Anda di halaman 1dari 7

PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN 1.

PERKEMBANGAN KONSEP PEMBELAJARAN

Pandangan mengenai konsep pengajaran terus-menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi pendidikan. Tanda-tanda perkembangan tersebut dapat kita amati berdasarkan pengertian-pengertian yang disajikan pada uraian di bawah ini.
1).

2).

3).

Pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Dalam konsep ini, guru bertindak dan berperan aktif, bahkan sangat menonjol dan bersifat menentukan segalanya. Pengajaran sama artinya dengan perbuatan mengajar. Pengajaran merupakan interaksi mengajar dan belajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling pengaruh-mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa berperan sebagai yang melakukan perbuatan belajar. Guru dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang sekalipun peranannya berbeda namun terkait satu dengan yang lainnya. Proses pengajaran berlangsung dalam situasi tertentu yakni situasi belajar mengajar. Dalam situasi itu terdapat faktor-faktor yang saling berhubungan, yakni : tujuan mengajar, siswa yang belajar, guru yang mengajar, bahan yang diajarkan , metode mengajar, alat bantu mengajar, prosedur penilaian, dan situasi pengajaran. Dalam proses pengajaran tersebut, semua faktor bergerak secara dinamis dalam suatu rangkaian yang terarah dalam rangka membawa para siswa/peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengajaran merupakan suatu pola yang di dalamnya tersusun suatu prosedur yang direncanakan dan terarah serta bertujuan. Pengajaran sebagai suatu sistem. Pengertian pengajaran pada hakikatnya lebih luas dan bukan hanya sebagai suatu proses atau prosedur belaka. Pengajaran adalah suatu sistem yang luas, yang mengandung dan dilandasi oleh berbagai dimensi, yakni : (1). Profesi guru, (2). Perkembangan dan pertumbuhan siswa/peserta didik, (3). Tujuan pendidikan dan pengajaran, (4). Program pendidikan dan kurikulum, (5). Perencanaan pengajaran, (6). Strategi belajar mengajar, (7). Media pengajaran, (8). Bimbingan belajar, (9). Hubungan antara sekolah dan masyarakat, (10). Manajemen pendidikan/kelas. Dengan memperhatikan dimensi-dimensi tersebut, maka konsep sistem pengajaran memiliki ruang lingkup kajian yang sangat luas, sehingga cenderung dikategorikan sebagai suatu cabang keilmuan tersendiri.

Pendekatan Sistem Pembelajaran Pendekatan sistem pada mulanya digunakan di bidang engineering, untuk merancang sistem-sistem elektronik, mekanik dan militer. Kemudian pendekatan sistem melibatkan sistem manusia mesin, dan selanjutnya dilaksanakan dalam bidang keorganisasian dan manajemen. Pada akhir tahun 1950 dan awal tahun 1960-an mulai diterapkan dalam bidang pendidikan dan pelatihan.

Pendekatan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran bukan saja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sesuai dengan perkembangan dalam psikologi belajar sistemik, yang dilandasi oleh prinsip-prinsip psikologi behavioristik dan humanistik, serta kenyataan dalam masyarakat sendiri. Aspek-aspek pendekatan sistem pembelajaran. Yang meliputi aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis ialah pandangan hidup yang melandasi sikap si perancang, sistem yang terarah pada kenyataan, sedangkan aspek proses ialah suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual. Inti dari suatu sistem filosofis ialah suatu keseluruhan yang terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan saling bergantungan satu dengan yang lainnya. Karena itu, untuk mengenal dan memahami suatu sistem perlu dikenali dan dipahami semua komponen yang terkandung di dalamnya. Perubahan suatu sistem harus dilihat dari perubahan komponenkomponen tersebut. Sistem filosofis cenderung untuk mengkondisi pendekatan tertentu terhadap masalah dengan cara membentuk sikap dan persepsi tertentu. Sikap dalam hal ini merupakan sensitifitas terhadap hakikat sistemik dan terhadap variabel-variabel dalam sistem yang saling berinteraksi itu, berdasarkan kenyataan. Itu sebabnya, si perancang sistem harus bersikap pragmatis yang senantiasa tanggap terhadap kenyataan sesungguhnya. Suatu perangkat alat atau teknik dalam pendekatan sistem, ialah berupa kemampuankemampuan merumuskan tujuan secara operasional, mengembangkan deskripsi tugastugas secara lengkap dan akurat, dan melaksanakan analisis tugas-tugas. Analisis tugas dianggap lebih penting, karena bertalian dengan keterlaksanaan prinsip-prinsip belajar dalam rangkaian kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan/ hasil pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Implikasi dari aspek ini, guru dituntut untuk menyediakan kondisi-kondisi belajar bagi siswa, sehingga pembelajaran itu menjadi efektif. Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran. Ada dua ciri utama pendekatan sistem pembelajaran, yakni (1). Pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses pembelajaran di mana berlangsung kegiatan belajar mengajar, terjadinya interaksi antara siswa dan guru, dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar secara efektif, (2). Penggunaan metodologi untuk merancang sistem pembelajaran, yang meliputi prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan penilaian keseluruhan proses pembelajaran, yang tertuju ke pencapaian tujuan pembelajaran tertentu (konsep, prinsip, keterampilan, sikap dan nilai, kreativitas, dan sebagainya). Dengan metodologi ini akan dihasilkan suatu sistem pembelajaran yang memanfaatkan sumber-sumber manusiawi dan non manusiawi secara efisien dan efektif. Dalam hal ini, pendekatan sistem merupakan suatu acuan dalam rangka perencanaan dan penyelenggaraan pembelajaran. Pola pendekatan sistem pembelajaran. Pendekatan sistem pembelajaran disajikan dalam bentuk bagan arus (flow chart). Pada bagan tersebut digambarkan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam sistem, yakni : (1). identifikasi kebutuhan pendidikan dan pe latihan (merumuskan masalah), (2). analisis kebutuhan untuk mentransformasikannya menjadi tujuan-tujuan pembelajaran (analisis masalah), (3). merancang metode dan materi pembelajaran (pengembangan suatu pemecahan), (4). pelaksanaan pembelajaran (eksperimental), dan (5). menilai dan merevisi. Kendatipun pola bagan ini tampaknya bersifat linear, namun sesungguhnya pemecahan masalah tersebut merupakan lompatan-lompatan ke depan berdasarkan pemahaman seketika dan umpan balik untuk mengubah atau memperbaiki langkah-langkah sebelumnya. Sistem berpikir (aplikasi pendekatan sistem) melibatkan kegiatan intelektual (analisis, sintesis, dan

evaluasi) pada setiap langkah sepanjang proses pembelajaran berlangsung. Pada setiap langkah memang ada aturan namun tidak mengatur semua kejadian, melainkan merupakan petunjuk berpikir dan bukan merupakan proses berpikir yang bersifat mekanistik. Jadi kesan seolah-olah penggunaan bagan kurang efektif ternyata tidak benar. 2. MO DEL PE MB EL AJARAN BE RDAS ARKAN TEO RI -TEORI BELAJAR Berdasarkan teori-teori belajar dapat ditentukan beberapa pendekatan pembelajaran, dan berdasarkan pendekatan tadi selanjutnya dapat ditentukan beberapa model pembelajaran. Adapun teori pendekatan dan model-model pembelajaran itu digolongkan menjadi empat model utama, ialah : a. Model Interaksi Sosial (social interaction model) Model ini berdasarkan teori belajar Gestalt atau yang dikenal dengan Field Theory sebagaimana telah dijelaskan dalam uraian di muka. Model ini menitikberatkan pada hubungan antara individu dengan masyarakat atau dengan individu lainnya. Tekanannya pada proses realita. Model ini berorientasi pada prioritas terhadap perbaikan kemampuan (abilitas) individu untuk berhubungan dengan orang lain, perbaikan proses-proses demokratis dan perbaikan masyarakat. Kendatipun titik beratnya pada hubungan sosial namun tidak berarti merupakan satu-satunya tujuan yang paling penting. Titik berat ini hanya menunjukkan, bahwa hubungan sosial sebagai suatu domein yang lebih penting dibandingkan dengan domein-domein lainnya, misalnya perkembangan berpikir dan diri (self). Dalam model ini tercakup beberapa jenis strategi pembelajaran, yakni: 1). Kerja kelompok; Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan berperan serta dalam proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal, dan keterampilan menemukan dalam bidang akademik. 2). Pertemuan kelas; Tujuannya adalah untuk mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri dan rasa tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok. 3). Pemecahan masalah sosial atau inquiry sosial; Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial dengan cara berpikir logis dan penemuan akademik. 4). Model laboratorium; Bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pribadi dan keluwesan dalam kelompok. 5). Model pengajaran yurisprudensi; Bertujuan untuk melatih kemampuan mengolah informasi dan memecahkan masalah sosial dengan cara berpikir yurisprudensi. 6). Bermain peranan; Bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan. 7). Simulasi sosial; Bertujuan untuk membantu siswa mengalami berbagai kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka. b. Model Proses Informasi (information processing models)

Model ini berdasarkan teori belajar kognitif. Model tersebut berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi dan sistemsistem yang dapat memperbaiki kemampuan tersebut. Pemrosesan informasi menunjuk kepada cara-cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep, dan pemecahan masalah, serta menggunakan simbol-

simbol verbal dan non verbal. Model ini berkenaan dengan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir produktif, serta berkenaan dengan kemampuan intelektual umum (general intelectual ability). Model proses informasi meliputi beberapa strategi pembelajaran, ialah : 1). Mengajar induktif, Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan membentuk teori. 2). Latihan inquiry; Tujuannya pada prinsipnya sama dengan strategi di atas. Bedanya terletak pada segi proses mencari dan menemukan informasi yang diperlukan. 3). Inquiry keilmuan; Bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu, dan diharapkan memperoleh pengalaman dalam domein-domein lainnya. 4). Pembentukan konsep; Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir induktif, mengembangkan konsep dan kemampuan analisis. 5). Model pengembangan, Bertujuan untuk mengembangkan inteligensi umum, terutama berpikir logis, di samping untuk mengembangkan aspek sosial dan moral. 6). Advanced organizer model; Bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan (bodies of knowledge) secara bermakna. C. Model Personal (personal models)

Model pembelajaran ini bertitik tolak dari pandangan dalam teori belajar Humanistik. Model ini berorientasi pada individu dan pengembangan diri (self). Titik beratnya pada pembentukan pribadi individu dan mengorganisasi realitanya yang rumit. Perhatiannya terutama tertuju pada kehidupan emosional perorangan, yang diharapkan membantu individu untuk mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya, dan menjadikannya sebagai pribadi yang mampu membentuk hubungan-hubungan dengan pribadi lain dalam konteks yang lebih luas serta mampu memproses informasi secara efektif. Sasaran utama model pembelajaran ini adalah pengembangan pribadi atau kemampuan pribadi. Model pembelajaran personal terdiri dan 4 jenis strategi pem belajaran, ialah: 1). Pengajaran non direktif; Bertujuan untuk membentuk kemampuan dan perkembangan pribadi yakni kesadaran diri (self awareness), pemahaman (understanding), otonomi, dan konsep diri (self concept). 2) Latihan kesadaran; Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan self exploration and self awareness. Titik beratnya pada perkembangan interpersonal awareness and understanding and body and sensory awareness. 3) Sinektik; Bertujuan untuk mengembangkan kreativitas pribadi dan pemecahan masalah secara kreatif. 4) Sistem konseptual; Bertujuan untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes. d. Model Modifikasi Tingkah Laku (behavior modification models) Model pembelajaran ini bertitiktolak dari teori belajar behavioristik. Model tersebut bermaksud mengembangkan sistem-sistem yang efisien untuk memperurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Para eksponen teori reinforcement telah mengembangkan model-model dan

operant conditioning sebagai mekanisme sentral. Para eksponen tersebut seringkali menunjuk kepada teori modifikasi tingkah laku yang menitikberatkan pada perubahan tingkah laku eksternal siswa sebagai visible behavior lebih dan tingkah laku yang mendasarinya dan yang tak dapat diamati. Operant conditioning telah diterapkan dalam bidang pendidikan dan bidangbidang lainnya, misalnya bidang kemiliteran; disampaikan dalam berbagai model yang berbentuk media-oriented, seperti : pengajaran berprograma, interactive teaching, dan micro teaching. 3. STRATEGI PEMBELAJARAN Para pakar teori belajar masing-masing mengembangkan strategi pembelajaran berdasarkan pandangannya sendiri. Paling tidak ada 4 strategi pembelajaran yang pantas disajikan dan diketahui oleh guru/ calon guru, ialah : a. Pembelajaran Penerimaan (reception learning) Pendukung utama pendekatan ini adalah Ausubel. Pendekatan ini dapat disebut dengan proses informasi. Langkah-langkahnya, sebagai berikut: 1). Penerimaan terhadap prinsip-prinsip umum, aturan-aturan, serta ilustrasi khusus. 2). Pemahaman terhadap prinsip umum. Pengujian dilakukan dengan tes yang menuntut pernyataan ulang mengenai prinsip-prinsip dan contoh-contoh yang telah diberikan. 3). Partikularisasi, penerapan prinsip umum ke dalam situasi/keadaan tertentu. 4). Tindakan, gerakan dari suasana kognitif dan proses simbol ke suasana perbuatan/tindakan. Pendekatan pembelajaran ini dikembangkan menjadi strategi ekspositif, dengan langkah-langkah pokok sebagai berikut :
1). 2). 3).

4).

Penyajian informasi yang diberikan melalui penjelasan simbolik atau demonstrasi yang praktis. Mengetes penerimaan, ungkapan dan pemahaman siswa. Bila perlu ulangi pesan/informasi tersebut. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan prinsip umum sebagai latihan, dengan contoh tertentu. Menguji apakah penerapannya sudah betul atau belum. Bila perlu berikan contoh untuk periksa, sehingga diperoleh perilaku yang betul. Menyediakan berbagai kesempatan kepada siswa untuk menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi senyatanya. Pembelajaran Penemuan (discovery learning)

b.

Pendukung utama pendekatan ini adalah Piaget dan Bruner, yakni penganut Psikologi kognitif dan Humanistik. Belajar penemuan dapat juga disebut 'Proses Pengalaman'. Langkah-langkah belajar proses pengalaman, adalah : 1). Tindakan dalam instansi tertentu. Siswa melakukan tindakan dan mengamati pengaruhpengaruhnya. Pengaruh-pengaruh tersebut mungkin sebagai ganjaran atau hukuman (operant conditioning), atau mungkin memberikan keterangan mengenal hubungan sebab akibat. 2). Pemahaman kasus tertentu. Apabila keadaan yang sama muncul kembali, maka dia dapat

mengantisipasi pengaruh yang bakal terjadi, dan konsekuensi-konsekuensi apa yang akan terasakan. 3). Generalisasi. Siswa membuat kesimpulan atas prinsip-prinsip umum berdasarkan pemahaman terhadap instansi tersebut. 4). Tindakan dalam suasana baru. Siswa menerapkan prinsip dan mengantisipasi pengaruhnya. Pendekatan pembelajaran penemuan dikembangkan menjadi strategi inquirydiscovery. Langkah-langkah pokok strategi ini ialah: 1). Menyajikan kesempatan-kesempatan kepada siswa untuk melakukan tindakan/perbuatan dan mengamati konsekuensi dari tindakan tersebut. 2). Menguji pemahaman siswa mengenai hubungan sebab akibat dengan cara mempertanyakan atau mengamati reaksi-reaksi siswa, selanjutnya menyajikan kesempatankesempatan lainnya. 3). Mempertanyakan atau mengamati kegiatan selanjutnya, serta menguji susunan prinsip umum yang mendasari masalah yang disajikan itu. 4). Penyajian berbagai kesempatan baru guna menerapkan hal yang baru saja dipelajari ke dalam situasi atau masalah-masalah yang nyata. C. Pembelajaran Penguasaan (mastery learning) Pendukung utama pendekatan ini adalah Carrol, yang memadukan teori behavioristik dan humaristik. Belajar tuntas adalah strategi pembelajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok (group-based approach). Pendekatan ini memungkinkan para siswa belajar bersama-sama dengan memperhatikan bakat dan ketekunan siswa, pemberian waktu yang cukup, dan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Langkah-langkah umum yang harus ditempuh, adalah: 1). Mengajarkan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan metode kelompok. 2). Memberikan tes diagnostik untuk memeriksa kemajuan belajar siswa setelah disampaikan satuan pelajaran tersebut. Hasil tes ini menunjukkan siswa yang telah memenuhi kriteria dan yang belum. 3). Siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan diperkenankan menempuh pengajaran berikutnya, sedangkan bagi yang belum diberikan kegiatan korektif. 4). Melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah tercapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu. d. Pembelajaran Terpadu (unit learning) Pendekatan ini pada mulanya disebut metode proyek yang dikembangkan oleh Dr. J. Dewey, dan orang pertama yang menggunakan istilah unit adalah Morrison. Pendekatan pembelajaran terpadu (atau pengajaran unit) berpangkal pada teori psikologi Gestalt. Pembelajaran terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah atau proyek, yang dipelajari/dipecahkan oleh siswa baik secara individual maupun secara kelompok dengan metode yang bervariasi dan dengan bimbingan guru guna mengembangkan pribadi siswa secara utuh dan terintegrasi. Langkah-langkah umum pengembangan program unit adalah: 1). Menyusun sumber unit yang luas bertitik tolak dari topik atau masalah tertentu. 2). Menyusun unit pembelajaran, sebagai bagian dan sumber unit, yang dirancang dengan pola tertentu.

3).

4).

Menyusun unit lesson dalam rangka melaksanakan unit pengajaran yang telah dikembangkan itu. Menyusun satuan pelajaran, yang akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar harian. Langkah-langkah melaksanakan strategi pengajaran unit adalah sebagai berikut: Mengorientasikan siswa kepada masalah/topik yang akan dipelajari dalam kelas, secara langsung atau melalui media pembelajaran yang relevan. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dan mengumpulkan informasi (kelompok atau mandiri) untuk memecahkan masalah. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan informasi tadi dalam praktik penerapan di lapangan. Mengadakan diskusi dan pembuatan laporan sebagai kegiatan kulminasi. Melakukan evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa, baik oleh guru, mandiri, dan kelompok. Membicarakan tindak lanjut untuk kegiatan unit selanjutnya.

1). 2). 3). 4). 5). 6).

Anda mungkin juga menyukai