Anda di halaman 1dari 19

STANDAR ISI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Pengembangan Kurikulum IPA (Biologi)

Disusun oleh: Kelompok 6 Izkar Sobhah Ratna Maruti Moh. Amuy Saefudin 1110016100027 1110016100028 1110016100015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012 M / 1432 H

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Di antara gerakan mutu pendidikan, pemerintah telah menetapkan Standar Nasional Pendidikan (SNP), sebagai acuan bagi pelaksanaan pendidikan di Indonesia. SNP merupakan kriteria minimal tentang system pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk menjamin mutu pensisikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara
5

terencana, terarah, dan berkesinambungan Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik, dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Dari delapan standar tersebut, yang telah dijabarkan dan disahkan penggunannya oleh Mendiknas adalah standar isi dan standar kompetensi lulusan. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai standar isi Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi mencakup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi berisi kerangka dasar, struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik (sesuai dengan Permendiknas No.22 Tahun 2006). Namun, dalan makalah ini akan disajikan mengenai kerangka dasar, tujuan matapelajaran, ruang lingkup matapelajaran, dan beban belajar
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar beakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kerangka dasar dari Standar Isi? 2. Apa saja tujuan dan ruang lingkup dari kelompok mata pelajaran? 3. Apa yang dimaksud dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar itu? 4. Apa yang dimaksud dengan beban belajar

C.

Tujuan Makalah Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain: a. Untuk menjelaskan kerangka dasar dari Standar Isi b. Untuk memaparkan ruang lingkup dari kelopok mata pelajaran 6

c. Untuk menjelaskan tentang Standar kompetensi/ kompetensi dasar (SK/KD) d. Untuk menjelaskan mengenai beban belajar bagi siswa

D.

Metodologi Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan, yakni mendapatkan sumber informasi yang berasal dari media cetak berupa buku dan media elektronik seperti internet.

E.

Sistematika Penulisan Makalah ini terdiri dari 3 bab, yakni bab I, bab II dan bab III. Berikut ini

merupakan sistematika penulisan yang digunakan, yakni: BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat D. Metodologi Penulisan E. Sistematika Penulisan BAB II : PEMBAHASAN A. Kerangka Dasar Standar Isi B. Tujuan dan Ruang Lingkup Kelopok Mata Peajaran C. Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar D. Beban Belajar

BAB III

: KESIMPULAN

BAB II PEMBAHASAN
Standar Isi adalah ruang lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi minimal lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran. Standar isi itu memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuuan pendidikan, dan kalender pendidikan akademik1 A. Kerangka Dasar Standar Isi Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: 1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; yang dilaksanakan melalui kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga dan kesehatan 2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; yang

dilaksanakan melalui kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya serta pendidikan jasmani 3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; yang dilaksanakan melalui kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006

4. Kelompok mata pelajaran estetika; yang dilaksanakan melalui kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan 5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan; yang

dilaksanakan melalui kegiatan jasmani, olah raga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan Setiap keompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan secara holistik, sehingga pembelajaran masing-masing kelompok mempengaruhi pemahaman dan

penghayatan peserta didik, dan semua kelompok matapelajaran sama pentingnya dalam menentukan keulusan. Kurikulum dalam berbagai jenis dan jenjang pendidikan meenekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca serta menulis, kecakapan berhitung, dan kecakapan berkomunikasi. B. Ruang Lingkup dan Tujuan Kelompok Mata Pelajaran Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Tujuan merupakan segala sesuatu (apa) yang akan dicapai atau akan dihasilkan dalam jangka waktu tertentu yang mengacu pada suatu visi dan misi. Tujuan mata pelajaran adalah untuk mencapai standar kompetensi dari masing-masing mata pelajaran yang telah ditetapkan. Ruang lingkup merupakan luasnya subjek yang tercakup. Sehingga ruang lingkup mata pelajaran merupakan cakupan dari tiap- tiap mata pelajaran yang ada. Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik.
9

Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator. Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut. Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut. Ruang lingkup dari kelompok mata pelajaran diuraikan sebagai berikut2: 1. Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. 2. Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,

penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme 3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
2

Dr. E. Mulyasa, M.pd, 2010, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, cetakan ketujuh, hal:47-49

10

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja 4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan

keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis. 5. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta

menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk meningkatkan potensi


11

fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah

C. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap tingkat dan atau semester. Standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sedangkan dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan standar proses dan standar penilaian. Dalam kaitannya dengan KTSP, Depdiknas telah menyiapkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) berbagai mata pelajaran untuk dijadikan acuan oleh para pelaksana (guru) dalam mengembangkan KTSP pada satuan pendidikan masing-masing. Dengan demikian, tugas utama guru dalam KTSP adalah menjabarkan, menganalisis, mengembangkan indikator, dan menyesuaikan SKKD dengan karakteristik dan perkembangan peserta didik, situasi dan kondisi sekolah, serta kondisi dan kebutuhan daerah. Selanjutnya mengemas hasil analisis terhadap SKKD tersebut ke dalam KTSP, yang didalamnya mencakup silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)3

Contoh SKKD mata pelajaran Biologi SMA/MA kelas X

1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan

Ibid, hal:109

12

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar. Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang

matematika, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainnya.

2. Tujuan Mata pelajaran Biologi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa 2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain 3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis
13

melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis 4. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi 5. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri 6. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia 7. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian lingkungan.

3. Ruang Lingkup Mata pelajaran Biologi di SMA / MA merupakan kelanjutan IPA di SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan penerapannya yang meliputi aspekaspek sebagai berikut. 1. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk hidup, hubungan antarkomponen ekosistem, perubahan materi dan energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem 2. Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat 3. Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

14

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1 Standar Kompetensi 1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu Kompetensi Dasar 1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup Biologi 1.2 Mendeskripsikan objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan (molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, dan bioma)

2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup

2.1 Mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan 2.2 Mendeskripsikan ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria dan peranannya bagi kehidupan 2.3 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista, dan peranannya bagi kehidupan 2.4 Mendeskripsikan ciri-ciri dan jenisjenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan, dan kajian literatur serta peranannya bagi kehidupan

15

Kelas X semester II Standar Kompetensi 3. Memahami manfaat keanekaragaman hayati Kompetensi Dasar 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan 3.2 Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia, dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan 4. Menganalisis hubungan 4.1 Mendeskripsikan peran komponen antara komponen ekosistem, ekosistem dalam aliran energi dan daur perubahan materi dan energi biogeokimia serta pemanfaatan serta peranan manusia dalam komponen ekosistem bagi kehidupan keseimbangan ekosistem 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan 4.3 Menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah 4.4 Membuat produk daur ulang limbah

16

D. Beban Belajar Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan

menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan menggunakan system paket. Satuan

pendidikan SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori standar menggunakan sistem paket atau dapat menggunakan sistem kredit semester. Satuan pendidikan SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori mandiri menggunakan sistem kredit semester Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut: a. SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit; b. SMP/MTs/SMPLB berlangsung selama 40 menit; c. SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK berlangsung selama 45 menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan adalah sebagai berikut: a. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SD/MI/SDLB:
17

1) Kelas I s.d. III adalah 29 s.d. 32 jam pembelajaran; 2) Kelas IV s.d. VI adalah 34 jam pembelajaran. b. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMP/MTs/SMPLB adalah 34 jam pembelajaran. c. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK adalah 38 s.d. 39 jam pembelajaran Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan beban belajar adalah sebagai berikut: 1) Beban belajar untuk pendidikan dasar dan menengah menggunakan jam pembelajaran setiap minggu setiap semester dengan system tatap muka, penugasan terstruktur, sesuai kebutuhan dan ciri khas masing-masing 2) Pendidikan yang berbasis agama dapat menambah beban belajar untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian sesuai dengan kebutuhan dan ciri khasnya 3) Ketentuan mengenai beban belajar, jam pembelajaran, waktu efektif dan tetap muka, dan presentase beban belajar ditetapkan dengan peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP 4) Beban belajar minimal dan maksimal bagi satuuan pendidikan yang menerapkan sistem satuan kredit semester (SKS) ditetapkan dengan peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP 5) Beban belajar pada pendidikan kesetaraan disampaikan dalam bentuk tatap muka, praktek ketrampilan, dan kegiatan mandiri yang terstruktur sesuai dengan kebutuhan, yang secara efektif ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP 6) Kurikulum untuk SMP dan SMA, serta bentuk lain yang sederajat dapat memasukan pendidikan kecakapan hidup (kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasionla), serta pendidikan berbasis keunggulan lokal

18

7) Pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan brbasis keunggulan local dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari satuan pendidikan nonformal yang usdah memperoleh akreditasi 8) Beban SKS minimal dan maksimal bagi program pendidikan tinggi ditetapkan dengan peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP, sedangkan beban SKS efektif diatur oleh masing-masing perguruan tinggi Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur terdiri dari: 1. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SD/MI/SDLB maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan. 2. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SMP/MTs/SMPLB maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan. 3. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK maksimum 60% dari Jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah enam tahun untuk SD/MI/SDLB, tiga tahun untuk SMP/MTs/SMPLB dan SMA/MA/SMALB, dan tiga sampai dengan empat tahun untuk SMK/MAK. Program percepatan dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa

Sistem kredit semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan


19

yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem kredit semester dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri tidak terstruktur. Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk setiap satuan pendidikan
Jumlah jam per tahun (@60 menit)

Satuan Pendidikan

Satu jam Kelas pemb. tatap muka (menit)

Jumlah jam pemb. Per minggu

Minggu Efektif per tahun ajaran

Waktu pembelajaran per tahun

I s.d. III

35

884-1064 jam pembelajaran 26-28 34-38 (30940 37240 menit) 516-621

SD/MI/ SDLB*) IV s.d. VI 35 32 34-38 1088-1216 jam pembelajaran (38080 - 42560 menit 635-709

SMP/MTs/ SMPLB*)

VII s.d. IX

40

32

34-38

1088 - 1216 jam pembelajaran (43520 - 48640 menit) 1292-1482 jam pembelajaran (58140 - 66690 menit) 1368 jam pelajaran (61560 menit)

725-811

SMA/MA/ SMALB*)

X s.d. XII

45

38-39

34-38

9691111,5

1026 (standar minimum)

SMK/MAK

X s.d XII

45

36

38

*) Untuk SDLB SMPLB, SMALB alokasi waktu jam pembelajaran tatap muka dikurangi 5 menit

20

BAB III KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada BAB II, dapat ditarik kesimpulan bahwa Standar isi adalah ruang lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi minimal lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran. Hal-hal yang menjadi cakupan dalam Standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang secara keseluruhan mencakup kerangka dasar yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan, Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang merupakan arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, dan beban belajar yang merupakan sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan

21

DAFTAR PUSTAKA
Andyana, Gede putra. Analisis Tujuan Mata Pelajaran. http://educationmantap.blogspot.com/2010/05/kimia-gede-putra-adnyana_19.html [18 April 2012] Anonim. Standar Isi. http://bsnp-indonesia.org/id/wp-content /uploads /isi / Standar_Isi .pdf [28 maret 2012] Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

22

Anda mungkin juga menyukai