Anda di halaman 1dari 12

BAB III KEGIATAN SKRINING IMS A.

Definisi Skrining IMS adalah pemeriksaan kepada seseorang yang tidak mengeluhkan gejala penyakit khususnya yang berhubungan dengan infeksi menular seksual namun berada dalam resiko terkena penyakit tersebut (WPS, Waria, MSM) yang dilakukan secara berkala.6
B.

Kegiatan Klinik6 Alur Pemeriksaan IMS Pada saat pasien datang ke klinik Griya ASA, pasien melakukan registrasi yang meliputi pendataan mengenai identitas pasien. Setelah itu dilakukan anamnesis terhadap pasien antara lain frekuensi kunjungan, alasan berkunjung, jenis kontak, keluhan IMS (duh tubuh, keputihan, gatal, kencing sakit, nyeri perut, lecet, luka/ulkus, jengger, dll), hubungan seks terakhir yang dilakukan, pemakaian kondom, konsumsi antibiotik, jumlah pasangan seks 1 minggu terakhir, cuci vagina 1 minggu terakhir, dan keluhan lain yang dirasakan pasien. Khusus pekerja seks juga ditanyakan lama menjadi pekerja seks. Selanjutnya pasien melakukan pemeriksaan daerah genitalia dan sekitarnya di ruang pemeriksaan dengan sebelumnya dilakukan informed concent. Pada pasien baru dilakukan pemeriksaan fisik keseluruhan terlebih dahulu, sedangkan pasien lama cukup dilakukan pemeriksaan genitalia. Pemeriksa sebaiknya didampingi oleh seorang tenaga kesehatan lain. Pada pasien wanita, pemeriksa didampingi oleh paramedis wanita, sebaliknya untuk pemeriksaan terhadap pasien pria didampingi oleh paramedis wanita atau pria. Jika dari 20 anamnesis terdapat keluhan yang

1.

mengarah adanya kemungkinan IMS, maka dilakukan pengambilan sekret pada saat pemeriksaan genitalia. Sekret yang telah diambil dikirim ke laboratorium untuk diperiksa. Jika hasilnya positif dilakukan terapi dan konseling untuk melakukan Voluntary

Conselling Testing (VCT). Sedangkan jika hasilnya negatif pasien ditanyakan apakah pasien pernah terkena IMS atau tidak dan tetap konseling untuk melakukan VCT. RUANG PEMERIKSA AN

REGIST ER

RUANG LABORATORI UM

VCT

Positi f
Negat if
Gambar 2. Alur Pemeriksaan IMS

HASIL

PERNAH IMS/ TIDAK

TERAPI/ KONSELING

2. Prosedur yang dilakukan di setiap tahapan di Klinik IMS Griya ASA PKBI Semarang.

a. Prosedur Registrasi 1) Mencatat identitas pasien saat pendaftaran pada buku register 2) Mencatat identitas pasien pada format identitas bagi pasien yang pertama kali berkunjung 3) Menuliskan nomor urut periksa hari yang bersangkutan, tanggal hari tersebut, nomor register serta alasan kunjungan 4) Mengisi identitas pasien pada formulir catatan medis 5) Memberikan kartu kunjungan/ berobat pada pasien 21

6) Menuliskan nomor register pada objek glass 7) Merekap pemasukan dan pengeluaran obat pada kartu stok obat setiap hari
8) Setelah formulir catatan medis terisi hingga rapi dan konseling, dikumpulkan oleh

petugas administrasi untuk dimasukkan datanya pada buku register. b. Prosedur Pemeriksaan
1) Pemeriksa memperkenalkan diri dan melakukan informed consent meliputi jenis

tindakan yang akan dilakukan, maksud dan tujuan tindakan, keuntungan dan kerugian dari tindakan medis yang akan dilakukan. Setelah pasien setuju dan bersedia pasien diminta menandatangani surat informed consent. 2) Pemeriksa ditemani paramedis menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti (spekulum, sarung tangan, lidi kapas steril, meja ginekolog, spatula/lidi kapas non steril, lampu periksa dalam, baskom, coverslip, larutan chlorin 0.5%, sabun cair dan sikat. 3) Pemeriksa mencuci tangan dan memakai sarung tangan. 4) Minta pasien untuk membuka pakaian dalamnya agar dapat dilakukan pemeriksaan genital. 5) Setelah membuka pakaian dalam, pasien diminta untuk naik ke meja pemeriksaan. 6) Pada pasien wanita, diminta berbaring pada meja ginekologik dalam posisi litotomi, sedangkan pada pasien pria dapat dilakukan sambil duduk atau berdiri. 7) Pada saat dilakukan pemeriksaan, pasien diminta untuk tenang dan rileks. 8) Pada saat melakukan pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi dan palpasi di daerah genitalia dan sekitarnya, pemeriksa harus selalu menggunakan sarung tangan.

22

9) Jika saat pemeriksaan genitalia terdapat tanda-tanda infeksi diberikan pengobatan. Untuk kondiloma ditetesi Podofilin, Herpes diberi Acyclovir, dan ada erosi diberi albotil. 10) Pada saat pemeriksaan, dilakukan juga pengambilan spesimen/ bahan

pemeriksaan. 11) 12) 13) Setelah selesai pasien diminta untuk memakai pakaiannya kembali. Pasien diminta untuk menunggu hasil laboratorium. Setelah hasil laboratorium keluar, pasien diminta menuju ke ruang dokter

untuk mendapatkan terapi/ pengobatan. c. Pengambilan Spesimen dan Pembuatan Sediaan 1) Pengambilan sampel dan Pembuatan Sediaan dari Vagina Alat dan bahan : a) b) c) d) Lidi kapas Slide KOH 10% pH paper Prosedur : a) Minta pasien untuk membuka pakaian bagian bawahnya dan menggunakan penutup yang disediakan. b) Persilahkan pasien wanita untuk mengambil posisi litotomi pada tempat ginekologi. c) Lakukan pemeriksaan fisik secara umum kemudian fokus di daerah genital. d) Palpasi dinding perut, daerah pelvis dengan lembut dan secara hati-hati, catat bila ada nyeri tekan.

23

e) Periksa kulit, pubis, vulva, perineum dan paha, catat bila ada kelainan seperti exoriasis, luka, tanda radang, kutu, vesikel, tumbuhan/genetasi, dll f) Palpasi daerah inguinal untuk melihat adanya pembengkakan kelenjar getah dan bubo, catat bila ada kelainan. g) Pisahkan labia minora adanya duh dari lubang vagina dan uretra, catat bila ada kelainan.
h) Masukan daun spekulum cocor bebek steril dalam keadaan tertutup dengan

posisi tegak/ vertikal ke dalam vagina, dan setelah seluruhnya masuk kemudian putar pelan-pelan sampai daun spekulum dalam posisi datar/ horizontal. Buka spekulum dan dengan bantuan lampu sorot vagina cari serviks. Kunci spekulum pada posisi itu sehingga serviks terfiksasi i) Ambil lidi kapas steril yang pertama. j) Bersihkan sekitar mulut serviks dengan lidi kapas steril kemudian ke fornix posterior dan dinding vagina. k) Slide diletakkan di meja jika tidak ada asisten, jika ada asisten pembuatan preparat dapat dilakukan oleh asisten. l) Dari lidi kapas pertama ini buatlah apusan berupa dua lingkaran kecil pada sisi kanan dari kiri slide untuk pemeriksaan sediaan basah dengan NaCl fisiologis dan KOH 10%, olesan jangan terlalu tebal atau tipis. m)Lakukan pemeriksaan keasaman vagina dengan menempelkan lidi kapas yang telah digunakan untuk mengambil sediaan dari forniks dan dinding vagina pada kertas pH n) Buang lidi kapas yang sudah digunakan ke dalam tempat sampah infeksius o) Ambil lidi kapas steril kedua

24

p) Masukkan lidi kapas kedua ke dalam saluran endoserviks sedalam 1-1.5 cm, putar lidi kapas searah jarum jam 2-3 kali (10-30 detik) untuk dapatkan sampel yang cukup. q) Tarik lidi kapas pelan-pelan tanpa menyentuh dinding vagina.
r) Buatlah apusan pada kaca objek kedua dengan cara menggulirkan lidi kapas

dengan berhati-hati untuk dilakukan pengecatan Methylen Blue.


s) Pembuatan apusan usahakan satu kali jadi. Jika tidak, mulai dari arah yang

sama dan tidak boleh bolak-balik arah. t) Apusan jangan terlalu tebal atau terlalu tipis. u) Lidi kapas yang sudah terpakai dibuang ke tempat sampah infeksius. v) Keluarkan spekulum dan teteskan KOH ke cairan yang ada di bagian ujung spekulum w) Segera identifikasi apakah bau amis yang keluar x) Masukan spekulum bekas ke dalam ember yang berisi larutan chlorin 0.5%. y) Lakukan vaginal toucher untuk melihat adanya nyeri goyang serviks

Sediaan dari forniks posterior dan dinding vagina 2)

Sediaan dari endoserviks

Pengambil Sampel dan Pembuatan Sediaan dari Uretra

Alat dan Bahan : a)


b)

Lidi kapas Slide

Prosedur : a) Minta pasien buka celana. 25

b)
c)

Pemeriksaan dapat dilakukan dalam posisi berdiri atau tidur. Inspeksi & palpasi daerah inguinal, skrotum,penis

Catat : kelainan berupa luka, pembengkakan, vegetasi. d) Jika ada duh tubuh uretra, sampel dapat langsung diambil dari duh

tersebut. Jika tidak ada duh tubuh, maka dilakukan milking. e) Pengambilan dengan cara milking, bisa dilakukan oleh pemeriksa atau

jika pasien tidak mau, bisa dengan mendemonstrasikan cara tersebut dengan dildo, kemudian minta pasien untuk mempraktikkannya lagi. f) Pasien diminta untuk tidak kencing selama 3 jam sebelum pengambilan

spesimen, bila tidak ditemukan duh tubuh walaupun telah dilakukan milking. g) Masukkan lidi kapas steril ke dalam uretra, putar lidi kapas searah jarum

jam 2-3 kali (10-30 detik) untuk mendapatkan sampel yang cukup. h)
i)

Tarik lidi kapas pelan-pelan. Buatlah hapusan pada kaca objek untuk dilakukan pengecatan Methylen

Blue. j) Buang lidi kapas yang sudah digunakan ke dalam tempat sampah

infeksius. k) Sampel dikirim ke laboratorium, pasien diminta memakai kembali

pakaian dalamnya.

Sediaan dari uretra 3) Pengambilan sampel dan Pembuatan Sediaan dari Anus Alat dan Bahan : 26

a) b) c)

Lidi kapas Slide Anuskopi

Prosedur : a) Minta pasien melepas celana/rok dan pakaian dalam, posisi tidur telentang

b) Inspeksi mulut, tenggorok, tangan dan telapak tangan. c) Palpasi kelenjar submandibula, post auricular.

d) Inspeksi dan palpasi penis sama dengan pemeriksaan fisik pada pria e) Minta pasien untuk membuka celana dan berbaring di meja pemeriksa dengan posisi miring. Salah satu lutut ditekuk. f) Minta tolong asisten membuka bokong pasien.

g) Masukkan anuskopi yang telah steril dan diberi lubrikan. h) i) Ambil lidi kapas steril Masukkan lidi kapas steril ke dalam anus, putar lidi kapas searah jarum jam 2-3 kali (10-30 detik) untuk dapatkan sampel yang cukup. j)
k)

Tarik lidi kapas pelan-pelan. Buatlah hapusan pada kaca objek dengan cara menggulirkan lidi kapas untuk dilakukan untuk pengecatan Methylen Blue.

l)

Pembuatan apusan usahakan satu kali jadi. Jika tidak mulai dari arah yang sama dan tidak boleh bolak-balik arah.

m) Apusan jangan terlalu tebal atau terlalu tipis. n) Lidi kapas yang sudah terpakai dibuang ke tempat sampah infeksius. o) Keluarkan anuskopi sambil melihat dinding anus. Adakah darah atau nanah. p) Anuskopi dimasukkan dalam ember yang sudah berisi chlorin dan sabun dalamnya. 27

q) Lakukan pemeriksaan Rectal Toucher untuk mengetahui pembesaran prostat.

Sediaan dari anus d.Pemeriksaan Laboratorium Setelah pengambilan sampel di ruang pemeriksaan, sampel dikirim ke laboratorium untuk dibuat sediaan. Ada dua macam sediaan yang dibuat, yaitu sediaan basah dan sediaan kering. 1) Sediaan Basah Sediaan basah digunakan untuk pemeriksaan candida dan Bacterila vaginosis. Sediaan basah dibuat dengan meneteskan KOH dan NaCl. Adapun cara membuat sediaan basah adalah sebagai berikut: a) b) c) Siapkan kaca obyek dan kaca tutup Teteskan 1-2 tetes larutan NaCl fisiologis (0,9%) ke kaca obyek Bahan duh tubuh dari swab steril yang berasal dari forniks posterior dicampurkan pada tetesan larutan pada tetesan NaCl tersebut diatas dan segera ditutup dengan kaca tutup. d) Segera dibaca dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x Lihat adanya parasit Trichomonas vaginalis dengan gerakan flagelnya yang khas, clue cells dan pseudohifa dan blastospora. 2) Sediaan apus a) b) Siapkan kaca obyek Hapuskan duh tubuh uretra/ serviks/ vagina masing-masing secara

terpisah ke atas kaca obyek. 28

c) d) e) f)

Fiksasi di atas api spirtus Lakukan pengecatan gram, lihat lampiran Dibaca di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x Lihat adanya diplokok gram negatif intrasel/ ekstrasel, clue cells,

pseudohifa dan blastospora, leukosit. 3) Interpretasi pemeriksaan Interpretasi hasil identifikasi T. Vaginalis, Clue cell, Bau Amine dan Candida. Sediaan Basah NaCl 0,9% :
a)

Trichomonas vaginalis Positif, bila: Ditemukan 1 T. vaginalis (bentuk

seperti layang-layang dan bergerak).


b)

Clue cell Positif, bila: 25% dari epitel yang ditemukan permukaannya

di tutupi oleh bakteri pada sediaan NaCl 0,9% Sediaan Basah KOH 10% :
a) Kandida Positif, bila: Ditemukan 1 pseudohypae dan atau blastospora pada

sediaan KOH 10%.


b) Sniff test Positif bila tercium bau amis fishy odor setelah ditetesi KOH.

Interpretasi hasil identifikasi Diplococcus intraseluler dan PMN a) Lekosit PMN Positif, bila: Ditemukan 30 PMN/LPB (Serviks/ Wanita) Ditemukan 5 PMN/LPB (Uretra/Pria) Ditemukan 5 PMN/LPB (Anus)
b)

Diplococcus Positif, bila: Ditemukan 1 Diplococcus intrasel/100LPB

Hal yang perlu diingat jika ditemukan Diplococcus intrasel dari sediaan serviks, maka tidak bisa langsung didiagnosa sebagai Gonorhoe, sebab untuk

29

mendiagnosa Gonorhoe pada wanita diperlukan pemeriksaan lain yakni kultur dan gene probe.

Gambar 3. Alur Pemeriksaan Tes Serologi Sifilis

Pemeriksaan HIV Untuk pemeriksaan HIV, sampel yang digunakan adalah serum. Setelah mendapatkan sampel, kemudian diperiksa di lab dengan menggunakan tiga reagen yang berbeda sebagaimana yang direkomendasikan WHO. Adapun reagen yang digunakan di Griya ASA adalah: -

SD, dengan sensitifitas 100% dan spesifisitas 100% Determine HIV, dengan sensitifitas 100% dan spesifisitas 100% Oncoprobe, dengan sensitifitas 100% dan spesifisitas 99%.

Interpretasi pemeriksaan HIV Dinyatakan HIV (+) jika hasil tes dari tiga reagen berbeda menunjukkan hasil yang positif

30

Dinyatakan HIV (-), jika hasil tes reagen pertama sudah menunjukkan hasil negatif.

31

Anda mungkin juga menyukai