Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

Meristem dan Jaringan Dasar


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ANATOMI DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

Disusun Oleh :

Edfar Rizky Apriandi (1210702020)


KELOMPOK I Tanggal Praktikum : 21 April 2012

Tanggal Pengumpukan : 21 April 2012

JURUSAN BIOLOGI SEMESTER IV/A FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2012

MERISTEM DAN JARINGAN DASAR Tempat Tanggal Pukul I. : Laboratorium Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Al-Jawami Cileunyi Kabupaten Bandung : 21 April 2012 : 09.20-11.50 WIB Pendahuluan I.I. Tujuan Praktikum Melihat dan mengenal adanya penebalan pada dinding sel dan melihat perkembangan pembelahan sel pada akar bawanng I.II. Teori Dasar Secara struktural makhluk hidup baik makhluk hidup tingkat rendah maupun tingkat tinggi disusun oleh sel. Sel merupakan unit terkecil yang menyusun suatu organisme, yang berupa bangunan kompleks dan mempunyai ciri-ciri antara lain dapat memperbanyak diri bila masih muda dan dapat mempergunakan lingkungan hidup sebagai sarana kehidupannya. Sel tumbuhan memilki ukuran yang sangat kecil. Pengamatan dapat dilakukan dengan perbesaran 10x dan 40x. Sel-sel yang menyusun tumbuhan dan hewan umumnya berukuran 1030 mikrometer dan sel yang masih aktif cenderung mengadakan metabolisme berukuran kecil (Syamsuri, 1999). Stafilokokus sel bulat dengan diameter 1 mikrometer dimana 1 mikrometer adalah 1 x 10 mm. Umumnya eukaryota berukuran 10 mikrometer sampai 100 mikrometer. Eritront manusia rata-rata berdiameter 7,5 mikron (Kimball, 1994). Sel terdiri dari bagian-bagian sel yaitu membran sel, nukleus, nukleous, sitoplasma, dinding sel, vakuola, mitokondria, ribosom, plastida, serta protoplasma yang saling berhubungan (Suwasono, 1990). Dinding sel hanya terdapat dalam sel tumbuhan. Dinding sel melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya dan mencegah penghisapan air secara berlebihan. Dinding sel adalah bagian terluar dari sel dan merupakan hasil proses

hidup dari protoplasma. Dinding sel mempunyai fungsi yaitu sebagai pelindung dan penunjang tumbuhan (Cambell, 2002). Dinding sel merupakan pembatas dalam dan luar sel. Dinding sel merupakan bagian yang non protoplasmik yang artinya material. Material yang membentuk termasuk benda-benda mati. Dinding sel berkembang selaras dengan perkembangan sel. Dinding sel muda berupa membran atau selaput tipis dan fleksibel, kemudian semakin melebar karena adanya zat-zat lain. Penebalan dinding sel berlangsung secara bertahap sehingga pada penebalan-penebalan primer, sekunder, dan tersier. Dinding sel aktif biasanya tampak agak mengelembung karena mengandung air. Dinding sel hanya terdapat dalam sel tumbuhan fungsinya sebagai pelindung dan penguat tumbuhan yang tidak berkayu (Sutrian, 1992). Tiga konsep mengenai sel, yaitu Semua organisme tersusun atas satu atau lebih sel, Sel adalah unit terkecil yang memiliki semua persyaratan hidup, dan keberlangsungan kehidupan secara langsung berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel. Pembelahan sel pada tumbuhan terbagi menjadi dua, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis adalah pembelahan duplikasi dimana sel memproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sel induk. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berturut turut. Peristiwa ini terjadi bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel dan memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan hampir semua organisme. mitosis memiliki beberapa tahapan meliputi profase metafase, anafase, dan telofase (Campbell dkk, 2008). II. Metode II.I. Alat dan Bahan No 1 2 3 4 5 Alat Mikroskop listrik (1 buah) Pipet tetes (1 buah) Kaca objek (3 buah) Kaca penutup (3 buah) Silet (1 buah) Bahan Endokarpium Cocos nucifera Tangkai daun leunca Akar Allium cepa (bawang merah)

2Gelas kimia 400 ml (1 buah)

II.II. Cara Kerja a. Penebalan dinding sel Preparat irisan endokarpium Cocos nucifera Diamati saluran noktah pada dinding sel dan lumen (ruang sel) Diamati noktah buta menggunakan mikroskop b. Pembelahan sel Preparat akar bawang dibuat Diamati dan digambar semua fase pembelahan mitosis pada preparat III. Hasil Pengamatan A. Penebalan dinding sel Pengamatan endokarpium kelapa pada perbesaran 400x (40 x 10) Lubang lumen Lumen Dinding sel Noktah (garis-garis)

Pengamatan dinding sel pada leunca Epidermis

Korteks

B. Pembelahan sel Pengamatan pembelahan sel pada akar bawang

Proses telofase Benang-benang sel

IV. Pembahasan Praktikum mengamati dinding sel ini mengunakan spesimen uji pada kelapa dan batang leunca. Klasifikasi tanaman kelapa (Dasuki, Undang Ahmad. 1994). Divisio Classis Subclassis Ordo Familia Genus Species : Magnoliophyta : Liliopsida : Arecidae : Arecales : Arecaceae : Cocos : Cocos nucifera

Batok kelapa mempunyai morfologi serabut yang didalamnya terdapat jaringan mirip kayu yang kuat. Pada batok yang keras itulah kita dapat mengindikasikan bahwa akan terdapat penebalan dinding sel. Untuk mengetahuinya

makan diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400x. Pengamatan pada endokarpium kelapa didapat lumen, lubang lumen noktah dan dinding sel. Dinding sel pada pengamatan endokarpium ini terlihat hitam dan tebal. Ketebalan dianggap lebih besar daripada dinding sel pada umumnya. Penebalan ini menunjukan bahwa pada endokarpium kelapa terdapat pada jaringan sklerenkim. Sklerenkim merupakan jaringan penguat / pelindung mekanik Jaringan ini terdiri dari sel hidup atau sudah mati, bersifat elastis/kenyal, dinding sel merupakan dinding sekunder yang tersusun dari lignin yang tebal, sehingga dapat membentuk noktah sederhana yang bercabang. Jaringan ini berasal dari meristem primer atau dari parenkim. Sklereid berasal dari parenkim, bentuk sel pendek dengan ujung tumpul atau runcing dapat sebagi idioblas atau berkelompok. Berdasarkan bentuk dapat dibagi menjadi brakisklereid atau sel batu, bentuk isodiametris makrosklereid, berbentuk seperti batang; osteosklereid, seperti tulang,; asterosklereid, seperti bintang dan trikosklereid sutrian. Penebalan dinding sel yang diamati pada praktikum ini berbentuk brakisklereid atau sel batu. Pada endokarpium terdapat noktah yang berbentuk seperti dinding sel yang tidak ikut menebal. Di dalam noktah kadang-kadang dijumpai plasmodesmata, yang berfungsi untuk meneruskan rangsang dan makanan dari 1 sel ke sel yang lain. Pada waktu sel mengalami penebalan maka bagian dinding sel yang tertembus benang plasma tidak ikut menebal. Berdasarkan bentuknya noktah dibedakan menjadi 2, yaitu noktah biasa dan noktah berhalaman. Dan pada noktah yang berhasil diamati terdapat noktah buta. Noktah buta merupakan noktah yang bermuara pada ruang antar sel. Dan noktah ini termasuk kedalam noktah yang sederhana. Noktah ini berasal dari sel masih hidup dan belum mengalami penebalan, dinding selnya masih tipis dan dapat ditembus oleh benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Selama proses penebalan dinding sel berlangsung, di tempattempat plasmodesmata menerobos dinding sel masih terjadi aliran plasma, sehingga tempat-tempat ini tidak mengalami penebalan. Walaupun dinding sel semakin menebal sehingga lubang noktah telah berubah menjadi saluran noktah, kadang-kadang dalam saluran noktah masih terdapat benang-benang plasma.

Spesimen uji lainnya yang digunakan dalam pengamatan penebalan dinding sel yaitu batang leunca. Klasifikasi tumbuhan leunca. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil) : Asteridae : Solanales (suku terung-terungan) : Solanaceae : Solanum : Solanum nigrum L. (Kartesz, 2004).

Pada pengamatan batang leunca didapat hanya bagian epidermis dan bagian korteks. bentuk dari sel leunca yang teramati berbentuk hexagonal ke arah bulat. Selnya sangat transparan karena batang dari Solanum nigrum L ini herba yang mengandung air. Pengamatan pembelahan sel menggunakan preparat awetan Akar Allium cepa (bawang merah). Kami hanya menemukan fase telofase. Hal ini ditandai dengan Benang-benang gelendong hilang, Selaput inti dan nukleolus terbentuk kembali, dan benang benang sel yang menghasilkan bulatan bulatan kecil. Pada telofase, terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian). Pada telofase, terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian). Telofase pada fase ini pembelahan telah selesai, terbentuk lagi dinding inti, dan hal ini terlihat dalam praktikum. Sel

telah terbagi menjadi dua sel anakan, masing masing memiliki inti yang mengandung 4 kromosom dengan bahan genetik yang sama dengan induknya. Tahapan telofase membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit. Di tiap kutub terbentuk stel kromosom yang identik. Serabut gelondong inti menghilang dan membran inti terbentuk kembali. Setelah terbentuk dua inti pada kutub yang berlawanan aster menghilang dan terjadi penebalan sitoplasma yang diikuti pembagian sitoplasma (sitokinesis). Sitokinesis ini di tandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah-tengah sel (pada tumbuhan) . telofase merupakan fase akhir dari proses mitosis. Pada fase sebelumnya terjadi profase, metafase dan anafase secara berututan. Fase profase Merupakan tahapan pembelahan sel yang paling lama dan membutuhkan energi yang cukup besar, setrta merupakan permulaan dari mitosis yang ditandai dengan beberapa perubahan. Nukleolus mulai menghilang sedangkan kromosomnya mulai timbul. Untaian kromosom yang semula meluas menjadi pilinan (heliks). Dengan demikian untaian itu lebih pendek dan menebal sehingga tampak lebih nyata. Pada tahapan ini, membrane nukleus mulai menghilang(Crowder, 1993). Pembelahan kromosom membentuk kromatid. Selain itu sentriol juga ikut membelah. Hampir semua sel yang Nampak pada preparat menunjukan tahapan profase. Pada profase, ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal. Profase dimana tahapan pembelahan pertama, permulaan profase profase kromosom menjadi lebih pendek dan tebal. Pada akhir profase mulai terbentuk benang benang spindel/ gelendong inti pada masing masing kutub sel, yang letaknya berlawanan. Pada tahap ini yag terpenting adalah benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan mulai menduplikasi menjadi kromatid. Tahapan metafase membutuhkan waktu sekitar 2-6 menit.Pada metafase, kromosom menyusun diri secara acak pada satu bidang ekuator atau tengah-tengah sel. Pada awal fase ini, membran nukleus dan nukleolus lenyap. Sentromer, suatu daerah vital bagi pergerakan kromosom, melekat pada serabut gelendong yang bertanggung jawab terhadap arah pembelahan kromosom selama pembelahan (Welsh dan Mogen 1991). Metafase dicirikan oleh barisan kromosom yang amat

rapi sepanjang bidang equatorial (Fried, 2006). Pada tahapan ini sedikit terlihat adanya gambaran benang benang spindelnya. Tahapan anafase membutuhkan waktu sekitar 3-15 menit.Pada anafase, kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul pada masingmasing kutub, sehingga telihat adal dua kumpulan kromosom. Fried (2006) menyatakan bahwa pada awal anafase sentromer sentromer masing masing kromosom berpisah, sehingga masing masing kromatid kini berupa kromosom yang terpisah. Dengan dipandung oloeh serat gelendong yang melekat padanya. Satu kromatid dari setiap pasang digerakkan ke salah satu kutub, sementara kromatid yang satunya digerakkan ke kutub yang berlawanan. Pembelahan sentromer menurut Suryo (1997) dapat pula berlangsung pada permulaan anafase. Benang benang gelendong ini memendek sehingga belahan sentromer masing masing bergerak ke kutub sel yang berlawanan dengan membawa kromatid.

V. Kesimpulan Pengamatan pada endokarpium kelapa didapat lumen, lubang lumen noktah dan dinding sel. Dinding sel pada pengamatan endokarpium ini terlihat hitam dan tebal. Penebalan ini menunjukan bahwa pada endokarpium kelapa terdapat pada jaringan sklerenkim. Pada pengamatan batang leunca didapat hanya bagian epidermis dan bagian korteks. bentuk dari sel leunca yang teramati berbentuk hexagonal ke arah bulat. Proses mitosis terjadi 4 fase yaitu profase, metafase, anafase dan telofase secara berututan. Pengamatan pembelahan sel menggunakan preparat awetan Akar Allium cepa (bawang merah). Kami hanya menemukan fase telofase. Hal ini ditandai dengan Benang-benang gelendong hilang, Selaput inti dan nukleolus terbentuk kembali, dan benang benang sel yang menghasilkan bulatan bulatan kecil. Daftar Pustaka Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2008. Biologi. Terjemah dari Biology;oleh Damaring Tyas Wulandari S.Si. Erlangga, Jakarta:xxi+486 hlm. Crowder L.V. 1993. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University. Yogyakarta

Ernawiati, E. 2008. Efek Mutagenik Ekstrak Umbi Kembang Sungsang(Gloriosa superba L.) terhadap Pembelahan Sel Akar Umbi Bawang Bombay. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Kimball, John W. 1999. Biologi. Erlangga, Jakarta Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI Press. Jakarta. Sutrian. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-tubuhan Tentang Sel dan Jaringan. Rineka Cipta. Jakarta. Suwasono. 1990. Biologi. Erlangga. Jakarta. Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi. Erlangga. Jakarta Suryo. 2008. Genetika Strata I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai