Anda di halaman 1dari 22

2.2. Permukiman dan Jaringan Sarana - Prasarana 2.2.1. Perkembangan Kota Jogjakarta dan BWP (Kecamatan Tegalrejo) 2.2.1.1.

Rencana Struktur Kota Jogjakarta Ruang wilayah Kota Yogyakarta dengan keanekaragaman ekosistimnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Negara Republik Indonesia, ruang tersebut disamping berfungsi sebagai sumberdaya juga memiliki keterbatasan yang merupakan wadah kegiatan dan dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Keberadaan ruang yang terbatas dan pemahaman masyarakat yang berkembang terhadap pentingnya penataan ruang sehingga diperlukan penyelenggaraan penataan ruang yang transparan, effektif, dan partisipatif agar terwujud ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta merupakan penjabaran strategi dan arahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam strategi dan struktur pemanfaatan ruang wilayah kota Yogyakarta. Untuk mewujudkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta, selain menyusun konsep dan strategi pembangunan, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta disusun berdasarkan kebijakan yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi di sekitarnya, dimana posisi Yogyakarta yang merupakan kawasan perkotaan dengan potensi pendidikan, pariwisata dan pelayanan jasa dan perdagangan, telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Dasar pertimbangan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah : 1. Posisi Strategis Pertumbuhan Ekonomi. Kedudukan Kota Yogyakarta berdasarkan lokasi berada di tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah maupun di Provinsi D.I Yogyakarta sendiri. Hal ini memungkinkan terjadinya imbasan kegiatan ekonomi yang terjadi di kawasan tersebut (spill over effect) yang pada gilirannya sangat berpengaruh terhadap Kota Yogyakarta. Dengan adanya Pertumbuhan Ekonomi Kota Yogyakarta diharapkan dapat mewujudkan pusat pertumbuhan baru di Provinsi D.I Yogyakarta yang memiliki akses pasar yang luas. 2. Potensi Pariwisata Kota Yogyakarta merupakan salah satu tujuan utama pariwisata di Indonesia, berpeluang untuk mempromosikan industri pariwisata. Potensi pariwisata yang dimiliki tidak hanya pariwisata yang menampilkan keindahan alam saja, namun juga pariwisata yang menawarkan nuansa budaya khususnya budaya

3. Kelestarian Lingkungan. Perkembangan kota yang semakin pesat secara langsung berdampak terhadap kelestarian lingkungan, baik lingkungan hayati maupun hewani. Dampak terhadap lingkungan seperti pencemaran dan perubahan fungsi lahan, bila tidak diantisipasi dengan cermat dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Kelestarian lingkungan perlu dikelola dengan serius dan dilakukan secara berkelanjutan sebagai kontrol keseimbangan alam agar dampak akibat kerusakan lingkungan dapat diminimalisir. Rencana struktur tata ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta Tahun 2008-2028 ini ada beberapa perubahan mendasar terhadap struktur tata ruang pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta Tahun 2005-2014. Perubahan tersebut diciptakan dengan maksud untuk lebih memeratakan pertumbuhan pembangunan di seluruh wilayah Kota Yogyakarta, supaya potensi yang dimiliki setiap wilayah dapat lebih dioptimalkan. 2.2.1.2. Tata Guna Lahan Kota Jogjakarta dan BWP Perubahan guna lahan terbangun sejak tahun 1990 sampai dengan tahun 2006 terus mengalami peningkatan. Lahan sawah pada tahun 1990 yang mencapai 19,86 % berkurang menjadi 14,74 % pada tahun 2006. Sedangkan guna lahan permukiman yang pada tahun 1990 berjumlah 15,74% terus mengalami peningkatan. Penetrasi guna lahan permukiman tersebut sampai dengan tahun 2006 terus terjadi disekitar pusat Kota Yogyakarta , Sleman dan Bantul. Selain permasalahan di atas juga terdapat beberapa permasalahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan struktur pemanfaatan ruang, diantaranya: 1. Alih fungsi lahan pertanian subur di kawasan lahan basah untuk kepentingan non pertanian. 2. Pemanfaatan lahan untuk permukiman-pertambangan di sekitar kawasan lindung. 3. Munculnya kawasan baru untuk industri, sementara kawasan industri yang ada belum dimanfaatkan. 4. Adanya pengaruh kegiatan pembangunan yang berdampak pada sulitnya pengendalian konversi lahan. Adapun beberapa lahan yang berpotensi untuk dikembangkan untuk kegiatan yang dapat menunjang kegiatan pariwisata di Provinsi DIY, diantaranya: 1. Ditemukannya potensi ekosistem langka dan spesifik yang perlu dikelola dalam taraf nasional seperti cagar alam karst, 2. Taman Nasional Merapi, Gumuk Pasir Barchan.

2.2.1.3. Sistem Prasarana di Kota Jogjakarta dan BWP Fungsi dan peranan infrastruktur wilayah dalam pembangunan suatu wilayah ialah sebagai pengarah pembentukan struktur tata ruang, pemenuhan kebutuhan wilayah, pemacu pertumbuhan suatu wilayah, serta pengikat wilayah (alat interaksi antar dan intra wilayah). Ketersediaan infrastruktur wilayah Proviinsi DIY sampai saat ini masih banyak menemui kendala. Infrastruktur wilayah belum sepenuhnya memberikan pelayanan dengan optimal, baik dari segi transportasi, perumahan dan permukiman, penyediaan air bersih serta penyediaan telekomunikasi dan listrik yang belum masuk ke desa-desa. Harapan penataan ruang pada aspek infrastruktur wilayah mengacu kepada fungsi dan peranan prasarana wilayah dalam pembangunan, yaitu : A. Pengarah Pembentukan Struktur Tata Ruang 1. Pembangunan infrastruktur harus sesuai dengan fungsi dan peranan kota. 2. Infrastruktur dapat mengarahkan pembangunan pada wilayah-wilayah yang akan didorong perkembangannya. B. Pemenuhan Kebutuhan Wilayah 1. Pemenuhan infrastruktur pada wilayah yang perlu dikendalikan dibatasi hanya pada lingkup lokal. 2. Pada wilayah yang akan didorong perkembangannya, pemenuhan infrastruktur dilakukan tidak hanya lingkup lokal tetapi juga antarwilayah. 3. Penggunaan angkutan umum massal. 4. Menyeimbangkan antara permintaan dan penyediaan infrastruktur wilayah. 5. Keberadaan jaringan irigasi harus mampu menjaga produktivitas lahan pertanian. C. Pemacu Pertumbuhan Suatu Wilayah 1. Mengembangkan outlet yang dapat berfungsi sebagai pintu keluar/masuk DIY. 2. Pengembangan jaringan infrastruktur wilayah di DIY Selatan dan Timur. D. Pengikat Wilayah (Alat Interaksi Antar dan Intra Wilayah) 1. Infrastruktur wilayah harus menjadi alat untuk menjaga keutuhan wilayah. 2. Infrastruktur wilayah harus menjadi alat yang dapat mengatasi konflik antar wilayah. 3. Infrastruktur wilayah harus dapat dikelola secara terpadu. 2.2.1.4. Kawasan- kawasan Khusus Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya yang ditinjau dari berbagai sudut pandang. Pola ruang akan lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan provinsi apabila dikelola oleh

pemerintah daerah provinsi dengan sepenuhnya memperhatikan pola ruang yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Kawasan lindung provinsi adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan satu ekosistem yang terletak lebih dari satu wilayah kabupaten/kota, kawasan lindung yang memberikan pelindungan terhadap kawasan bawahannya yang terletak di wilayah kabupaten/kota lain, dan kawasan-kawasan lindung lain yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah provinsi. Pengembangan kawasan lindung bertujuan untuk mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem antar wilayah guna mendukung proses pembangunan berkelanjutan di DIY. Kebijakan pengembangan kawasan lindung adalah : 1. Menetapkan kawasan lindung sebesar min. 30 % dari luas seluruh wilayah DIY yang meliputi kawasan yang berfungsi lindung di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan. 2. Mempertahankan kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrlogis untuk menjamin ketersediaan sumber daya air. 3. Mengendalikan pemanfaatan ruang di luar kawasan hutan sehingga tetap berfungsi lindung Sasaran pengembangan kawasan lindung adalah : 1. Tercapainya proporsi luas kawasan lindung DIY sebesar 30 % dari luas DIY atas dasar kriteria kawasan-kawasan yang berfungsi lindung. 2. Tidak adanya alih fungsi kawasan lindung menjadi kawasan budidaya. 3. Terjaganya kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidroorologis. 4. Terjaminnya ketersediaan sumber daya air. 5. Berkurangnya lahan kritis. 6. Terbentuknya kawasan penyangga di sekitar kawasan hutan lindung dan konservasi. 7. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya pada kawasan lindung. Luas pemanfaatan ruang sebesar 147.560 Ha dari luas Provinsi DIY perlu ditetapkan sebagai kawasan lindung seperti Kawasan Lindung Bawahan, Kawasan Lindung Setempat, Kawasan Suaka Alam, Kawasan Rawan Bencana. Kawasan budi daya yang mempunyai nilai strategis provinsi merupakan kawasan budi daya yang dipandang sangat penting bagi upaya pencapaian pembangunan provinsi dan/atau menurut peraturan perundang-undangan perizinan dan/atau pengelolaannya merupakan kewenangan pemerintah daerah provinsi. Sasaran pengembangan kawasan budidaya secara umum adalah :

Memberikan arahan pemanfaatan ruang kawasan budidaya secara optimal dan mendukung pembangunan berkelanjutan; Memberikan arahan untuk menentukan prioritas pemanfaatan ruang anatara kegiatan budidaya yang berbeda; Memberikan arahan bagi perubahan jenis pemanfaatan ruang dari jenis kegiatan budidaya tertentu ke jenis lainnya.

Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis provinsi dapat berupa: Kawasan pertanian Kawasan pariwisata Kawasan pertambangan, Kawasan perindustrian Kawasan permukiman Kawasan pesisir dan kelautan Kawasan khusus militer. Kriteria untuk beberapa sub kawasan di atas ternyata masih ada yang bersifat umum dan perlu dijabarkan lagi untuk dapat diterapkan pada peta dengan skala memadai. Dilihat dari klasifikasi kawasan budidaya, jelas terlihat bahwa pembagian tersebut lebih sektoral, sehingga dalam penetapan kemudian perlu disesuaikan dengan rencana-rencana

pengembangan sektoral yang telah ada di samping mempertimbangkan kondisi fisik wilayah. Kriteria untuk mendeliniasikan kawasan/sub kawasan budidaya secara umum lebih didasarkan pada faktor keseuaian lahan. Dilihat dari kriterianya, pada dasarnya terdapat wilayah yang dapat memenuhi kriteria pengembangan beberapa jenis kegiatan budidaya (misalnya pertanian lahan basah, pertanian lahan kering dan pertanian tanaman tahunan/ perkebunan lahan kering serta perikanan/kelautan). Keadaan yang demikian pengalokasian ruangnya disamping didasarkan pada kesesuaian lahan juga mempertimbangkan aspek ekonomis serta kebijaksanaan baik nasional atau daerah sebagai dasar prioritasnya. Didasarkan pada kepentingan pemanfaatan ruang secara optimal untuk kegiatan yang bersifat budidaya, maka RTRW Provinsi DIY ini perlu dilakukan pembuatan prioritas didalam memberikan arahan perkembangan wilayah. Prioritas di dalam mengarahkan jenis kegiatan budidaya yang akan dikembangkan menurut intensitas pemanfaatan ruang-ruang dengan urutan sebagai berikut: a. Kawasan pertanian

Tanaman pangan lahan basah Tanaman pangan lahan kering

Tanaman lahan kering tahunan/perkebunan

b. Kawasan permukiman (kota dan desa) c. Kawasan Pendidikan Tinggi d. Kawasan Sabuk Hutan Kota e. Kawasan Pariwisata f. Kawasan Perindustrian g. Kawasan Pertambangan h. Kawasan Pesisir dan Kelautan Dalam kaitannya dengan kondisi eksisting, kemungkinan terjadi permasalahan tumpang tindih antara kawasan budidaya yang ditetapkan dengan kegiatan budidaya lain yang ada. Secara umum masalah tumpang tindih ini berkaitan dengan penggunaan lahan yang telah berlangsung lama, proyek sektoral atau status penguasaan lahan. Untuk

mengarahkan perkembangan wilayah secara menyeluruh diperlukan adanya arahan pengendalian. Pengembangan kawasan budidaya di Provinsi DIY dasarnya perlu ditunjang oleh pengembangan sarana dan prasarana pendukungnya agar nantinya sesuai dengan kawasan tersebut dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan optimal. Arahan kebijaksanaan dalam pengembangan kawasan budidaya di Provinsi DIY pada dasarnya ditujukan pada upaya optmilaisasi pemanfaatan sumberdaya wilayah sesuai dengan daya lingkungan. Sasaran pengembangannya adalah: a. Memberikan arahan pemanfaatan ruang kawasan budidaya secara optimal dan mendukung pembangunan berkelanjutan. b. Memberikan arahan untuk menentukan prioritas pemanfaatan ruang antar kegiatan budidaya yang berbeda c. Memberikan arahan bagi perubahan jenis pemanfaatan ruang dari jenis kegiatan budidaya tertentu ke jenis lainnya. Berdasarkan hal diatas, maka kebijaksanaan pengembangan kawasan budidaya menyangkut : a. Pengembangan kegiatan utama serta pemanfaatan ruangnya secara optimal pada tiap kawasan budidaya b. Pengembangan prasarana pendukung pengembangan tiap kawasan budidaya c. Pengendalian pemanfaatan ruang kegiatan budidaya yang dapat mengganggu fungsi lindung. d. Penanganan masalah tumpang tindih antar kegiatan budidaya

2.2.2. Permukiman dan Sarana 2.2.2.1. Pertumbuhan Kawasan perumahan dan Permukiman A. Perumahan a. Pola Permukiman Pola permukiman yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo umumnya merupakan perumahan dengan tipe linier mengikuti jalan. Pola permukiman memanjang memiliki ciri pemukiman berupa deretan memanjang karena mengikuti jalan, sungai, dan rel kereta api. Pada daerah ini permukiman berada di sebelah kanan kiri jalan sehingga memudahkan pembangunan jalan-jalan di pemukiman Dominasi pola permukiman yang linier mengikuti jalan di Kecamatan Tegalrejo difungsikan untuk mempermudah masyrakat mengakses daerah Pola permukiman di Kecamatan Tegalrejo akan terlihat jelas jika dilihat dari peta.
Tabel Pola Permukiman di Kecamatan Tegalrejo
No Kelurahan 1 Tegalrejo 2 Bener 3 Kricak 4 Karangwaru Sumber: Hasil survey primer (2012) Pola Permukiman Linier Mengikuti jalan Linier Mengikuti jalan Linier Mengikuti jalan Linier Mengikuti jalan

b. Jenis Perumahan Jenis Rumah di Kecamatan Tegalrejo pada umumnya merupakan rumah tunggal baik di Kelurahan Tegalrejo, Kelurahan Bener, Kelurahan Kricak, dan Kelurahan Karangwaru.
Tabel Jenis Rumah di Kecamatan Tegalrejo Tahun 2012
No Kelurahan 1 Tegalrejo 2 Bener 3 Kricak 4 Karangwaru Sumber: Hasil Survey Primer (2012) Jenis Rumah Rumah Tunggal Rumah Tunggal Rumah Tunggal Rumah Tunggal

c. Kondisi Rumah Kondisi permukiman di Kecamatan Tegalrejo pada umumnya sudah permanen. Meskipun telah banyak perumahan yang permanen masih terdapat rumah non permanen. Berikut tabel kondisi rumah di Kecamatan Tegalrejo.
Tabel 2.21 Kondisi Rumah di Kecamatan Genuk
No 1 2 3 4 Kelurahan Tegalrejo Kudu Trimulyo Penggaron Lor Jumlah 15655 Prosentase (%) Sumber: Monografi Kelurahan (2010) Jumlah Rumah (unit) 1180 1168 825 1014 Permanen (unit) 496 894 315 980 9077 58 Semi Permanen (unit) 543 238 277 34 3712 23,7 Non Permanen (unit) 141 0 233 0 2830 18,3

Berdasarkan data pada tabel dapat diketahui bahwa kondisi perumahan di Kecamatan Genuk sudah didominasi dengan rumah permanen. Untuk kondisi rumah non permanen paling banyak terdapat di kelurahan Genuksari dengan jumlah rumah mencapai 711 unit.

2.2.2.2 Sebaran dan Kebutuhan Sarana A. Sarana Perdagangan dan Jasa Kawasan perdagangan dan jasa di kecamatan tegalrejo tersebar merata di setiap kelurahan di Kecamatan Tegalrejo. Sebagian besar kawasan di Kecamatan Tegalrejo didominasi oleh kawasan perdagangan dan jasa khusunya di sepanjang jalan HOS Cokroaminoto dan sepanjang Jalan Magelang Kelurahan Kricak Kecamatan Tegalrejo. Terdapat berbagai perdagangan dan jasa yang berada di Kecamatan Tegalrejo adalah berupa hotel sebanyak 6 unit, losmen sebanyak 1 unit, rumah makan sebanyak 9 unit, warung makan sebanyak 36 unit, restoran sebanyak 9 unit, dan kawasan perdagangan lainnya sebanyak 12 yang tersebar di seluruh kelurahan
Tabel persebaran sarana perdagangan dan jasa di Kecamatan Tegalrejo
No Kelurahan Pasar Toko Warung Pedagang kaki lima 1. 2. 3. 4. Tegalrejo Bener Kricak Karangwaru 20 1 11 5 65 37 39 25 159 49 35 32 42 Super market 1 2 2 18 4 5 16 6 9 111 64 264 144 Kios Jasa Jumlah

Sumber : Monografi kelurahan (2011)

Berdasarkan data persebaran sarana perdagangan dan jasa di Kecamatan Tegalrejo menunjukkan bahwa jumlah sarana perdagangan dan jasa yang paling banyak berada di Kecamatan Kricak yang berjumlah 264 yang terdiri dari toko sebesar 65 unit, warung sebesar 159 unit, pedagang kaki lima sebanyak 32 unit, terdapat 2 supermarket, dan 6 jasa yang terdiri dari bank, travel biro, notaris, pengacara, dan psikolog. Hal tersebut dikarenakan wilayah Kelurahan Kricak merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sleman. Sedangkan jumlah sarana perdagangan dan jasa yang paling sedikit berada di Kelurahan Bener yang berjumlah sebesar 64. B. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan di Kecamatan Tegalrejo yang terbagi menjadi 6 tingkat pendidikan, yaitu SLB, TK, SD, SMP, SMU, AK/PT. Kepemilikan sarana pendidikan tersebut juga terbagi menjadi 2, yaitu sekolah Negeri dan Swasta. Jumlahnya hampir sama antara keduanya.
Tabel Persebaran Sarana Pendidikan Sekolah Negeri Kecamatan Tegalrejo
Kelurahan Tegalrejo Bener Kricak Karangwaru SLB TK SD 2 3 3 3 SMP 2 SMU 1 1 AK/PT 1 -

Jumlah Sumber : kecamatan dalam angka tahun 2011

11

Tabel Persebaran Sarana Pendidikan Sekolah Swasta Kecamatan Tegalrejo


Kelurahan SLB TK 3 Tegalrejo 1 Bener 6 Kricak 4 Karangwaru 14 Jumlah Sumber : kecamatan dalam angka tahun 2011 SD 1 2 1 4 SMP 1 1 SMU 1 1 2 AK/PT 1 2 1 4

a. Sekolah Luar Biasa SLB merupakan sekolah yang diperuntukkan kepada orang-orang yang berkebutuhan khusus. Berdasarkan data di atas, tidak terdapat SLB pada kecamatan Tegalrejo. b. Taman Kanak-kanak Jumlah Taman Kanak-kanak di Kecamatan Tegalrejo di tiap kelurahannya bervariasi, disetiap kelurahan paling tidak memiliki sebuah Taman Kanak-kanak. Pada Kecamatan Tegalrejo tidak terdapat Taman Kanak-kanak Negeri, hanya terdapat Taman Kanak-kanak milik Swasta saja. Pada kelurahan Tegalrejo terdapat 3 Taman Kanak-kanak, kelurahan Bener terdapat sebuah Taman Kanakkanak, kelurahan Kricak terdapat 6 Taman Kanak-kanak, dan pada kelurahan Karangwaru terdapat 4 Taman Kanak-kanak. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tiap Kelurahan di Kecamatan Tegalrejo terdapat 1 sampai 6 Taman Kanak-kanak. c. Sekolah Dasar Pada Kecamatan Tegalrejo mayoritas terdapat Sekolah Dasar negeri daripada Sekolah Dasar Swasta, yaitu 11 unit Sekolah Dasar Negeri dan 4 unit Sekolah Dasar Swasta. Pada kelurahan Tegalrejo terdapat 2 unit Sekolah Dasar Negeri dan 1 unit Sekolah Dasar Swasta. Pada Kelurahan Bener hanya terdapat 3 unit Sekolah Dasar Negeri. Pada Kelurahan Kricak terdapat 3 unit Sekolah Dasar Negeri dan 2 Sekolah Dasar Swasta. Dan pada Kelurahan Karangwaru terdapat 3 unit Sekolah Dasar Negeri dan 1 unit Sekolah Dasar Swasta. d. Sekolah Menengah Pertama Pada Kecamatan Tegalrejo terdapat 3 unit Sekolah Menengah Pertama, yaitu 2 unit Sekolah Menengah Pertama Negeri dan 1 unit Sekolah Menengah Swasta. Semua Sekolah Menengah Pertama hanya terdapat di Kelurahan Tegalrejo. e. Sekolah Menengah Umum

Jumlah sarana pendidikan Sekolah Menengah Umum Negeri dan Swasta di Kecamatan Tegalrejo sama, yaitu 2 unit. Untuk Sekolah Menengah Umum Negeri masing-masing terdapat di Kelurahan Bener dan Karangwaru. Sekolah Menengah Umum Swasta masing-masing terdapat di Kelurahan Tegalrejo dan Karangwaru. f. Perguruan Tinggi Pada Kecamatan Tegalrejo mayoritas terdapat PTS (Perguruan Tinggi Swasta) daripada PTN (Perguruan Tinggi Negeri), yaitu 1 unit PTN dan 4 unit PTS. Dengan penjelasan, pada Kelurahan Tegalrejo terdapat 1 unit PTS, pada Kelurahan Bener terdapat 1 unit PTN dan 2 unit PTS, pada Kelurahan Kricak terdapat 1 unit PTS, dan pada Kelurahan Karangwaru terdapat 1 unit PTS. C. Sarana Keamanan Sarana keamanan yang terdapat di kecamatan Tegalrejo adalah pos kamling yang tersebar merata di seluruh kelurahan.
Tabel persebaran sarana keamanan di Kecamatan Tegalrejo
No. 1. Kelurahan Tegalrejo Pos Kamling 46 Jumlah Hansip 72 Kondisi Baik (35) Sedang (8) Buruk (4) 2. Bener 20 50 Baik (18) Sedang (1) Buruk (1) 3. Kricak 20 50 Baik (15) Sedang (5) Buruk (0) 4. Karangwaru 40 66 Baik (24) Sedang (14) Buruk (2) Sumber : Hasil survey primer (2012) 40 20 20 Jumlah (unit) 46

Berdasarkan hasil survey sarana keamanan di Kecamatan Tegalrejo menunjukkan bahwa masing masing kelurahan telah memiliki pos kamling yang tersebar merata di setiap kelurahan dan rata-rata kondisi dari sarana keamanan tersebut adalah tergolong baik. Kelurahan yang memiliki jumlah pos kamling paling banyak terdapat di kelurahan Tegalrejo sebanyak 46 unit dengan pos penjaga atau hansip sebanyak 72 orang. Rata-rata sarana keamanan yang tersebar di setiap kelurahan memiliki tingkat kondisi yang dapat dikategorikan baik dan hanya beberapa pos kamling saja yang tidak terpakai dikarenakan kondisinya rusak.

D. Sarana Kesehatan Jenis sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo adalah berupa puskesmas, puskesmas pembantu, poliklinik/rumah bersalin, praktek dokter, rumah sakit, dokter umum, dokter ahli, bidan, mantri kesehatan, perawat, dukun bayi.
Kelurahan Pus kes mas 1 Tabel persebaran sarana kesehatan di kecamatan Tegalrejo Puskes Rum Prakt Rum Dok Dok Bid Mantri mas ah ek ah ter ter an Keseha Pemba Bersa dokte Sakit Um Ahli tan ntu lin r um 1 1 8 1 6 2 2 1 1 1 1 4 18 3 8 9 8 Pera wat Duku n Bayi 3 1 2 2 Ju mla h 24 6 27 28

Tegalrejo Bener Kricak Karangwaru

1 -

Dapat diketahui, bahwa persebaran sarana yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo keseluruhan berjumlah 75 unit yang tersebar tidak merata di seluruh kelurahan. Sarana kesehatan yang paling banyak terdapat di Kelurahan Karangwaru yang berjumlah sebesar 28 unit sedangkan sarana kesehatan yang paling sedikit terdapat di Kelurahan Bener yang hanya berjumlah 6 unit. Hanya terdapat 1 rumah sakit yang tersedia di Kecamatan Tegalrejo yaitu pada Kelurahan Tegalrejo yang bernama Rumah Sakit Ludira Husada Tama yang terletak di Jalan Wiratama no 4. Sedangkan sarana yang mendominasi di seluruh Kelurahan di Kecamatan Tegalrejo adalah dokter umum yang berjumlah 33 unit. E. Sarana Peribadatan Ada 3 jenis sarana peribadatan yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo, yaitu masjid, mushola, dan gereja. Persebaran sarana peribadatan setiap kelurahan di Kecamatan Tegalrejo dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel persebaran sarana peribadatan di Kecamatan Tegalrejo Kelurahan Masjid Musholla Gereja Jumlah (unit) 8 10 4 22 Tegalrejo 5 3 1 9 Bener 12 10 5 27 Kricak 17 14 3 34 Karangwaru Sumber : Kecamatan Tegalrejo dalam angka (2011)

Persebaran sarana peribadatan di Kecamatan Tegalrejo yang paling banyak adalah sarana untuk agama Islam seperti masjid dan musholla. Hal tersebut dikarenakan mayoritas penduduk di Kecamatan Tegalrejo penduduknya beragama Islam. Sementara itu terdapat sarana peribadatan berupa gereja di Kecamatan Tegalrejo yang terdapat di seluruh Kecamatan Tegalrejo. Sedangkan tidak terdapat sama sekali sarana peribadatan seperti pura maupun wihara di kecamatan Tegalrejo. Sarana peribadatan yang paling banyak berada di Kelurahan Karangwaru yang berjumlah 34 unit yang terdiri dari 17 unit masjid, 14 unit

mushola, dan 3 gereja baik gereja protestan maupun gereja katolik. Sedangkan sarana peribadatan yang memiliki sarana paling sedikit berada di Kelurahan Bener yang keseluruhan sarananya berjumlah 9 unit. F. Sarana Pemerintahan dan Perkantoran Terdapat 2 jenis sarana pemerintahan yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo, yaitu Kantor Kecamatan dan kantor kelurahan. Untuk kelurahan Tegalrejo berada di kawasan Kecamatan Tegalrejo. Selain itu jenis sarana pemerintahan lainnya seperti perkantoran maupun dinas-dinas trerkait yang tersebar di beberapa kelurahan di Kecamatan Tegalrejo. Persebaran sarana pemerintahan dan perkantoran setiap kelurahan di Kecamatan Tegalrejo dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel persebaran sarana pemerintahan dan perkantoran di Kecamatan Tegalrejo
No. Kelurahan Kantor Kelurahan 1. 2. 3. 4. Tegalrejo Bener Kricak Karangwaru 1 1 1 1 Kantor Kecamatan 1 6 5 0 0 Perkantoran/Dinas

Sumber : hasil survey (2012)

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa kantor kelurahan terdapat di masingmasing kelurahan. Sedangkan kantor kecamatan berada di Kelurahan Tegalrejo. Sedangkan untuk dinas dinas paling banyak berada di kelurahan Tegalrejo terdapat dinas kesehatan, badan BKOW, dinas industri, balai Pengawas Obat dan Makanan, puskud, dan koperasi simpan pinjam. Sedangkan di kelurahan Bener tedapat 5 perkantoran/dinas yaitu balai latihan pendidikan teknik, badan kepegawaian daerah, dinas perindustrian dan perdagangan koperasi dan pertanian, badan koordinasi promosi kesehatan, badan mutu pelayanan kesehatan. G. Sosial Budaya Sosial budaya yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo beragam. Berbagai organisasi terdapat di masing-masing kelurahan di kecamatan seperti di Kelurahan Kricak, kegiatan sosial yang terdapat di kelurahan itu seperti adanya PKK, Karang Taruna, kepemudaan, LPMK, keluarga gotong-royong, Majelis taklim, dll. Pada kelurahan Tegalrejo terdapat 59 organisasi PKK, 15 Karang Taruna, 3 Kelompok Gotong-royong, dll. Kelurahan Tegalrejo merupakan satu-satunya kelurahan yang memiliki Panti Asuhan yang tidak dimilikin di kelurahan lain. Sedangkan pada Kelurahan Karangwaru adalah adanya Karang Taruna yang beranggotakan 5 orang, PKK yang beranggotakan 734 orang, dan Dasa Wisma yang beranggotakan 112 orang. Jenis kegiatan sosial lainnya di kelurahan ini seperti tokoh

masyarakat dan politik. Sedangkan untuk budayanya seperti adanya perkumpulan paduan suara, kesenian daerah, band, keroncong, dan kosidah. Pada Kelurahan Karangwaru terkenal dengan kesenian karawitan dan jatilan yang menjadi warisan budaya Jawa. Untuk sarana sosial pada Kelurahan Kricak terdapat 1 gedung Sasana Krida, 2 Gedung Kesenian, dan 2 panti pijat tuna netra. Sedangkan di kelurahan Bener, kegiatan sosial yang terdapat di kelurahan ini adalah PKK sebanyak 33, organisasi kepemudaan sebanyak 32, hanya terdapat 1 karang taruna, kelompom gotong royong sebanyak 32, dan organisasi lainnya. Kegiatan sosial tersebut sebagian besar dilakukan secara rutin sesuai dengan tingkat kebutuhan pada masing-masing kelurahan. H. Sarana Industri dan Pergudangan Berbagai industri yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo merupakan kawasan industri yang berkembang. Kawasan industri tersebut berada di Kelurahan Tegalrejo, Kelurahan Karangwaru, dan Kelurahan Kricak. Industri di kecamatan Tegalrejo dibagi menjadi 4 kawasan yaitu industri besar, industri sedang, industri kecil, dan industri rumah tangga. Industri besar hanya terdapat di Kecamatan Kricak yang berupa industri pabrik traktor quick yang terletak di Jalan Magelang. Sedangkan industri lainnya tersebar di seluruh kelurahan di Kecamatan Tegalrejo.
Tabel persebaran sarana industri di Kecamatan Tegalrejo
Kelurahan Tegal Rejo Bener Kricak Karangwaru Besar 1 1 Sedang 3 1 0 5 Kecil 29 3 146 Rumah Tangga 14 251 46 Jumlah 46 4 398 52

Tabel jenis persebaran sarana industri di Kecamatan Tegalrejo Kelurahan Jenis Industri Jumlah Jumlah Tenaga (unit) Tegalrejo Bener Kricak Home industry tahu Makanan, kerajinan, Makanan, kerajinan, mebel, industri pertanian, industri perikanan, industri perdagangan, industri rumah tangga Karangwaru Industri Kobota, industri bordes, industri furniture, industri gypsum Sumber : monografi kecamatan (2011) 52 242 46 4 398 Kerja 287 45 735

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sarana industri di Kecamatan Tegalrejo seperti industri makanan, kerajinan, mebel, industri pertanian, industri perikanan, industri perdagangan, industri rumah tangga yang sebagian besar terletak di Kelurahan Kricak.jumlah seluruh saran industri yang terdapat di Kelurahan Kricak adalah sebanyak 398 unit dengan 735 tenaga kerja. Kelurahan Kricak sebagai sasaran utama sarana industri karena letaknya yang berada di wilayah daerah perbatasan dengan wilayah Sleman dan letaknya yang strategis di jalan arteri primer (sepanjang Jalan Magelang) sehingga banyak terdapat aktivitas industri. I. Sarana RTH dan RTNH Ruang terbuka hijau yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo terdiri dari lapangan, makam, lahan kosong, kebun, taman, dan sawah. Ruang terbuka hijau tersebut berfungsi sebagai daerah resapan air. Adapun persebaran dan luas ruang terbuka hijau di Kecamatan Tegalrejo dapat dilihat pada tabel berikut.

Proyeksi Kebutuhan Sarana Beberapa sarana yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo adalah sarana perdagangan dan jasa, sarana pendidikan, sarana keamanan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana pemerintahan dan perkantoran, sarana soaial budaya, sarana industri dan pergudangan, dan sarana RTH dan RTNH. Sarana perdagangan dan jasa di Kecamatan Tegalrejo berupa hotel, rumah makan, warung, kios, dll. Sedangkan sarana keamanan adalah terdapatnya pos kamling di setiap kelurahan. Sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo adalah berupa PAUD, TK, SD, SLTP, SMU, dan AK. Sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo adalah berupa rumah sakit, rumah sakit bersalin, puskesmas pembantu, praktek dokter, apotek, dan dukun bayi. Sarana peribadatan yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo adalah sarana peribadatan berupa masjid, mushola, dan gereja. Sedangkan sarana pemerintahan yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo adalah berupa kantor kelurahan yang berada di tiap-tiap kelurahan dan kantor kecamatan yang terletak di KecamatanTegalrejo
Tabel Persebaran Sarana di Kecamatan Tegalrejo
Kelurahan Sarana Sarana Pendidikan Sarana Kesehatan Puskesmas Puskesamas pembantu Rumah Bersalin Rumah Sakit Dokter Praktek Bidan Sarana Peribadatan Sarana Pemerintahan Sarana Keamanan Sarana Perdagangan dan jasa Sarana Industri dan Pergudangan Sumber : Survey primer 2011 Kelurahan Tegalrejo 22 unit 24 unit 1 unit 1 unit 1 unit 8 unit 2 unit 22 unit 1 unit 46 unit 111 unit Kelurahan Bener 9 unit 6 unit 1 unit 1 unit 9 unit 1 unit 20 unit 64 unit Kelurahan Kricak 27 unit 27 unit 21 unit 27 unit 1 unit 20 unit 264 unit Kelurahan Karangwaru 34 unit 28 unit 1 unit 17 unit 34 unit 1 unit 40 unit 144 unit

46 unit

4 unit

398 unit

52 unit

Perhitungan kebutuhan sarana dapat diperoleh dengan menggunakan perhitungan:


Jumlah Sarana Pada Tahun - i =

Penduduk Minimum Yang dilayani

Penduduk ProyeksiTahun - i

Tabel Kebutuhan Sarana Pendidikan Kecamatan Tegalrejo Tahun 2012


Sarana pendidikan penduduk minimum yang dilayani 1250 1600 4800 4800 sarana di Kecamatan Tegalrejo 14 unit 15 unit 3 unit 9 unit Jumlah penduduk kebutuhan sarana tahun 2012 34 unit 26 unit 8 unit 8 unit

PAUD dan TK SD SMP SMA, AK

42691

Sumber: Hasil Analisis (2012)

Berdasarkan hasil analisis proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana, secara keseluruhan kebutuhan sarana pada tahun 2012 belum seluruhnya memenuhi kebutuhan sarananya. Sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Berdasarkan kondisi eksistingnya sebagian besar sarana pendidikan yang terbangun di Kecamatan Tegalrejo yang hanya mampu memenuhi kebutuhan sarananya adalah jumlah SMA dan Akademi Keperawatan. Untuk Paud,TK,SD, dan SMP masih belum mampu memenuhi kebutuhan sarananya.
Tabel Kebutuhan Sarana Kesehatan Kecamatan Tegalrejo Tahun 2012
Sarana kesehatan penduduk minimum yang dilayani 30.000 30.000 sarana di Desa Jarak 1 unit 2 unit 1 unit 1 unit 65 unit 3 unit Jumlah penduduk kebutuhan sarana tahun 2012 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 9 unit 9 unit

Puskesmas Puskesmas Pembantu Rumah sakit 30.000 bersalin Rumah sakit 30.000 Dokter 5000 Praktek Bidan 5000 Sumber: Hasil Analisis (2012)

42691

Begitu pula dengan sarana yang lainnya yaitu sarana kesehatan yang terdiri dari puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit bersalin, rumah sakit, dokter, dan praktek bidan. Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Dengan demikian maka masyarakat secara langsung akan memperoleh kehidupan yang sehat dan produktif. Berdasarkan jumlah perhitungan, kebutuhan sarana secara keseluruhan telah mampu mencukupi kebutuhan sarana kesehatan. Namun dalam kondisi eksisting, hanya praktek bidan saja yang belum memenuhi kebutuhan sarananya yaitu praktek bidan yang seharusnya tersedia 9 unit namun dalam kondisi eksistingnya berjumlah 3 unit.
Tabel Kebutuhan Sarana Peribadatan Kecamatan Tegalrejo Tahun 2012
Sarana Peribadatan Masjid penduduk minimum yang dilayani sarana di Kecamatan Tegalrejo 42 unit Jumlah penduduk 42691 kebutuhan sarana tahun 2012 17 unit

Musola 2500 Gereja Sumber: Hasil Analisis (2011)

37 unit 13 unit

17 unit 17 unit

Kebutuhan sarana peribadatan di Kecamatan Tegalrejo telah mampu memenuhi kebutuhan sarananya. Sebagian besar penduduk di Kecamatan Tegalrejo adalah beragama Islam sehingga banyak dibangun adanya sarana peribadatan masjid maupun mushola. Dengan dibangunnya sarana peribadatan tersebut maka dapat digunakan sebagai tempat ibadah masyarakat sekitar serta merupakan salah satu fasilitas penunjang keagamaan.
Tabel Kebutuhan Sarana Perdagangan dan jasa Kecamatan Tegalrejo Tahun 2012 Jenis sarana penduduk sarana di Jumlah kebutuhan Perdagangan dan minimum yang Kecamatan penduduk sarana tahun 2012 Jasa dilayani Pasar 30.000 21 unit 42691 1 unit Toko 250 118 unit 170 unit Warung 250 260 unit 170 unit Supermarket 6000 5 unit 7 unit Sumber: Hasil Analisis (2011)

Sarana perdagangan dan jasa yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo secara keseluruhan sudah mencukupi kebutuhan di Kecamatan Tegalrejo. Berbagai sarana perdagangan yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo adalah berupa pasar, toko, warung, supermarket, dll. Berdasarkan kondisi eksistingnya, kawasan Kecamatan Tegalrejo dapat dikategorikan sebagai kawasan perdagangan dan jasa karena didominasi oleh perdagangan dan jasa dan letaknya yang strategis yang terletak di kawasan perbatasan. Hanya supermarket di Kecamatan Tegalrejo yang belum memenuhi kebutuhan sarananya.
Tabel Kebutuhan Sarana Pemerintahan Kecamatan Tegalrejo Tahun 2012
Sarana Pemerintahan Kantor kelurahan Kantor Kecamatan penduduk minimum yang dilayani 30.000 120.000 sarana di Kecamatan Tegalrejo 4 unit 1 unit Jumlah penduduk 42691 kebutuhan sarana tahun 2012 1 unit 1 unit

Sumber: Hasil Analisis (2012)

Sarana pemerintahan yang terdapat di Kecamatan Tegalrejo adalah berupa 4 kelurahan yang terletak di masing-masing kelurahan di kecamatan Tegalrejo yaitu keelurahan Tegalrejo, kelurahan Bener, kelurahan Kricak, dan kelurahan Karangwaru. Sedangkan kantor kecamatan berada di Kecamatan Tegalrejo. Dalam analisis kebutuhan sarananya sudah mampu memenuhi kebutuhan adanya sarana pemerintahan di Kecamatan Tegalrejo.
Tabel Kebutuhan Sarana Keamanan Kecamatan Tegalrejo Tahun 2012
penduduk minimum yang dilayani Pos Kamling 2500 Sumber: Hasil Analisis (2012) Sarana Keamanan sarana di Kecamatan Tegalrejo 126 unit Jumlah penduduk 42691 kebutuhan sarana tahun 2012 17 unit

Sarana keamanan di kecamatan Tegalrejo adalah berupa pos kamling. Berdasarkan analisis kebutuhan sarana di Kecamatan Tegalrejo secara umum kebutuhan sarananya sudah mampu memenuhi kebutuhan sarananya.

Tabel 7. Kebutuhan Sarana Olahraga Desa Jarak Tahun 2011


Jenis sarana penduduk minimum yang dilayani sarana di Desa Jarak Jumlah penduduk kebutuhan sarana tahun 2011

Sarana Olahraga 30.000 Sumber: Hasil Analisis (2011)

1 unit

3021

1 unit

Sarana olahraga digunakan sebagai lokasi atau tempat dalam melakukan berbagai aktivitas olahraga. Sarana olahraga yang terdapat di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam terletak di dusun Jarak Krajan dan dusun Anjasmoro. Kedua lapangan tersebut mayoritas digunakan anak-anak sekolah dasar untuk bermain bola, karena letaknya yang bersebelahan dengan sekolah dasar. Sarana olahraga yang terdapat di desa Jarak dapat dikatakan tergolong cukup kurang karena tidak setiap dusun memiliki fasilitas olahraga

Tabel 7. Proyeksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana Kecamatan Tegalrejo


penduduk minimum yang dilayani 1250 1600 4800 4800 sarana di Kecamatan Tegalrejo tahun 2012 Jml penduduk thn 2017 Jml penduduk thn 2022 Jml penduduk thn 2027 Jml penduduk thn 2032 Kebutuhan Kebutuhan sarana sarana tahun 2017 tahun 2022 Kebutuhan sarana tahun 2027 Kebutuhan sarana tahun 2032

Jenis Sarana

Sarana Pendidikan PAUD dan TK SD SMP SMA, AK Sarana Kesehatan Puskesmas Puskesmas pembantu Rumah Sakit Bersalin Rumah Sakit Dokter Praktek Bidan Sarana Peribadatan Sarana Pemerintahan Sarana Olahraga Sarana Pemakaman Sarana perdagangan dan Jasa 30.000 30.000 30.000 5000 5000 5000 2500 30.000 30.000 120.000 250 1 unit 2 unit 1 unit 1 unit 65 unit 3 unit 14 unit 1 unit 2 unit 4 unit 22 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 12 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 12 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 12 unit 1 unit 1unit 1 unit 1 unit 12 unit 1 unit 3 unit 1 unit 1 unit 3 unit 1 unit 1 unit 3 unit 1 unit 1 unit 3 unit 1 unit 14 unit 15 unit 3 unit 9 unit 3 unit 2 unit 1 unit 1 unit 3 unit 2 unit 1 unit 1 unit 3 unit 2 unit 1 unit 1 unit 3 unit 2 unit 1 unit 1 unit

Sumber: Hasil Analisis (2011)

memenuhi kebutuhan sarananya.

Berdasarkan tabel proyeksi kebutuhan sarana dapat diketahui bahwa kebutuhan proyeksi sarana dapat diperkirakan hingga 20 tahun ke depan. Sehingga dapat diketahui adanya peningkatan maupun penurunan proyeksi kebutuhan sarana yang terjadi. Dalam hasil analisis proyeksi kebutuhan sarana pada tahun 2011 , pada 20 tahun ke depan di desa Jarak tidak mengalami peningkatan kebutuhan sarana yang signifikan. Adanya pertambahan penduduk yang relatif tidak terlalu banyak di setiap tahunnya mengakibatkan jumlah kebutuhan sarananya juga tidak meningkat pesat. Dalam 20 tahun ke depan tersebut, proyeksi kebutuhan sarana di desa Jarak mengalami penurunan dalam sarana pendidikan. Sarana pendidikan tersebut adalah PAUD dan TK. Dalam perhitungan proyeksi kebutuhan sarana, desa Jarak memerlukan 3 unit PAUD dan TK, namun dalam kondisi eksistingnya terdapat 2 sarana pendidikan yang tersedia. Namun dengan demikian jumlah sarana pendidikan tersebut telah mampu mencukupi kebutuhan penduduk di desa Jarak. Secara keseluruhan, berbagai sarana yang tersedia di desa Jarak telah mampu mencukupi kebutuhan sarananya hingga di proyeksikan selama 20 yahun mendatang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa antara ketersediaan sarana pada saat ini dan ketersediaan sarana mendatang berjalan secara seimbang dan berdasarkan kondisi eksisting berbagai sarana di desa Jarak telah mampu mencukupi kebutuhan untuk eluruh penduduknya.

Anda mungkin juga menyukai