Anda di halaman 1dari 7

Manfaat Pembangunan Kampus IAIN SU Project IDB Bagi Wilayah Sumatera Utara Lokasi Kampus IAIN SU berada di Desa

Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu, kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Deli serdang, dimana IAIN SU berada adalah wilayah yang berhampiran dengan kota Medan yang menjadi Ibu kota propinsi Sumatera Utara. Dalam uraian tentang kemanfaatan pembangunan kampus IAIN SU terhadap wilayah tempat keberadaannya, maka berikut ini diuraikan serba ringkas tentang keadaan umum propinsi sumatera utara, Kabupaten Deli Serdang maupun Kota Medan serta keadaan umum Desa Durin Jangak sendiri sebagai lokasi keberadaannya. A. Propinsi Sumatera Utara 1. Geografi Provinsi Sumatera Utara m e m i l i k i l u a s w i l a y a h mencapai 71.680,68 2 km atau 3,72% dari luas Wilayah Republik Indonesia. Letak geografis Provinsi Sumatera Utara berada pada jalur strategis pelayaran Internasional Selat Malaka yang dekat dengan Singapura, Malaysia dan Thailand. Karena itu keberadaaan kampus IAIN SU di Sumatera Utara akan sangat mendukung sesuai visi IAIN yang memiliki daya saing pada tingkat regional 2. Demografi Jumlah Penduduk Propinsi Sumatera Utara Pada tahun 2011 mencapai 13 juta jiwa. Sekitar 56,75 % penduduk bertempat tinggal di pedesaan dan 43,25 % bertempat tinggal di daerah perkotaan. Penduduk Sumatera Utara sangat heterogen terdiri dari berbagai suku, yaitu Melayu, Batak, Nias, Aceh, Minangkabau, Jawa dan telah beragama. Walaupun berbeda Agama dan adat istiadat, kehidupan bersama berlangsung rukun dan damai dengan Pancasila sebagai pedoman hidup. Keragaman beragama di propinsi Sumatera Utara t e r d i r i d a r i : - Islam sebanyak 8.508.500,- jiwa atau 65,45 % - Khatolik sebanyak 621.400 jiwa atau 4,78 % - Protestan sebanyak 3.460.600 jiwa atau 26,62 % - Hindu sebanyak 24.700 jiwa atau 0,19 % - Budha sebanyak 366.600 jiwa atau 2,82 % - Lainnya sebanyak 18.200 jiwa atau 0,14 %

Keragaman penduduk dari segi ethnis dan agama yang berbaur secara rukun dan damai ini, juga menjadi salah satu modal sosial (social capital) bagi pembangunan dibidang pendidikan sosial dan budaya, dimana IAIN SU menjadi salah satu penggeraknya.

3. Potensi Ekonomi Potensi ekonomi propinsi sumatera utara, terutama dari sumber daya alam cukup berlimpah, diantaranya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan dan pariwisata. Potensi Pertanian Provinsi Sumatera Utara diantaranya adalah sayuran, jeruk dan buah-buahan yang sebagian besar telah dipasarkan dengan baik dan sudah di ekspor keluar negeri maupun provinsi lain. Luas areal perkebunan adalah 1.634.772 ha atau 22,73% dari luas Sumatera Utara dengan produksi sebesar 3.738.516 ton untuk 23 komoditi diantaranya sawit, karet, kopi, kakao, tembakau dan kelapa. Sumatera Utara juga merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) mempunyai 399 objek wisata yang tersebar di seluruh daerah. Dari 120 objek wisata yang dipasarkan meliputi potensi alam, seperti Danau Toba, Wisata Bahari terutama di Nias, Agro Wisata, Seni dan Budaya etnis yang masing-masing mempunyai nilai sendiri-sendiri. Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan Sumatera Utara, terdiri dari berbagai komoditi, seperti jagung, kentang, kopi, ikan mas, sapi, bawang merah dan sebagainya. Pengembangan Kawasan Agromarinepolitan Wilayah Pesisir, Pulau-pulau kecil dan Pulau terluar, dengan luas laut Sumatera Utara 110.000 km, panjang pantai 1.300 km (Pantai Timur 545 km dan Pantai Barat 375 km serta Pulau Nias 380 km), Jumlah Pulau sebanyak 419 buah (bernama 237 buah dan tidak bernama 182 buah) sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini seiring dengan bertambahnya penduduk Indonesia dan dunia sehingga akan meningkatkan permintaan terhadap kelautan dan perikanan, ditambah dengan menurunnya kemampuan produksi perikanan tangkap dunia. Dengan potensi ekonomi Sumatera Utara yang demikian besar, wajar saja apabila pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara mencapai kisaran rata-rata 7%, selalu diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi propinsi di Indonesia. Namun demikian, meskipun pertumbuhan ekonomi rata-rata Sumatera Utara yang demikian tinggi, Jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara masih tergolong tinggi, yaitu sebanyak 1.421.400 orang (10,83 persen) pada September 2011. Inilah salah satu peran IAIN SU sebagai perguruan tinggi yang memiliki center of Excellence dibidang ekonomi, mengembangkan

pendidikan ekonomi Islam dengan penguatan pada kewirausahaan yang akan mendorong tumbuhnya entrepreneurship bagi usaha mikro dan kecil. B. Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan 1. Demografi Berdasarkan sensus penduduk Kabupaten Deli Serdang adalah kota kedua dengan penduduk terbesar di Sumatera Utara setelah kota Medan. Data Badan Pusat Statistik tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk kabupaten Deli Serdang sebanyak 1.788.351 jiwa dengan kepadatan 715 jiwa per km2 dengan pertumbuhan penduduk rata-rata adalah 2,15%. Kota Medan memiliki jumlah penduduk pada tahun yang sama sebesar 2.097.610 jiwa dengan kepadatan 7.913 jiwa per km2. Sebagaimana jumlah penduduk terpusat di Kota dan Kabupaten ini, maka IAIN SU akan menjadi kampus yang menjadi tujuan belajar para calon mahasiswa. 2. Ekonomi Sebagaimana seluruh wilayah kota medan adalah wilayah yang dikelilingi oleh kabupaen Deli Serdang, maka kabupaten Deli Serdang menjadi wilayah penyangga bagi kota Medan, karena itu lahan produksi perkebunan dan industri pada umumnya berada di lokasi kabupaten Deli Serdang, sedangkan perdagangan dan jasa terpusat di kota medan. Adapun Besar PDRB Kabupaten Deli Serdang perkapita tahun 2009 adalah Rp 19,11 juta Perekonomian di Kota Medan pada tahun2010 sangat bervariatif. Sektorsektor yang dominan seperti sektor Perdagangansebesar 26,92%, industri sebesar 14,97%, keuangan sebesar 14,27% dan jasa sebesar10,72% cukup besar pengaruhnya apalagi sektor industri yang tiap tahunnyamengalami kenaikan yang cukup tinggi. Maka dari itu sektor perdagangan yang paling banyak memberikan konstribusinya untuk perekonomian di wilayah Kota Medan dibandingkan sektor lainnya. C. Desa Durin Jangak Kecamatan pancur Batu Kampus IAIN SU yang akan dibangun degnan pembiayaan IDB berlokasi di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu. Data Umum tentang Demografi, dan ekonomi diuraikan sebagai berikut 1. Demografi

Dari sisi pemerintahan, Desa Durin Jangak terbagi kepada 3 (tiga) dusun dan 3 (tiga) Rukun Tetangga. Terdapat 491 Rumah Tangga dengan jumlah penduduk 1.847 jiwa. Sebanyak 1.218 jiwa atau 66% dari penduduknya telah berusia dewasa. Dari jumlah 491 rumah tangga yang terdapat di Desa Durin jangak, sebanyak 100 rumah telah terbangun secara permanen, 114 rumah semi permanen dan selebihnya sebanyak 277 rumah masih sederhana. Struktur pemeluk agama di Desa Durin jangak terdiri dari Umat Islam sebanyak 598 jiwa, katolik 52 jiwa dan kristen sebanyak 1.197 jiwa. Dengan demikkan mayoritas penduduk (64%) beragama kristen. Terdapat 3 buah Gereja dan belum terdapat Mesjid. Menurut Data Biro Pusat Statistik, belum terdapat bangunan sekolah di Desa Durin Jangak, karena itu penduduknya bersekolah ke Desa yang terdekat yaitu di Desa Lama dimana terdapat 3 bangunan sekolah Taman Kanak-Kanak, 2 (dua) bangunan Sekolah Dasar, 1 (satu) sekolah SLTP. Sedangkan sekolah SLTA berada di Desa Baru. 2. Ekonomi Desa Durin Jangak memiliki luas wilayah 4,91 km2 (391,14 ha), hanya berjarak 2 Km dari pusat pemerintahan Kecamatan. Wilayah Desa ini terdiri dari lahan sawah seluas 135 ha, lahan kering 180 ha dan selebihnya 76,14 ha. Dari lahan kering sejumlah 180 ha ini, seluas 53,77 ha adalah lahan pertanian, 38 ha perladangan sayur mayur dan 9,5 ha tegal kebon. Persawahan masih ditanami secara tradisional dengan frekewensi satu kali panen dalam setahun. Terdapat satu buah kilang padi untuk menggiling hasil panen. Disamping bertani terdapat pula penduduk desa yang beternak, ternak yang dipelihara adalah sapi dan kerbau yang berjumlah 50 ekor. Perdagangan penduduk di Desa Durin Jangak berupa warung kecil eceran sebanyak 14 warung. 2 (dua) panglong menjual bahan bangunan, dan terdapat pula tempat penginapan yang sederhana sebanyak 4 unit. Alat transportasi ke Desa durin jangak, terdiri dari 1 merk Bus Umum, 2 merek Bus Mini, truk sepeda, sepeda motor, beca dayung, beca mesin dan mobil pribadi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Deli Serdang kecamatan Pancur Batu tahun 2011, dari peringkat perkembangannya, Desa Durin Jangak tergolong desa swakarya. Peringkat perkembangan Desa terbagi tiga, yaitu Swadaya, Swakarya dan swasembada. Dengan demikian Desa Durin jangak masih tergolong pada peringkat perkembangan kedua (moderat).

Adapun karakteristik Desa Swakarya adalah peralihan atau transisi dari desa swadaya menuju desa swasembada. Ciri-ciri desa swakarya adalah: a) Kebiasaan atau adat istiadat sudah tidak mengikat penuh. b) Sudah mulai menpergunakan alat-alat dan teknologi c) Desa swakarya sudah tidak terisolasi lagi walau letaknya jauh dari pusat perekonomian. d) Telah memiliki tingkat perekonomian, pendidikan, jalur lalu lintas dan prasarana lain. e) Jalur lalu lintas antara desa dan kota sudah agak lancar. Terdapat 88 Rumah tangga (18%) tergolong kepada Rumah Tangga Sasaran, yaitu Rumah tangga yang berhak menerima program bantuan sosial ekonomi dari pemerintah, misalnya bantuan langsung Tunai, beras miskin dan berbagai bentuk jaring pengaman sosial lainnya. Dari sisi pertahapan keluarga sejahtera, penduduk Desa Durin Jangak masih tergolong pra sejahtera sebanyak 53 Rumah Tangga, 97 rumah Tangga keluarga Sejahtera tahap 1, 36 Rumah Tangga keluarga Sejahtera tahap 2, 60 rumah Tangga Keluarga Sejahtera Tahap 3 dan 20 Rumah Tangga tahap keluarga Sejahtera plus. Indikator Keluarga menurut undang-undang no. 10 Tahun 1992 menetapkan bahwa keluar prasejahtera dalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan. Keluarga sejahtera tahap 1 adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal dan berikutnya telah memenuhi pula: a) Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga. b) Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua) kali sehari atau lebih. c) Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian. d) Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah. e) Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa kesarana/petugas kesehatan. Keluarga sejahtera tahap 2, 3 dan sejahtera plus adalah keluarga yang telah lebih baik kualitas hidupnya dibanding yang telah diuraikan diatas. 3. Potensi Pertumbuhan Ekonomi Pasca Pembangunan Kampus IAIN

Dengan beroperasinya kampus IAIN SU di wilayah desa Durin Jangak ini, beberapa potensi ekonomi yang segera tumbuh antara lain:
a. Peningkatan jasa Angkutan umum untuk mengangkut mahasiswa.

Dapat diperkirakan sebanyak 20% mahasiswa IAIN SU berasal dari luar wilayah Durin Jangak akan menggunakan kenderaan umum. Jika diasumsikan 20% mahasiswa adalah 2000 orang, maka dengan jumlah rata-rata sekali angkut 10 orang, maka telah terdapat 200 trip pengangkutan tambahan. Apabila seorang mahasiswa mengeluarkan biaya pengangkutan Rp 2000,- per hari, maka peredaran uang dari pengangkutan meningkat Rp 4 juta perhari. b. Penyewaan kamar Jika diasumsikan pula terdapat 2000 orang mahasiswa berasal dari luar Kota Medan dan Deli Serdang, maka mereka memerlukan rumah dengan kamar-kamar yang dapat disewa. Jika diperhitungkan satu kamar dihuni oleh 4 orang mahasiswa, maka akan diperlukan 500 kamar sewa. Penyewaan kamar ini tentunya akan menjadi sumber pendapatan penduduk yang akan menambah income perkafita mereka. Apabila penyewaan kamar seorang mahasiwa Rp 100 ribu perbulan, maka akan menambah peredaran uang sebesar Rp 200 juta.
c. Penjualan makanan pokok

Kebutuhan makanan pokok adalah yang sangat utama. Seiring dengan penyewaan kamar dan juga pada kegiatan harian mahasiswa, maka akan terjadi transaksi penjualan makanan yang sangat besar. Apabila pembelanjaan makanan seorang mashasiswa Rp 10 ribu perhari, maka untuk 200 orang mahasiswa saja telah akan bertransaksi sebanyak Rp 20.000.000,d. Penjualan keperluan alat tulis, photo copy. Penjualan alat tulis mahasiswa juga akan mengalami peningkatan cukup besar di wilayah desa Durin jangak ini. Untuk rata-rata 2000 orang mahasiswa yang bertransaksi masing-masing Rp 10.000,- maka telah terjadi transaksi sebanyak 20 juta. e. Multiflier. Beberapa pertumbuhan ekonomi yang akan terjadi sebagai pengaruh dari keberadaan kampus IAIN di Desa Durin Jangak akan bersifat

multiflier, misalnya akan mendorong pertumbuhan perdagangan berbagai kebutuhan mahasiswa lainnya dalam kaitan dengan konsumsi sandang , pangan tempat tinggal maupun rekreasi.

4. Potensi dampak sosial yang positif. Selain dampak ekonomi, keberadaan kampus IAIN SU di wilayah Durin Jangak akan berpengaruh terhadap sosial kemasyarakatan, antara lain.
1. Syiar dan dakwah Agama Islam

Sebagaimana pada diatas tampak bahwa jumlah Umat islam tidak mencapai 40% dan tidak terdapat masjid, maka dengan pembangunan kampus ini, dimana didalamnya terdapat masjid yang berdekatan dengan jalan umum, maka masjid ini akan digunakan masyarakat untuk shalat 5 waktu, begitu pula dengan kegiatan pengajian dan syiar islam lainnya. 2. Mendorong semangat belajar. Dengan adanya kampus diwilayah desa ini, maka masyarakat setempat akan termotivasi untuk giat belajar agar dapat pula memasuki pendidikan tinggi. Berdasarkan uraian diatas, dapat direkomendasikan bahwa project pendirian kampus IAIN SU diwilayah Desa Durin Jangak, kecamatan Pancur Batu kabupaten Deli Serdang, memiliki dampak yang positif kepada lingkungan diwilayahnya baik dari sisi ekonomi maupun sosial.

Anda mungkin juga menyukai