Anda di halaman 1dari 6

MEMBUDAYAKAN SAFETY DI SGM A.

PENDAHULUAN Sebelum SGM dibeli oleh Danone sebelumnya SGM milik Kimia Farma kemudian Tiga Raksa, kemudian Nutrisia dan Nomico-, SGM menerapkan budaya safety berdasarkan pada regulasi Indosesia yang memakai sistem P2K3. P2K3 adalah singkatan dari Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sebagaimana pelaksanaan pasal 10 Undang-undang Keselamatan Kerja telah diterbitkan P2K3 yang pekerjaannya Keputusan mentri Tenga Kerja no 155/Men/1984.

diterjemahkan ke dalam SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja). Semua sistem itu berjalan berdasarkan pada ranah kognitif, dokumentatif, karena berdasar hukum maka bicara soal patuh atau tidak patuh dan ada panitia khusus yang bertanggung jawab atas keselamatan kerja. Kelemahan dari sistem ini adalah sentuhan budaya selamat itu bicara soal kognitif dan bukan soal hati dan hanya menyangkut soal prilaku ditempat kerja dan bukan sebagai budaya hidup. Setelah SGM dimiliki oleh Danone pada tahun 2007, budaya safety menjadi isu penting dalam menjalankan proses produksi. Kemudian Danone meminta Dupont untuk menjadi mitra dalam praktek safety di perusahaan. Dupont pada tahun 1800 an adalah perusahaan pabrik misiu yang begitu rawan dengan kecelakaan. Dalam menjalankan praktek perusahaannya, mereka menerapkan standar tentang sefety yang bagus dengan pendekatan pada prilaku safety yang bersumber dari hati. Prinsip-prinsip safety di Dupont inilah yang diterapkan di SGM sekarang ini. Prinsip Dupont adalah Managing Safety adalah Managing Operation, good safety adalah good business. Kecelakaan akan berdampak pada kerugian perusahaan dan yang lebih besar menanggung kerugian adalah keluarga. Bicara safety dari sisi bisnis adalah soal cost. Setiap ada kecelakaan maka itu berati biaya. Biaya dalam hal uang adalah biaya pengobatan orang yang mengalami kecelakaan. Disamping itu juga ada biaya produksi karena orang yang mengalami kecelakaan itu harus diantar oleh temannya ke rumah sakit dan ini pasti akan mengganggu proses produksi. Orang yang sakit membutuhkan waktu untuk sembuh dan kembali kerja, inipun juga gangguan bagi proses produksi. Namun nilai itu tidak seberapa dibanding dengan peneritaan yang harus dialami oleh keluarga yang anggota keluarganya mengalami kecelakaan. Akan semakin berat lagi jika yang mengalami kecelakaan adalah orang yang menjadi penopang ekonomi keluarga. Prinsip dasar safety adalah bahwa orang selamat itu adalah hak dasar yang dimiliki oleh semua orang. Orang selamat dalam bekerja itu dapat diupayakan karena dasar teorinya bahwa orang celaka itu disebabkan 96 % karena prilaku yang

tidak selamat dan 4 % karena kondisi yang tidak selamat. Safety dibangun dengan jalan menjalankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Hal terakhir soal keselamatan adalah tentang budaya yang berkelanjutan. B. BAGAIMANA MENGKOMUNIKASIKAN SAFETY ? Strategi penerapan safety di perusahaanan adalah bicara safety melalui hati. Hal ini didterjemahkan dengan cara ; Rule model, Safety talk dan komunikasi non verbal. 1. Rule Model. Prinsip tanggungjawabya line responsibility, safety menjadi tanggungjawab pemimpin, kewajiban leader ke sub ordinat. Praktek dari sistem ini diterjemahakan dalam Sort Internal Meeting (SIM) yang berjenjang.

Gambar 1.

Jenis-jenis Short Internal Meeting (SIM) 1. SIM 1 adalah pertemuan antara Group Head dengan semua Operator yang ada dibawahnya. SIM 1 ini dilaksanakan setiap hari. 2. SIM 2 adalah pertemuan antara Supervisi dengan semua Group Head yang ada dibawahnya. SIM 2 ini dilaksanakan setiap hari. 3. SIM3 adalah pertemuan antara Prodaction Manager dengan semua Supervisi yang ada dibawahnya. SIM 3 ini dilaksanakan seminggu sekali.

4. SIM 4 adalah pertemuan antara Plant Manager dengan semua Prodaction Manager yang ada dibawahnya. SIM 4 dilaksanakan sebulan sekali. 5. CSC (Central Safety Commite) adalah pertemuan antara Diretor dengan semua Plant Manager dibawahnya. CSC ini dilaksanakan 3 bulan sekali. Semua pertemuan itu membahas apa yang disebut dengan Damaway (Danone Manufacture Way) yang meliputi : Safety, Quality, Cost, Delivery, Motivation, Envorenment. Safety menjadi urutan nomer satu dari semua elemen tersebut dan memiliki skor tertinggi dari semua elemen yang lain. 2. Safety Talk. Safety talk dilakukan dengan dua cara yaitu pertemuan besar dan bicara safety sebelum memulai rapat. Pertemuan besar yang pertama adalah pertemuan antara Production Manager dengan seluruh orang yang ada dibawahnya, dilaksanakan seminggu sekali. Kedua, pertemuan antara Plant Manager dengan semua orang dibawahnya, dilaksanakan sebulan sekali. Ketiga, pertemuan antara Director dengan semua orang di perusahaan itu, dilakukan 3 bulan sekali. Hal lain berkaitan dengan safety talk adalah keharusan untuk bicara mengenai safety sebulum memulai rapat. Apapun agenda rapatnya harus memulai bicara soal safety yang tidak terbatas pada budaya safety di lingkungan perusahaan tetapi disemua lingkungan kehidupan, misal di rumah, jalan dll. Disetiap ruang rapat akan terdapat tulisan yang berbunyi : mulailah rapat dengan berdoa dan safety talk. 3. Komunikasi non Verbal. Cara penyampaian pesan safety juga menggunakan media-media non verbal, meliputi Majalah dinding, papan indikator, kuis, shen (safety and health envorenment news), pamlet. Hal lain yang dilakukan adalah meminta setiap pekerja di bagian produksi untuk menempel gambar anggota keluarganya di lingkunggan dia bekerja. Ini dilakukan untuk mengingatkan akan ada orangorang yang mendoakan dan mengharapkan pekerja ini berangkat dan pulang dalam keadaan selamat. C. UMPAN BALIK Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan bahan evaluasi atas proses komunikasi yang dilakukan, SGM melakukan mekanisme feedback dengan berdasar akan

prinsip bahwa safety adalah tanggung jawab secala line dan tanggungjawab bersama. Prinsip safety sebagai tanggung jawab leader diterjemahkan dengan diadakanya SBA (Safety Behavior Audit) yang dilaksanakan setahun sekali, safety memiliki prosentase penilaian yang tinggi dibanding dengan elemen penilaian yang lain dalam KPI (Key Perform Indicator). Hasil SBA ini akan berhubungan dengan sistem kenaikan gaji, pangkat dan bonus. Prinsip safety sebagai tanggung jawab maka semua orang di dalam perusahaan punya hak dan berkewajiban untuk mengingatkan dan menegur teman atau bahkan atasan sekalipun jika melihat ada prilaku yang tidak aman. Seorang dengan pangkat terendah sekalipun boleh menegur direktur jika direktur itu berpriaku tidak aman. Hal yang lain adalah menuliskan semua hal yang nyaris celaka, prilaku tidak aman yang dilakukan orang lain di media on-line. Semua informasi tentang meeting, berita yang masuk di on-line system akan dikompilasi oleh Safety Profesional bagian perusahaan yang menangani safety- dan akan disampaikan kepada leader dan hasil kompilasi setiap bulan akan ditampilkan di media on-line SGM. Dalam umpan balik ini juga terliihat kendalam yang menjadi hambatan dalam membangun budaya safety adalah komitmen. Bicara soal komitmen adalah bicara soal waktu, uang dan effort. Yang paling bertanggugjawab dalam persoalan kendala adalah leader. D. PENUTUP SGM sebagai pabrik susu menjadikan safety menjadi isu sentral dalam menjalankan proses produksinya. SGM menggunakan tiga cara untuk membangun safety sebagai budaya hidup yaitu dengan cara : Rule Model, Safety Talk, Media non Verbal. SGM juga memiliki semangat bahwa safety ini juga menjadi hal semua orang, maka mulai tahun 2012 dimulailah budaya safety di bagian non produksi. Disamping itu juga bersedian memberikan informasi safety ini kepada siapapun dengan sangat terbuka.

Sundoyo 1159092-

Anda mungkin juga menyukai