Anda di halaman 1dari 3

Kepada Yth : Para Kepala, Branch Offices, General Affairs (untuk disebarluaskan di jajarannya)

Jakarta, 12 Maret 2010

Penjelasan Perusahaan Berkaitan Berita di Surat Kabar Kompas


Rekan rekan karyawan, Barangkali rekan rekan ada yang membaca atau mengikuti berita yang dimuat surat kabar Kompas hari Kamis, 11 Maret 2010, halaman 17, dimana dalam berita tersebut dilaporkan bahwa rekan rekan kita di Sekarga meminta dilakukan audit berkaitan adanya perubahan nilai keuntungan perusahaan kita sebesar Rp. 258 miliar pada tahun 2007, yang kemudian (keuntungan tersebut) diubah menjadi Rp. 60 miliar pada laporan keuangan pada tahun 2008. Bagi kita sebagai anggota atau karyawan suatu perusahaan baik perusahaan apapun dan dimana pun juga tentunya kita perlu sangat berhati hati dan memahami benar bahwa setiap hal yang (akan) kita sampaikan kepada pihak ketiga termasuk kepada mass media akan mempunyai dampak dan pengaruh terhadap perusahaan; apalagi kalau informasi, data, ataupun fakta yang kita sampaikan tersebut merupakan sesuatu hal yang tidak tepat, tidak benar, atau (bahkan) kita sendiri tidak atau kurang memahami situasi atau permasalahan yang sebenarnya terjadi. Bukankah kita semua sangat diharapkan untuk secara terus menerus mengembangkan budaya perusahaan FLY HI yang salah satunya bahwa kita harus dapat menjaga integritas kita ?. Dalam kaitan dengan pemberitaan di surat kabar Kompas tersebut, maka kiranya kita semua sebagai karyawan Garuda Indonesia perlu mengetahui dan memahami situasi dan permasalahan yang sebenarnya terjadi, sebagai berikut : Sesuai dengan ketentuan dan yang telah kita laksanakan setiap tahun selama ini, pada setiap akhir tahun dilaksanakan audit terhadap kegiatan dan kinerja perusahaan kita oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Independen. Sesuai audit yang dilaksanakan oleh KAP Independen Aryanto Amir Jusuf dan Mawar (AAJ), keuntungan perusahaan pada tahun 2007 adalah sebesar RP. 258 miliar.

Namun demikian, perlu rekan rekan karyawan ketahui bahwa pada tahun 2007, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan

peraturan/ketentuan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) nomor 30 (revisi 2007) mengenai masalah sewa (termasuk pesawat) yang mulai berlaku pada tahun 2008 kepada seluruh perusahaan di Indonesia. Sebagai akibat dari penerapan SAK nomor 30 tersebut, maka kita harus melakukan perubahan perlakuan akuntansi terhadap pesawat Airbus 330-300 yang kita sewa sejak tahun 1996. Perubahan tersebut mengakibatkan pesawat pesawat Airbus 330-300 yang kita sewa harus diakui sebagai aktiva tetap, sehingga perlu dihitung akumulasi depresiasi dari pesawat tersebut yang mengakibatkan perubahan dari biaya di tahun-tahun sebelumnya. Disamping itu pula, pada tahun 2008 perusahaan melaksanakan penghitungan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pensiun dan sesuai dengan PSAK nomor 24 yang bersifat retrospektif (berlaku surut), sehingga penghitungan tersebut harus dimasukkan/disajikan pada Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2007. Sebagai akibat penghitungan kembali beberapa hal tersebut diatas - yang harus dilakukan sesuai ketentuan PSAK nomor 30 tahun 2007 maka hal tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan besaran nilai keuntungan perusahaan kita pada tahun 2007, dari sebesar Rp. 258 miliar menjadi Rp. 60 miliar.

Perlu rekan rekan karyawan ketahui bahwa sesuai ketentuan PSAK nomor 30 tahun 2007 tersebut, laporan keuangan perusahaan tahun 2007 harus disajikan kembali (restatement). Apabila laporan keuangan tahun 2007 tidak disajikan kembali (restatement), maka Akuntan Independen yang melakukan audit laporan keuangan tahun 2008 tidak akan memberikan Pendapat (disclaimer), yang berarti hal ini akan sangat merugikan perusahaan. Rekan rekan karyawan, demikian penjelasan berkaitan dengan terjadinya perubahan nilai keuntungan perusahaan tahun 2007, dari sebesar Rp. 258 miliar menjadi Rp. 60 miliar. Dengan penjelasan ini sangatlah jelas bahwa perubahan keuntungan perusahaan yang terjadi pada tahun 2007 adalah karena kita harus mengikuti Peraturan Standar Akuntansi Keuangan/PSAK yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, dan hal ini menegaskan bahwa perusahaan kita sepenuhnya mematuhi prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh pihak / lembaga yang berwenang. Perlu juga rekan rekan ketahui bahwa perusahaan akuntan yang melakukan audit terhadap perusahaan kita, Kantor Akuntan Publik Aryanto Amir Jusuf & Mawar (AAJ) adalah partner RSM AAJ Associate yang merupakan kantor konsultan dan audit independen yang berskala internasional. Sebagai kantor akuntan publik yang terdaftar di Ikatan Akuntan Publik Indonesia, maka AAJ tunduk pada Standar Profesional Akuntan Publik Indonesia. Dan akhirnya, satu hal yang kiranya juga penting untuk rekan-rekan ketahui bahwa berkat kerja keras kita semua, selama empat tahun terakhir ini, perusahaan telah berhasil menurunkan hutang perusahaan secara signifikan dari USD 868 juta

(termasuk kewajiban kepada ECA / European Credit Agency) pada tahun 2006 menjadi USD 527 juta pada bulan Januari 2010. Sekian dan selamat bekerja.

Anda mungkin juga menyukai