Anda di halaman 1dari 9

RESUME BAB 2 : PERCEPTION, PERSONALITY AND EMOTIONS

DISUSUN OLEH :

FILDZA ROSSIANTI [112102236]
AGISNI [112104250]
RINDA RIESWIEN [112104255]
RAMADHAN RASYADIE [112104257]
EKI FITRA SUTIFANI [112104267]





FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM





4 Definisi : sebuah proses mengatur dan menafsirkan kesan-kesan sensoris/indera
pada suatu individu yang memberikan arti bagi lingkungan sekitar
mereka. Prilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang
kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.






4 Faktor yang mempengaruhi : Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi bisa
terletak dalam diri pembentuk persepsi (perceptor), dalam diri objek atau target
yang diartikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi tersebut dibuat.
Peceptor : Ketika seseorang melihat sesuatu atau target dan mencoba untuk
menafsirkan apa yang dia lihat, interpretasi individu tersebut sangat
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi individu tersebut.
Target : Karakteristik sebuah target dapat mempengaruhi apa yang dirasakan.
Orang yang memiliki sifat keras tidak lebih baik melihat target dalam
kelompok daripada yang orang yang tenang. Sebuah target tidak melihat
sesuatu secara terpisah, hubungan suatu target sangat mempengaruhi latar
belakang sebuah pesepsi.
Situasi : Situasi di sekitar sangat mempengaruhi persepsi. Waktu di
mana suatu peristiwa terjadi dapat mempengaruhi persepsi, seperti
tempat lokasi, cahaya, panas, atau sejumlah situasional lainnya. Maka anda
mungkin untuk mengatakan kebenaran yang sering terlihat di mata perseptor,
bukan beberapa fakta objektif




APA ITU PERSEPSI?
Apa yang menyebabkan persepsi
orang berbeda pada situasi yang
sama?

DAPATKAH PERSEPSI
SESEORANG ITU SALAH?


Definisi : Kesalahan persepsi ialah kesulitan dalam mengerti dan
menginterpretasikan apa yang orang lakukan menuntut kita untuk
mengembangkan cara yang lebih mudah sehingga kita dapat memprediksi
sesuatu. Namun persepsi yang kita buat itu tidaklah selalu benar.
Attribution Theory : menjelaskan bagaimana kita menilai seseorang
berdasarkan perilakunya. Kita mencoba untuk menentukan apakah tingkah
laku orang itu disebabkan oleh factor internal(sifat, karakter,dll) atau faktor
eksternal (situasi yang memaksa orang itu melakukan perbuatan tertentu).
Aturan dalam menentukan suatu persepsi :
Distinctiveness : mempertanyakan seberapa sering individu tersebut
melakukan tindakan yang sama dalam berbagai situasi. Jika sering kita dapat
menganggapnya disebabkan oleh factor internal dan sebaliknya jika jarang
terjadi berarti disebabkan oleh factor eksternal.
Consensus : mempertanyakan seberapa sering orang lain melakukan tindakan
itu dalam situasi yang sama. Jika sebagian besar orang lain yang berada dalam
situasi yang sama bereaksi dengan cara yang sama maka kita dapat
menganggapnya disebabkan oleh faktor eksternal sedangkan bila hanya
sedikit orang yang akan melakukan tidakan seperti itu maka dapat kita anggap
disebabkan oleh faktor internal.
Consistency : mempertanyakan seberapa sering orang itu dalam melakukan
tindakan yang sama selama ini. Jika sering dilakukan berarti atribusi tersebut
berasal dari faktor internal dan sebaliknya jika jarang dilakukan berarti berasal
dari faktor eksternal.
Kesalahan Pada Attribution Theory :
Fundamental attribution error : terjadi dikarenakan ketika kita menilai
seseorang kita memandang sebelah mata factor eksternal dibandingkan factor
internal. Misalnya ketika seorang sales gagal dalam memasarkan produk,
seorang manager pemasaran akan cenderung berpikir bahwa sales tersebut
malas bekerja dibandingkan untuk mempertimbangkan apakah produk
tersebut memiliki sesuatu kekurangan.
Self-serving bias : sering terjadi ketika kita menilai diri kita sendiri. Disaat
keberhasilan bisa diraih, kita cenderung akan menganggap hal itu disebabkan
oleh factor internal misalnya kemampuan atau kerja keras kita. Namun ketika
kita gagal dalam melakukan sesuatu kita akan cenderung menyalahkan factor
eksternal seperti keberuntungan, dll.
Selective Perception : Selective Perception merupakan interpretasi seseorang
secara selektif terhadap orang lain berdasarkan pada minat, latar belakang,
pengalaman, dan tingkah laku orang tersebut. Contohnya pada suatu kasus yang
menimpa seorang mantan penderita sakit jiwa ketika dia sudah selesai menjalani
perawatan dan balik bekerja, walaupun hasil pekerjaannya selalu memuaskan
dan dia selalu mendapatkan bonus namun perusahaan keberatan untuk
menperbaharui kontrak kerjanya dikarenakan adanya pandangan negative dari
atasan bahwa dia adalah seorang penderita sakit jiwa.
Halo Effect : Halo effect merupakan cara kita menggambarkan kesan keseluruhan
terhadap seseorang hanya berdasarkan salah satu karakteristiknya yang kita
lihat. Misalnya ada seorang pengajar yang memiliki pengetahuan yang tinggi,
dan berkualifikasi namun dalam penyampaian pengajaran kurang menarik maka
mahasiswa yang diajarkan akan memberi penilaian yang rendah pada pengajar
itu.
Contrast Effects : suatu konsep yang menyatakan bahwa reaksi kita terhadap
seseorang dipengaruhi oleh orang lain yang telah lebih dulu kita temui.
Contohnya pada kasus wawancara suatu pekerjaan, seseorang akan terlihat lebih
baik bila mendapat giliran wawancara setelah kandidat lain yang hasil
wawancaranya kurang memuaskan. Sedangkan akan terlihat buruk jika
wawancaranya dilakukan setelah kandidat lain yang diunggulkan.
Projection : Projection adalah suatu konsep pemikiran dimana kita
mengasumsikan seseorang memiliki karakteristik yang sama dengan orang lain
atau dengan dirinya sendiri. Misalnya ada suatu kasus dimana kita adalah orang
yang jujur dan dapat dipercaya, sehingga kita berpikiran bahwa orang lain juga
sama jujur dan dapat dipercayanya dengan kita.
Stereotyping : Stereotyping berarti kita menilai seseorang berdasarkan salah satu
persepsi umum yang dimiliki oleh kelompok di mana dia bergabung. Pada suatu
organisasi kita sering mendengar stereotyping berdasarkan gender, umur, etnis,
dll. Contoh stereotyping misalnya, orang akan lebih mempercayai dokter yang
sudah berumur karena dianggap lebih berpengalaman.
Prejudice : perasaan tidak suka terhadap seseorang atau sekelompok orang
tanpa adanya alasan yang jelas dan hanya didasari karena orang tersebut
tergabung dalam group stereotype tertentu. Misalnya ada seorang pegawai yang
tidak mau bekerja sama dengan rekan kerjanya hanya karena rekannya itu
beretnis lain dari dirinya.






w Mengapa pendapat & persepsi itu penting? Setiap orang dalam suatu oraganisasi
selalu menilai antara satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh seseorang biasanya akan
mewawancarai calon pegawai sebelum pekerjakan. Pewawancara akan menilai selama
wawancara yang kemudian akan mempengaruhi apakah individu tersebut dapat
dipekerjakan. Penelitian menunjukan bahwa informasi yang negatif terekspos di awal
wawancara akan lebih berpengaruh daripada informasi tsb diketahui belakangan.
Penilaian kinerja karyawan merupakan proses yang sangat bergantung kepada persepsi.
Meskipun penilaian itu bersifat objektif tetapi banyak pekerjaan yang dievaluasi dengan
subjektif. Ukuran subjektif lebih mudah diimplementasikan





Definisi : Kepribadian adalah karakteristik kestabilan perilaku individu untuk
bagaimana merespon dan berinteraksi dengan orang lain.
Faktor yang mempengaruhi : Kepribadian di pengaruhi dan dibentuk dari
hereditas atau keturunan, lingkungan, dan kondisi situasional.
Kepribadian yang dibentuk dari hereditas atau keturunan ialah gen
kepribadian yang pada dasarnya ada sejak lahir. Namun bila argumennya
seperti itu, seorang anak dengan kepribadian yang buruk misalnya tidak akan
mungkin berubah hingga ia dewasa. Maka, kepribadian itu tidak seluruhnya
dominan dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam membentuk
kepribadian. Sebagai contoh ada seseorang yang sekolah pada lingkungan
yang penuh dengan individualisme, kesuksesan maka ia akan menjadi seorang
yang memiliki ambisi dan agresif untuk mencapai apa yang ia inginkan.
Dibandingkan dengan seseorang yang sekolah pada lingkungan yang banyak
pergaulan, teman, dan sosialisasi maka ia akan menjadi seorang yang lebih
Apakah persepsi mempengaruhi
hasil?

Apakah kepribadian itu dan bagaimana
pengaruhnya terhadap perilaku?
peka terhadap lingkungan, saling menolong dan bisa bekerja sama. Faktor
keturunan dapat dikatakan pembentuk kepribadian luarnya saja, namun
lingkungan mampu menggali potensi kepribadian pada diri dimana kita
mampu beradaptasi.
Kondisi situasi mampu mempengaruhi efek kepribadian yang dihasilkan dari
faktor lingkungan dan keturunan. Karena meskipun kepribadian itu dikatakan
stabil dan konsisten, namun dapat berubah karena situasi. Situasi yang
berbeda dapat menimbulkan aspek yang berbeda pula bagi kepribadian
seseorang.
Sifat kepribadian : Sifat kepribadian ialah karakter-karakter sifat yang sering
muncul di berbagai situasi yang berbeda pada diri seseorang seperti agresif,
malu, malas, ambisius dll. Semakin konsisten karakter seseorang dan semakin
sering muncul di berbagai situasi maka sifat itu semakin penting nilainya bagi
seorang individu. Ada 2 metode yang dapat menentukan sifat kepribadian
seseorang yaitu Myers-Briggs Type Indicator dan the Big Five Model.
m Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) : uji yang dilakukan dengan menggunakan
100 pertanyaan mengenai kepribadian yaitu bagaimana seseorang merasakan
atau bertindak pada satu situasi. MBTI mengklasifikasikan seseorang
berdasarkan bagaimana mereka berprioritas pada perhatian mereka,
mengumpulkan informasi, memproses dan mengevaluasi informasi serta
mengorientasikan pada dunia luar.
m The Big Five Model : metode uji kepribadian seseorang yang mengacu pada 5
faktor yaitu Extraversion (tingkat kepribadian dimana seseorang bersosialisasi,
banyak bicara), Keramahan (tingkat kemudahan seseorang dapat bekerjasama
atau bergabung dengan orang lain), Kekonsistenan (tingkat kepribadian
bagaimana ia bertanggung jawab), Kestabilan emosional (mengukur tingkat
emosional seseorang, seseorang dengan nilai emosional yang tinggi maka
sifatnya tenang dan percaya diri), Terbuka dengan pengalaman (tingkat
kepribadian seseorang yang imajinatif, sensitif dan intelektual).
Kepribadian khusus seseorang itu juga mempengaruhi perilaku organisasinya.
Hubungan tersebut ialah locus of control, machiavellianism, self-esteem, self-
monitoring, risk-taking, dan Kepribadian Tipe A serta kepribadian proaktif.
Locus of control : sebagian orang percaya bahwa hidup mereka sepenuhnya
ditentukan oleh nasib atau takdir dan hanya bergantung pada keberuntungan
dan kesempatan. Ada tipe internal yaitu individu yang meyakini bahwa mereka
sendirilah yang mengatur nasibnya, tipe external yaitu individu yang meyakini
bahwa ada kekuatan dari luar yang menagtur nasib mereka baik dengan
keberuntungan atau kesempatan dan tipe locus of control yaitu suatu tingkat
dimana orang mempercayai ia diatur oleh nasib.
Machiavellianism : tingkat dimana individu pragmatis, memelihara emosi, dan
mempercayai bahwa akhir dapat membenarkan arti.
Self Esteem : suatu tingkat dimana seseorang menyukai atau tidak menyukai
dirinya sendiri. Self esteem berkaitan dengan pengharapan menuju
kesuksesan. Seseorang dengan kepercayaan diri yang tinggi, ia mampu
mencapai kesuksesan dalam dunia kerja.
Self Monitoring : sifat kepribadian yang mengukur perilaku seseorang untuk
memperhatikan dan tanggap atau respon terhadap lingkungannya.
Risk Taking : kemauan seseorang untuk mengambil kesempatan atau resiko.
Seseorang yang mengambil resiko, akan cepat dalam pengambilan keputusan
dan menghasilkan performansi yang tinggi.
Kepribadian Tipe A : sebuah kepribadian dengan tingkat agresif yang tinggi,
tidak menyia-nyiakan waktu dan dapat menentang sesuatu yang dilakukan
oleh orang lain. Sebaliknya orang dengan kepribadian Tipe B, ia membuang-
buang waktu dengan bersenang-senang dan tidak ada pencapaian target
dalam hidup.
Kepribadian proaktif : seseorang yang bisa mengidentifikasi adanya
kesempatan, menunjukan insiatif, mengambil tindakan dan gigih sampai
terjadi suatu perubahan yang berarti. Mereka menciptakan perubahan positif
di lingkungan, tanpa memperhatikan adanya rintangan dan hambatan.
Kepribadian dan Kebudayaan Negara : Sebenarnya tidak ada tipe kepribadian
umum untuk negara tertentu. Resiko suatu tantangan dapat kita temui di semua
budaya. Namun kebudayaan suatu negara seharusnya mempengaruhi
karakteristik kepribadain penduduknya secara dominan. Terbukti bahwa
kebudayaan membedakan korelasi antara penduduk dengan lingkungannya. Di
Amerika Utara, masyarakat percaya bahwa mereka dapat mendominasikan
lingkungan. Berbeda dengan masyarakat Timur Tengah dimana mereka percaya
bahwa kehidupan itu telah ditakdirkan.





Apakah emosi dapat
membantu kita pada saat
berhadapan dengan orang
lain?



Definisi : Emosi adalah reaksi terhadap suatu objek, emosi bukan merupakan
ciri-ciiri kepribadian yang abadi dalam diri seseorang. Anda menunjukkan emosi
ketika anda marah. Selain emosi ada pula moods. Emosi berbeda dengan
perasaan. Perasaan lebih cenderung kurang intens di bandingkan emosi . Emosi
dapat berubah kedalam suasana hati ketika kita kehilangan fokus pada suatu
objek kontekstual.
Memilih emosi : Emotional Labour : Terkadang setiap individu diwajibkan untuk
mengelola emosi mereka. Misalnya ketika kita marah terhadap teman kita,
seharusnya kita dapat memilih untuk menekankan bahwa marah akan
menyebabkan suatu pertingkaian bukan kedamaian. Tampilan emosi diatur
dengan dimana anda berada atau situasi. Misalnya menangis di tempat umum
dilihat sebagai sesuatu yang tidak patut dilihat apabila kita sedang tidak
berduka. Jadi seorang pegawai atau berada dilingkungan kerja harus dapat
menempatkan emosi kita didalam tempat-tempat tertentu. Sehingga tidak terjadi
kesalahpandangan orang lain terhadap diri kita.
Mengapa Kita harus peduli Tentang Emosi di dalam Tempat Kerja? Terdapat
beberapa alasan untuk khawatir tentang pemahaman emosi dalam workplace.
Suatu kelompok kerja yang para pemimpinnya telah memiliki suasana hati yang
positif akan merasa lebih mudah untuk mengkoordinasikan tugas dan
mengeluarkan sedikit usaha ketika melakukan pekerjaan. Namun, sebaliknya
apbila seorang pemimpin tidak dapat mengontrol emosi nya maka akan
mengakibatkan ketidakefektifan dalam melakukan pekerjaan dan
mengkoordinasi sesuatu.
Kecerdasan Emosional : Kecerdasan emosional mengacu pada berbagai macam
keterampilan non kognitif, kemampuan, dan kompetensi yang mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk berhasil dalam menghadapi tuntutan dan tekanan
lingkungan. Kecerdasan emosional terdiri dari lima dimensi, yaitu :
' Kesadaran diri : menyadari apa yang anda rasakan. Hal ini ditunjukkan oleh
rasa percaya diri, realistis, dan rasa humor dalam mencela diri.
' Pengelolaan diri : Kemampuan untuk mengelola emosi anda sendiri dan
impuls. Hal ini ditunjukkan oleh kepercayaan dan integritas, kenyamanan
dengan ambiguitas, dan keterbukaan.
' Motivasi diri : Kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi kemunduran
dan kegagalan. Hal ini ditunjukkan oleh drive yang kuat untuk mencapai,
optimisme, dan tinggi nya komitmen dalam berorganisasi.
' Empati : Kemampuan untuk merasakan bagaimana orang lain rasakan. Hal ini
ditunjukkan oleh keahlian dalam membangun dan mempertahankan bakat,
sensitivitas lintas budaya, dan pelayanan kepada pelanggan.
' Sosial keterampilan : Kemampuan untuk menangani emosi orang lain. Hal ini
ditunjukkan oleh persuasi, dan keahlian dalam membangun dan memimpin
kelompok atau tim.
Emosi Negatif di Tempat Kerja : Emosi negatif dapat menyebabkan sejumlah
perilaku menyimpang ditempat kerja. Siapapun yang telah menghabiskan banyak
waktu dalm sebuah organisasi menyadari bahwa orang sering terlibat dalm
tindakan sukarela yang melanggar norma-norma dan mengancam organisasi
atau anggotanya. Tindakan ini disebut karyawan deviance. Mereka dikategorikan
sebagai berikut :
- produksi (berangkat pagi, sengaja bekerja lambat)
- properti (mencuri, sabotase)
- agresi dan pribadi (pelecehan seksual)
- politik (bergosip, meyalahkan rekan kerja)

Anda mungkin juga menyukai