Anda di halaman 1dari 7

Kelompok B :

Efek Samping Prednison :

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit : - Retensi cairan tubuh - Retensi natrium - Kehilangan kalium - Alkalosis hipokalemia - Gangguan jantung kongestif - Hipertensi Gangguan Muskuloskeletal : - Lemah otot - Miopati steroid - Hilangnya masa otot - Osteoporosis - Putus tendon, terutama tendon Achilles - Fraktur vertebral - Nekrosis aseptik pada ujung tulang paha dan tungkai - Fraktur patologis dari tulang panjang Gangguan Pencernaan : - Borok lambung (peptic ulcer) kemungkinan disertai perforasi dan perdarahan - Borok esophagus (Ulcerative esophagitis) - Pankreatitis - Kembung - Peningkatan SGPT (glutamate piruvat transaminase serum), SGOT (glutamate oksaloasetat transaminase serum), dan enzim fosfatase alkalin serum. Umumnya tidak tinggi dan bersifat reversibel, akan turun kembali jika terapi dihentikan.

Proses Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia terjadi karena adanya gangguan metabolisme lemak yang menyebabkan peningkatan kadar lemak darah yang bisa disebabkan oleh karena defisiensi enzim lipoprotein. Lipase, defisiensi reseptor LDL atau bisa juga disebabkan oleh ketidak normalan genetika yang menghasilkan kenaikan dramatis dalam produksi kolesterol hati atau penurunan dalam kemampuan hati untuk membersihkan kolesterol dari darah. Hiperkolesterolemia muncul karena disebabkan kadar kolesterol, triglesrida, LDL, VLDL, serta kilomikron dalam plasma darah melebihi bilangan-bilangan normal. Umumnya kadar normal dalam plasma darah untuk kolesterol adalah 200mg/100ml dan kadar trigliserida 125mg/100 ml plasma. Keadaan Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko bagi penyakit jantung dan pembuluh, khususnya aterosklerosis dan infark jantung. Terjadinya penyakit jantung koroner, secara umum dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu inisiasi, progresi, dan terminasi. Tahap inisiasi ditandai dengan terjadinya luka pada lapisan endothelium pada pembuluh darah. Pada tahap progresi, bagian yang luka tersebut menyebabkan terjadinya penimbunan kolesterol yang selanjutnya membentuk sumbatan (plaque) di dalam pembuluh darah. Bila penimbunan kolesterol ini berjalan terus, dapat menyebabkan sumbatan makin besar dan darah susah mengalir. Pada saat terjadi penyumbatan ini, masuklah ke tahap terminasi yang ditandai dengan terjadinya trombosis (pembuluh darah tersumbat), kerusakan otot jantung, dan akhirnya kematian.

Manfaat Kalium

Kalium sering juga disebut sebagai potassium. Kalium bersama dengan sodium dan klorida berfungsi untuk mengontrol kadar air di dalam tubuh. Menurut penelitian para ahli, manfaat kalium yang lain adalah untuk mencegah penyakit tekanan darah tinggi jika berada dalam jumlah yang sesuai di dalam tubuh. Kalium sangat penting dan dibutuhkan untuk menunjang kinerja jantung serta memiliki perrang penting dalam kontraksi otot rangka dan otot halus. Memiliki terlalu banyak kalium dalam tubuh disebut dengan Hiperkalemia dan jika terlalu sedikit memiliki kadar kalium dalam tubh disebut juga hipokalemia. Baik hiperkalemia maupun hipokalimia semuanya memiliki efek bagi tubuh kita. Untuk menjaga keseimbangan jumlah kalium dalam tubuh, hal itu ditentukan pada jumlah natrium dan magnesium yang terdapat pada darah. Jika terlalu banyak natrium dalam darah, maka akan meningkatkan kebutuhan akan kalium. Diare, muntah serta berkeringat dalam jumlah banyak juga meningkatkan kebutuhan kalium bagi tubuh. Menurut penelitan para ahli yang melakukan studi mengenai hubungan kalium dengan kesehatan tulang , mereka menyatakan bahwa ada hubungan positif antara makanan yang mengandung kadar kalium tinggi dengan kesehatan tulang. Tetapi tentu saja diperlukan studi lebih mendalam untuk memastikan hal ini

Metabolism Bilirubin

Pada katabolisme hemoglobin (terutama terjadi dalam limpa), globulin mula-mula dipisahkan dari hem, setelah itu hem diubah menjadi biliverdin. Bilirubin tak terkonyugasi kemudian dibentuk dari biliverdin. Bilirubin tak terkonyugasi berikatan lemah dengan albumin, diangkut oleh darah ke sel-sel hati. Metabolisme bilirubin oleh sel hati berlangsung dalam empat langkah produksi, transportasi, konyugasi, dan ekskresi.

1. Produksi Sebagian besar bilirubin terbentuk scbagai akibat degradasi hemoglobin pada sistem retikulocndotelial (RES). Tingkat penghancuran hemoglobin ini pada neonatus lebih tinggi daripada bayi yang lebih tua. Satu gram hemoglobin dapat menghasilkan 35 mg bilirubin indirek. Bilirubin indirek yaitu bilirubin yang bereaksi tidak langsung dengan zat wama diazo (reaksi Hymans van den Bergh), yang bcrsifat tidak. larut dalam air tetapi larut dalam Iemak.

2. Transportasl Bilirubin indirek kemudian diikat oleh albumin. Sel parenkima hepar mempunyai cara yang selektif dan efektif mengambil bilirubin dari plasma. Bilirubin ditransfer melalui membran sel kcdalam hcpatosit sedangkan albumin tidak. Pengambilan oleh sel hati memerlukan protein sitoplasma atau protein penerima, yang diberi simbol sebagai protein Y dan Z. Di dalam sel bilirubin akan terikat terutama pada ligandin (- protein Y, glutation S-transferase B) dan sebag;an kecil pada glutation S-transferase lain dan protein Z. Proses ini merupakan proses 2 arah, tergantung dari konsentrasi dan afinitas albumin dalam plasma dan ligandin dalam hepatosit Sebagian besar bilirubin yang masuk hepatosit dikonjugasi dan diekskresi ke dalam empedu. Dengan adanya sitosol hepar, ligandin mengikat bilirubin sedangkan albumin tidak. Pemberian fenobarbital mempertinggi konsentrasi ligandin dan memberi tempat pengikatan yang Iebih banyak untuk bilirubin.

3. Konyugasi Konyugasi molekul bilirubin dengan asam glukuronat berlangsung dalam retikulum endoplasma sel hati. Langkah ini bergantung pada adanya glukuronil transferase, yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi. Konyugasi molekul bilirubin sangat mengubah sifat-sifat bilirubin. Bilirubin terkonyugasi tidak larut dalam lemak, tetapi larut dalan air dan dapat diekskresi dalam kemih. Sebaliknya bilirubin tak terkonyugasi larut

lemak, tidak larut air, dan tidak dapat diekskresi dalam kemih. Transpor bilirubin terkonjugasi melalui membran sel dan sekresi ke dalam kanalikuli empedu oleh proses aktif merupakan langkah akhir metabolisme bilirubin dalam hati. Agar dapat diekskresi dalam empedu, bilirubin harus -dikonyugasi. Bilirubin terkonyugasi kemudian diekskresi melalui saluran empedu ke usus halus. Bilirubin tak terkonyugasi tidak diekskresikan ke dalam empedu kecuali setelah proses foto-oksidasi

4. Ekskresi Sesudah konjugasi bilirubin ini menjadi bilirubin direk yang larut dalam air dan diekskresi dengan cepat ke sistem empcdu kemudian ke usus. Bakteri usus mereduksi bilirubin terkonyugasi menjadi serangkaian senyawa yang dinamakan sterkobilin atau urobilinogen. Zat-zat ini menyebabkan feses berwarna coklat. Dalam usus bilirubin direk ini tidak diabsorpsi; sebagian kecil bilirubin direk dihidrolisis menjadi bilirubin indirek dan dircabsorpsi. Siklus ini disebut siklus enterohepatis. Sekitar 10% sampai 20% urobilinogen mengalami siklus enterohepatik, sedangkan sejumlah kecil diekskresi dalam kemih.

10 Langkah Resusitasi Kwashiorkor

Anda mungkin juga menyukai