Tiga kegiatan/ prosedur yang terkait: 1. Pengukuran variabel 2. Penaksiran (estimasi) parameter populasi 3. Uji satatistik terhadap hipotesis
1. Pengukuran Variabel, adalah pengklasifikasian subyek ke dalam kategori-kategori (misal: sakit/ tdk sakit), atau penempatan subyek ke dalam nilai berskala kontinum pengukuran (misal: umur, BB, TB, dll). 2. Estimasi Parameter Populasi, adalah penaksiran parameter populasi sasaran dengan cara menghitung statistik (=parameter) yang sama pada populasi studi.
Tergantung dari kesalahan baku (Standard error : SE). Yaitu diviasi acak nilai statistik populasi studi terhadap parameter populasi sasaran yang ditaksir.
Sehingga prinsip yang harus ditaati dalam melakukan riset epidemiologi adalah mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan baik di tingkat perencanaan, pelaksanaan, maupun pada tingkat analisis :
Macam Kesalahan :
Kesalahan Sistematik : kesalahan riset yang dilakukan oleh peneliti dan atau subyek penelitian, baik disadari maupun tidak, yang mengakibatkan distorsi penaksiran parameter populasi sasaran.
Kesalahan sistematik akan merusak validitas dan kualitas penelitian. Kesalahan sistematik bisa saja terjadi pada semua tahap penelitian, baik perencanaan, pelaksanaan dan interpretasi hasil)
1. Perumusan pertanyaan penelitian yang tidak jelas apa sebenarnya masalah yang ingin diungkapkan melalui riset. 2. Masalah yang dirumuskan bukan merupakan masalah esensi dalam pengembangan pengetahuan. 3. perumusan hipotesis yang tidak tajam dan terbuka untuk penyanggahan. 4. pemilihan subyek penelitian yang mengalami bias atau ngawur. 5. Pemilihan desain penelitian yang lemah. 6. Pengamatan dan pengukuran yang tidak akurat, mengalami bias, bahkan ngawur. 7. kelalaian memperhitungkan pengaruh faktor luar yang merancukan penaksiran parameter populasi sasaran. 8. pemilihan uji statistik terhadap hipotesis yang salah/ tidak tepat.
9. kesalahan manusiawi dalam pengolahan data. 10. Penarikan kesimpulan yang keliru atau tidak konsisten dengan hasil pengamatan dll.
Kesalahan Acak : adalah kesalahan riset yang disebabkan peran peluang (kebetulan, probability, acak), yang mengakibatkan ketidaktelitian (ketidak persisan) penaksiran parameter populasi sasaran.
1. Ukuran sampel tidak cukup besar. 2. ketidak ajekan dalam pengukuran variabel 3. kesalahan manusiawi (letih)
VALIDITAS (Kesahihan) Validitas mempunyai definisi: Pengukuran yang benar melalui instrumen yang benar. Sejauhmana instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur, sesuai
dengan yang sesungguhnya dimaksudkan peneliti Validitas mempersoalkan akurasi dalam mengamati,
mengukur, mewawancarai, menginterpretasikan, mencatat, mengolah informasi yang diperoleh dari subyek penelitian.
Ad 1. Val. Muka ; adalah kesahihan yang mempersoalkan kemampuan model pertanyaan dalam suatu instrumen, untuk merefleksikan variabel yang hendak diukur, dan untuk dapat ditafsirkan responden dengan benar.
Mudah dipahami responden, tidak menimbulkan tafsiran yang salah bagi responden.
Ad 2. Val. Isi ; adalah kesahihan yang mempersoalkan kemampuan instrumen meliput semua substansi variabel yang hendak diukur.
Kecemasan : - Fisiologik (frek.nafas, detak jantung , tensi, warna kulit) - Kognitif (susah mengingat dll)
ad 3. Val. Kriteria
Kemampuan dari segi praktis (mudah,murah) tapi keakuratannya tinggi, dibanding dengan Gold Standard
Exp; Metode pengukuran intake Natrium Gold standard: 24 jam selama 7 hari Metode baru : Satu malam
ad 4. Validitas Konstruk , adalah kesahihan yang mempersoalkan relevansi pengukuran instrumen terhadap konteks teori yang berlaku.
Mencakup 2 aspek :
Ad a) Val. Konvergen adalah kesahihan yang mempersoalkan kemampuan instrumen mengukur variabel-variabel yang berkorelasi kuat dengan variabel yang seharusnya diukur.
Ad b) Val. Diskriminan adalah kesahihan yang mempersoalkan kemampuan suatu instrumen untuk tidak mengukur variabel yang tidak berkorelasi dengan variabel yang seharusnya diukur.
PENILAIAN VALIDITAS
1. Sensitivitas 2. Spesifisitas
Sensitivitas : akurasi test untuk mengklasifikasikan sakit terhadap subyek yang sakit.
Tetapi sulit dicapai, karena meningkatkan sensitivitas, akan menurunkan spesifitas dan sebalikanya . - hal 55
Konsep validitas dapat juga dipandang dari sudut kesahihan hasil akhir (outcome) dari suatu penelitian.
Validitas dalam riset Epid, menekankan kesahihan penaksiran parameter populasi sasaran berdasarkan statistik sampel.
a) Ukuran frekuensi b) Pengaruh paparan faktor penelitian terhadap kejadian penyakit pada populasi sasaran.
Oleh karena itu kita kenal ada 2 aspek Validitas dalam riset Epid. :
Ad 1) Val. Internal : mengacu pada kesahihan inferensi induktif sampel kepada populasi sasaran.
Ad 2) Val. Eksternal : mengacu pada kesahihan inferensi induktif sampel kepada populasi diluar populasi sasaran( populasi eksternal).
Bahwa riset epidemiologi harus memenuhi syarat validitas internal, tetapi tidak harus mampu dibuat generalisasi kepada populasi diluar populasi sasaran. (tidak harus memenuhi syarat validitas eksternal)
Problema utama inferensi induktif dalam riset epid, sehingga terjadi distorsi, dikarenakan adanya BIAS
Sumber BIAS:
1. Kesalahan dalam memilih subyek penelitian (ibarat memanah memilih sebelah mata yg keliru.) (bias selection) 2. Informasi yang salah tentang subyek penelitian (ibarat menggunakan anak panah yang bengkok) (bias information) 3. Kegagalan mengontrol variabel luar, selain penelitian yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit (ibarat memanah diudara berangin kencang) (confounding)
RELIABILITAS / KONSISTENSI
Stabilitas : adalah konsisten hasil pengukuran ke pengukuran lainnya oleh seorang pengamat, terhadap subyek penelitian yang sama dengan instrumen yang sama. (Konsistensi Intra- Pengamat)
Kesamaan : adalah konsistensi antara hasil pengukuran seorang pengamat dan hasil pengukuran oleh pengamat lainnya, terhadap subyek sams dan dengan instrumen yang sama . (Konsistensi Antar-Pengamat)
PRESISI
Adalah ketelitian penaksiran parameter populasi sasaran berdasarkan parameter pada sampel, setelah kesalahan sistematik (bias &kerancuan) disingkirkan.
ibarat hendak memanah lensa mata kiri, tepat , bukan kelopaknya yang kena.
Presisi ; menunjukkan lebarnya rentang nilai-nilai penaksiran parameter populasi sasaran yang masih dianggap benar.
Exp. Jika nilai OR= 2 Tingkat presisi yang diinginkan 10% Artinya OR yg sesungguhnya : 1,8 2,2
Secara teknis konsep presisi di ekspresikan dalam interval keyakinan ( Confidence Interval = CI) Exp; CI =95%
Pada tingkat keyakinan berapapun, presisi ditentukan olah kesalahan baku( Standard error: SE).
Makin kecil SE, makin tinggi presisi taksiran, makin sempit interval keyakinan.
Tingkat keyakinan : menunjukkan probabilitas bahwa nilai penaksiran akan terletak di dalam rentang itu.
Tingkat Kemaknaan : menunjukkan probabilitas bahwa nilai penaksiran akan terletak diluar rentang itu Hal 69