Anda di halaman 1dari 1

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat

terutama bayi dan anak. Penyakit-penyakit salur an pernapasan pada masa bayi dan anak dapat memberi kecacatan sampai pada masa d ewasa dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya penyakit paru obstrukti f kronik (PPOK) (Rasmaliah, 2004). ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu sekitar 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. Sekitar 4060 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematia n yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20-30 %. Kematian yang terbesar umumnya ada lah akibat pneumonia pada bayi berumur kurang dari 2 bulan. Program pemberantasa n ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984 dengan tujuan utama menurunk an angka kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan balita namun masih belum tercapai (Rasmaliah, 2004). Penyakit jantung bawaan (PJB) meliputi 30% dari seluruh kelainan bawaan. Angka k ejadiannya berkisar 10 per-seribu kelahiran hidup. Dua pertiga kasus PJB memperl ihatkan gejala pada masa neonatus dan apabila gejala timbul pada usia dini maka tanpa intervensi 25-30% kasus akan meninggal dalam bulan pertama. Ventricular se ptak defect (VSD) merupakan kelainan jantung bawaan yang paling sering dijumpai yang ditandai dengan adanya pembukaan abnormal antara ventrikel kiri dan ventrik el kanan. Insidensi DSV terisolasi adalah sekitar 2 6 kasus per 1000 kelahiran hid up dan terjadi lebih dari 20% dari seluruh kejadian PJB. Defek ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Gejala klinis VSD cukup bervariasi, mulai dari asimtomatis, gagal jantung berat, ataupun gagal tumbuh. Semua sangat bergantung kepada besarnya defek serta deraj at pirau (shunt), sedangkan lokasi defek tidak mempengaruhi manifestasi klinis y ang akan terjadi. Pada VSD kecil dengan pirau kiri-ke-kanan dan tekanan arteri p ulmonalis yang normal, pasien biasanya tidak menunjukkan gejala dan kelainan dit emukan ketika pemeriksaan fisik. Pada defek berukuran besar dengan peningkatan a liran darah paru dan hipertensi pulmonalis, pasien dapat mengalami dispnea, kesu litan makan, gangguan pertumbuhan, infeksi paru berulang, dan gagal jantung pada awal masa bayi.

Anda mungkin juga menyukai