Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ANALISIS BAHAN INDUSTRI ANALISI GYPSUM

DISUSUN OLEH : Kelompok 10 Sonita Afrita Purba Imelda Friskawati S Zainal Arifin Wahyu Sri K Ulfa Wiwit Ch Mega Setyowati J2C009009 J2C009028 J2C009033 J2C009052 J2C009071 J2C008033

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

GIPSUM Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang mendominasi pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO4.2H2O. Gipsum adalah salah satu dari beberapa mineral yang teruapkan. Contoh lain dari mineral-mineral tersebut adalah karbonat, borat, nitrat, dan sulfat. Mineral-mineral ini diendapkan di laut, danau, gua dan di lapian garam karena konsentrasi ion-ion oleh penguapan. Ketika air panas atau air memiliki kadar garam yang tinggi, gipsum berubah menjadi basanit (CaSO4.H2O) atau juga menjadi anhidrit (CaSO4). Dalam keadaan seimbang, gipsum yang berada di atas suhu 108 F atau 42 C dalam air murni akan berubah menjadi anhidrit Gipsum secara umum mempunyai kelompok yang terdiri dari gipsum batuan, gipsit alabaster, satin spar, dan selenit. Gipsum juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya, yaitu endapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, terbentuk sekitar fumarol vulkanik, efflorescence pada tanah atau guagua kapur, tudung kubah garam, penudung oksida besi (gossan) pada endapan pirit di daerah batu gamping Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan gipsum berbentuk lapisan di antara batuanbatuan sedimen batu gamping, serpih merah, batu pasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen. Menurut para ahli, endapan gipsum terjadi pada zaman Permian. Endapan gipsum biasanya terdapat di danau, laut, mata air panas, dan jalur endapan belerang yang berasal dari gunung api Gipsum termasuk mineral dengan sistem kristal monoklin 2/m, namun kristal gipsnya masuk ke dalam sistem kristal orthorombik. Gipsum umumnya berwarna putih, kelabu, cokelat, kuning, dan transparan. Hal ini tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gipsum. Gipsum umumnya memiliki

sifat lunak dan pejal dengan skala Mohs 1,5 2. Berat jenis gipsum antara 2,31 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/liter pada 0 C yang meningkat menjadi 2,1 gr/liter pada 40 C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi. Gipsum memiliki pecahan yang baik, antara 66o sampai dengan 114o dan belahannya adalah jenis choncoidal. Gipsum memiliki kilap sutra hingga kilap lilin, tergantung dari jenisnya. Gores gipsum berwarna putih, memiliki derajat ketransparanan dari jenis transparan hingga translucent, serta memiliki sifat menolak magnet atau disebut diamagnetit. Gipsum merupakan bahan dasar dalam pembuatan plafon, dimana gipsum ini dalam bentuk tepung dan air sebagai pelarut/pengencernya. Gypsum yang mempunyai rumus kimia CaSO4 2H2O mengandung Ca = 23,28 %,H = 2,34 %, S = 18,62 %, O = 55,76. Gypsum mempunyai karakteristik sebagai berikut : Lembab Tahan terhadap api Oleh karena itu plafon yang menggunakan bahan dasar gypsum terasa dingin. Adapun komposisi kimia bahan gipsum adalah: 1. Calcium (Ca) : 23,28 % 2. Hidrogen (H) : 2,34 %

3. Calcium Oksida (CaO) : 32,57 % 4. 5. Air (H2O) : 20,93 % Sulfur (S) : 18,62 %

Adapun sifat Fisis Gipsum adalah: Warna : putih, kuning,abu-abu, merah jingga, hitam bila tak murni Spesifik grafity : 2,31 - 2,35 Keras seperti mutiara terutama permukaan Bentuk mineral : Kristalin, serabut dan masif Kilap seperti sutera Konduktivitasnya rendah Sistem kristalin adalah monoklinik

Sedangkan Sifat Kimia gipsum adalah: Pada umumnya mengandung SO3 = 46,5 % ; CaO = 32,4 % ; H2O = 20,9 % Kelarutan dalam air adalah 2,1 gram tiap liter pada suhu 400C; 1,8 gram tiapliter air pada 00C; 1,9 gram tiap liter pada suhu 70 - 900C Kelarutan bertambah dengan penambahan HCl atau HNO3

Menurut Toton Sentano Kunrat (1992), di alam, gipsum merupakan mineral hidrous sulfat yang mengandung dua molekul air, atau dengan rumus kimia CaSO4-2H2O dengan berat molekul 172,17 gr. Jenis-jenis batuannya adalah sanitspar,alabaster,gypsite dan selenit. Warna gypsum mulai dari putih, kekuningkuningan sampai abu-abu. Menurut asalnya gipsum terbagi 2 jenis yaitu gipsum alam dan gipsum sintetik. Gipsum alam adalah yang ditemukan di alam,sedangkan gipsum sintetik adalah yang dibuat manusia. Gipsum sintetik terdiri dari: gipsum sintetik dari air laut, gipsum sintetik dari air kawah dan gipsum sintetik hasil sampingan industri kimia. Gipsum adalah mineral yang bahan utamanya terdiri dari hidrated calcium sulfate. Seperti pada mineral dan batu, gipsum akan menjadi lebih kuat apabila mengalami penekanan.

ANALISIS GIPSUM Analisis Gipsum secara konvensional / menggunakan reagen-reagen tertentu 1. Penentuan Ca2+ dari pelarutan gipsum dalam air Gipsum yang terlarut dalam air diaduk, dan dapat diendapkan dengan selektif menggunakan aseton. Endapan dapat dilarutkan kembali dalam air dan penentuan gipsum dapat ditentukan dengan mungukur konsentrasi Ca2+ dalam larutan. Ion kalsium dari garam terlarut lain akan mengganggu hasil (efek umum ion dan efek garam), dan kandungan gipsum akan berlebihan dalam hal ini. Fenomena lainnya, hilangnya Ca2+ dengan

kesalahan pertukaran kompleks akan menyebabkan kekurangan kandungan Gipsum. Skema kerja Gipsum + air + Pengadukan - Pengadukan hingga homogen - Pengendapan dengan selektif menggunakan aseton - Pelarutan endapan kembali didalam air - Pengukran konsentrasi Ca2+ dalam larutan Hasil

2. Penentuan SO4-2 Dari Pelarutan Gipsum Dalam Asam Pelarutan Gipsum dalam HCl pekat mengendapkan ion Sulfat dengan Ba+2 kemudian dilakukan analisis gravimetri dari Barium sulfat yang merupakan dasar dari metode ini. Metode ini menjamin terjadinya pelarutan semua Gipsum dalam sampel, bahkan saat Gipsum dilapisi CaCO3. Metode standar untuk penentuan sulfat, tetapi panjang dan

menjenuhkan. Kandungan sulfat dari garam terlarut lain akan mengganggu hasil yang diinginkan. Skema kerja Gipsum + HCl pekat - Pengendapan ion sulfat dengan Ba2+ - Analisis gravimetri dari barium sulfat Hasil

3. Penentuan SO42+ dari ekstrak larutan Air tanah Metode standar untuk penentuan gipsum adalah yang diusulkan oleh Nelson 1982 . Metode ini melibatkan pembuatan ekstrak air tanah yang diencerkan untuk melarutkan semua gipsum dalam sampel. Sulfat ion

dalam ekstrak ditentukan dengan turbidometry atau dengan ion Pb tertentu elektroda dan Goertzen Oster, 1972 . Jika sulfat non-gipsum dikurangi dari jumlah perkiraan komposisi sulfat, sulfat yang berhubungan dengan gipsum akan diperoleh. Fraksi dapat diperoleh dengan menggunakan berbagai ekstrak tanah dan air jenuh. Metode Turbidometric sederhana memiliki akurasi dan reproduktifitas rendah untuk ekstrak tanah. Metode metilen biru merupakan metode paling sensitif untuk menentukan SO42+, tetapi membutuhkan keterampilan analitis yang cukup besar dan mendeteksi unsur organik serta unsur anorganik yaitu S dan SO42+. Skema kerja ekstrak air tanah yang diencerkan - penentuan Sulfat ion dalam ekstrak oleh turbidometry atau dengan ion Pb - penentuan SO42+ dengan metode metilen biru Hasil

4. Penentuan Gipsum Secara Electrokonduktometri Jumlah gypsum yang terlarut dapat ditentukan oleh metode konduktansi (Bower dan Huss, 1948; Richards, 1954) ion sulfat dari kalsium sulfat dilarutkan dalam air. Endapan tanah dengan kalsium dari kalsium klorida dalam aseton. Endapan dilarutkan kembali dalam air, ketika endapan sudah benar-benar terlarut, konduktivitas listrik diukur. diperoleh korelasi ada antara CaSO dan konduktivitas listrik. Untuk larutan jenuh gipsum murni pada suhu 25oC, konduktivitas listrik adalah 2,2 dS my1, setara dengan 30,5 cmol ly1. Skema kerja

sulfat ion dari kalsium sulfat dilarutkan dalam air - pengendapan tanah dengan kalsium dari kalsium klorida dalam aseton - pengukuran konduktivitas listrik Hasil

5. Penentuan SO42- dengan Ion Kromatografi Kecenderungan saat ini di sebagian besar laboratorium adalah untuk menganalisis SO42- dengan ion kromatografi. Analisis kromatografi anion memisahkan berbagai kolom yang bertukar menurut selektivitas untuk resin penukar ion. Metode ini tidak hanya menyediakan sensitivitas meningkat lebih dari metode sebelumnya, tetapi juga memungkinkan untuk penentuan simultan dari beberapa anion anorganik. Isi gipsum dihitung dengan dua cara, didasarkan pada Ca2+ atau SO42-. diukur dengan kolom ion kromatografi dalam ekstrak cukup encer agar larut sempurna.

Analisis Gipsum secara Instrumental

1. Analisis Gipsum dengan TGA Analisis termogravimetri (TGA) berdasarkan penghilangan berat. Ketika sampel yang mengandung gipsum dipanaskan, akan menyebabkan dehidrasi dari gipsum tersebut. Konversi total gypsum untuk anhidrit dicapai pada sekitar suhu 200oC. Metode ini direkomendasikan bila komposisi dari gipsum cukup tinggi dan memberikan hasil yang lebih baik dari standar metode aseton (Poch, 1992). Hal ini dapat dianggap sebagai metode baik semi-kuantitatif dari komposisi umum gypsum. Rekomendasi penggunaan metode berdasarkan hilangnya air dengan pemanas oven ketika sampel berisi lebih dari 8% dari gipsum.

2. Analisis Gipsum dengan XRD Gipsum dapat diidentifikasi dengan teknik difraksi sinar-X. Teknik sedimentasi Sinar-X diffratometry dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif dari gipsum dan perkiraan semi-kuantitatif metode Schultz (1964). Namun demikian, metode ini tidak akurat untuk penentuan kuantitatif, karena orientasi yang banyak adalah dikristalit gipsum. Metode ini membutuhkan numer-ous ulangan sampel dan prosedur penghitungan yang membosankan.

3. Analisis SEM pada Gipsum Scanning elektron mikroskop (SEM) yang dijumpai dengan rancangan analisis dalam kombinasi dengan energi dispersif X-ray analyzer (EDXRA) telah digunakan untuk mempelajari microfabrics tanah dengan gipsum, setelah metalisasi emas, juga untuk analisis kimia. SEM pada perbesaran rendah 1000 kali memungkinkan pengamatan micrometric material. Submicroscopy adalah sangat tergantung pada prosedur pemilihan sampel sebelumnya dan persiapan sampel.

Anda mungkin juga menyukai