Anda di halaman 1dari 2

Pestisida Nabati Cara Mudah Kendalikan OPT

Dibandingkan dengan pestisida kimia, upaya pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan menggunakan pestisida nabati yang berasal dari bahan organik jauh lebih murah dan aman untuk lingkungan. Di samping itu, teknik pembuatannya juga sangat sederhana dengan bahan-bahan yang sangat mudah didapat. Kepada Medan Bisnis, Minggu (12/2), Marino (40) petani dari Dusun Wonogiri, Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deliserdang, membagi pengetahuannya tentang pembuatan pestisida nabati yang sangat efektif untuk mengatasi berbagai serangan pada tanaman terutama jenis ulat. Bahan-bahan yang harus disiapkan, menurut Marino, daun mindi sebanyak 2 kg, tembakau 2 kg, brotowali 2 kg, buah mengkudu 5 kg dan andaliman 1 kg. Bahan-bahan ini akan lebih efektif lagi jika ditambahkan dengan akar tuba jenuh. Semua bahan dihaluskan dengan cara menumbuk atau mencacah secara terpisah. Baru ditempatkan dalam satu wadah setelah mencampurkannya dengan 10 liter air, ujarnya. Kemudian, lanjut Marino, wadah tersebut ditutup rapat dan setelah lima hari baru bisa digunakan tetapi sebelumnya campuran disaring. Untuk menggunakannya, terlebih dicampur air dengan perbandingan 1 : 30 liter. Barulah disemprotkan secara merata kepada tanaman. Sebagai langkah pencegahan, pemberian pestisida ini sebaiknya juga dilakukan pada tanaman yang belum terkena serangan OPT, sebutnya. Dikatakannya, pestisida ini sangat ampuh digunakan pada berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman buah-buahan seperti jambu, mangga dan lainnya. Namun untuk penyakit tanaman yang disebabkan oleh virus seperti penyakit keriting pada tanaman cabai sangat sulit dikendalikan dengan cara tersebut. Makanya untuk penyakit ini, mau tak mau harus menggunakan pestisida kimia, kata Marino. Cairan pestisida yang dibutuhkan untuk tiga rante tanaman cabai yang terserang sebanyak setengah liter, dicampur dengan 15 liter air. Setelah disemprotkan, antara pestisida nabati dan pestisida kimia memiliki reaksi berbeda. Pada pestisida nabati reaksinya lebih lambat atau keesokan harinya, sedangkan pada pestisida kimia reaksinya langsung bisa terbukti. Namun, sebelum reaksi ini, sebenarnya serangan OPT sudah berkurang. Karena pada saat terkena cairan tersebut, gerakan hama sudah melemah, aktivitas makannya juga jauh berkurang sehingga efektif untuk mengurangi serangan. Cairan ini juga tahan lama. Bahkan daya bunuhnya akan lebih kuat setelah disimpan. Hanya aromanya akan semakin menyengat, akunya. Secara ekonomi, pestisida nabati jelas lebih menguntungkan. Bahan-bahan yang harus dibeli hanya tembakau dan andaliman. Sedangkan pada pestisida nabati, Marino harus mengeluarkan uang sebanyak Rp 40.000 untuk setaip kali penyemprotan untuk lahan seluas tiga rante. Karena cukup efektif dan murah, sejak mengenal teknologi ini sekira 10 tahun lalu, Marino selalu menggunakan pestisida nabati. Ia hanya menggunakan pestisida kimia untuk serangan

1/2

Pestisida Nabati Cara Mudah Kendalikan OPT

OPT yang sangat sulit dikendalikan. Tapi penggunaannya sangat jarang dilakukan. Sejalan dengan tuntutan pasar, penggunaan pestisida kimia sintetik makin ditinggalkan dan diganti dengan pestisida nabati. Mengonsumsi produk pertanian tanpa pestisida nabati jauh lebih aman di samping aman juga bagi lingkungan, ucap Marino. sumber: medan bisnis (13/02/06)

2/2

Anda mungkin juga menyukai