Anda di halaman 1dari 38

AKUNTANSI PERBANKAN

CAMELS BANK DAN COLLECTIBILITY BANK


MUHAMMAD RIVANDI 0910011311029 6AKC JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUNG HATTA

A. CAMELS BANK

RATIO CAMELS BANK


Pengertian Rasio CAMEL
Rasio CAMELS adalah rasio yang menggambarkan

suatu hubungan atau perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain yang terdapat dalam laporan keuangan suatu lembaga keuangan. Dengan analisis rasio dapat diperoleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu lembaga keuangan pada tahun berjalan

CAMELS BANK TINGKAT KESEHATAN BANK


Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Oleh Bank Indonesia Dasar Hukum I UU No. 10 Thn 1998, Undang-Undang Perbankan. A. Pasal 29 UU Nomor 10 Tahun 1998
1.
2.

Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia Bank Indonesia menetapkan ketetuan tentang kesehatan bank dengan memperhatikan aspek permodalan, kualitas asset, kualitas manajemen,rentabilitas,likuiditas,solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

B. Pasal 30 UU No.10 Tahun 1998


(1)

Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia,segala keterangan,dan penjelasan mengenai usahannya menurut tatacara yang ditetepkan oleh Bank Indonesia.

(2)

Bank atas permintaan Bank Indonesia,wajib memberikan kesempatan bagi pemeriksaan bukubuku dan berkas-berkas yang ada padanya,serta wajib memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan,dokumen dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank yang bersangkutan

(3)

Keterangan tetang bank yang diperoleh berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) tidak diumumkan dan bersifat rahasia.

C.
(1)

Pasal 31 UU No.10 Tahun 1998


BI melakukan pemeriksaan terhadap bank,baik secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan.

Dasar Hukum II

UU No. 3 Thn 2004, Undang-Undang Bank Sentral.


A.

Pasal 8 undang-undang No.3 tahun 2004, tentang Bank Indonesia

(1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.

(2)Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.


(3) Mengatur dan mengawasi bank

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank


Asset Management

Capital

CAMELS

Earning

Sensitivity

Liquidity

Faktor & Komponen Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Faktor yg dinilai Permodalan (Capital)


Kualitas aktifa produktif (Asset) Manajemen (Management)
Rasio modal
8

Komponen

Bobot 25%
30%

-Rasio aktifa produktif yg diklasifikasikan thd aktifa produktif (25%) -Cadangan penghapusan thd aktifa yg diklasifikasikan (5%) -Manajemen modal (2,5%) -Manajemen aktifa (5%) -Manajemen umum (12,5%) -Manajemen rentabilitas (2,5%) -Manajemen likuiditas (2,5%) -Rasio laba sebelum pajak thd total aset (5%) -Rasio beban operasional thd pendapatan operasional (5%) -Rasio pinjaman thd dana pihak ketiga (5%) -Rasio call money thd aktifa lancar (5%)

25%

Rentabilitas (Earnings) Likuiditas (Liquidity)

10%

10%

A. Capital (Permodalan)
Permodalan yang dimiliki bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank.Penilaian tersebut didasarkan paa CAR (Capital Adequacy Ratio) yang ditetapkan BI, yaitu perbandingan antara Modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko.Perhitungan nilai kredit 0 s/d max 100 Bobot 25% Rumus :

CAR =

Modal Aktiva Tertimbang Menurut Resiko

x 100%

Keterangan

Modal :(modal inti + modal pelengkap) Aktiva tertimbang menurut resiko (ATMRNeraca + ATMRAdministratif)
Perhitungan nilai kredit: Untuk CAR = 0% atau negatif, nilai kredit = 0 Setiap kenaikan 0,1% nilai kredit ditambah 1 dengan maximum 100

CAR=8%

B. Asset (Kualitas Aktiva Produktif)


Aktiva produktif atau Productive Assets atau sering disebut dengan Earning Assets adalah semua aktiva yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk dapat memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Perhitungan nilai kredit max 100 Rasio yang digunakan : 1. BDR(Bad Debt Rasio)

1. BDR = Aktiva Produktif yg Diklasifikasikan x 100% Total Aktiva Produktif


-BDR 15,5%,nilai kredit -Untuk penurunan 0,15% nilai kredit ditambah 1 dan max 100 2. CAD (Cadangan Aktiva yang Diklasifikasikan)

Rasio = Cadangan penghapusan x 100 Aktiva produktif yang diklasifikasikan

C. Manajemen
Menilai kualitas manajemen akan mengajukan 250 pertanyaan yang menyangkut manajemen bank yang ebrsangkutan. Kualitas ini juga akan melihat dari segi pendidikan serta pengalaman para karyawannya dalam menangani bebagai kasus yang terjadi.

Setiap pertanyaan yang dijawab ya akan memperoleh nilai kredit 0,4. Bobot untuk penilaian management adalah 25%.
1. 2.

Manajemen Umum (Strategi, Struktur, Sistem, Sumber Daya Manusia, Kepemimpinan, Budaya Kerja) Manajemen Risiko (Risiko Likiuditas, Risiko Pasar, Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Pemilik dan Pengurus)

D. Earning(Rentabilitas)
Penilaian aspek ini diguankan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan, juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Penilaian ini meliputi ROA atau Rasio Laba terhadap Total Aset, dan Perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO)
1. ROA = 2. BOPO =
Laba Sebelum Pajak Rata-rata Volume Usaha

x100% x100%

Biaya Opersional Rata-rata Volume Usaha

E. Liquidity
Penilaian terhadap aspek likuiditas bank. Suatu bank dikatakan likuid, apabila bank yangbersangkutan mampu membayar semua hutangnya, terutama hutang-hutang jangka pendek
1. Kewajiban Bersih Antar Bank
Modal Inti

x100% x100%

2. LDR =

Jumlah Kredit yang Diberikan Dana yang Diterima Bank

F. Sensitifity
Kemampuan modal bank dalam mengcovertable. Potensi kerugian sebagai akibat suku bunga dan nilai tukar
1.
Kelebihan Modal Potensi Kerugian Suku Bunga

x100% x100%

2.

Kelebihan Modal Potensi Kerugian Nilai Tukuar

Hasil Penilaian Kuantitatif


NO NILAI KREDIT PREDIKAT

1
2 3 4

81 100
66 - < 81 51 - < 66 0 - < 51

SEHAT
CUKUP SEHAT KURANG SEHAT TIDAK SEHAT

Kriteria Bank yang Sehat


Kecukupan Modal

Kualitas Asset
Kualitas Manajemen Likuiditas Rentabilitas Solvabilitas Melakukan kegiatan usaha dengan prinsip kehati-

hatian Tidak merugikan bank dan nasabah

Kegunaan Penilaian Tingkat KesehanBank


Tolak

ukur bagi manajemen bank (asas dan ketentuan) Tolak ukur bagi pembinaan dan pengembangan bank

Faktor yang Mengugurkan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank


~ Perselisihan Intern ~ Campur Tangan Pihak Luar Bank ~Window Dressing ~ Praktek Bank dalam Bank ~Kesulitan yang Mengakibatkan Pengunduran dalam Kliring ~ Praktek yang Membahayakan Usaha Bank

Tindakan yang Dilakukan BI untuk Mengatasi Bank Tidak Sehat


Mengganti Dewan Komisaris & atau Direksi Menghapus Kredit/ Pembiayaan Yang Macet

Merger atau Konsolidasi MenambahModal

?
Bank Dijual Kepada Pembeli yang Bersedia Mengambil alih Seluruh Kewajiban Menyerahkan Pengelolaan seluruh Atau Sebagian Kegiatan Bank pd Pihak Lain

Bank Menjual Sebagian Atau Seluruh Harta &/ Kewajiban Kepada Bank atau Pihak Lain

B. COLLECTIBILITY

Colectibility (Kolektibilitas)
Pengertian Kolektibilitas (Colectibility)
kolektibilitas merupakan tingkat pengembalian pinjaman dari para debitur,

sedangkan pada istilah bank dinamakan NPL ( Non Performing Loan ). Dengan tampilan berbentuk grafik, fasilitas ini memberikan informasi secara instant (dalam hitungan) . Menurut Muchdarsyah Sinungan (1993:65) kolektibilitas adalah tingkat pengembalian kredit kepada perusahaan yang memberikan pinjaman berupa uang atau surat berharga. Kolektibilitas adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpanan-penyimpanan, serta mengambil kegiatan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Kolektibilitas adalah Suatu pembayaran Pokok atua Bunga Pinjaman oleh nasabah

Dasar Hukum kolektibilitas

Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/268/KEP/DIR tanggal 27 Februari 1998,

Falsafah Dasar
Saat pembiayaan dicairkan kepada anggota, saat itu anda sudah mulai menebarkan resiko yang harus anda tanggung sendiri di kemudian hari

Tujuan
Secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dari tingkat kolektibilitas kredit itu sendiri adalah :
Kolektibilitas surat berharga

Kolektilitas penempatan dana pada bank lain


Kolektibilitas penyertaan dana

Penggolongan Collectibility
Lancar

Dalam Perhatian Khusus


Kurang Lancar Diragukan

Macet

Lancar
Kriteria

industri atau kegiatan usaha memiliki potensi pertumbuhan yang baik pasar yang stabil dan tidak dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian. Persaingan yang terbatas, termasuk posisi yang kuat dalam pasar. Manajemen yang sangat baik Perusahaan afiliasi atau grup stabil dan mendukung usaha, Tenaga kerja yang memadai dan belum pernah tercatat mengalami perselisihan atau pemogokan Perolehan laba tinggi dan stabil Permodalan kuat Anasisis arus kas menunjukkan bahwa debitor dapat memenuhi kewajiban pembayaran pokok serta bunga tanpa dukungan sumber dana tambahan Jumlah portofolio yang sensitif terhadap perubahan nilai tukar valuta asing dan suku bunga relatif sedikit atau telah dilakukan lindung nilai (hedging) secara baik Pembayaran tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakkan serta sesuai dengan persyaratan kredit. Hubungan debitor dengan bank baik dan debitor selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan akurat Dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat.

Dalam Perhatian Khusus


Kriterianya

industri atau kegiatan usaha memiliki potensi pertumbuhan yang terbatas posisi dipasar baik, tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian Posisi pasar sebanding dengan pesaing. Perusahaan afiliasi atau grup stabil dan tidak memiliki dampak yang memberatkan terhadap debitor Tenaga kerja pada umumnya memadai dan belum pernah tercatat mengalami perselisihan atau pemogokkan. Perolehan laba cukup baik dan pemilik memiliki potensi menurun. Permodalan cukup baik dan pemilik mempunyai kemampuan untuk memberikan modal tambahan apabila diperlukan Likuiditas dan modal kerja umumnya baik Analisis arus kas menunjukkan bahwa meskipun debitor mampu memenuhi kewajiban pembayaran pokok serta bunga namun terdapat indikasi masalah tertentu yang apabila tidak diatasi akan mempengaruhi pembayaran di masa mendatang Beberapa portofolio sensitif terhadap perubahan nilai tukar valuta asing dan suku bunga tetapi masih terkendali Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga sampai dengan 90 hari Jarang mengalami cerukan Hubungan debitor dengan bank baik dan debitor selalu menyampaikan informasi keuangan secara teratur dan masih akurat Dokumentasi kredit lengkap dan pengikatan agunan kuat Pelanggaran perjanjian kredit tidak prinsipil

Kurang lancar
Kriterianya

industri atau kegiatan usaha menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat terbatas atau tidak mengalami pertumbuhan pasar yang dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian. Posisi pasar cukup baik tetapi banyak pesaing, namun dapat pulih kembali jiika melaksanakan strategi bisnis yang baru Manajemen cukup baik Perusahaan afiliasi atau grup mulai memberikan dampak yang memberatkan terhadap debitor Tenaga kerja berlebihan namun hubungan pimpinan dan karyawan pada umumnya baik. Perolehan laba rendah Rasio hutang terhadap modal cukup tinggi Likuiditas kurang dan modal kerja terbatas Analisi arus kas menunjukkan bahwa debitor hanya mampu membayar bunga dan sebagian dari pokok Kegiatan usaha terpengaruh perubahan nilai tukar valuta asing dan suku bunga Perpanjangan kredit untuk menutupi kesulitan keuangan Terdapat tunggakkan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 90 hari sampai dengan 180 hari Terdapat cerukan yang berulangkali khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas, Hubungan debitor dengan bank memburuk dan informasi keuangan tidak dapat dipercaya Dokumentasi kredit kurang lengkap dan pengikatan agunan yang lemah Pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit Perpanjangan kredit untuk menyembunyikan kesulitan keuangan.

Diragukan
Kriterianya

industri atau kegiatan usaha menurun pasar sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian, persaingan usaha sangat ketat dan operasional perusahaan mengalami permasalahan yang serius manajemen kurang berpengalaman perusahaan afiliasi atau grup telah memberikan dampak yang memberatkan debitor tenaga kerja berlebihan dalam jumlah yang besar sehingga dapat menimbulkan keresahan Laba yang sangat kecil atau negatif Kerugian operasional dibiayai dengan penjualan asset Rasio utang terhadap modal tinggi Likuiditas rendah Analisa arus kas menunjukkan ketidakmampuan membayar pokok dan bunga Kegiatan usaha terancam karena perubahan valuta asing dan suku bunga Pinjaman baru digunakan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/ atau bunga yang telah melampaui 180 hari sampai 270 hari Terjadi cerukan yang bersifat permanen khususnya untuk menutup kerugian operasional dan kekurangan arus kas Hubungan debitor dan bank semakin memburuk dan informasi keuangan tidak tersedia dan tidak dapt dipercaya Dokumentasi kredit tidak lengkap dan pengikatan agunan yang lemah Pelanggaran yang prinsipal terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian kredit.

Macet,

Kriterianya
kelangsungan usaha sangat diragukan, industri mengalami penurunan dan

sulit untuk pulih kembali kemungkinan besar kegiatan usaha akan terhenti kehilangan pasar sejalan dengan kondisi perekonomian yang menurun manajemen yang sangat lemah Perusahaan afiliasi sangat merugikan debitor Terjadi pemogokan tenaga kerja yang sulit diatasi Mengalami kerugian yang besar Debitor tidak mampu memenuhi seluruh kewajiban dan kegiatan usaha tidak dapat dipertahankan Rasio hutang terhadap modal sangat tinggi Kesulitan likuiditas Analisis arus kas menunjukkan bahwa debitor tidak mampu menutup biaya produksi Kegiatan usaha terancam krena fluktuasi nilai tukar valuta asing dan suku bunga Pinjaman baru digunakan untuk kerugian operasional Terdapat tunggakan pokok dan/ atau bunga yang telah melampaui 270 hari Dokumentasi kredit dan pengikatan agunan tidak ada

untuk mengetahui tingkat kesehatan kredit tersebut telah dikeluarkan SK DIR BI No. 31/147/KEP/DIR, tanggal 12 November 1998 sebagai pedoman untuk menilai tingkat kolektibilitas kredit (Syahyunan, 2002) , sebagai berikut: NKK = (25%xDPK)+(50%xKL)+(75%xD)+(100%xM) x 100% Total Kredit Yang Diberikan Keterangan : DPK = KL D M Dalam Perhatian Khusus = Kurang Lancar = Diragukan = Macet

Ketentuan Bank Indonesia (BI) yang menyatakan bank berkinerja baik mencatat kredit macet maksimal 5% (mengacu pada angka yang dipersyaratkan BI pada Non Performance Loan). Nilai kolektibilitas kredit kita gunakan sebagai dasar perhitungan kualitas aktiva produktif dengan menggunakan rumus sebagai berikut : KAP = 15,5 NKK x 1 0,15

SEBI (Surat Edaran Bank Indonesia) Jumlah Tunggakan dan perhitungan Collectibility
NO 1 2 3 4 5 Jumlah Hari Tunggakan 0 1-90 91-180 181-270 > 270 Penggolongan Collectibility Collectibility 1 Collectibility 2 Collectibility 3 Collectibility 4 Collectibility 5 Keterangan Lancar Dalam peerhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

Pinsip-Prinsip Pemberian Kredit yang Sehat menurut Agus Basuki:2007


a. Keputusan kredit hendaknya didasarkan pada pertimbangan dan analisis yang matang (tidak dibuat tergesa-gesa). b. Bank tidak boleh memberikan kredit kepada calon debitur yang tidak diketahui/dipahami secara benar. c. Risiko pemberian kredit harus dapat diukur secara tepat, berdasarkan informasi yang lengkap, relevan dan dapat dipercaya. d. Pemberian kredit yang berisiko tinggi hanya diberikan pada perusahaan yang memiliki prestasi yang baik. e. Setiap kredit sebaiknya mempunyai dua sumber pembayaran yang terpisah yaitu dari hasil opersional/usaha debitur dan dari sumber lainnya. f. Kredit yang dijamin dengan jaminan tambahan (agunan) cukup tinggi, tidak selalu berarti baik. g. Apabila kredit dijamin dengan garansi (personal guarantee) maka orang yang memberikan garansi harus diperlakukan sama dengan calon debitur.

Penyebab Timbulnya kredit bermasalah

Karena Kesalahan Bank


Kurang pengecekan terhadap latar belakang calon nasabah Kurang tajam dalam menganalisis terhadap maksud dan tujuan penggunaan kredit dan sumber pembayaran kembali Kurang mahir dalam menganalisis laporan keuangan calon nasabah Kurang lengkap mencantumkan syarat-syarat Pemberian kelonggarabn yang terlalu banyak Tidak punya kebijakan perkreditan yang sehat

Karena Kesalahan Nasabah


Nasabah Nasabah Nasabah Nasabah

tidak kompeten kurang pengalaman tidak jujur serakah

Faktor Eksternal

Kondisi perekonomian Bencana alam Perubahan peraturan.

Dampak Kredit Bermasalah


Likuiditas

Solvabilitas
Rentabilitas Profitabilitas

Bonafiditas,
Tingkat kesehatan bank Modal kerja.

TINDAKAN PENYELAMATAN KREDIT SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO. 26/4/BPPP TANGGAL 19 MEI 1993
RESCHEDULING (PENJADWALAN KEMBALI)

MEMPERPANJANG JANGKA WAKTU KREDIT ATAU ANGSURAN SEHINGGA MEMPEROLEH PENYELESAIAN ATAU ANGSURAN LEBIH RINGAN MENGUBAH PERSYARATAN, A.L., PENURUNAN SUKU BUNGA, PEMBEBASAN BUNGA KONVERSI BUNGA MENJADI KREDIT , TINDAKAN MENAMBAH FASILITAS KREDIT BAGI DEBITUR ATAU DENGAN CARA MENAMBAH EQUITY, YAITU DENGAN MENYETOR FRESH MONEY

RECONDITIONING (PERSYARATAN KEMBALI)

RESTRUCTURING (PENATAAN KEMBALI)

TINDAKAN PENYELESAIAN KREDIT


PENAGIHAN / PENARIKAN KEMBALI

PENYITAAN JAMINAN
PENGHAPUS-BUKUAN

SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai