Anda di halaman 1dari 2

Nama : Zumaldan Blongkod Kelas : IV b Nim : 111 410 082 Konseling Lintas Budaya

a. Definisi Budaya tokoh pendidikan nasional kita bapak Ki Haiar Dewantara (1977) memberikan definisi budaya sebagai berikut: Budaya berarti buah budi manusia, adalah hasil perjoangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat, yakni alam dan jaman (kodrat dan masyarakat), dalam mana terbukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai bagal rintangan dan kesukaran didalam hidup penghidupannya, guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan, yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. Salah satu tokoh antropologi yaitu E. B. Tylor (dalam Ahmadi, 1986; Soekanto, 1997) mendefinisikan budaya sebagai berikut, kebudayaan adalah keseluruhan yang komplek, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dari definisi di atas, tampak bahwa suatu budaya tertentu akan mempengaruhi kehidupan masyarakat tertentu (walau bagaimanapun kecilnya). Dengan demikian, Suatu hasil budaya kelompok masyarakat tertentu akan dianggap lebih tinggi dan bahkan mungkin lebih diinginkan. Hal ini dilakukan agar kelompok masyarakat tertentu itu memiliki derajat atau tingkatan yang lebih baik dari "tetangganya". Nilai selalu berhubungan dengan hal hal yang bersifat baik atau buruk, bagus atau jelek, positif atau negatif, indah atau buruk. Karena nilai berkaitan erat dengan keyakinan yang dimiliki oleh individu, maka hal tersebut akan terkait pula dengan bagaimana individu mengadopsi nilai nilai. Sedangkan apa yang telah diadopsi tersebut akan ditampakkan dalam wujud perilaku, sikap, ide ide serta penalaran. Dengan demikian, antara individu yang satu dengan individu yang lain dapat mempunyai perbedaan walau mereka berasal dari latar budaya yang sama.

b. Sifat Budaya Sifat budaya ada dua, yaitu budaya yang bersifat universal (umum) dan budaya yang khas (unik). Budaya universa! mengandung pengertian bahwa nilai nilai yang dimiliki oleh semua lapisan

masyarakat. Nilai nilai ini dijunjung tinggi oleh segenap manusia. Dengan demikian, secara umum umat manusia yang ada dunia ini memiliki kesamaan nilai nilai tersebut. Contoh dari nilai universal ini antara lain manusia berhak menentukan hidupnya sendiri, manusia anti dengan peperangan, manusia mementingkan perdamaian, manusia mempunyai kebabasan dan lain lain. Nilai budaya yang khas (unik) adalah suatu nilai yang dimiliki oleh bangsa tertentu. Lebih dari itu, nilai nilai ini hanya dimiliki oleh masyarakat atau suku/ etnis tertentu dimana keunikan ini berbeda dencan kelompok atau bangsa lain. Keunikan nilai ini dapat meniadi barometer untuk mengenal bangsa atau kelompok tertentu

c. Tujuan bimbingan dan konseling lintas budaya

Agar Konselor dapat menyadari keberadaan budaya klien dan sensitif terhadap kebudayaan klien, sehingga dapat menghargai perbedaan dan hal itu dapat membuat konselor merasa nyaman dengan perbedaan yang ada antara dirinya dan klien dalam bentuk ras, etnik, kebudayaan, dan kepercayaan. Dan juga supaya konselor dapat memahami bagaimana ras, kebudayaan, etnik, dan sebagainya yang mungkin mempengaruhi struktur kepribadian, pilihan karir, manifestasi gangguan psikologis, perilaku mencari bantuan, dan kecocokan dan ketidakcocokan dari pendekatan konseling.

d. Fungsi bimbingan dan konseling lintas budaya

Bagi seorang konselor, konseling lintas budaya ini berfungsi memahami dampak yang mungkin terjadi dari perbedaan budaya ini. Pengetahuan mereka tentang perbedaan komunikasi, bagaimana gaya komunikasi ini mungkin akan menimbulkan perselisihan atau membantu perkembangan dalam proses konseling pada klien, dan bagaimana cara mencegah dampak yang mungkin terjadi itu, sehingga konselor dapat mengentaskan permasalahan yang sedang dialami klien akan tetapi tidak hanya berusaha membantu klien keluar dari masalahnya saja konselor pun berusaha memelihara dan mengembangkan potensi-potensi dari dalam diri klien khususnya kesadarannya terhadap keragaman budaya sehingga akan dapat lebih menghargai agama, keyakinan dan nilai yang dimiliki oleh orang lain, termasuk atribut dan hal-hal yangbersifat tabu, karena hal tersebut mempengaruhi pandangan seseorang. Selain itu, konseling lintas budaya berfungsi membantu seorang konselor dalam melakukan pendekatan sesuai dengan keragaman budaya tersebut dalam melaksanakan konseling. s

Anda mungkin juga menyukai