Anda di halaman 1dari 11

Diagnosis Prinsip pengobatan infeksi saluran kemih adalah memberantas (eradikasi) bakteri dengan antibiotika.

Tujuan pengobatan : Menghilangkan bakteri penyebab Infeksi saluran kemih. Menanggulangi keluhan (gejala). Mencegah kemungkinan gangguan organ ( terutama ginjal).

Tata cara pengobatan : Menggunakan pengobatan dosis tunggal. Menggunakan pengobatan jangka pendek antara 10-14 hari. Menggunakan pengobatan jangka panjang antara 4-6 minggu. Menggunakan pengobatan pencegaham (profilaksis) dosis rendah. Menggunakan pengobatan supresif, yaitupengobatan lanjutan jika pemberantasan (eradikasi) bakteri belum memberikan hasil. Pengobatan infeksi saluran kemih menggunakan antibiotika yang telah diseleksi terutama didasarkan pada beratnya gejala penyakit, lokasi infeksi, serta timbulnya komplikasi. Pertimbangan pemilihan antibiotika yang lain termasuk efek samping, harga, serta perbandingan dengan terapi lain. Tetapi, idealnya pemilihan antibiotika berdasarkan toleransi dan terabsorbsi dengan baik, perolehan konsentrasi yang tinggi dalam urin, serta spectrum yang spesifik terhadap mikroba pathogen. Guna menentukan adanya bakteriuria, artinya infeksi saluran kemih dengan bakteri, sekarang tersedia beberapa cara diagnosa, yaitu: 1. Tes sedimentasi mendeteksi secara mikroskopis adanya kuman dan lekosit di endapan dalam urin. 2. Tes nitrit (Nephur R) menggunakan strip mengandung nitrat yang dicelupkan ke urin. Praktis semua gram negatif dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit, yang tampil sebagai perubahan warna tertentu pada strip. Kuman-kuman grampositif tidak terdeteksi. 3. Dip-slide test (Uricult) menggunakan persemaian kuman di kaca obyek, yang seusai inkubasi ditentukan jumlah koloninya secara mikroskopis. Tes ini dapat dipercaya dan lebih cepat daripada pembiakan lengkap dan jauh lebih murah.

4. Pembiakan lengkap terutama dilakukan sesudah terjadinya residif 1-2 kali, terlebih-lebih pada infeksi saluran kemih anak-anak dan pria. 5. Tes ABC (Antibody Coated Bacteria) adalah cara imunologi guna menentukan infeksi saluran kemih yang letaknya lebih tinggi. Dalam hal ini tubuli secara lokal membentuk antibodies terhadap kuman, yang bereaksi dengan antigen yang berada di dinding kuman. Kompleks yang terbentuk dapat diperlihatkan dengan cara imunofluoresensi (Tjay dan Rahardja, 2007). g. Tata Laksana Tujuan dan pengobatan infeksi saluran kemih adalah untuk menurunkan morbiditas berupa simptom, pengangkatan bakteri penyebab, mencegah agar tidak terjadi rekurensi dan kerusakan struktur orga n saluran kemih (Junizaf, et al., 1994). Pengobatan antibiotika secara empiris yang direkomendasikan selama 3 hari. Pemberian antibiotika dosis tunggal memberikan respon terapi yang kurang baik. Pengobatan yang diberikan lebih dari 3 hari tidak memberikan efektivitas yang sama dan justru meningkatkan angka komplikasi.12 Berikut ini adalah deskripsi beberapa agen antimikroba yang umum digunakan dalam terapi infeksi saluran kemih: 1. Siprofloksasin Obat golongan kuinolon ini bekerja dengan menghambat DNA gyrase sehingga sintesa DNA kuman terganggu. Siprofloksasin terutama aktif terhadap kuman Gram negatif termasuk Salmonella, Shigella, Kampilobakter, Neiseria, dan Pseudomonas. Obat ini juga aktif terhadap kuman Gram positif seperti Str.pneumonia dan Str. faecalis, tapi bukan merupakan obat pilihan utama untuk Pneumonia streptococcus (Anonim, 2008). 2. Trimetropim-Sulfametoksazol (kotrimoksazol) Sulfametoksazol dan trimetoprim digunakan dalam bentuk kombinasi karena sifat sinergisnya. Kombinasi keduanya menghasilkan inhibisi enzim berurutan pada jalur asam folat (Anonim, 2008). Mekanisme kerja sulfametoksazol dengan mengganggu sintesa asam

Naber KG, Bergman B, Bishop MC, Johansen TEB, Botto H, Lobel B (ed). European Association of Urology : Guidelines

on Urinary and Male Genital Tract Infections. 2001.


2

Gleckman RA. Treatment Duration for Urinary Tract Infections in Adults. Antimicrobial

Agents and

Chemotherapy 1987 : 1-5.

folat bakteri dan pertumbuhan lewat penghambat pembentukan asam dihidrofolat dari asam para-aminobenzoat. Dan mekanisme kerja trimetoprim adalah menghambat reduksi asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat (Tjay dan Raharja, 2007). 3. Amoksisillin Amoksisilin yang termasuk antibiotik golongan penisilin bekerja dengan cara menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif, penisilin akan menghasilkan efek bakterisid (Tjay dan Rahardja, 2007). Amoksisillin merupakan turunan ampisillin yang hanya berbeda pada satu gugus hidroksil dan memiliki spektrum antibakteri yang sama. Obat ini diabsorpsi lebih baik bila diberikan per oral dan menghasilkan kadar yang lebih tinggi dalam plasma dan jaringan (Anonim, 2008). 4. Seftriakson Seftriakson merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga. Berkhasiat bakterisid dalam fase pertumbuhan kuman, berdasarkan penghambatan sintesa peptidoglikan yang diperlukan kuman untuk ketangguhan dindingnya (Tjay dan Rahardja,

2007).Seftriakson memiliki waktu paruh yang lebih panjang dibandingkan sefalosprin yang lain sehingga cukup diber ikan satu kali sehari. Obat ini diindikasikan untuk infeksi berat seperti septikemia, pneumonia, dan meningitis (Anonim, 2008). 5. Gentamisin Gentamisin merupakan aminoglikosida yang paling banyak digunakan. Spektrum anti bakterinya luas, tetapi tidak efektif tehadap kuman anaerob (Anonim, 2008). 6. Ampisilin Ampisilin adalah antiseptik infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronkitis kronis, salmonelosis invasif da n gonore (Anonim, 2008). Ampisilin efektif terhadap beberapa mikroba gram -negatif dan tahan asam, sehingga dapat diberikan per oral (Istiantoro dan Gan, 2005). Tabel 1. Terapi Antibiotik untuk Pengobatan Infeksi Saluran Kemih (Blok et al., 2007)

Jenis ISK

Obat lini pertama Antibiotik Dosis Durasi (hari) uncompli Siprofloks Perempuan cated asin 2x500mg 5 / hari

Obat alternatif Antibiotik Dosis Durasi (hari)

Sistitis

complica ted

Siprofloks asin

2x500mg 5 / hari

Nitrofuran to in

3x100mg /hari

Laki-laki

Siprofloks asin

2x500mg 10 / hari

Siprofloks asin

23x500mg / hari

10-14

Sefiksim

2x200mg 14 /hari

Pielonefritis

Seftriakso n

1x1g/har i

Minim al 3

Ampisilin

8g/hari

3 14

Amoksisili 2x2g/har n i

Siprofloks asin

2x500mg 28 / hari

Prostatitis

Siprofloks asin

2x500mg 28 / hari

Tabel 2. Terapi Empirik untuk Pengobatan Infeksi Saluran Kemih (Coyle dan Prince, 2005) Diagnosis Sistitis akut tanpa komplikasi Pyelonefritis akut E. coli Kuman Penyebab E. coli, S. saprophyticus Penatalaksanaan Trimetoprimsulfametoksazol, kuinolon Trimetoprimsulfametoksazol, kuinolon

Ibu hamil

E. coli, S. saprophyticus

Amoksisilin-klavulanat, sefalosporin, trimetoprim sulfametoksazol

Komplikasi

E. coli, Proteus mirabilis, K. pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, E. faecalis

Kuinolon, penisilin+aminoglikosida

Prostatitis

E. coli, Proteus spp., K. pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, E. faecalis

Trimetoprimsulfametoksazol, kuinolon

2. Penggunaan Antibiotik secara Rasional Penggunaan antibiotik untuk terapi perlu didasari pada berbagai pertimbangan khusus menuju penggunaan antibiotik secara rasional. Asas penggunaan rasional suatu antibiotik ialah seleksi antibiotik yang selektif terhadap mikroorganisme penginfeksi dan efektif untuk memusnahkannya dan sejalan dengan hal ini, memiliki potensi terkecil untuk menimbulkan toksisitas, reaksi alergi ataupun resiko lain bagi pasien (Wattimena, dkk, 1991). Penggunaan antibiotik secara rasional mencakup tepat indikasi, tepat penderita, tepat obat, tepat dosis regimen dan waspada terhadap efek samping obat yang dalam arti konkritnya adalah : 1. Pemberian resep yang tepat 2. Penggunaan dosis yang tepat 3. Lama pemberian obat yang tepat 4. Interval pemberian obat yang tepat 5. Kualitas obat yang tepat 6. Efikasi obat yag tepat 7. Aman pada pemberiannya 8. Tersedia bila diperlukan 9. Terjangkau oleh penderita. Kriteria dalam penggunaan antibiotik secara rasional yang telah disebutkan di atas mengandung pengertian : 1. Tepat indikasi adalah pemberian antibiotika yang sesuai dengan keluhan atau diagnosa.

2. Tepat obat adalah kesesuaian pemilihan jenis obat dengan memperhatikan efektifitas obat yang bersangkutan. 3. Tepat dosis regimen adalah pemberian obat yang : a). Tepat takarannya (tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil). b). Tepat rute pemberiannya (peroral, suppositoria, subkutan, intramuskular, intravena) tergantung keadaan pasien. c). Tepat saat pemberiannya (perut kosong, perut isi, sesaat sebelum operasi). d). Tepat interval pemberiannya (6 jam sekali, 8 jam sekali, 12 jam sekali). e). Tepat lama pemberiannya (sehari saja, 2hari, 3hari, 5-7hari). 4. Tepat pasien adalah kesesuaian pemberian obat pada pasien sesuai kondisi untuk menghindari kontraindikasi (Sastrowardoyo, 1994). 3. Efek Samping Penggunaan Antibiotik Penggunaaan antibiotik yang tidak tepat penakarannya selain dapat menggagalkan terapi juga dapat menimbulkan bahaya -bahaya lain, misalnya resistensi, supra infeksi dan efek samping negatif. 1. Resistensi Resistensi pada suatu mikroba adalah suatu keadaan di mana kehidupan mikroba itu sama sekali tidak terganggu oleh kehadiran antibiotik. Sifat ini merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh dari suatu makhluk hidup. 2. Supra infeksi Keadaan ini merupakan infeksi baru yang disebabkan oleh mikroba patogen atau jamur pada pengobatan infeksi primernya dengan antibiotik. Keadaan ini relatif sering dan potensial berbahaya karena mikroba penyebabnya Enterobakter, Pseudomonas, Candida, atau jamur lainnya, sulit diinfeksi dengan anti infeksi yang tersedia sampai kini (Sastramihardja, 1997). 3. Efek samping negatif Penggunaan antibiotik dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada tubuh manusia, yaitu reaksi alergi dan reaksi toksik (Sastramihardja, 1997). Penggunaan obat yang tidak rasional yang mencakup penulisan obat yang tidak perlu, obat yang tidak aman, obat yang tidak efektif serta obat yang digunakan kurang tersedia. Ketidakrasionalan tersebut dapat menyebabkan kegagalan terapi terutama penggunaan antibiotik yang akan menimbulkan bahayabahaya lain, misalnya resistensi, supra infeksi dan efek samping negatif (Sastramihardja, 1997). Berikut langkah yang dapat ditempuh dalam upaya memilih antibiotik secara rasional: 1. Memastikan bahwa pasien benar membutuhkan antibiotik.

2. Memperkirakan bakteri yang menjadi penyebab infeksi. 3. Menentukan beberapa pilihan antibiotik yang memiliki efektifitas terhadap dugaan bakteri penyebab. 4. Mempertimbangkan riwayat pemberian antibiotik sebelumnya. 5. Mempertimbangkan kemampuan penetrasi pilihan antibiotik ke lokasi fokus infeksi. 6. Mempertimbangkan apakah terdapat kontraindikasi pemberian pilihan antibiotik, misalnya dalam hal usia, alergi, gangguan fungsi ginjal atau hati, dan lain-lain. 7. Mene ntukan bentuk sediaan dan dosis antibiotik yang diberikan berdasarkan berat badan, keadaan fungsi ginjal dan hati pasien. 8. Mempertimbangkan harga antibiotik yang terjangkau oleh pasien. Bila terdapat beberapa pilihan antibiotik dengan tingkat efektifitas dan keamanan yang sebanding, pilihlah antibiotik yang paling cost-effective (Cunha dkk, 2008). Pada Tabel 1. Terapi Antibiotik untuk Pengobatan Infeksi Saluran Kemih (Blok et al., 2007) dan Tabel 2. Terapi Empirik untuk Pengobatan Infeksi Saluran Kemih (Coyle dan Prince, 2005) telah dijelaskan panjang lebar mengenai penatalaksanaan medis untuk pasien dengan infeksi saluran kemih. Namun, perlu kita ketahui terlebih dahulu bahwa saluran perkemihan itu secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas dan bagian bawah. Jika bagian atas itu sendiri terdiri dari pielonefritis akut, abses intra dan perirenal. Sedangkan untuk bagian bawah itu sendiri terdiri atas uretritis, sistisis, prostatitis ( pada lakilaki). Dengan demikian disini kami akan berusaha untuk menampilkan penatalaksanan medis menurut bagian-bagian saluran kemih tersebut. A. Saluran Atas: 1. pielonefritis akut Diagnosis Urinalisis dilakukan untuk mencari piuria dan hematuria. IDSA melaporkan sebanyak 80 % pyelonefritis akut ditegakkan dengan bakteriuri bermakna > 105 koloni/ml, sedangkan 10-15 % lagi didapatkan dengan bakteriuri bermakna antara 104 - 105 koloni /ml. Oleh karena itu direkomendasikan bakteriuri bermakna untuk pielonefitis akut adalah > 104 koloni /ml.1,2 Penatalaksanaan

Antibiotika diberikan selama 7 14 hari. Antibiotika yang diberikan sesuai kondisi pasien. Terapi parenteral dan perawatan diberikan bila kondisi pasien lemah atau sulit untuk minum. Obat oral dapat diberikan setelah pengobatan hari ke 4.3 Apabila respons klinik buruk setelah 48-72 jam terapi, dilakukan re-evaluasi bagi adanya faktor pencetus komplikasi dan efektivitas obat, dipertimbangkan perubahan cara pemberiannya.3 4

B. Saluran Bawah 1. Uretritis Diagnosis Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan gram langsung terhadap discharge atau swab uretra (2-4 cm dari muara uretra). Penatalaksanaan Penatalaksanaan terapi berdasarkan panduan The Center for Disease Control and Prevention. Antibiotika yang direkomendasikan untuk N. Gonnorrheae (kuman penyebab uretritis) Cefixime 400 mg oral Ceftriaxone 250 mg IM Ciprofloxacine 500 mg oral Ofloxacin 400 mg oral.

Keempat antibiotika diatas diberikan dalam dosis tunggal. 2. Sistisis Penatalaksanaan Pengobatan antibiotika secara empiris yang direkomendasikan selama 3 hari. Pemberian antibiotika dosis tunggal memberikan respon terapi yang kurang baik.

Schaeffer J.A.Infections of the urinary tract. Dalam : Walsh PC. Campbell`s Urology Vol 1. 8 edition. WB

th

Saunders Company. 2000; 533-553.


4

http://iaui.or.id/ast/file/infeksi_saluran_kemih.doc

Pengobatan yang diberikan lebih dari 3 hari tidak memberikan efektivitas yang sama dan justru meningkatkan angka komplikasi.56

PENATALAKSANAAN NON MEDIS 1.Istirahat


Upayakan segera miksi setelah reflex miksi muncul Pada wanita bila cebok tangan dari arah belakang tidak sampai

kedepan/vagina/orifisium uretrae 2.Diet

Cukup vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel saluran kemih

3.Preventif Infeksi Saluran Kemih Agar terhindar dari penyakit infeksi saluran kemih, dapat dilakukan hal-hal berikut: Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kemih. Bagi perempuan, membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliki pH balanced (seimbang) sebab membersihkan dengan air saja tidak cukup bersih. Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak menyentuh langsung permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa menggunakan toilet duduk, sebelum menggunakannya sebaiknya bersihkan dahulu pinggiran atau dudukan toilet. Toilet-toilet umum yang baik biasanya sudah menyediakan tisu dan cairan pembersih dudukan toilet. Jangan membersihkan organ intim di toilet umum dari air yang ditampung di bak mandi atau ember. Pakailah shower atau keran. Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak lembab.

Naber KG, Bergman B, Bishop MC, Johansen TEB, Botto H, Lobel B (ed). European Association of

Urology : Guidelines on Urinary and Male Genital Tract Infections. 2001.


6

http://iaui.or.id/ast/file/infeksi_saluran_kemih.doc

Selain itu, pengobatan infeksi saluran kemih alami yang paling aman dan tanpa efek samping yaitu dengan obat infeksi saluran kemih yang alami,herbal atau Tradisional yaitu dengan Jelly Gamat Luxor. Jelly Gamat Luxor ini adalah produk yang paling ampuh di indonesia yang berasal dari spesies Golden Stichopus Variegatus yaitu spesies terbaik dan satu-satunya spesies yang mengandung Gamapeptide (tidak ditemukan pada spesies lain). Gamapeptide bermanfaat untuk mencegah inflamasi, mengurangi rasa sakit, 3x mempercepat penyembuhan luka, mengaktifkan pertumbuhan dan mengaktifkan selsel, membuat kulit lebih muda dan meningkatkan kecantikan, menstabilkan emosi, memelihara sirkulasi darah.7 Teripang juga merupakan salah satunya obat alamiah yang mampu mengatasi bakteri E.coli. Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan dan diterapkan pada diri kita dan pada perempuan anda, yakni:
-

Pastikan agar tubuh kita mendapatkan cairan yang cukup. Hal ini dikarenakan dengan tubuh kita yang mendapatkan cairan yang cukup, dapat mencegah konstipasi dan membuat miksi anda menjadi lancar, sehingga dapat mengeluarkan zat-zat beracun pada urine anda.

Lakukan cara membersihkan area sekitar uretra anda, setelah buang air besar dengan arah dari depan (kelamin) ke belakang (anus) untuk mengurangi kemungkinan masuknya bakteri ke alat kelamin.

Begitu banyak tatalaksana yang dapat kita lakukan untuk mengurangi ataupun mencegah ataupun mengurangi tanda dan gejala. Baik itu dilihat dari segi medis ataupun non medis. Tidak tertinggal dari peranan buah-buahan untuk mencegah ataupun mengurangi tanda dan gejala dari infeksi saluran infeksi. Disini, kulit manggis yang memegang peranan penting untuk mengurangi infeksi saluran perkemihan.
XAMthone Plus memiliki ekstrak kandungan kulit manggis yang obat alami infeksi saluran kemih mengandung zat xanthone super dan Anti bakteri yang bisa membunuh bakteri yang menyerang saluran kemih. Xanthone supernya akan mengembalikan dan

http://www.tdwclub.com/f120/pengobatan-infeksi-saluran-kemih-alami-1238/ diakses tanggal 15-04-2012. Jam 19.00

memperbaiki organ yang rusak akibat infeksi, karena za xanthone ini mampu menyerap semua nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Pengobatan Tradisional Infeksi Saluran Kemih XAMthone Plus merupakan pengobatan yang efektif membasmi berbagai bentuk bakteri penyebab penyakit. Selain itu xamthone plus ini mengandung Xanthone sebagai antioksidan, antiproliferativ, antiinflamasi dan antimikrobial. Sifat antioksidan manggis melebihi vitamin E dan vitamin C. Xanthone yg terdapat di manggis merupakan subtansi kimia alami yang tergolong senyawa polyhenolic. Peneliti dari Universitas Taichung di Taiwan telah mengisolasi xanthone dan deviratnya dari kulit buah manggis ( pericarp ) di antaranya diketahui adalah 3-isomangoestein, alpha mangostin, Gamma-mangostin, Garcinone A, Garcinone B, C, D dan garcinone E, maclurin, mangostenol. Sebuah penelitian di Singapura menunjukan bahwa sifat antioksidan pada buah manggis jauh lebih efektif bila dibandingkan dengan antioksidan pada rambutan dan durian. Xanthone tidak ditemui pada buah-buahan lainnya kecuali pada buah manggis, karena itu manggis di dunia diberikan julukan Queen of Fruit atau Si Ratu Buah.8

http://pengobatantradisional.net/infeksi-saluran-kemih.html diakses pada tanggal 15-04-2012 jam: 19.00

Anda mungkin juga menyukai