ) maka arus akan mengalir dari anoda ke katoda ( bersifat konduktor ). Jika polaritasnya dibalik ( diberi bias mundur ) maka arus yang mengalir hampir nol atau dioda akan bersifat sebagai isolator. Karena sifat dioda yang bekerja sebagai konduktor jika diberi bias maju dan bekerja sebagai isolator pada bias mundur, maka dioda sering digunakan sebagai penyearah ( rectifier ) arus bolak balik.

Contoh penggunaanya adalah pada rangkaian adaptor, DC power supply ( Catu Daya DC ) dsb. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisi yang lain adalah tipe N. Dari struktur tersebut arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.

Gambar 2.9 simbol dan struktur diode

Gambar ilustrasi di atas menunjukan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang di sebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat kesetimbangan hole dan negative. Seperti yang sudah di ketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima negative sedangkan sisi N banyak terdapat negative elektron yang siap untuk bebas merdeka.

12

Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar sisi N, maka negative dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisis hole di sisi P. Tentu kalau negative mengisi hole sisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena di tingggal negative. Ini disebut aliran hole dari P menujuh N, kalau menggunakan negative arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.

Gambar 2.10 Dioda dengan bias maju

Sebaliknya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias negative (reverse bias).Dalam hal ini, sisi N medapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.

Gambar 2.11 Dioda dengan bias negative

Tentu jawabannya adalah tidak akan terjadi perpindahan electron atau aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan electron masingmasing tertarik kea rah kutub yang berlawanan.bahkan lapisan deplesi( depletion layer ) semakin besar dasan menghalangi terjadinya arus.

Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Dengan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Ditak serta merta diatas 0 volt,tetapi memang tegangan beberapa volt diatas nol

13

baru bias terjadi konduksi.Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi(depletion layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan silicon, tegangan konduksinya diatas 0,7 volt kira-kira 0,2 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan Germanium.

Gambar 2.12 Grafik arus dioda

Keterangan : Tegangan barier penghalang : Germanium = 0.3 volt Silicon = 0,7 volt

Tegangan breakdown adalah tegangan dimana arus naik secara drastis setelah tegangan luar telah melewati potensial barier, maka arus maju akan

semakin besar ( forward bias ). Sebalik untuk bias negative dioda tidak dapat mengalirkan arus atau tegangan yang diberikan sama dengan NOL, tetapi memang ada batasnya sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru dapat terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada dioda.

Dioda Kontak Titik Dioda kontak titik di pergunakan untuk mengubah frekuensi tinggi menjadi frekuensi rendah.

14

Contoh tipe dari dioda ini yaitu: OA 70, OA 90, N 114 dan 1N 60. Simbol Dioda Kontak Titik:

Gambar 2.13 Dioda Kontak Titik

Gambar 2.14 Dioda kontak titik dan dioda hubungan

Dioda Hubungan Dioda ini dapat mengalirkan arus atau tegangan yang besar hanya satu arah.Dioda ini bias di gunakan untuk menyearahkan arus dan tegangan . Dioda ini memiliki tegangan maksimal dan arus maksimal, misalnya Dioda tipe 1N4001 ada 2 jenis yaitu yang berkapasitas 1A/50V dan 1A/100V. Simbol diode hubungan sama dengan symbol diode kontak titik.

Dioda Zener Dioda Zener adalah diode yang bekerja pada daerah breakdown atau pada daerah kerja reverse bias. Dioda ini banyak digunakan untuk pembatas tegangan. Jika suatu tegangan melebihi dari kapasitansinya maka akan terjadi reverse bias. Tipe dari dioda zener dibedakan oleh dioda pembatasnya. Contoh dioda zener yang dipakai pada rangkaian ini adalah 3.3 V, berarti dioda zener hanya dapat membatasi tegangan tidak lebih dari 3.3 V atau pas menjadi 3.3 V.

Gambar 2.15 Simbol Dioda Zener

Gambar 2.16 Dioda Zener

15

Dioda Schoottky Dioda ini menggunakan logam emas, perak atau platinaslah satu sisi junction dan silicon yang di-dop,biasanya tipe N pada sisiyang lain. Dioda

semacam ini adalah piranti unipolar karena electron bebas merupakan mayoritas pada kedua sisi junction.

Dioda Led Dioda LED, energi yang dipancarkan sebagai cahaya dengan menggunakan unsur-unsur seperti gallium, arsen dan phosphor. pabrik dapat membuat LED yang memancarkan warna merah, kuning dan infra merah (tak kelihatan). LED yang menghasilkan pancaran kelihatan dapat berguna pada display peralatan, mesin hitung, jam digital, Hit Counters dan lain-lain. LED infra merah dapat digunakan dalam sistem tanda bahaya pencuri dan ruang lingkup lain yang membutuhkan pancaran yang tak kelihatan. Keuntungan dari LED dibandingkan dengan lampu pijar yaitu umurnya lebih panjang (lebih dari 20 tahun),tegangannya rendah (1 sampai 2 volt) dan saklar on offnya cepat (nano/detik). LED adalah singkatan dari Light Emiting Dioda, merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya.LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula. Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah, kuning dan hijau.LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong.

16

Gambar 2.17 Symbol LED

Gambar 2.18 Dioda LED

Dioda banyak diaplikasikan pada rangkaian penyerah arus (rectifier) power suplai atau konverter AC ke DC. Dipasar banyak ditemukan dioda seperti 1N4001, 1N4007 dan lain-lain. Masing-masing tipe berbeda tergantung dari arus maksimum dan juga tegangan breakdwon-nya. Zener banyak digunakan untuk aplikasi regulator tegangan (voltage regulator). Zener yang ada dipasaran tentu saja banyak jenisnya tergantung dari tegangan breakdwon-nya. Di dalam datasheet biasanya spesifikasi ini disebut Vz (zener voltage) lengkap dengan toleransinya, dan juga kemampuan dissipasi daya.

Gambar 2.19 Led Matrix

LED sering dipakai sebagai indikator yang masing-masing warna bisa memiliki arti yang berbeda. Menyala, padam dan berkedip juga bisa berarti lain. LED dalam bentuk susunan (array) bisa menjadi display yang besar. Dikenal juga LED dalam bentuk 7 segment atau ada juga yang 14 segment. Biasanya digunakan untuk menampilkan angka numerik dan alphabet.

17

Dioda Kapasiansi Variabel Disebut juga sebagai dioda varicap atau dioda varactor. Sifat dioda ini ialah bila dipasangkan menurut arah terbalik akan berperan sebagai kondensator. Kapasitasnsinya tergantung pada tegangan yang masuk.Dioda jenis ini banyak digunakan pada modulator FM dan juga VCO suatu PLL (Phase Lock Loop).

Gambar 2.20 Dioda Varactor

Untuk membuat penyearah pada power supply, dipasaran banyak terjual dioda bridge. Dioda ini adalah dioda silicon yang di rangkai menjadi suatu bridge dan dikemas menjadi satu kesatuan komponen. Di pasaran terjual berbagai

bentuk dioda bridge dengan berbagai macam kapasitasnya. Ukuran dioda bridge yang utama adalah voltage dan ampere maksimumnya.

Gambar 2.21 Dioda Bridge

Banyak sekali penggunaan dioda dan secara umum dioda dapat digunakan antara lain untuk :

1.Pengaman 2.Penyearah 3.Voltage regulator 4. Modulator 5.Pengendali frekuensi 6.Indikator 7.Switch

18

INTEGRATED CIRCUIT Integrated Circuit (IC) sebenarnya adalah suatu rangkaian elektronik yang dikemas menjadi satu kesatuan yang kecil. Beberapa rangkaian yang besar

dapat diintergrasikan menjadi satu dan dikemas dalam kemasan yang kecil. Suatu IC yang kecil dapat memuat ratusan bahkan ribuan komponen.

Gambar 2.22 Bentuk seperti transistor

Bentuk IC bisa bermacam-macam, ada yang berkaki 3 misalnya LM7805, ada yang seperti transistor dengan kaki banyak misalnya LM741.

Gambar 2.23 IC singel IN Line

Bentuk IC ada juga yang menyerupai sisir (single in line), bentuk lain adalah segi empat dengan kaki-kaki berada pada keempat sisinya, akan tetapi kebanyakan iC berbentuk dual in line (DIL).

Gambar 2.24 Dual In Line

IC yang berbentuk bulat dan

dual in line, kakinya diberi bernomor urut

dengan urutan sesuai arah jarum jam, kaki nor SATU Diberikan bertanda titik atau

19

takikan. Setiap IC ditandai dengan nomor type, nomor ini biasanya menunjukan jenis IC, jadi bila nomornya sama maka IC tersebut sama fungsinya. Kode lain menunjukan pabrik pembuatanya, misalnya operational amplifier type 741 dapat muncul dengan tanda uA741, LM741, MC741, RM741 SN71741 dan sebagainya. Suatu kelompok IC disebut IC linier, antara lain IC regulator, Operational Amplifier, audio amplifier dan sebagainya. Sedangkan kelompok IC lain disebut IC digital misalnya NAND, NOR, OR, AND EXOR, BCD to seven segment decorder dan sebagainya. Jenis IC yang sekarang berkembang dan banyak digunakan adalah TransistorTransistor Logic (TTL) dan Complimentary Metal Oxcide Semiconductor (CMOS). Jenis CMOS banyak terdapat di pasaran ialah keluarga 4000, misalnya 4049, 4050 dan sebagainya. Jenis TTL ditandai dengan nomor awal 54 atau 74. Prefix 54 menandakan persyaratan militer ialah mampu bekerja dari suhu 54 sampai 1250C. Sedangkan prefix 74 menandakan persyaratan komersial ialah mampu bekerja pada suhu 0 sampai 70 oC.Penomoran TTL dilakukan dengan 2, 3 atau 4 digit angka mengikuti prefixnya, misalnya 7400, 74192 dan sebagainya. Huruf yang berada diantara prefix dan suffix menandakan subfamilynya. Misalnya AS ( Advance Schottkey ), ALS ( Advance Low Power Schottkey ), H ( High Speed ), L ( Low Speed ), LS (Low Power Schottkey dan S ( Schottkey ). Apabila dibandingkan rangkaian dengan menggunakan transistor dengan rangkaian menggunakan IC lebih praktis dan biayanya relatif lebih ringan. Pada saat ini sudah berkembang banyak sekali jenis IC,jenisnya sampai ratusan sehingga tidak mungkin dibicarakan secara umum.Untuk menggunakan IC kita harus mempunyai vademicum IC yang diterbitkan oleh pabrik pembuatnya. Setiap jenis IC mempunyai penjelasan sendiri pabrik

sendiri mengenai

sifatnya dan cara penggunaannya. Apabila kita membuka lembaran vademicum

Gambar 2 .25 SYMBOLSYMBOL LOGIC CIRCUIT

20

Dengan mempelajari rangkaian suatu IC, yang terdiri atas begitu banyak komponen, maka dapat kita bayangkan bahwa piranti tersebut praktis tidak mungkin lagi dirangkai dengan menggunakan tabung 2.5 Transistor Transistor sangat banyak sekali digunakan oleh para pengguna elektronika dalam membuat suatu alat yang berfungsi sebagai penguat, saklar elektronik, dll. Contohnya membuat Auto Fan, With LM 335, Power Supply dll. Transistor tersebut juga termasuk kedalam golongan komponen aktif. yaitu komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. tabung elektron.

Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori :


Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain

Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.

Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain

Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain

Transistor terdiri dari : 1. Transistor Bipolar Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan kutub. Transistor ini dapat diibaratkan sama seperti dua buah dioda. Pada tulisan tentang semikonduktor telah dijelaskan bagaimana sambungan NPN maupun PNP menjadi sebuah transistor. Telah disinggung juga sedikit tentang arus bias yang

21

memungkinkan elektron hole berdisfusi antara colector dan emitor menerjang lapisan base yang tipis. Transistor Bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut. Prinsip kerja transistor adalah arus bias arus kolektor emitor yang kecil mengatur besar

emitor yang kecil mengatur besar arus kolektor - emitor. Bagian

penting berikutnya adalah bagaimana caranya memberi arus bias yang tepat sehingga transistor dapat bekerja optimal. Transistor Bipolar itu dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

Sedangkan kondisi yang terdapat pada transistor adalah : A. Saturasi Saturasi adalah kondisi dimana transistor bersifat seperti saklar tertutup. Syarat untuk transistor : NPN Dimana tegangan Basis lebih besar dari tegangan Emitter, maka arus akan mengalir dari Colector ke Emitter atau dapat dikatakan VB > VE maka IC IE

22

PNP Dimana tegangan Basis lebih kecil dari tegangan Emitter, maka arus akan mengalir dari Emitter ke Colector atau dapat dikatakan VB < VE maka IE IC

B. Cut OFF Cut Off adalah kondisi dimana transistor seperti Saklar terbuka. Syarat untuk transistor : NPN Dimana tegangan Basis lebih kecil sama dengan atau jenuh dari tegangan Emitter, maka arus tidak akan mengalir dari Colector ke Emitter atau dapat dikatakan VB VE maka IC IE.

23

PNP Dimana tegangan Basis lebih besar sama dengan dari tegangan Emitter, maka arus tidak akan mengalir dari Emitter ke Colector atau dapat dikatakan VB VE maka IE IC.

Berikut ini adalah pengertian dari arus bias dan arus emitor : 1. Arus Bias Ada tiga cara yang umum untuk memberi arus bias pada transistor, yaitu rangkaian CE (Common Emitor), CC (Common Collector) dan CB (Common Base). Namun saat ini akan lebih detail dijelaskan bias transistor rangkaian CE. Dengan menganalisa rangkaian CE akan dapat diketahui beberapa parameter penting yang berguna, terutama untuk memilih transistor yang tepat untuk aplikasi tertentu. 2. Arus Emitor Dari hukum Kirchoff diketahui jumlah arus yang masuk kesatu titik akan sama jumlahnya dengan arus yang keluar. Jika teori tersebut diaplikasikan pada transistor, maka hukum itu menjelaskan hubungan : IE = IC + IB .(1)

Arus Emitor

24

Persamaan (1) tersebut mengatakan bahwa arus emitor IE adalah jumlah dari arus kolektor IC dengan arus base IB. karena arus IB sangat kecil sekali atau disebutkan IB<<IC, maka dapat dinyatakan : IE=IC (2)

a. Alpha ( ) Pada table data transistor (databook) sering dijumpai spesipikasi adc (alpha dc) yang tidak lain adalah : Adc = IC / IE .(3)

Definisinya adalah perbandingan arus kolektor terhadap arus emitor. Karena besar arus kolektor umumnya hamper ssama dengan besar arus emitor maka idealnya besar adc adalah = 1 (satu). Namun umumnya transistor yang ada memiliki adc kurang lebih antara 0,95 sampai 0,99.

b. Beta ( ) Beta didefinisikan sebagai besar perbandingan antara arus kolektor dengan arus base. B= IC / IB ..(4)

Dengan kata lain, b adalah paramenter yang menunjukan penguatan arus (current gain) dari suatu transistor. Parameter ini ada tertera di databook transistor dan sangat membantu para perancang rangkaian elektronika dalam merencankan rangkaiannya.

Gambar 2.26 Simbol Transistor

25

Gambar 2.27 Gambar Transistor

2. Transistor Unipolar Transistor Unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu buah persambungan kutub (seperti pada gambar 2). Transistor biasa terdiri dari 3 buah kaki yang masing-masing diberi nama: Emitter, Basis dan Colector. Contoh dari transistor unipolar diantaranya adalah : JFET ( Junction Field Effect Transistor ) dan MOSFET ( Metal Oxide Silikon Field Effect ), yang terdiri dari dua macam, yaitu pemasfet dan emaset. Transistor unipolar adalah FET ( Field Effect Transistor ) yang terdiri dari JFET kanal N, JFET kanal P, MOSFET kanal N, dan MOSFET kanal P.

Gambar 2.28 Simbol Transistor Unipolar

26

Gambar 2.29 Transistor Unilpolar

Transistor dapat dipergunakan antara lain untuk: 1. Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC) 2. Sebagai penyearah 3. Sebagai mixer 4. Sebagai osilator 5. Sebagai switch

Tabel 2.2 Kode dan Tipe Transistor

27

Keterangan: Transistor tipe NO BC clan NO selanjutnya dalam daftar diatas dipakai untuk frekuensi tinggi. Transistor ini termasuk dalam tipe transistor silicon.

Semua transistor selalu menjadi NPN atau PNP yang artinya yaitu:

PNP NPN

= Positif = Negatif

Negatif Positif

Positif Negatif

Berikut ini adalah pengertian penjabaran dari transistor bipolar dan transistor unipolar diantarannya adalah:

2.6 Relay Relay adalah sebuah saklar (switch) elektronik yang bekerja berdasarkan medan magnet yang terdiri dari suatu lilitan dan switch mekanik. Switch mekanik akan bergerak jika ada arus listrik yang mengalir melalui lilitan tersebut. Penggunaan relay ini dalam perangkat perangkat elektronika sangatlah banyak.

Terutama di perangkat yang bersifat elektronik atau otomatis. Contoh di Televisi, Radio, Lampu otomatis Dan lain-lain. Contoh gambar ini adalah bentuk fisikl dari relay sebagai berikut :

Gambar 2.30 Relay

28

Cara kerja komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus listrik melalui koil, lalu membuat medan magnet disekitarnya yang dapat merubah posisi saklar yang ada di dalam relay terserbut, sehingga menghasilkan arus listrik yang lebih besar. Disinilah keutamaan komponen sederhana ini yaitu dengan bentuknya yang minimal bisa menghasilkan arus yang lebih besar.

Pemakaian relay dalam perangkat-perangkat elektronika mempunyai Keuntungan yaitu ; Dapat mengontrol sendiri arus serta tegangan listrik yang diinginkan

Dapat memaksimalkan besarnya tegangan listrik hingga mencapai batas maksimalnya

Dapat menggunakan baik saklar maupun koil lebih dari satu, disesuaikan dengan kebutuhan Dalam praktek sederhana yang biasa dilakukan oleh elektronikawan pada

awalnya adalah menggunakan relay ini untuk menghidupkan KIPAS ANGIN saat suhu di suatu ruangan lebih dari 30 derajad misalnya. Sistem kerja dari relay disinin adalah, menerima instruksi dari IC atau transistor sensor suhu (LM 355 misalnya) secara otomatis, saklar akan dialiri oleh arus listrik, dan menggerakkan saklar yang ada di relay tersebut, lalu terbukalah arus listrik menuju fan.

Contoh gambar ini adalah bentuk fisik dari relay sebagai berikut :

Gambar 2.31 Simbol Relay

Sedangkan cara kerja relay di bagi atas 3 cara yaitu sebagai berikut : Normaly Open : Relay akan menutup bila dialiriarus listrik

29

Normaly Closed

: Relay akan membuka bila dialiri aliran listrik

Change Over

: Relay ini merupakan kontak tengah yang akan

melepaskan diri dan membuat kontak lainnya berhubungan.

2.7 Sensor Suhu (LM355) IC LM335 adalah salah satu sensor untuk mengukur suhu. IC LM335 digunakan untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik. IC sensor LM335 ini mempunyai bentuk fisik seperti transistor mempunyai tiga buah kaki, diantaranya anoda, katoda, dan adjust (kontrol). Isinya berupa zener yang peka ( sensitive ) pada suhu panas. IC LM335 merupakan tranduser yang dikemas dalam bentuk rangkaian terintegrasi yang tegangan keluarannya berbanding linier terhadap perubahan temperatur , jadi apabila suhu lingkungan rendah maka tegangan yang keluar dari IC tersebut adalah rendah. Demikian juga sebaliknya apabila suhu yang disekitar IC tinggi, maka tegangan yang dihasilkan dari keluaran IC tersebut adalah besar. Dengan kata lain perubahan tegangan yang dihasilkan tranduser IC LM335 sesuai dengan perubahan temperaturnya. LM335 berbentuk seperti Transistor pada umumnya.

Gambar 2.32 Sensor LM 335

LM335 mempunyai suatu kemampuan terbatas untuk men-Drive beban berat kapasitif. LM335 dengan sendirinya bisa men-drive sebesar 50 pF tanpa rangkaian. Jika beban berat dapat diantisipasi dengan mengisolasikan dengan suatu resistor. Umumnya, sistem pendingin otomatis dengan sensor temperature digunakan sebagai sistem pengaman alat dari panas yang berlebihan, maupun

30

pengendali otomatis temperatur ruangan. Rangkaian sensor panas elektronik dengan menggunakan IC LM 335 adalah suatu rangkaian yang dapat bekerja secara otomatis untuk mendinginkan ruangan atau alat yang bertemperatur panas. Secara umum rangkaian sensor panas elektronik terdiri dari Blok Input menggunakan sensor elektronik yaitu IC LM 335 sedangkan pada Blok Proses terdiri dari dua bagian yaitu : (A) Bagian Pengendali dan (B) Bagian Pembanding dengan menggunakan komponen IC LM 723 CN dan pada Blok Output menggunakan transistor sebagai saklar elektronik dan relay sebagai saklar mekanik yang berfungsi untuk mengaktifkan kipas dengan arus dan tegangan AC agar dapat berputar. Rangkaian sensor panas elektronik dengan menggunakan IC LM 335 akan aktif untuk menggerakan kipas dengan tegangan AC ketika temperatur ruangan atau suhu yang panas pada peralatan elektronika mencapai suhu sebesar 30C dan mulai tidak aktif untuk menghentikan gerakkan kipas dengan tegangan AC ketika temperatur mencapai suhu sebesar 25C. 2.8 IC TL 072 dan TL 082 Pada alat ini kami memakai IC tipe TL 072 di dalam IC ini terdapat 2 Op-Amp dan pada IC ini juga sudah ada transistor bipolar.

Gambar 2.33 Skema OP AMP

31

2.9 Kapasitor Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitansi. Seperti halnya resistor, kapasitor juga mempunyai dua jenis yaitu: Kapasitor Tetap dan Kapasitor Tidak Tetap (variable).

Gambar 2.34 Simbol Kapsitor Tetap Gambar 2.35 Kapasitor Tetap

Akan tetapi pada rangkaian yang kami buat ini hanya menggunakan satu jenis kapasitor tetap. Jadi kami hanya membahas tentang kapasitor tetap. Kapasitor Tetap adalah kapasitor yang memilki nilai kapasitas tetap. Kapasitor tetap memiliki dua jenis yaitu bentuk polar dan non-polar. Perbedaan kapasitor polar dan non-polar adalah: Kapasitor tetap bentuk non-polar memiliki dua buah kaki yang sejenis yaitu tidak terdapat kaki positif atau negative.

Sedangkan kapasitor tetap bentuk polar adalah kapasitor yang memiliki dua buah kaki yang berbeda jenis yaitu terdapat kaki positifdan kaki negative. Kapasitor juga dapat dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai pelapis diantara lempenganlempengan logam yang disebut dielektrikum. Dielektrikum tersebut dapat berupa keramik, mika, milar, kertas polyeter ataupun film. Pada umumnya kapasitor yang terbuat dari bahan diatas nilainya kurang dari 1 micro farad ( F). satuan kapasitor adalah farad, dimana 1 farad = 103 mF = 106 F = 109 nF = 1012 pF.

32

Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas atau kapasitansi pada kapasitor dapat dibaca melalui kode angka pada badan kapasitor tersebut yang terdiri dari 3 angka. Angka pertama dan kedua menunjukan angka atau nilai, sedangkan angka ketiga sebagai factor pengali atau jumlah nol dan satuan yang digunakan ialah pikofarad (pF). Misalnya : pada badan kapasitor terulis angka 103 artinya nilai kapasitas dari kapasitor tersebut adalah 10 X 103 pF = 10 X 1000 pF = 10 nF = 0,01 F.

Kapasitor tetap yang memiliki nilai lebih dari atau sama dengan 1 uF adalah kapasitor elektrolit (elco). Kapasitor ini mempunyai polaritas (terdapat kutub positif dan kutup negative) dan biasa disebutkan tegangan kerjanya, misalnya 1000 F

15 volt berate elco memiliki kapasitas 1000 F dan tegangan kerjanya tidak boleh melebihi 15 volt. Pada rangkaian Auto Fan ini, kami menggunakan 1 kapasitor tetap bentuk polar ( elco). Untuk kapasitor tetap polar yang kami pakai tertera 10 F/ 16 V.

Berarti kapasitor tersebut memiliki nilai kapasitas 10 F dengan tegangan kerjanya 16 volt artinya tegangan yang melewati kapasitor ini tidak boleh melebihi 25 volt dengan kata lain tegangan yang melewati kapasitor ini harus lebih kecil dari 25 volt.

Gambar 2.36 Simbol Elco

Gambar 2.37 Kapasitor Elco

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya

33

udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.

Berdasarkan kegunaannya kondensator di bagi menjadi : 1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah) 2. Kondensator elektrolit (Electrolit Condenser = Elco) 3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah) Untuk rangkain elektronik praktis, satuan farads adalah sangat besar sekali. Umumnya kapasitor yang ada di pasar memiliki satuan uF (10-6 F), nF (10-9 F) dan pF (10-12 F). Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran sebuah kapasitor. Misalnya 0.047uF dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain 0.1nF sama dengan 100pF. Tangka Kapasitor : 1Farad 1F 1F 1nF 1pF 1F 1nF 1pF = 1.000.000 F (mikro Farad) = 1.000.000 pF (piko Farad) = 1.000 nF (nano Farad) = 1.000 pF (piko Farad) = 1.000 F (mikro-mikro Farad) = 10-6 F = 10-9 F = 10-12 F

34

Fungsi kapasitor adalah sebagai berikut :


Sebagai filter (penyaring) dalam rangkaian Power Supply, Sebagai Pembangkit frekuensi dalam rangkaian antena ataupun dalam rangkaian lainnya,

Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain, Menghilangkan Loncatan api (bouncing) bila saklar dari beban di pasang. Menghemat daya listrik, Meredam Noise, dll

Tipe Kapasitor :

Kapasitor Electrostatic Kapasitor Electrolytic Kapasitor Electrochemical

Tegangan Kerja ( Working Voltage ) Tegangan kerja adalah tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan baik. Para elektro- mania barangkali pernah mengalami kapasitor yang meledak karena kelebihan tegangan. Misalnya kapasitor 10uF/25V, maka tegangan yang bisa diberikan tidak boleh melebihi 25 volt dc. Jika kita memaksakannya, maka kapsitor itu akan meledak karena dia tidak bekerja pada tegangan kerjanya.Umumnya kapasitor-kapasitor polar bekerja. pada tegangan DC dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC.

35

BAB III ANALISA RANGKAIAN


3.1 ANALISA RANGKAIAN SECARA BLOK DIAGRAM

Pada rangkaian Auto Fan With LM 335 ini, kami akan membuat dan menerangkan cara kerja alat ini secara blok diagram dan secara detail. Pada analisa blok diagram rangkaian akan terbagi menjadi: Penyalur tegangan ( arus 12 volt ) Inputan 2 ( suhu tinggi yang akan diberi pada sensor ) 1. Input 2.Proses 3.Output

36

Menurut blok diagram diatas dapat dijelaskan bahwa: Pada rangkaian jika diberi tegangan sebesar +12 volt, dimana tegangan ini berfungsi untuk mengaktifkan rangkaian tersebut. Pada keadaan awal fan tidak akan berputar walaupun rangkaian telah dialiri arus listrik. Karena sensor LM 335 ini masih dalam kondisi dingin, dan untuk memutar atau menjalankan fan tersebut yaitu dengan cara memanaskan sensor LM 335 dengan menggunakan korek api. Dimana sensor LM 335 ini berfungsi sebagai inputan pertama. Setelah sensor dipanaskan maka sensor ini akan mengirimkan sebuah sinyal tegangan yang sesuai dengan keadaan suhu yang dipantau dan diterima kepada Potensiometer. Sensor LM 335 sebagai inputan pertama dan

Potensiometer berfungsi sebagai pengatur output ke kaki disebut sebagai inputan kedua.

kaki IC yang bisa

Pada kondisi awal sebelum sensor dipanaskan IC A2 dan A1 bekerja untuk mengatur led D2 dan D3 tetap menyala. Kondisi IC A2 akan bekerja saat sensor dipanaskan, sedangkan rangkaian IC A1 tidak akan bekerja lagi. Secara otomatis semakin panas sensor LM 335, led yang berada didekat A1 dan A2 yaitu D2 dan D3 semakin lama akan semakin redup yang kemudian akan mati. Setelah itu led D5 akan menyala sebagai tanda bahwa FAN berputar. Hal ini dikarenakan Potensiometer 1 dan 2 menguatkan IC TL072. Setelah itu D4 atau Dioda Zener berfungsi untuk pembatas arus dan tegangan yang masuk berlebih. Kemudian arus ini akan mengalir ke R9 dan D5. Dan arus yang mengalir ke D5 ini akan membuat D5 ini menyala kemudian arus melewati R8 setelah itu arus akan terbuang ke dalam ground. Lalu arus yang mengalir ke R9 akan diteruskan ke dalam transistor melalui kaki basis. Transistor ini akan membentuk saturasi yang kemudian arus ini akan membuat relay bekerja. Pada saat relay bekerja maka fan akan berputar dan relay ini jugalah yang akan menentukan perputaran kipas. Di dalam relay terdapat kumparan yang akan dimana kumparan ini akan membentuk arus AC tetapi dalam menyala jika, kipas arus yang digunakan adalah arus DC oleh sebab itu arus AC ini akan dibuang melalui D6. D6 ini dirangkai secara terhubung dengan kaki relay. Dan fungsi

37

kapasitor pada alat ini hanyalah sebagai filter. Oleh sebab itu dapat disimpulkan yang berperan penting dalam rangkaian ini yaitu sensor LM 335.

3.2 Analisa Rangkaian Secara Detail

Penyalur tegangan sebesar 12 volt berfungsi untuk mengalirkan arus ke semua tegangan yang berada pada tegangan di rangkain PCB. Inputan dari rangkain ini dihasilkan dari Sensor LM 335 dan mengeluarkan Output berupa nyala Fan. Ketika Sensor LM 335 dalam keadaan Mati maka D2 dan D3 akan menyala karena sebelum sensor dipanaskan di komponen maka rangkaian yang akan bekerja adalah rangkaian A1 karena rangkaian A1 berada pada kaki IC 5,6,7,dan 8 kaki 6 di hubungkan pada potensio 1 kaki 5 di hubungkan pada tegangan R1 kaki 8 pada VCC dan kaki 7 terhubung pada D2 dan D3 oleh sebab itu maka keadaan pada LED D2 dan D3 menyala karena Anoda lebih kecil dari Katoda. Setelah sensor LM 335 menghantarkan panas yang bersuhu 35 derajat celcius maka Fan akan menyala. Dan keadaan ini yang menyebabkan rangkaian IC A1 pada D2 dan D3 semakin lama semakin meredup dan LED pada D5 akan Menyala hal ini di

sebabkan karena IC A2 pada kaki 1 terhubung pada Dioda Zener yang fungsinya untuk menghambat arus dan tegangan yang berlebih. Sebelum zener itu berfungsi menghambat tegangan dan arus maka tegangan pada kaki katoda dan anoda bernilai 0. Dioda Zener mempunyai tegangan 3,3 volt dan menghambat tegangan 10,8 volt dari 90% vcc, maka LED

38

pada D5 akan menyala. Ini dikarenakan potensio 2 akan menguatkan rangkaian IC A2 yaitu jenis IC TL082. Pada transistor T1 memiliki 2 kondisi yaitu Saturasi dan Cut Off. T1 akan mengalami Cut Off pada saat LM 335 belum di panaskan karena tegangan di kaki basis lebih kecil dari tegangan di kaki emitor. sedangkan T1 akan menglami Saturasi pada saat LM 335 di panaskan karena tegangan pada kaki basis akan menjadi lebih besar dari pada tegangan yang ada di kaki emitor. D6 berfungsi sebagai tegangan feed back atau tegangan tidak membalik D6 ini akan menghambat tegangan pada kaki 3 relay dan kaki 1 relay agar tidak saling terhubung. Dan pada Relay terdapat terdapat 3 kondisi NO ( Normally Open) NC (Normally Close) dan CO (Change Offer). NO (Normally Open) di ibaratkan sebagaii saklar terbuka karena tidak ada arys dan tegangan yang dilewati. Sedangkan NC (Normally Close) di ibaratkan sebagai saklar tertutup sehingga arus dan tegangan dapat mengalir. CO (Change Offer) berfungsi untuk merubah dari kondisi Normally Open ke Normally Close. Jika Transistor Saturasi maka kaki CO pada Relay akan merubah kondisi dari NC ke NO sehingga Fan dapat berputar.

39

BAB IV CARA PENGOPERASIAN ALAT


4.1 LANGKAH-LANGKAH PENGOPERASIAN ALAT

Pada

bab kami ini akan

membahas penjelasan bagaimana cara

pengoperasian alat AUTO FAN WITH LM 335 yang telah kami buat. Untuk mengoperasian rangkaian yang kami buat maka diperlukan langkah langkah berikut :

Hubungan Socket Jack banana pada kutub positif yang terhubung pada tegangan 12 volt dan kutub negative terhubung pada ground.

Kemudian panaskan Sensor LM 335 dengan menggunakan panas yang berasal dari korek api. Kira kira 35 Celcius.

Setelah itu relay akan menyala dikarenakan ada arus yang mengalir. Dan fan juga akan berputar.

Maka Led D2 dan D3 akan redup lalu mati. Dan D5 akan menyala.

Apabila kita menginginkan LED yang berada pada D5 lebih terang atau lebih redup kita dapat mengaturnya lewat Potensio 2 yang terdapat sejajar dengan IC TL 082 atau IC A2

40

BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

Auto Fan With LM 335 merupakan sebuah rangkaian yang menggunakan sebuah sensor LM 335. Sensor LM 335 merupakan sebuah sensor pengontrol suhu panas. Alat ini bekerja secara otomatis ketika mendapat kenaikan suhu terhadap sensor yan dipanaskan. Pada saat sensor dipanaskan Fan akan berputar, sebaliknya jika keadaan sensor LM 335 dalam keadaan Dingin maka Fan tidak akan menyala. Itu disebabkan karena tidak ada energi panas yang dihantarkan kepada sensor LM 335 tersebut. Untuk energi panas yang dihantarkan pada sensor LM 335 bisa menggunakan energi panas dari Solder yang dipanaskan atau dengan api Korek api. 5.2 SARAN

Dalam pembuatan Layout rangkaian harus hati-hati dan harus lebih teliti karena sering terjadi kesalahan dalam menempatkan komponen yang akan di pasang. Terutama pada penempatan sensor dan IC karena sensor dengan tipe LM 335 ini memiliki tiga buah kaki namun dalam penggunaanya digunakan dua buah kaki yaitu katoda dan anoda, dan sebuah kaki yang dipergunakan sebagai ground dalam rangkaian ini. Ketika kaki 1 katoda dan kaki 2 anoda digabungkan dan dihubungkan berikut kaki ke 3 dihubungkan ke ground, maka kondisi awal alat setelah diberi inputan ( 12V ) led ke 3 menyala. Lalu ketika sensor dipanaskan dengan menggunakan api, maka fan berputar. Jika kita ingin merendam atau Hatching PCB dengan Ferikkrolit, air yang harus digunakan usahakan air yang panas. Dikarenakan air yang panas dapat mempercepat proses Hatching, dan pada saat Hatching menggunakan air panas diharuskan menggoyang goyangkan air secara perlahan untuk mempercepat lunturnya tembaga. Dan hal yang harus diperhatikan ketika proses Hatching adalah melihat jalur yang dibuat pada PCB, ketika semua tembaga yang berada diluar jalur yang dibuat luntur maka proses Hatching sudah selesai.

Anda mungkin juga menyukai