Anda di halaman 1dari 10

Artikel 2

2.

Mobil ESEMKA termasuk dalam type mobil sport utility vehicle, disingkat SUV. Ini

adaalah jenis kendaraan penumpang yang digabungkan dengan kemampuan membawa penumpang dan juga barang dengan kelincahan truk pickup. [1] Biasanya mobil yang digolongkan sebagai SUV dilengkapi dengan penggerak 4 roda agar bisa digunakan off-road. Meskipun begitu, mobil ESEMKA belum dilengkapi dengan penggerak 4 roda. SUV yang dilengkapi dengan jajaran penggerak 4 roda diantaranya Mitsubishi Pajero Sport, Toyota Fortuner, Ford Everest, dan Chevrolet Captiva. Dalam pengembangannya, mobil ini mendapatkan berbagai masalah. Salah satunya adalah mobil yang di rasa bobotnya terlalu berat. Kelebihan berat ini menyebabkan tenaga mobil dirasa kurang besar serta dampak secara tidak langsung kepada emisi yang akan semakin besar. Selain itu ada faktor seperti Torsi, catalyct conventer serta electronic conftrol unit. Kita mulai satu persatu pembahasannya dengan menghubungkannya dengan Tenaga ( Horse Power).

Berat Mobil, Horse Power dan tenaga yang kurang.


Esemka Rajawali bermesin 1.500cc multi point injection 4 silinder yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 105 Hp pada putaran 5.500 RPM dengan torsi puncak hingga 145 Nm di 4.100 RPM. Pada saat test drive, ketika gas diinjak setengah pada gigi 3, mesin masih terasa
tidak bertenaga. Faktornya ternyata karena bodi terlanjur gambot sementara mesinnya hanya 1.500 cc.

Dalam perhitungan Horse power, ada rumus Ada sebuah rumus terkenal dalam dunia otomotif, yaitu power-weight-ratio. Power-weight-ratio = power : weight

Fungsi dari Power-weight-ratio ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tenaga kendaraan. Misalkan sebuah shogun R yang mempunyai berat 108kg dan 10hp (10 horsepower). dibandingkan dengan mobil sedan bermerek suzuki baleno 1150kg dan 110hp. Power-weight-ratio adalah sebagai berikut. Power-weight-ratio baleno = 110 hp : 1150 kg = 0,096hp/kg Power-weight-ratio shogun = 10 hp : 108 kg = 0,093 hp/kg Nah sekarang mari kita bandingkan dengan mobil ESEMKA ini, Power-weight-ratio ESEMKA = 105hp : 2500 kg = 0,042hp/kg Nilai yang sangat kecil sekali dan tidak wajar bukan, hal iniliah yang membuat mobil ESEMKA sangat tidak bertenaga ketika akan di pacu. Karena perbandingan antara horse power dan beratnya terlalu kecil. Semakin besar Power-weight-ratio semakin baik tenaganya, lebih responsif dan semakin cepat. Jenis-jenis mobil dapat dibagi menjadi 4 bagian, low ratio; Common power; Performance luxury,mild sport;sport vehicle or aircraft. Berikut ini merupakan tabel perbandingan Power to Weight ratio berbagai mobil di dunia

Dari tabel tersebut dapat saya kelompokkan menjadi 4 bagian kelompok 1 =0,03-1,00 kW/kg kelompok 2 = 1,01-2,08 kW/kg kelompok 3 = 2,09-2,8 kW/kg kelompok 4 = lebih dari 2,8kW/kg Aada faktor-faktor lain yang menjadi parameter untuk dapat membuat rumus ini akurat, seperti aerodinamis, perawatan mesin, oli, dan torsi. Jika faktor-faktor ini diabaikan, maka dapat ditebak berat mobil(pendekatan) melalui rumus ini. Kita tinggal mendefinisikan termasuk kepada kelompok mana mobil tersebut maka Anda dapat menebak persekitaran mobil tersebut. Sehingga apabila kita ambil contoh mobil ESEMKA dengan 105 HP mobil tersebut termasuk mobil yang low ratio. Sehingga dapat dikategorikan kelompok 1. jika saya masukkan kelompok 1 misal 0,03 kW/kg maka berat honda jazz tersebut adalah sbb. weight = Power : Power-weight-ratio 1hp = 750 watts 105hp = 105*750watts = 78750 watts =78.75 kW Sehingga dapat diketahui weight aktual dari mobil esemka adalah = 78750 * 0.03 = 2362.5 Kg Berat yang di dapat dari perhitungan terlihat sangat mendekati dengan berat aktual yaitu 2500 Kg

Jika kita mengestimasikan Horse Power mobil tetap namun ingin meningkatkan power to weight rasio mobil agar masuk kedalam kelompok 2 dengan rata rata rasio 1,01 kW/kg maka
bobot kendaraan harus dikurangi menjadi sekitar 787 Kg.. Tentunya hal ini sangat sulit untuk di realisaskian pada mobil SMK mengingat perbedaan yang sangat jauh antara 2500 Kg dengan 787.

Baru baru ini teknisi berusaha melakukan perombakan secara besar besaran pada bagian interior mobil, dengan membuang bagian bagian yang dirasa tidak perlu serta mengganti bahan penyusun yang di rasa terlalu berat, alhasil bobot berhasil dikurangi menjadi sekitar 1500 kg saja.

Menyikapi hal tersebut, salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah dengen meningkatkan horse powernya paling tidak sampai 120 HP sehingga : Power-weight-ratio ESEMKA = 120hp : 1500 kg = 0,08 hp/kg Power to weight rationya kan meningkat 2 kali lipat sehingga diharapkan mobil ini akan menjadi lebih bertenaga.

Berat Mobil dan Emisinya


Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar di dalam mesin pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, Sisa hasil pembakaran berupa air (H2O), gas CO atau disebut juga karbon monooksida yang beracun, CO2 atau disebut juga karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca, NOx senyawa nitrogen oksida, HC berupa senyawa Hidrat arang sebagai akibat ketidak sempurnaan proses pembakara serta partikel lepas. Hasil perolehan emisi Esemka cukup tinggi, yakni kandungan CO sebesar 11,63 gram per kilometer, dan HC+NOx sebesar 2,69 gram per kilometer. Batasnya, kandungan CO 5 gram per kilometer, HC+NOx 0,70 gram per kilometer.

Menurut analisys kami, emisi yang besar ini juga dipengaruhi oleh bobot mobil yang terlalu besar. Bobot yang terlalu besar menyebabkan kerja mesin yang semakin berat pula. Mesin yang bekerja lebih berat akan menghasilkan emisi yang semakin besar pula. Hal ini sangat erat kaitannya dengan Torsi Mobil.

Torsi
Torsi adalah segala bentuk energi pada mesin bakar dikonversi menjadi rotasi. sehingga gaya yang awalnya linier(gerak piston naik turun) menjadi gerak putar karena poros engkol/kruk as. dari sini besar gaya dari gerakan naik-turun piston digunakan untuk mendorong poros engkol agar memberikan gerakan memutar. dan torsi adalah perkalian dari besar gaya dan jarak titik gaya terhadap sumbu putar poros engkol. Konsep sederhananya, torsi adalah gaya (dalam bentuk rotasi) yang dapat diberikan mesin untuk menggerakkan beban kendaraan. semakin besar torsi maksimal mesin, maka semakin besar gaya dorong yang dapat diberikan pada roda, sehingga semakin besar percepatan yang didapat untuk memindahkan suatu massa. jika percepatan semakin besar, maka semakin cepat kendaraan dapat mencapai kecepatan tinggi. artinya semakin kuat motor berakselerasi (tarikan semakin kuat). pengaruhnya pada saat dikendarai, anda akan merasakan mobil atau motor melesat cepat (badan tertarik kebelakang) saat menginjak penuh pedal gas secara mendadak pada mobil atau memelintir grip gas penuh secara mendadak. Torsi bisa kita rasakan saat mobil bergerak dari diam. Tapi horsepower cenderung tidak bisa kita rasakan karena itu adalah tenaga yang dikeluarkan mesin saat melaju kencang. Dengan adanya perbaikan bada bobot kendaraan ESEMKA, di harapkan torsi yang di butuhkan untuk menggerakkan mobil pertama kali akan lebih sedikit sehingga mengurangi gas buangnya.

Catalytic Converter

Catalytic Converter ini adalah alat yang akan mereaksikan gas-gas buang yang berbahaya melalui reaksi kimia sehingga nantinya gas-gas tersebut akan berubah menjadi gas yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Atau minimal menjadi gas yang tidak terlalu berbahaya. Saat ini Catalytic Converter telah digunakan di banyak mesin-mesin mobil dan motor, bahkan beberapa motor bebek yang nobatene motor murah sudah memasang teknologi ini. Ada dua tipe dari Catalytic Converter, yaitu 3-way Catalist dan 2-way Catalyst. 3-way Catalist digunakan pada mesin mobil dan motor yang menggunakan bahan bakar bensin (Premium, dsb.). Ada tiga tahap dalam proses ini yaitu : 1. Reduksi Nitrogen Oksida menjadi nitrogen dan Oksigen : 2NOx xO2+N2 2. Oksidasi Carbon Monoksida menjadi Karbon Dioksida : 2CO + O2 2CO2 3. Oksidasi senyawa Hidrokarbon yang tak terbakar (HC) menjadi Karbon Dioksida dan air : 2CxHy + (2x+y/2)O2 2xCO2 + yH2O Reaksi-reaksi di atas akan berjalan efisien bila mesin bekerja dengan perbandingan 14,7 bagian udara dengan 1 bagian bahan bakar. Catalytic Converter pada mobil ESEMKA ini di rasa teknologinya masih kurang sehingga diharapkan dengan adanya penggantian, maka emisi pada mobil tersebut dapat di kurangi lagi.

ECU (Engine Control Unit)


ECU (Engine Control Unit) atau satuan pengendali mesin merupakan jenis / bagian dari unit / satuan pengatur mesin pembakaran internal yang dibutuhkan mesin agar tetap berjalan atau bergerak. Hal ini dilakukan dengan cara membaca nilai yang dapat dihitung oleh perangkat sensor pemantau mesin. Sebuah ECU yang baik sangat dibutuhkan oleh mobil, apalagi mobil ESEMKA Sebuah mesin ECU atau pengendali mesin dapat menentukan kualitas bahan bakar untuk disuntikan kepada mesin yang berdasarkan pada sejumlah parameter. Dan ECU (Engine Control Unit) akan menyuntikkan lebih banyak bahan bakar yang sesuai dengan jumlah udara yang lewat ke dalam mesin. Sebagian besar sistem mesin memiliki pengendali yang berpusat pada ECU. RPM mesin dapat dipantau oleh sensor dimana posisi mesin pengendali memiliki fungsi utama sebagai : pengukuran waktu pada mesin untuk pengisian bahan bakar, petunjuk / penanda peristiwa , dan pengaturan katup jantung pada mesin. Sebuah ECU (Engine Control Unit) dapat menyesuaikan waktu yang tepat untuk sebuah pergerakan mesin (istilah ini disebut dengan mesin waktu) yang bermanfaat untuk memberikan penghematan ekonomis yang lebih baik bagi pemiliknya. Jika ECU / pengendali mesin mendeteksi ketukan dimana suatu kondisi berpotensi untuk merusak mesin, maka hal ini terjadi sebagai bentuk dari hasil waktu pengapian yang terlalu dini dikompersi. Dalam sebuah mesin, ECU dapat mengontrol waktu pada siklus mesin dalam keadaan terbuka. Dan, biasanya katup terbuka lebih cepat saat kecepatan yang lebih tinggi daripada kecepatan yang lebih rendah. Hal ini dapat mengoptimalkan aliran udara ke dalam silinder. Programmable ECUs adalah kategori khusus ECU yang dapat diprogram. Unit unit ini tidak memiliki perilaku tetap, namun dapat diprogram oleh si pengguna. Karena pada dasarnya

Programmable ECUs diperlukan untuk aftermarket yang signifikan terhadap perubahan yang telah diproduksi untuk mesin kendaraan, misalnya termasuk untuk menambahkan atau mengubah sebuah intercooler, perubahan sistem pembuangan zat sisa pada mesin, dan konvensi untuk menjalankan mesin pada penggunaan bahan bakar altenatif. Sebagai konsekuensi dari perubahan perubahan di atas, maka ECU lama / yang telah digunakan tidak memberikan control yang sesuai dengan konfigurasi baru. Dalam situasi seperti ini, yang dapat deprogram adalah bagian dari kabel ECU untuk diprogram / dipetakan dengan laptop yang terhubung dengan menggunakan kabel serial atau USB, sementara keadaan mesin ECU sedang berjalan / bekerja.

Saran Perbaikan Pada ECU ESEMKA


Dengan menerapkan ECU Modern pada mobil ESEMKA yang menggunkan mikroprosesor dapat memperoses masukan dari sensor mesin secara real team, karena unit control elektronik pada ECU modern terdapat hardware dan software (firmware). Hardware pada ECU modern terdiri dari komponen elektronik pada Printer Circuit Board (PCB), keramik Substrat, atau Substrat Laminasi tipis. Dan komponen utama pada papan sirkuit ini adalah Chip Mikro Controler (CPU), sedangkan software disimpan dalam Mikro Controler atau Chip pada PCB, dan biasanya terdapat pada memori flast, sehingga CPU dapat diprogram kembali dengan cara Meng Upload atau mengganti kode yang telah diperbaharui CHIP, pemrograman pada sistem ini disebut dengan istilah Engine Management System (EMS).

KESIMPULAN 1. Permasalahan utama pada mobil Esemka di artikel 2 ini meliputi bobot kendaraaan yang terlalu besar, ECU yang kurang baik serta catalytic conventer yang fungsionalnya masih kurang. 2. Bobot kendaraan sangat berpengaruh kepada HORSEPOWER dan TORSI dari mobil ESEMKA 3. Beban kerja mesin yang terlalu besar akan menyebabkan gas buang yang semakin banyak 4. Perlu adanya ECU serta Catalytic conventer yang lebih baik lagi untuk mereduksi gas buang mobil ESEMKA yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai