Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah, di ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya, penulis dapat

menyelesaikan tugas pembuatan laporan ini dengan baik. Meskipun banyak sekali hambatan dan kendala yang telah penulis alami. Atas hidayah-Nya lah pembuatan tugas kelompok pada mata kuliah Sosialisasi Teknologi ini dapat di selesaikan. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak/ibu yang telah mendoakan penulis dalam menyelesaikan tugas-tugas yang telah di tanggung jawabkan kepada penulis. Kapada dosen pembimbing, penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Tidak lupa pula kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan moril, penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, karena berkat bantuan teman-teman lah tugas ini bisa diselesaikan. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya seandainya dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Kesalahan yang ada dalam pembuatan makalah ini merupakan ketidak cermatan penulis dalam menganalisanya.

Pekanbaru, juni 2011 Wassalam

Penulis

PENDAHULUAN Saat ini telah bermunculan istilah-istilah baru yang berkaitan dengan teknologi informasi atau kadang disebut juga dengan teknologi informasi dan komunikasi. Hal itu didorong dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat. Istilah system informasi, yang sebelumnya tidak terkait dengan teknologi informasi, saat ini sering dikatkan dengan teknologi informasi juga. Kemudian dengan adanya perkembangan internet mendorong kemunculan bermacammacam istilah yang dialami dengan huruf e misalnya e-government, e-business, dan lain-lain. Kemunculan berbagai macam istilah tersebut, menyebabkan munculnya berbagai macam penafsiran yang berbeda, yang akhirnya sering menimbulkan keraguan dalam penggunaan istilah-istilah tersebut. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi komputer berkembang dengan pesat. Komputer berkembang menjadi suatu alat yang dapat digunakan untuk mengolah informasi dan juga sebagai alat komunikasi. Sehingga muncul penggunaan istilah teknologi informasi yang kadang disebut juga teknologi informasi dan komunikasi.

1. E-Government a. Definisi E-Government Banyak ditemui variasi definisi e-government, tapi definisi-definisi tersebut kurang lebih sama, maka dalam makalah ini diambil diambil salah satu saja yaitu: E-Government berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi (seperti: wide area network, internet, dan komunikasi bergerak) oleh lembaga pemerintah yang mempunyai kemampuan untuk mentransformasikan hubungan Pemerintah dengan warganya, pelaku dunia usaha (bisnis), dan lembaga pemerintah lainnya. Teknologi ini dapat mempunyai tujuan yang beragam, antara lain: pemberian layanan pemerintahan yang lebih baik kepada warganya, peningkatan interaksi dengan dunia usaha dan industri, pemberdayaan masyarakat melalui akses informasi, atau manajemen pemerintahan yang lebih efisien. Hasil yang diharapkan dapat berupa pengurangan korupsi, peningkatan transparansi, peningkatan kenyamanan, pertambahan pendapatan dan/atau pengurangan biaya. Dari definisi tersebut dapat ditarik unsur-unsur obyek, tujuan dan alatnya sebagai terlihat pada gambar berikut:

Gambar 1: Unsur-unsur pada definisi e-government

b. Macam interaksi antar pelaku dalam E-Government E-government bertujuan untuk meningkatkan interaksi antar pelaku. Dari definisi di atas terdapat interaksi antar pelaku sebagai berikut:

Gambar 2: Macam interaksi dalam e-government c. Macam cara/alur interaksi dengan Pemerintah dalam E-Government Disamping cara interaksi tradisional, e-government memberi kemudahan bagi warga dan dunia usaha untuk mengakses layanan pemerintah. Dalam hal ini, terdapat beberapa macam cara atau alur interaksi dari pengguna layanan ke pemberi layanan (Pemerintah) seperti dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3 : Macam cara interaksi dengan Pemerintah dalam e-government

d. Tingkatan Layanan Atau Tahapan Pengembangan E-Government Secara Umum Pengembangan e-government dapat dilakukan dalam beberapa tahap atau tingkatan. Beberapa sumber pustaka menjelaskan tentang tingkatan layanan egovernment sebagai berikut:

Gambar 4: Tingkatan layanan e-government Hermawan Kartajaya dkk. (2002: 330-331) menjelaskan tiga tahapan pengembangan layanan e-government, sebagai berikut: Tahap I : Menerbitkan Informasi tentang diri sendiri bagi kepentingan warga dan kalangan bisnis (lewat web/internet)juga menyediakan fasilitas komunikasi dua arah. Tahap II : Aplikasi Intranet yang memungkinkan data dapat dikumpulkan (online), diolah, dan disebarluaskan dalam bentuk baru (agar lebih efisien); meskipun sebagian proses pemberian servis tetap secara offline, publik dapat memantau kinerja secara online. Tahap III : Aplikasi Extranet yang memungkinkan warga wilayah dapat mengisi blanko aplikasi secara online (lewat internet).

e. Tingkatan Pengembangan E-Government Berkaitan Dengan Pembangunan Daerah Berkaitan dengan pembangunan daerah, Herwawan Kertajaya dkk. mengusulkan tahapan pengembangan seperti berikut: 1. Sekedar menjalankan kuajiban sebagai penyedia layanan publik, tapi sudah mulai dilewatkan jaringan komputer (LAN/WAN). 2. Penyediaan layanan publik dilewatkan internet (dapat diakses darimanapun). 3. Menuju layanan yg berorientasi pada pembangunan ekonomi nasional jangka panjang (layanan pada kalangan bisnis, pemasok, dan lembaga pemerintah lainnya)layanannya dilewatkan LAN/WAN; belum semuanya lewat internet (ekstranet). 4. Berorientasi ke pembangunan ekonomi jangka panjang dan semua layanannya lewat internet (ekstranet). Penjelasannya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5: Tingkatan pengembangan e-government

Beberapa Ide Penerapan E-Government dalam Pemerintahan Daerah secara umum di Indonesia Upaya penerapan e-government dalam pemerintahan telah banyak dilakukan di banyak tempat. Bersumber dari upaya-upaya yang pernah ada (dijumpai di khasanah pustaka), di bagian berikut ini, dipilih beberapa ide, pemikiran atau kiat-kiat yang mungkin dapat dipakai untuk pengembangan e-government di Indonesia.

a. Pengembangan E-Government perlu mempunyai visi/tujuan dan strategi jelas dan terkait dengan pembangunan daerah Belum seluruh bagian masyarakat kita mampu memanfaatkan teknologi komunikasi dan Informasi, tapi dengan tantangan global (seperti misalnya: Pasar Bebas Asean 2003) dan

kebutuhan untuk menarik investor dan wisatawan maka pemerintah daerah perlu mengalokasikan anggaran yang cukup untuk pengembangan e-government di daerahnya masing-masing.

Pengembangan tersebut perlu disesuaikan dengan visi, misi, strategi dan program pembangunan wilayahnya, atau dengan kata lain pengembangan e-government perlu mempunyai tujuan dan agenda yang jelas. Sebagai contoh: Visi e-government Singapura: To be a leading eGovernment to better serve the nation in the Digital Economy, dengan program strateginya meliputi: (1) knowledge-based workplace, (2) electronic service delivery, (3) technology experimentation, (4) operational efficiency improvement, (5) adaptive and robust infocomm infrastructure, and (6) infocomm education

Tanpa masuk ke teknologi E-Government, pemerintahan daerah kita akan terisolasi dan tertinggal dalam dunia dengan pembedaan digital (digital divide). Selain itu, revolusi informasi yang didukung dengan pesatnya perkembangan ICT juga telah terjadi di luar bidang pemerintahan, yaitu antara lain dalam bentuk: e-banking, ecommerce, distance education, dan sebagainya.

2. E-Business

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis daribahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. a. Penerapan E-Business Pada Perusahaan Hal ini mengakibatkan perekonomian dan bisnis yang semula relatif stabil dan dapat diprediksi menjadi penuh ketidak pastian, semakin kompleks, dan cepat berubah. Batas-batas antar negara semakin kabur dan cenderung hilang dari segi investasi, operasi industri, informasi, serta mengarah pada internasionalisasi dan globalisasi. Globalisasi memberikan tantangan dan peluang pada perusahaan-perusahaan yang beroperasi didalamnya. Untuk dapat bertahan hidup dan memenangkan persaingan perusahaan perlu membuat perencanaan bagi bisnis mereka. Kesuksesan e-business sangat ditentukan oleh komitmen perusahaan terhadap peran dan tanggung jawab kepemimpinan dalam e-business, peran cross functional team, dan struktur manajemen sehingga top manajemen perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang perubahan teknologi yang cepat, dan mengkomunikasikan nilai e-business ke seluruh organisasi.

Dalam berbagai kesempatan iini saya mengatakan bahwa pertimbangan utama yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan agar dapat secara efektif berhasil menerapkan konsepkonsep berbasis TI, seperti ERP, SCM, atau CRM adalah kemauan masing-masing pihak terkait (SDM perusahaan) untuk berubah. Paling tidak melakukan revolusi pemikiran dalam menghadapi persaingan ketat dan dinamika bisnis yang terjadi belakangan ini. Perubahan tersebut menyangkut dua hal, yaitu berhubungan dengan aspek informasi dan teknologi.

Perusahaan harus dapat memahami dan memperoleh keyakinan bahwa ? informasi? merupakan faktor produksi yang penting di samping faktor 4M lainnya (materials, machines, money, dan men). Bayangkan jika sebuah perusahaan besar telah memiliki 4M tersebut, tetapi tidak memiliki informasi yang akurat mengenai keadaan industri, kebutuhan pasar, dan perilaku pelanggannya ? bisa-bisa semua sumber daya fisik yang dimiliki dapat lenyap dalam waktu singkat dan perusahaan dapat bangkrut dalam waktu cepat.

Aplikasi ERP, SCM, dan CRM pada dasarnya bekerja berdasarkan proses yang berkaitan dengan mekanisme penciptaan informasi dan penyeberannya ke berbagai entiti organisasi yang membutuhkannya. Di bagian muka (front office) yang berhadapan langsung dengan pelanggan, terdapat aplikasi CRM yang bertujuan agar perusahaan dapat menjalin relasi/hubungan intim dengan customer-nya, sehingga yang bersangkutan akan menjadi pelanggan yang loyal.

Sementara itu, berdasarkan kebutuhan pelanggan tersebutlah maka perusahaan harus menerapkan konsep ERP, yang pada dasarnya, memberikan keleluasaan kepada perusahaan untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap seluruh sumber daya yang dimilikinya agar efektif, efisien, dan terkontrol secara menyeluruh (holistik) dan terintegrasi (berbasis proses dan lintas fungsi). Karena merupakan suatu kenyataan, bahwa dalam usahanya untuk menciptakan produk

dan jasanya perusahaan tidak dapat bekerja sendiri, alias membutuhkan kehadiran mitra bisnis yang menyediakan berbagai sumber daya yang dibutuhkan (bahan mentah, material, finansial, dsb.), maka perlu dikembangkan suatu sistem yang mengintegrasikan proses perusahaan tersebut dengan para mitra pemasoknya.

E-Business adalah 95% business and 5% technology. Secara implisit kalimat singkat tersebut telah menjelaskan esensi dari berkembangnya konsep manajemen baru yang dikenal dengan e-business. Kalimat singkat tersebut pada intinya menegaskan bahwa pertimbangan utama yang harus dipergunakan oleh para praktisi manajemen dalam menentukan apakah akan memanfaatkan tawaran-tawaran menggiurkan yang dijanjikan oleh e-business terletak pada pertimbangan seberapa besar potensi bisnis yang ditawarkan, bukan pada seberapa canggih teknologi yang berkembang.

Dengan melihat keseluruhan contoh pengukuran kinerja tersebut jelas terlihat konsep teknologi informasi yang relevan untuk penerapan e-business di sebuah perusahaan atau industri tertentu. Jika pemakaian sebuah aplikasi, sistem informasi, software, perangkat keras, network, intranet, dan produk-produk teknologi informasi lainnya secara langsungada maupun tidak langsung memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap ukuran kinerja bisnis seperti yang dijelaskan di atas, maka jelas peranannya akan sangat berarti bagi perkembangan perusahaan. Demikian juga sebaliknya, jika hasil pengimplementasian teknologi informasi di bisnis justru bertentangan dengan konsep peningkatan kinerja yang di atas, tentu saja kehadirannya akan menjadi bumerang bagi keberadaan perusahaan.

3. Penerapan Teknologi Digital DLC (Digital Loop Carrier) Pada Jaringan Lokal Akses Fiber A. Jaringan Lokal Akses Fiber a. Pengertian Jaringan Lokal Akses Fiber Sistem Jarlokaf setidaknya memiliki 2 buah perangkat opto-elektronik, yaitu satu perangkat opto-elektronik di sisi sentral dan satu perangkat opto-elektronik di sisi pelanggan. Lokasi perangkat opto-elektronik di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO). Secara praktis TKO berarti batas terakhir kabel optik ke arah pelanggan yang berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal optik ke sinyal elektronik.

b. Arsitektur Jarlokaf Berikut adalah macam macam arsitektur jarlokaf yang telah diaplikasikan di lapangan: 1. Fiber To The Building (FTTB) TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi basement. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB dapat dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung (DCL) pada jaringan akses tembaga.

Gambar 1. Modus aplikasi FTTB

2. Fiber To The Zone (FTTZ) TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. FTTZ dapat dianalogikan sebagai pengganti RK.

Gambar 2. Modus aplikasi FTTZ

3. Fiber To The Curb (FTTC) TKO terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam kabinet, di atas tiang maupun manhole. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat dianalogikan sebagai pengganti KP.

Gambar 3. Modus aplikasi FTTC

4. Fiber To The Home (FTTH) TKO terletak di rumah pelanggan. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor atau IKR hingga beberapa puluh meter. FTTH dapat dianalogikan sebagai pengganti Terminal Blok (TB).

Gambar 4. Modus aplikasi FTTH

B. Digital Loop Carrier (DLC)

Gambaran Umum DLC Penerapan teknologi DLC pada jarlokaf memerlukan dua DLC yang identik yaitu di bagian sisi sentral dan sisi pelanggan. a. Pada sisi sentral (Exchange DLC Unit) terdiri dari: Perangkat DLC mengandung konverter analog ke digital dan orde pertama multiplexer (PM). Multiplexer orde tinggi (HOM) menyediakan antarmuka di sisi sentral yang berfungsi untuk multiplexing sinyal keluaran dari perangkat DLC (2Mbps) dan mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal optik.

b. Pada sisi pelanggan (Remote DLC Unit) terdiri dari: Perangkat DLC mengandung konverter analog ke digital dan orde pertama multiplexer (PM). Multiplexer orde tinggi (HOM) menyediakan antarmuka di sisi pelanggan yang berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik oleh OLTE dan melakukan demultiplexing ke sinyal 2 Mbps.

Antara RT-DLC ke pelanggan dihubungkan melalui kabel tembaga. Jarak antara CTDLC ke RT-DLC adalah sampai 30 km untuk daya sedang. Untuk daya rendah 10 km dan untuk daya tinggi 60 km.

Gambar 5. Konfigurasi umum DLC

Keterangan: LE : Local Exchange CT : Central Terminal RT : Remote Terminal

Sistem DLC bisa digunakan untuk konfigurasi star karena memiliki hubungan kabel fiber optik dari sisi sentral ke sisi pelanggan sebagai hubungan ke setiap titik. Namun DLC dapat digunakan juga dengan konfigurasi ring, dengan menggunakan transmisi SDH.

Gambar 6. Konfigurasi DLC

Fungsi bagian Penyusun DLC adalah : a. Jarlokaf dengan topologi point-to-point (Single star) b. Terdiri dari dua perangkat utama: 1. CT (Central Terminal) di sisi sentral, dan 2. RT (Remote Terminal) di sisi pelanggan c. Fungsi CT adalah : 1. Interfacing dengan sentral lokal 2. Multiplexer/Demultiplexer 3. Crossconnect dan Controller 4. Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE) d. Fungsi RT adalah : 1. Interfacing dengan ODN (E/O Converter/OLTE) 2. Multiplexer/Demultiplexer

3.

Interfacing dengan pelanggan

e. DLC pada umumnya digunakan untuk pelanggan yang terkonsentrasi atau untuk gedung bertingkat (high rise building)

Anda mungkin juga menyukai