Program Studi Antropologi (S1) Departemen Antropologi FISIPUI Pengajar: Prof. Dr. Meutia F.H. Swasono
Semester Ganjil 2010-2011 Selasa, 11.00-13.30
Bercocok-tanam
Tehnik: - slash and burn agriculture - Sifat: Peladangan berpindah, kembali ke lahan awal setelah jarak wkt tertentu, wlp pertambahan penduduk dpt mempercepat kembali ke lahan asal. - Berkembangnya kearifan lokal utk tidak membuat terjadinya kebakaran hutan. - Perkembangan: bercocok-tanam dg
Transisi ke Pertanian 1. Berburu dan meramu 2. Dg adanya pertumbuhan penduduk, terjadi perebutan lahan, salah satu kelompok berpindah. 3. Kurang lahan: muncul kegiatan bercocok-tanam. 4. Proses: perubahan ke pertanian jg krn perpindahan ke lokasi yg scr alami berbeda:
Proses:
Proses: - Peningkatan populasi berarti peningkatan rasio penduduk dan tanah - Kekurangan tanah berarti potensi konflik - Kekurangan lahan pangan berarti perlu teknologi baru (pertanian irigasi) - Kebutuhan berbagai barang dan keahlian: munculnya
Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi oleh negaranegara maju tidak berarti lebih efisien daripada yg dikeluarkan oleh masyarakat sederhana: - Kalori yg dihasilkan - wkt yg dipergunakan - Teknologi dan biaya yg digunakan - Biaya sosial yg terjadi: stratifikasi sosial, pembagian masy atas dasar kaya dan miskin - Ekspansi ekonomi negara lain
KOWE INLANDER PERLOE DATANG KE RAWA SENAYAN DISANA KOWE HAROES DIPILIH LIWAT DJOERI JANG BERTOEGAS: 1.Keliling rawa Senajan 3 kali 2.Angkat badan liwat 30 kali 3.Angkat peroet liwat 30 kali Kowe mesti ketemoe Mevrouw Shanti, Meneer Tomo en Meneer Atmadjaja.
Kowe nanti akan dijadikan tjentenk oentoek di Toba, Buleleng, Borneo, Tanamera, Batam, Soerabaja, Batavia en Riaoeeiland. Governement Nederlandsch Indie memberi oepah: 1. Makan 3 kali perhari dengan beras poetih dari Bangil
Istirahat siang 1 uur 3. Oepah dipotong padjak Governement 40 percent oentoek wang djago. Haastig kalaoe kowe mahoe. Per tanggal 31 Maart 1889. Niet Laat te Zijn Hoor Batavia 1889. Onder de naam van Nederlandsch Indie Governeur Generaal H.M.S. van den Bergh