Anda di halaman 1dari 19

BUS-P (BUSINESS PRACTICE) EXPERIENCE SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN KARAKTER WIRAUSAHAWAN BAGI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIK MISI

UNNES

Oleh: Wahyu Harjiyanti (7311410062/2010)

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 1. Judul Kegiatan : BUS-P (Business Practice) Experience Sebagai Upaya Membangun Karakter Wirausahawan bagi Penerima Beasiswa Bidik Misi UNNES

2. Penulis Utama a. b. c. d. e. f. Nama NIM Fak./ Jurusan Universitas Alamat Rumah dan No. HP Alamat email : : : : : : Wahyu Harjiyanti 7311410062 Fakultas Ekonomi/ Manajemen S1 Universitas Negeri Semarang Karanganyar, Surakarta w_antique@ymail.com

3. Dosen Pendamping 13 Nama Lengkap dan Gelar : Siti Ridloah, S.E 14 NIP : 198710232011032030 15 Alamat Rumah dan No. Telp : 085640503545 Semarang,18 November 2011 Dosen Pendamping, Pelaksana Kegiatan,

Siti Ridloah S.E NIP. 198710232011032030

Wahyu Harjiyanti NIM. 7311410062

Mengetahui, Ketua Jurusan Manajemen a.n Sekretaris Jurusan Manajemen,

Dra. Palupiningdyah, M.Si NIP. 195208041980032001

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis kami dengan judul Bus-P (Business Practice) Experience Sebagai Upaya Membangun Karakter Wirausahawan bagi Penerima Beasiswa Bidik Misi UNNES. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kegiatan ini, yaitu kepada : 16 Allah SWT, yang telah meridhoi segala upaya kami. 17 Kedua orang tua yang telah memberikan doa restu dan dukungannya. 18 Dra. Palupiningdyah, M.Si (Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang) yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk mengikuti kegiatan ini. 19 Siti Ridloah, S.E selaku dosen pembimbing Karya Tulis ini. 20 Dan semua pihak yang sudah membantu sehingga terselesaikannya karya ini. Sebagaimana hasil karya manusia yang tidak luput dari kekurangan dan kesempurnaan, kami mengharap kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga karya ini dapat bermanfaat.

Semarang,18 November 2011

Tim Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................i Lembar Pengesahan............................................................................................ii Kata Pengantar..................................................................................................iii Daftar Isi............................................................................................................iv Ringkasan...........................................................................................................v PENDAHULUAN Latar Belakang.................................................................................................1 Tujuan Gagasan yang Disampaikan................................................................3 Manfaat yang Hendak dicapai.........................................................................3 GAGASAN Kondisi Kekinian pembinaan beasiswa bidik misi di UNNES......................4 Solusi yang Pernah di tawarkan sebelumnya..................................................4 Seberapa jauh Kondisi KekinianPencetus Gagasan dapat diperbaiki melalui gagasan yang diajukan......................................................4 Pihak-pihak yang dipertimbangkan mampu Mengimplementasikan Gagasan.....................................................................5 Langkah-langkah Strategis yang harus Dilakukan untuk Mengimplementasikan Gagasan.....................................................................6 KESIMPULAN Gagasan yang diajukan....................................................................................8 Teknik Implementasi yang akan diterapkan ..................................................9 Prediksi Hasil yang akan diperoleh.................................................................9 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RINGKASAN

Wahyu Harjiyanti. Bus-P (Business Practice) Experience sebagai upaya Membangun Karakter Wirausahawan bagi Mahasiswa Penerima Beasiswa. Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis. 2011. Pembimbing : Siti Ridloah S.E. 20 halaman. Tuntutan globalisasi telah mengubah standar pendidikan saat ini dengan mensyaratkan minimal lulusan tenaga kerja adalah diploma atau sarjana. Hal tersebut menyebabkan jumlah tingkat pengangguran di Indonesia semakin bertambah, karena masih banyak masyarakatnya yang tidak mampu bersekolah hingga tingkat Universitas. Sebenarnya pemerintah telah membuat kebijakan mengenai perguruan tinggi negeri harus menampung 20% masyarakat miskin, dengan tujuan agar mereka mampu meningkatkan perekonomian mereka. Universitas Negeri Semarang telah melaksanakan kebijakan tersebut, yakni dengan memberikan bantuan beasiswa terutama beasiswa bidik misi kepada 1.450 mahasiswa yang terhitung 20,35% dari jumlah keseluruhan mahasiswa baru. akan tetpai mereka hanya mendapatkan keringanan biaya kuliah saja tanpa mendapatkan pelatihan yang kontinyu. Peran perguruan tinggi terhadap mahasiswa penerima beasiswa bidik misi harusnya membentuk karakter mereka. Karakter tersebut adalah karakter wirausahawan, agar mereka tidak selalu berorientasi untuk mencari kerja, namun dapat lebih berkeinginan untuk menciptakan lapangan kerja dengan cara menjadi wirausahawan. Karena pada saat ini orientasi lulusan perguruan tinggi adalah pada bagaimana mereka mendapatkan pekerjaan (job seker) bukan untuk menciptakan pekerjaan (job creator). Melihat kesenjangan tersebut penulis memberikan sebuah solusi alternative untuk memperbaiki kesenjangan yang terjadi tersebut melalui Bus-P (Business Practice) Experience Sebagai Upaya Membangun Karakter Wirausahawan bagi Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidik Misi UNNES Implementasi gagasan tersebut adalah dengan membagi mahasiswa penerima beasiswa bidik misi menjadi beberapa kelompok dengan pendamping dari pihak yang terkait yaitu Badan Pembinaan Beasiswa UNNES. Kemudian mereka diberi fasilitas berupa modal untuk menjalankan praktik berwirausaha mereka. Mereka melakukan praktik langsung secara kontinyu, untuk memberikan pengalaman berwirausaha bagi mereka agar jiwa atau karakter wirausahawan mereka timbul melalui kebiasaan yang mereka jalani. Praktik ini diusulkan karena pada kenyataan ini mehasiswa penerima beasiswa khususnya bidik misi belum mendapatkan pelatihan kewirausahaan yang kontinyu dan riil serta melihat peluang berbisnis sekarang ini yang menjanjikan kelayakan hidup dimasa yang akan datang. Selain itu juga untuk menumbuhkan karakter wirausahawan mahasiswa penerima beasiswa bidik misi UNNES yang pada dasarnya adalah dari kalangan yang kurang mampu. Kata Kunci : Bus-P (Business Practice) Experience, karakter wirausaha, beasiswa bidik misi

PENDAHULUAN

Latar Belakang Tuntutan globalisasi telah mengubah standar pendidikan saat ini dengan mensyaratkan minimal lulusan tenaga kerja adalah diploma atau sarjana. Sedangkan penduduk yang miskin karena pengangguran banyak sekali yang tidak mampu menyekolahkan putra putri mereka sampai perguruan tinggi. Oleh sebab itu banyak perguruan tinggi yang melakukan kebijakan dengan memberikan keringanan biaya bagi mahasiswanya yang kurang mampu atau sering disebut dengan beasiswa. Banyak masyarakat yang memanfaatkan kebijakan tersebut agar dapat meningkatkan standar pendidikan putra putrinya dengan harapan ketika lulus kelak akan mudah untuk mencari pekerjaan. Dari pihak perguruan tinggi sendiri juga hanya membantu mahasiswa-mahasiswa yang kurang mampu dengan meringankan biaya belajar mereka, sedangkan apa yang mereka dapat sama dengan yang lainnya yaitu materi-materi atau teori-teori saja tanpa adanya aplikasi dari pelajaran yang telah didapatkan di bangku perkuliahan. Umumnya perguruan tinggi hanya sering menuntut nilai dari para penerima beasiswa adalah di atas rata-rata, dan hanya memberikan tugas-tugas wajib kepada para penerima beasiswa yang dimana segala tugas itu berkaitan erat dengan pelajaran yang didapatkan di kelas, dengan visi misi perguruan tinggi itu sendiri dan hanya untuk sebuah pencitraan. Hal tersebut tidak banyak membantu kesuksesan para mahasiswa yang menerima beasiswa. Para mahasiswa yang menerima beasiswa belum tentu mudah mendapatkan pekerjaan ketika mereka lulus nanti, padahal hal itulah yang menjadi faktor utama mereka berebut mendapatkan beasiswa. Bisa jadi mereka akan hanya menjadi pengangguran karena tidak mendapatkan pekerjaan. Sekarang ini pada faktanya jumlah tenaga kerja yang menganggur lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pekerjaan. Menurut hasil survei oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa jumlah pengangguran pada Februari 2010 mencapai 8,59 juta orang atau 7,41 persen dari total angkatan kerja. Tingkat pengangguran untuk pendidikan Diploma dan Sarjana yang mengalami kenaikan masingmasing sebesar 2,05 persen dan 1,16 persen. Data pengangguran terbuka sesuai tingkat pendidikannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 20082010 (persen) 2008 Februari Agustus Februari 2009 Agustus 2010 Februari

SD ke bawah SMP SMA SMK Diploma/I/II/III Universitas

4,70 10,05 13,69 14,80 16,35 14,25

4,57 9,39 14,31 17,26 11,21 12,59

4,51 9,38 12,36 15,69 15,38 12,94

3,78 8,37 14,50 14,59 13,66 13,08 7,87

3,71 7,55 11,90 13,81 15,71 14,24 7,41

Total 8,46 8,39 8,14 Sumber: Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th. 6 XIII, 10 Mei 2010

Kondisi tersebut lebih disebabkan karena lulusan Perguruan Tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Padahal sebuah survey yang dilakukan oleh David McClelland menyampaikan bahwa suatu negara dapat menjadi makmur dan maju apabila mempunyai entrepreneur atau wirausaha sejumlah sedikitnya 2% dari penduduknya. Indonesia baru memiliki 400 ribu pelaku usaha yang berarti hanya 0,18% dari penduduk Indonesia yang total mencapai jumlah 220 juta jiwa. Secara ideal, dengan target minimal 2% saja, Indonesia seharusnya membutuhkan sekitar 4,4 juta entrepreneur atau wirausahawan, masih sepuluh kali lipat dari jumlah yang ada sekarang. Saat ini rasio jumlah entrepreneur dibandingkan dengan jumlah penduduk di Indonesia masih rendah sekali. Jumlah entrepreneur di Indonesia tidak sampai 2% dari jumlah penduduknya (2007), atau kurang dari 500.000 orang (Ciputra, 2007). Di Universitas Negeri Semarang sendiri, setiap tahunnya meluluskan para sarjananya kurang lebih 2000 sarjanan sampai 3000 sarjana, tentu semua lulusan berorientasi pada mencari pekerjaan sehingga terjadi persaingan. Tahun 2011 saja Universitas Negeri Semarang mewisuda sebanyak 3.052 lulusan, yang terdiri atas 110 orang lulusan program Diploma, 2.550 orang Sarjana, 7 orang lulusan Pendidikan Profesi, 370 orang Magister, dan 15 orang Doktor. Oleh karena itu, agar tidak menjadikan penambahan jumlah angka pengangguran maka perlu adanya perubahan mindset dan karakter sejak dari awal masuk perguruan tinggi, terutama bagi penerima beasiswa yang mereka notabene berasal dari keluarga yang kurang mampu. Karakter tersebut adalah karakter wirausahawan, agar mereka tidak selalu berorientasi untuk mencari kerja, namun dapat lebih berkeinginan untuk menciptakan lapangan kerja dengan cara menjadi wirausahawan. Universitas Negeri Semarang sangat perlu untuk menanamkan karakter wirausahawan ini terutama bagi mahasiswa penerima beasiswa bidik misi. Karena Universitas Negeri Semarang sebesar 20% mahasiswanya adalah kurang mampu dan mendapatkan beasiswa bidik misi. Dari awal yang hanya menyaring 450 mahasiswa, kemudian menambah jumlah penerima sebanyak 1000 mahasiswa sehingga jumlah keseluruhan penerima beasiswa bidik misi sebanyak 1.450 mahasiswa dari total jumlah mahasiswa baru sebanyak 7.330 mahasiswa. Dari kondisi yang ada tersebut, terjadi kesenjangan antara tujuan para mahasiswa penerima beasiswa yang ingin dengan mudah mendapatkan pekerjaan untuk kehidupan ekonomi yang lebih baik, dengan jumlah mahasiswa penerima beasiswa bidik misi yang sangat banyak, serta dengan pola pembinaan perguruan tinggi bagi mereka. Melihat kesenjangan tersebut penulis memberikan sebuah solusi alternative untuk memperbaiki kesenjangan yang terjadi tersebut melalui Bus-P (Business Practice) Experience Sebagai Upaya Membangun Karakter Wirausahawan bagi Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidik Misi UNNES.

Tujuan

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka tujuan dari gagasan karya tulis ini ada dua yaitu : 21 Untuk memberikan praktik berbisnis bagi para mahasiswa penerima beasiswa bidik misi agar memiliki pengalaman berwirausaha sebagai bekal mereka lulus nanti. 22 Menggugah pihak perguruan tinggi agar menfasilitasi praktik bisnis mereka, karena dengan memiliki pengalaman berbisnis tersebut mereka dapat merasakan kelebihan-kelebihan sebagai seorang wirausahawan dari pada menjadi seorang pegawai. Sehingga karakter atau jiwa wirausahawan di kalangan mahasiswa penerima beasiswa bidik misi pada khususnya dapat tumbuh dan terbentuk sejak dini.

Manfaat

Dalam setiap gagasan yang diberikan melalui sebuah tulisan yang berbentuk karya tulis, pasti keluaran atau harapannya adalah dapat memberikan manfaat yang baik bagi semua pihak. Melalui penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat. 23 Bagi Penulis Bagi penulis sendiri karya tulis ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk semakin mempelajari mengenai dunia kewirausahaan dan dapat mengaplikasikannya ketika lulus dari perguruan tinggi. Selain itu gagasan ini juga sebagai bentuk kepedulian sosial penulis dalam pola pembinaan bagi mahasiswa penerima beasiswa. 24 Bagi para Mahasiswa penerima beasiswa Bagi objek sasaran gagasan ini yaitu para mahasiswa penerima beasiswa karya tulis ini dapat dijadikan pertimbangan untuk mengubah mindset mereka untuk lebih ingin menjadi seorang businessman/women yang sukses. Dan juga dapat dijadikan sebuah pengalaman untuk menghadapi dunia pekerjaan yang sebenarnya, sehingga lebih baik dalam bekerja atau menciptakan pekerjaan. 25 Bagi Pihak Perguruan Tinggi Bagi pihak perguruan tinggi karya tulis ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan khususnya dalam pola pembinaan bagi mahasiswa penerima beasiswa, agar lebih memiliki masa depan yang lebih baik. 26 Bagi Pemerintah

Bagi pemerintah sendiri karya tulis ini dapat membantu mengurangi jumlah tingkat pengangguran masyarakat, karena gagasan ini dapat mambantu mengubah pola pikir khususnya dari lulusan perguruan tinggi dari mencari pekerjaan menjadi menciptakan lapangan pekerjaan. 27 Dan Bagi Masyarakat Bagi masyarakat karya tulis ini dapat membantu mengubah pola pikir mereka sehingga dapat lebih mensejahterakan kehidupan mereka.

GAGASAN

Kondisi kekinian pembinaan beasiswa bidik misi di UNNES

Sekarang ini pembinaan yang dilakukan oleh perguruan tinggi khususnya Universitas Negeri Semarang terhadap mahasiswa-mahasiswa penerima beasiswanya masih kurang efektif. Hal tersebut dikarenakan pihak perguruan tinggi hanya menuntut untuk mereka mendapatkan nilai diatas rata-rata, memberikan sebuah tugas-tugas yang berhubungan dengan visi misi universitas yang bersifat wajib bagi mereka tanpa memberikan sebuah praktik aplikasi dan fasilitas yang memadai serta pengalaman yang kurang. Dengan pembinaan yang masih seperti itu maka ada sedikit kesenjangan dengan tujuan mahasiswa yang ingin mudah mendapat pekerjaan dengan status pendidikan mereka yang lebih tinggi. Tetapi dalam pembinaan terhadap mahasiswa penerima beasiswa yang harus dirubah pertama kalinya haruslah pola pikir mereka. Bahwa untuk hidup layak tidak harus hanya mendapatkan pekerjaan dan menjadi seorang pegawai, tetapi hidup lebih baik bisa dari menjadi seorang entrepreneur, hal tersebut dapat dilihat pada fakta dan peluang seorang wirausahawan saat ini. Jadi pengadaan pengaplikasian terhadap berbagai materi yang telah didapat mahasiswa sangat perlu adanya, misalnya pengaplikasian untuk berwirausaha. Karena dengan pengaplikasian lapangan ini justru akan menambah motivasi bagi para mahasiswa dalam membangun jiwa entrepreneur. Kondisi tersebut di atas didukung pula oleh kenyataan bahwa sebagian besar lulusan Perguruan Tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Hal ini bisa jadi disebabkan karena sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai perguruan tinggi saat ini lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, bukannya lulusan yang siap menciptakan pekerjaan. Kesenjangan yang terjadi antara teori yang diperoleh mahasiswa dengan realita kebutuhan masyarakat. Peran perguruan tinggi dalam mendorong para mahasiswa penerima beasiswanya menjadi seorang wirausahawan sangat penting. Setiap lembaga pendidikan perlu memberikan orientasi proses pendidikannya kepada peserta didik untuk lebih tertanam

sikap kemandirian dan jiwa kewirausahaannya. Sebagai pengalaman untuk bekal ketika mereka telah lulus nanti. Tetapi dalam kenyataannya sekarang ini perguruan tinggi belum memberikan pembinaan praktik lapangan langsung kepada mahasiswa penerima beasiswanya, terutama di Universitas Negeri Semarang.

Solusi yang Pernah Ditawarkan Sebelumnya

Orientasi proses pendidikan dan pengajaran di perguruan tinggi telah berupaya menciptakan dan mendesain pola dan proses kegiatan belajar mengajar agar menjadi lebih aplikatif dan menstimulasi keinginan mahasiswa untuk berwirausaha (Experience Based Learning). Banyak perguruan tinggi khususnya di Universitas Negeri Semarang telah melakukan upaya untuk menstimulasi mahasiswa berwirausaha. Salah satu mata kuliah yang diajarkan dalam ini adalah mata kuliah kewirausahaan. Begitu pula dengan pembinaan yang dilakukan oleh pihak universitas khususnya Universitas Negeri Semarang dalam memberikan seminar-seminar serta training mengenai kewirausahaan. Namun semuanya itu hanya berbentuk teoritis dan seminar yang dimana hanya dilakukan dalam waktu yang singkat, satu hari atau paling lama tiga hari. Untuk membahas dan mempelajari ataupun praktik mengenai berwirausaha waktu itu terlalu singkat. Sehingga mahasiswa penerima beasiswa kurang mengena dan memahami apa yang mereka dapat dari kegiatan tersebut. Karena pada kenyataannya mereka mengikuti kegiatan tersebut karena diwajibkan oleh pihak universitas. Agenda-agenda yang diadakan oleh universitas untuk mahasiswa penerima beasiswa sebagai bentuk pembinaan bagi mereka itu, dilakukan hanya dalam suatu waktu, tidak bersifat rutin. Jadi mahasiswa kurang mendalaminya. Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki melalui gagasan yang diajukan Sebenarnya apa yang telah dilakukan oleh pembina penerima beasiswa di Universitas Negeri Semarang sudah cukup membantu untuk mengenal dan mengetahui kelebihan-kelebihan menjadi seorang pengusaha atau entrepreneur melalui seminarseminar dan training. Para mahasiswa penerima beasiswapun juga dengan rela mengikuti setiap agenda yang diadakan dan sedikit tumbuh rasa ingin menjadi seorang wirausahawan. Akan tetapi, semuanya itu kurang memberikan pengaplikasian yang nyata dan menghasilkan kesan yang mendalam serta pengalaman untuk berwirausaha. Oleh sebab itu penulis memberikan sebuah gagasan mengenai Bus-P (Business Practice) Experience, untuk memberikan praktik nyata untuk berwirausaha sehingga para mahasiswa penerima beasiswa memiliki pengalaman dalam berbisnis. Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan gagasan

Dalam menciptakan gagasan ini menjadi suatu bentuk yang nyata dan dapat berjalan dengan baik, diperlukan pihak-pihak yang berkaitan erat dengan hal ini, yaitu. 28 Pihak perguruan tinggi, disini yaitu Universitas Negeri Semarang. Sebagai pihak yang berwenang dalam pengambilan kebijakan mengenai gagasan ini. Dari perguruan tinggi pihak yang bersangkutan adalah dari bagian kemahasiswaan dan semua yang berada dibawah naungannya. 29 Badan khusus pembinaan penerima beasiswa. Badan ini sangat menentukan dalam pelaksanaan gagasan ini, dan merencanakan mengenai bentuk gagasan ini termasuk dalam pengadaan modal usaha. Badan ini dibentuk oleh pihak perguruan tinggi yang khusus menangani mahasiswa penerima beasiswa, dan masih berjalan dibawah naungan bagian kemahasiswaan Universitas Negeri Semarang. Yang dimana anggotaanggotanya terdiri dari birokrat masing-masing fakultas di Universitas Negeri Semarang. 30 Mahasiswa penerima beasiswa. Merekalah yang menjadi pemeran utama dalam melaksanakan teknis gagasan ini dan diharapkan output yang dihasilkan dari gagasan ini sesuai dengan tujuan dari dicetuskannya gagasan ini. 31 Mahasiswa umum. Mereka sangat diperlukan peranannya sebagai konsumen dari bentuk usaha yang dijalankan, dan juga dapat sebagai partner kerja dari para mahasiswa penerima beasiswa yang diberi pelatihan. 32 Masyarakat umum. Masyarakat disini sebagai konsumen dari gagasan ini, yaitu pasar dari praktik kewirausahaan yang dilakukan. Selain itu masyarakat juga sebagai sasaran CSR bagi usaha yang dijalankan mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi atau sebagai bentuk pengabdian masyarakat.

Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk Mengimplementasi Gagasan Pembinaan Awal Sebelum praktik berwirausaha, harus diadakan pembinaan awal kepada para mahasiswa penerima beasiswa, tahap pembinaan ini meliputi : 1. Tahap perkenalan Tahap perkenalan disini yaitu mensosialisasikan gagasan ini kepada para mahasiswa penerima beasiswa. Agar mereka mengerti dari awal dan memahami hakekat dasarnya diadakan gagasan ini. 2. Tahap pengelompokan Pada tahap pengelompokan ini, dilakukan pengelompokan mahasiswa dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil dengan beberapa orang anggota, yang anggota kelompok terdiri dari berbagai fakultas. 3. Tahap pendampingan Dalam tahapan ini, dari badan pembinaan penerima beasiswa membentuk tim pendamping yang nantinya akan mendampingi kelompok-kelompok tersebut. Minimal

dibutuhkan dua orang pendamping dalam satu kelompok, akan tetapi lebih banyak akan lebih baik dalam menjalankan usahanya. Rencana Pelatihan Bus-P Experience 33 Pra Usaha Pengkajian dan pendalaman materi tentang skill Adalah kegiatan dalam tahapan pra action tahapan dimana pengetahuan tentang wirausaha diberikan. Karena seorang entrepreneur harus memiliki skill-skill khusus yang menjadi syarat wajib. Maka dari itu sebelum menuju pada praktik sebenarnya para mahasiswa penerima beasiswa harus dibekali materi-materi yang berhubungan dengan pengetahuan mengenai usaha dan juga skill-skill yang harus dimiliki seorang entrepreneur, yaitu : 34 Managerial skill Seorang wirausahawan harus mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. 35 Conceptual skill Kemampuan untuk merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi usaha merupakan landasan utama menuju wirausaha sukses. 36 Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi) Supel, mudah bergaul, simpati dan empati kepada orang lain adalah modal keterampilan yang sangat mendukung kita menuju keberhasilan usaha. 37 Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan) Sebagai seorang wirausaha, kita seringkali dihadapkan pada kondisi ketidakpastian. Wirausaha dituntut untuk mampu menganalisis situasi dan merumuskan berbagai masalah untuk dicarikan berbagai alternatif pemecahannya. 38 Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan waktu) Seorang wirausaha harus terus belajar mengelola waktu. Keterampilan mengelola waktu dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana yang telah digariskan. Stimulasi Adalah kegiatan dalam tahapan pra action, yang di dalamnya terdapat unsur stimulasi yang berupa penyelesaian kasus yang berhubungan dengan dunia wirausaha. Funding Adalah kegiatan dimana dalam tahapan ini berorientasi pada bagaimana cara untuk memperoleh modal sebagai bekal praktek berwirausaha. Dalam konteks ini penulis memberikan gagasan terkait masalah modal dibagi menjadi dua sumber, yaitu: 39 Sumber internal, modal diperoleh dari; 40 modal pokok, yaitu modal yang berasal dari universitas sebagai bentuk dari fasilitas. 41 modal wajib, yaitu modal dengan nominal tertentu yang dibayarkan mahasiswa penerima beasiswa pada setiap periode waktu yang telah

disepakati. Tentu saja dengan jumlah yang tidak terlalu memberatkan. 42 Sumber eksternal, modal diperoleh dari bagaimana usaha mahasiswa penerima beasiswa yang bersangkutan untuk mencari bantuan modal. 43 Take Action Adalah tahapan mahasiswa mulai mengaplikasikan teori dan materi-materi yang didapatkan di tahapan Pra Action, atau dengan kata lain tahapan ini merupakan tahapan mahasiswa untuk praktik berwirausaha. Disini penulis menyarankan praktik ini dilakukan secepat-cepatnya sebulan setelah mereka mendapatkan materi-materi dasar kewirausahaan. Berbagai fasilitas memang perlu dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan dari Bus-P Experience sebagai model praktik berwirausaha para mahasiswa penerima beasiswa. Model usaha di kampus tersebut dimulai dari berskala kecil yang semuanya dikelola oleh mahasiswa penerima beasiswa dengan penuh tanggung jawab, memberikan kesempatan kepada setiap kelompok mahasiswa tersebut untuk mengelola model usaha di kampus sebagai bentuk pembelajaran Entrepreneurship. Atau dapat juga mahasiswa diberikan kebebasan memberikan ide, untuk berkreasi (membuat produk), mengelola, sampai dengan menjual, sebagai latihan menjadi seorang entrepreneur. Usaha yang mereka buat dan kelola ini, dilakukan secara kontinyu, mereka baru dapat berhenti mengelola ketika mereka semester tujuh. Tetapi mereka masih bias ikut sebagai anggota sampai kapanpun mereka mau. Dengan batas maksimal sampai mereka lulus (tabel pelaksanaan praktik dapat dilihat pada lampiran). Dengan demikian karakter entrepreneur mereka akan tumbuh dan mengkristal selama mereka melaksanakan praktik wirausaha tersebut. Dan pengalaman berwirausaha itu akan membuat mereka yakin dan berani mengambil risiko untuk menjadi seorang entrepreneur setelah lulus kuliah. 44 Pasca Usaha

Reward
Adalah tahapan dalam pasca berwirausaha yang berupa pemberian penghargaan dan apresiasi yang diberikan perguruan tinggi kepada mahasiswa yang berprestasi dalam dunia wirausaha. Pemberian reward ini dapat untuk memacu kreatifitas dan semangat mahasiswa dalam kompetisi antar kelompok usaha, sebagai pelatihan menangani pesaing ketika mereka sudah benar-benar menjadi seorang wirausahawan nantinya. Perguruan tinggi dapat memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk melakukan gelar produk usaha mahasiswa pada hari tertentu. Produk-produk yang dipamerkan merupakan hasil aplikasi berbagai mata kuliah yang ikuti,dari pelatihan awal, ataupun dari hal apa saja yang telah menginspirasi mereka yang memungkinkan digunakan sebagai usaha. Ada juga yang membuat kafe atau kantin konservasi di kampus, sebagai bentuk media untuk kajian dan latihan kewirausahaan, sekaligus ikut mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Follow up
Adalah tahapan dalam pasca berwirausaha yang berupa controlling usaha yang dilakukan, bias dilakukan setiap periode (satu kali periode bias satu bulan, tiga bulan, enam bulan, atau satu tahun) dan pemantauan kepada mahasiswa yang ingin tetap melanjutkan kegiatan berwirausaha ketika lulus nanti. KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan Penulis memberikan suatu gagasan mengenai Bus-P (Business Prectice) Experience yang diharapkan dapat membantu menambah pengalaman praktik bagi mahasiswa penerima beasiswa dan juga untuk membangun karakter atau jiwa berwirausaha. Melihat peluang yang ada di dunia bisnis, kesempatan menjadi seorang wirausaha yang sukses dengan kecermatan melihat peluang yang ada, mampu mengurangi pengangguran yang terjadi karena banyaknya jumlah lulusan diploma maupun sarjana yang berebut mendapatkan pekerjaan dan sedikitnya peluang pekerjaan yang ada. Melalui Bus-P (Business Practice) Experience para mahasiswa penerima beasiswa khususnya beasiswa bidikmisi dapat dibimbing dan dibina dengan baik, serta mendapatkan pengalaman berwirausaha yang mampu membentuk karakter wirusawan mahasiswa tersebut. Dengan tumbuhnya karakter serta mindset wirausahawan di benak mereka, mereka akan lebih termotivasi untuk menjadi job creator yang dapat membuka peluang usaha baru dan juga peluang kerja bagi yang lainnya sehingga dapat mengurangi pengangguran yang begitu banyak di negeri ini.

Teknik Implementasi yang Akan Diterapkan

Bus-P (Business Practice) Experience menerapkan teknik pembinaan intensif secara materi maupun praktek berwirausaha sebagai modal untuk mengawali usaha. Dalam pembinaan kewirausahaan, mereka diberikan pengertian bagaiaman mencari peluang usaha yang berprofit dan halal. Selain itu mereka juga akan lebih dapat memahami dan mengetahui kelebihan-kelebihan menjadi seorang entrepreneur. Dengan memulai usaha, mereka bisa memiliki potensi mengembangkan usahanya yang diharapkan akan menuntun mereka menuju kehidupan yang lebih baik.

Prediksi yang Akan Diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan)

Harapan dari gagasan Bus-P (Business Practice) Experience adalah dampak positif bagi masa depan dan juga karakter mahasiswa-mahasiswa penerima beasiswa, khususnya bidikmisi. Manfaat dan dampak dari gagasan ini secara terperinci antara lain : 45 Menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa-mahasiswa penerima beasiswa khususnya bidikmisi. 46 Melatih mahasiswa-mahasiswa penerima beasiswa mengembangkan potensi kewirausahaan mereka. 47 Memberikan pengalaman yang dalam dan efektif bagi mahasiswa-mahasiswa penerima beasiswa dalam hal praktik berwirausaha. 48 Melatih untuk melakukan, menjalankan, dan mengelola suatu usaha dan mengembangkannya. 49 Melatih mahasiswa penerima beasiswa untuk menjalankan usahanya dengan halal. 50 Sebagai bentuk fasilitas yang diberikan universitas kepada mahasiswa penerima beasiswa selain biaya untuk kuliah. 51 Melatih kerjasama dan juga skill mereka dalam dunia bisnis. 52 Mengajari dan memberikan pengalaman nyata kepada mereka mengenai persainganpersaingan dalam berwirausaha, sehingga mereka mampu menghadapi dan mengatasinya dengan baik. 53 Membuka lapangan pekerjaan. 54 Mampu menaikkan taraf hidup atau kemampuan ekonomi bagi mereka. 55 Memudahkan mereka untuk melakukan berbisnis, dengan modal yang didapat dari bantuan universitas atau perguruan tinggi. 56 Karena membuka banyak peluang usaha dan terciptanya peluang kerja, maka dampak lainnya adalah dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada, dan semakin membaikkan perekonomian makro. 57 Dapat menjadi acuan bagi universitas-universitas lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Konteksual. http://agupenajateng.net/2009/06/06/membangun-karakter-bangsa-melaluipembelajaran-kontekstual/, diunduh pada tanggal 13 November 2011 Nurokhin, Bambang. 2009. Membangun Karakter dan Watak Bangsa Melalui Pendidikan. http://www.tnial.mil.id/Majalah/Cakrawala/ArtikelCakrawala/tabid/125/articleType/

ArticleView/articleId/200/Default.aspx, diunduh pada tanggal 13 November 2011

Oetomo, Indayati. 2009. Mengembangkan Jiwa Entreprenuer. http://Indayati Oetomo.net/2009/06/06/mengembangkan jiwa entreprenuer, diunduh pada tanggal 14 November 2011 Suryana. 2009. Membangun Karakter Peserta Dididk Profesionalisme Guru. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta Melalui Peningkatan

Azizah, Hilyatul.2010. Entre-Q (Entrepreneurial Intelligence) Experience Based Learning sebagai Upaya dalam Membangun Karakter Wirausahawan di Kalangan Mahasiswa. Semarang : Universitas Negeri Semarang

Puspita, Margaret Rini. 2011. Beri Beasiswa 20%, UNNES Raih Penghargaan MURI. http://kampus.okezone.com/read/2011/11/14/373/529221/beri-beasiswa-20-unnesraih-penghargaan-muri, diunduh pada tanggal 16 November 2011 --------2011. http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/08/18/156428/UnnesBerikan-1.450-Beasiswa-Bidik-Misi, diunduh pada tanggal 16 November 2011 --------2011. http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/421652/, diunduh pada tanggal 16 November 2011 --------2011. http://unnes.ac.id/berita/unnes-mewisuda-3-052-lulusan/, diunduh pada

tanggal 16 November 2011

No. 1.

Tabel 2. Rencana Praktik Kewirausahaan dengan Bus-P (Business Practice) Experience Kompetensi Kegiatan Indikator Alokasi dasar waktu Perkenalan awal Pembagian mahasiswa kelompok kepada -1 Agar Minggu mahasiswa dapat pertama saling mengenal bulan

dan memahami pertama tujuan dari gagasan (setara dengan 2 sks mata kuliah) * 2. Brain Management -1 -2 Mengkaji referensi Mendiskusikan materi -3 Dapat memahami dan mendeskripsikan Brain Mangement Minggu pertama bulan pertama (setara dengan 2 sks mata kuliah) *

3.

Time Management

-4 Mengkaji dan mendiskusikan kasus

-5 Dapat Minggu memahami time kedua bulan pertama management (setara -6 Dapat dengan 2 mencari sks mata pemecahan kuliah) * masalah -9 Dapat memahami cara membangun aset -10 Dapat mencari solusi atas kasus yang berkaitan dengan aset -12 Dapat memahami dan mendeskripsikan SQ -13 Dapat menemukan potensi diri melalui SQ -15 Dapat memahami dan mendeskripsikan EQ -16 Dapat menemukan potensi diri Minggu ketiga bulan pertama (setara dengan 2 sks mata kuliah) * Minggu ke empat bulan pertama (setara dengan 2 sks mata kuliah) * Minggu pertama bulan kedua (setara dengan 2 sks mata

4.

Membangun Aset Network System

-7 -8

Tugas stimulasi Presentasi dan diskusi

5.

Kecerdasan Spiritual

-11 Presentasi dan diskusi materi

6.

Kecerdasan Emosional

-14 Presentasi dan diskusi materi

melalui EQ 7. Life Skill -17 Mengkaji referensi -18 Presentasi dan diskusi materi -19 Dapat memahami dan mendeskripsikan life skill -20 Dapat memahami diri sendiri dan rekan kerja guna menggali potensi -23 Dapat memahami dan mendeskripsikan character building -24 Dapat memahami diri sendiri dan rekan kerja guna menggali potensi -28 Dapat memahami dan mendeskripsikan manajemen organisasi -29 Mampu dalam pengaplikasikan -32 Dapat memahami dan mendeskripsikan leadership -33 Mampu dalam pengaplikasian -36 Mampu dalam pengaplikasian

kuliah) * Minggu kedua bulan kedua (setara dengan 2 sks mata kuliah) * Minggu ketiga bulan kedua (setara dengan 2 sks mata kuliah) * Minggu ke empat bulan kedua (setara dengan 2 sks mata kuliah) * Minggu pertama bulan ketiga (setara dengan 2 sks mata kuliah) * Minggu kedua bulan ketiga (setara dengan 2 sks mata kuliah)* Minggu ketiga

8.

Character Building

-21 Stimulasi tugas setiap kelompok -22 Presentasi dan diskusi materi

9.

Manajemen Organisasi

-25 Stimulasi tugas kelompok -26 Laporan kelompok -27 Presentasi dan diskusi materi

10.

Leadership

-30 Stimulasi tugas kelompok -31 Presentasi dan diskusi materi

11.

Public Speaking

-34 Stimulasi kelas -35 Diskusi kelompok

dalam

12.

Pembagian -37 Mulai merencanakan Modal awal bisnis yang akan dijalani, dan

-38 Mampu merencanakan

dan merencanakan bisnis yang akan dijalankan, masingmasing kelompok 13. Evaluasi praktik kewirausahaan

persiapan

bisnis, dan bulan merencanakan ketiga segala kegiatannya, serta mampu mengalokasikan modal dari awal usaha Sebulan sekali pada minggu keempat

-40 Mampu menjalankan usaha, dan mendapat pengalaman berwirausaha Catatan : * : dilakukan secara kontinyu, disamping menjalankan praktik usaha

-39 Laporan kegiatan yang dilakukan, keuntungan,kerugian,kendala,d ll

Anda mungkin juga menyukai