Anda di halaman 1dari 12

MEMAHAMI LEBIH DALAM MAKNA BAHASA MENUNJUKKAN BANGSA

Artikel Disusun untuk memenuhi tugas akhir Matakuliah Menulis Makalah dan Artikel Yang di bina oleh Bapak Widodo

Oleh Nur Aminatus Sholichah 208211416560

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SATRA PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, & DAERAH Mei 2010

MEMAHAMI LEBIH DALAM MAKNA BAHASA MENUNJUKKAN BANGSA

Abstraksi: Bahasa menunjukkan bangsa merupakan sebuah peribahasa dalam bahasa melayu. Peribahasa sendiri merupakan ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku. Bangsa dalam peribahasa ini tidak menunjukkan arti sebagai kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya serta berpemerintahan sendiri, namun merujuk pada seseorang yang berbangsa atau bangsawan. Hal ini terbukti dengan banyaknya bangsa yang masih menggunakan bahasa dari bangsa lain sebagai alat komunikasi, seperti bangsa Amerika yang menggunakan bahasa inggris. Kata-kata kunci: makna, bahasa menunjukkan bangsa

Sejarah mencatat bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu-riau, salah satu bahasa daerah yang berada di wilayah Sumatera. Bahasa melayu-riau inilah yang diangkat oleh para pemuda pada Konggres Pemoeda, 28 Oktober 1928, di Solo, menjadi bahasa Indonesia. Pengangkatan dan penamaan bahasa melayu-riau menjadi bahasa indonesia oleh para pemuda pada saat itu lebih bersifat politis daripada bersifat linguistis. Tujuannya ialah ingin mempersatukan para pemuda Indonesia, alih-alih disebut Bangsa Indonesia. Ketika itu, yang mengikuti Kongres Pemoeda adalah wakilwakil pemuda Indonesia dari Jong Jawa, Jong Sunda, Jong Batak, Jong Ambon, dan Jong Selebes. Jadi, secara linguistis, yang dinamakan bahasa Indonesia saat itu sebenarnya adalah bahasa melayu. Ciri-ciri kebahasaannya tidak berbeda dengan bahasa melayu. Namun, untuk mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, para pemuda Indonesia pada saat itu secara politis menyebutkan bahasa melayu-riau menjadi bahasa indonesia. Nama bahasa indonesialah yang dianggap bisa memancarkan inspirasi

dan semangat nasionalisme, bukan nama bahasa melayu yang berbau kedaerahan. (Odhe Priyamona, 2009). Sesudah Indonesia merdeka, bahasa indonensia lebih berkembang lagi dengan baik dan meluas. Bangsa Indonesia sudah merasakan betapa perlunya membina dan memperhatikan perkembangan bahasa indonesia. Bangsa Indonesia mulai sadar bahwa tanpa bahasa indonesia, bangsa Indonesia tidak akan memperoleh kemajuan. Minat bangsa Indonesia untuk mau mempelajari bahasa indonesia dengan baik setiap tahun terus bertambah. Akibatnya, bahasa indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Bahasa memiliki beragam isi, diantaranya ada ungkapan, peribahasa, serta majas. Ungkapan adalah kelompok kata atau gabungan kata yang memiliki makna khusus. Peribahasa adalah ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku. Sedangkan majas adalah kiasan atau perumpamaan. Dalam hal ini akan dibahas secara dalam tentang satu peribahasa yang berasal dari bahasa melayu yaitu bahasa menunjukkan bangsa.

Makna Bangsa Dalam peribahasa ini terdapat dua kata yang sangat penting, yaitu bangsa dan bahasa. Secara umum banyak orang yang mengatakan bahwa bangsa dalam peribahasa ini erat kaitannya dengan negara, pemerintah, ataupun nasionalisme. Namun benarkah demikian? Selanjutnya akan di bahas makna kedua kata yang merupakan kunci dari peribahasa ini. Dalam arti kultural, bangsa merupakan sekelompok manusia yang menganut kebudayaan yang sama. Sedangkan menurut para ahli seperti Ernest Renan (Perancis) mengatakan bahwa bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama

(hasrat bersatu) dengan perasaan setia kawan yang agung. Menurut Otto Bauer (Jerman) bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai persamaan karakter. Karakteristik tersebut tumbuh karena adanya persamaan nasib. Serta masih banyak lagi definisi bangsa menurut para ahli. Dari definisi di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa bangsa erat kaitannya dengan negara dan nasionalisme. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bangsa memiliki makna kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Definisi ini hampir sama dengan definisi bangsa menurut pendapat beberapa ahli, namun dalam KBBI kata berbangsa memiliki makna yang berbeda dengan kata bangsa. Berbangsa memiliki makna bermartabat tinggi. Makna jauh berbeda dengan definisi bangsa. Dalam makna ini tidak disinggung tentang negara atau nasionalisme. Orang yang berbangsa disebut bangsawan.

Makna Bahasa Dalam KBBI bahasa memiliki banyak makna, diantaranya bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Selain itu bahasa juga merupakan perkataan yang baik, tingkah laku, dan sopan santun. Hal ini sama dengan arti bahasa dalam bahasa inggris. Dalam bahasa inggris, bahasa (language) tidak hanya memiliki arti sebagai bahasa namun juga berarti sopan santun. Bahasa menurut beberapa ahli seperti Gorys Keraf didefinisikan menjadi dua pengertian, yaitu pertama bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa

adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. (Smarapradhipa, 2005:1). Lain halnya menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan). Bahasa dalam arti demikian memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia, alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia, serta alat untuk mengidentifikasi diri.

Makna Bahasa Menunjukkan Bangsa Jika kita melihat definisi bangsa dan bahasa dalam KBBI saja kita sudah memiliki beragam makna terhadap peribahasa ini. Bahasa memilik makna ganda, selain sebagai alat komunikasi bahasa juga merupan sopan santun. Pun halnya dengan bangsa. Bangsa bila kita artikan akan erat hubungannya dengan nasionalisme, namun bangsa dalam peribahasa ini juga dapat merujuk pada seseorang, yaitu orang yang berbangsa atau bangsawan, tidak hanya merujuk pada kelompok masyarakat yang tinggal dalam satu wilayah negara yang sama. Bahasa merupakan salah satu dari tujuh unsur pembentuk budaya. Kebudayaan pula yang mampu membentuk karakter bangsa, sehingga setiap daerah mempunyai ciri khas. Sebagai contoh ciri khas bahasa jawa adalah diberinya sisipan u untuk menyatakan sangat. Kata besar dalam bahasa jawa adalah gede, biasanya orang jawa akan mengatakan guede untuk sesuatu yang sangat besar. Contoh lagi adalah

bahasa madura. Salah satu ciri khas bahasa madura adalah adanya perulangan bunyi sebagian. Biasa orang madura akan mengatakan te-sate bukan sate-sate. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, peribasa bahasa menunjukkan bangsa berasal dari. Kata bangsa dalam peribahasa ini sebenarnya tidaklah menujuk kepada arti bangsa yang sekarang populer, yaitu sama artinya dengan nation, walaupun ketika peribahasa itu diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda dan digunakan dalam bahasa Sunda, artinya menjadi berubah karena dalam bahasa Sunda arti kata bangsa hanya menunjuk kepada nation. Sedangkan kita saksikan sendiri tidak semua bangsa mempunyai bahasa yang khas. Banyak bangsa yang mempergunakan bahasa yang lain, misalnya bangsa Amerika menggunakan bahasa inggris, bangsa Kanada menggunakan bahasa inggris dan prancis, bangsa Swiss mempergunakan bahasa prancis, jerman, dan italia. Bangsa India mempergunakan bahasa inggris di samping mempergunakan belasan bahasa lain yang merupakan bahasa ibu di daerah-daerah tertentu. Memang, arti bangsa dalam peribahasa bahasa menunjukkan bangsa itu bukan berarti nation, tetapi bangsa seperti yang kita pakai dalam perkataan bangsawan, orang berbangsa, yaitu menunjuk kepada golongan masyarakat atas dalam masyarakat Melayu pada waktu itu. Kaum bangsawan adalah golongan ningrat yang dianggap kedudukan sosialnya lebih tinggi daripada kaum petani, pedagang, atau tukang. Sebagai kaum ningrat, mereka menganggap perlu mendidik anak-anaknya agar belajar berbahasa. Artinya, mempelajari bahasa secara baik, sesuai dengan sopan santun pada waktu itu. Sedangkan golongan yang bukan berbangsa, yaitu yang bukan orang berbangsa tidaklah dianggap perlu untuk belajar mempergunakan bahasa secara

khusus. Mereka dianggap cukup sekadar dapat berbicara dan pembicaraan dimengerti masyarakatnya. (Ajib Rosidi, 2010). Contoh nyata tentang peribahasa bahasa menunjukkan bangsa adalah Amir Hamzah, penyair Pudjangga Baru yang mati muda. Amir adalah kemenakan Sultan Langkat, jadi dalam masyarakat Melayu termasuk orang berbangsa. Sebagai orang berbangsa sejak kecil Amir belajar berbahasa dengan intensif antara lain dengan membaca karya-karya klasik dalam bahasa Melayu seperti Hikayat Melayu, Gurindam Dua Belas, dan yang lain-lainnya yang menjadi isi perpustakaan istana yang isinya kaya. Salah satu syarat menjadi orang berbangsa ialah tahu akan kekayaan kesusastraannya. Artinya, pendidikan berbahasa orang berbangsa berarti juga mengenal kekayaan karya kesusastraan bangsanya. Kalau kita membaca karya-karya Amir Hamzah kita tahu bahwa dia benar-benar mengenal kekayaan sastra bangsanya di samping mengenal juga sastra asing yang dia pelajari di bangku sekolah Belanda yang ditempuhnya. Dengan demikian, peribahasa bahasa menunjukkan bangsa itu merujuk kepada cara bicara dan isi pembicaraan orang berbangsa yang berlainan dengan cara bicara dan isi pembicaraan orang kebanyakan. Artinya, dengan mendengar dan cara seseorang bicara, kita bisa mengetahui apakah dia orang berbangsa atau hanya orang kebanyakan.

Pemaknanaan Bahasa Menunjukkan Bangsa Oleh Generasi Masa Kini Meskipun bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, tetapi masyarakat yang mempergunakannya kini sudah berubah. Sebagai bangsa yang demokratis, di Indonesia tidak ada lagi golongan bangsawan atau orang berbangsa. Dalam masyarakat demokratis setiap orang dan setiap golongan sama kedudukannya.

Akan tetapi, masalahnya dengan perubahan itu, tidak ada lagi golongan masyarakat yang merasa perlu mempelajari bahasa secara khusus sehingga dapat berbicara dengan baik. Pelajaran bahasa Indonesia yang diberikan di sekolah-sekolah ternyata tidak efektif sehingga setelah terjun ke masyarakat bahasa yang digunakannya sekadar pokoknya bisa dimengerti. Sedangkan kesusastraan tidak pernah dianggap penting dalam pendidikan anak Indonesia di sekolah dan di luarnya. Perpustakaan tidak dianggap penting. Oleh karena itu, bangsa Indonesia termasuk yang rendah tingkat bacanya. Pemakaian bahasa tidak sekadar mempergunakan kata-kata yang jelas artinya, yaitu dapat dimengerti oleh orang diajak bicara, melainkan juga belajar mempergunakan kata-kata sesuai dengan situasi dan dengan kesopanan masyarakat tempatnya bicara. Dalam situasi tertentu ada kata-kata yang tak patut diucapkan, walaupun arti kata tersebut sesuai dengan maksud si pembicara. Di kalangan tertentu ada kata-kata yang tabu diucapkan walaupun kita anggap kata itulah yang paling tepat untuk menyampaikan maksud kita. Kalau ada orang yang tidak mematuhi ketentuan-ketentuan kesopanan umum itu, orang itu akan dianggap bahwa dia bukan orang berbangsa. Misalnya di dalam sidang parlemen, yaitu lembaga demokrasi yang terhormat, tidaklah patut diucapkan kata-kata makian seperti bangsat. Kalau ada anggota parlemen yang mengucapkannya, kita tahu bahwa dia bukanlah orang berbangsa. Artinya, dia orang yang tidak tahu adat kesopanan yang seyogianya menjadi ketetapan dalam lembaga seperti parlemen. Pada masa sekarang orang berbangsa lebih dikenal dengan orang berpendidikan.

Menurut Gombang (2006) makna bahasa menunjukkan bangsa ada tiga yaitu tabiat seseorang dapat dilihat dari cara bertutur kata mereka, kesopansantunan seseorang menunjukkan asal keluarganya, serta bahasa yang sempurna menunjukkan peradaban yang tinggi dari bangsa pemilik bahasa tersebut. Hal ini memang benar karena peribahasa ini tidak hanya memiliki satu makna tapi beberapa makna. Hal ini bisa terjadi karena arti dari kata bahasa serta bangsa memang lebih dari satu. Menurut Siti Ruzaiha dan Mohd. Riffin (2007) apabila sesuatu bahasa itu sudah tidak terpakai lagi maka lambat laun akan hilanglah bangsa itu. Maksud peribahasa ini menunjukkan bahwa bahasa perlu disanjung dan tidak dipinggirkan demi menjaga maruah sesuatu bangsa. Sikap meminggirkan bahasa akan melenyapkan bangsa sendiri dalam negara bangsa yang dibina sejak berkurun lamanya. Hal ini juga dapat dimasukkan ke dalam makna bahasa menunjukkan bangsa. Selain peribahasa ini ada juga peribahasa yang menunjukkan makna yang identik atau hampir sama, yaitu bahasa melambangkan jiwa bangsa. Dalam KBBI juga disebutkan arti bahasa dalam peribahasa bahasa menunjukkan bangsa adalah budi bahasa atau perangai, serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah atau asal keturunannya). Dalam arti ini tidak disinggung tentang bahasa mewakili bangsa atau jiwa nasionalisme. Dewasa ini banyak generasi muda yang kurang memahami makna peribahasa bahasa menunjukkan bangsa. Banyak diantara mereka yang menganggap bahwa bahasa menunjukkan dari mana mereka berasal. Sebagai contoh orang yang berbahasa jawa adalah orang jawa. Pendapat ini memang tidak salah. Namun mereka memberi pendapat

hanya dengan perkiraan mereka saja. Mereka tidak punya landasan yang tepat. Hal ini menunjukkan kurangnya minat generasi muda terhadap bahasa. Sebagai contoh nyata adalah tulisan dalam blog Mariskova. Dalam blognya Mariskova menulis tentang peribahasa bahasa menunjukkan bangsa. Mariskova sangat tidak setuju dengan peribahasa ini. Hal ini disebabkan karena ada beberapa orang yang mengaomentari tulisan dari blog lain dengan kalimat yang komentar pake bahasa inggris itu nggak bisa bahasa indonesia ya? atau biar keliatan pinternya..? mimpi pengen jadi bule kali ya? hahahahahaa........bule coklat!!!. Ada juga yang berkomentar Gunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa blog Bapak. untuk apa jadi mentri yang mewakili indonesia tapi pake bahasa Inggris ?!. Dimana Semboyan "Berbahasa satu, Bahasa Indonesia" ?? Mariskova tidak sependapat karena dia berpikir bahwa bahasa tidak selalu menunjukkan dari mana seseorang berasal. Mariskova berpendapat Saya sungguh sangat tak seide dengan pendapat demikian. Siapakah anda yang bisa menentukan saya orang Indonesia atau bukan?! Apakah para generasi tua yang tak bisa berbahasa Indonesia namun hidup dan mati di negara bernama Indonesia itu bukan orang Indonesia? Jangan salah! Mereka bukan hanya sekedar berbahasa daerah, mereka juga berbahasa Belanda dan Jepang! Rasa cinta dan bangga saya sebagai orang Indonesia tidak, sama sekali tidak bisa diukur dengan bahasa apa yang saya gunakan, baik di blog ini atau di media lain. Apa anda punya alat pengukurnya? Pembaca blog saya ini bukan hanya orang Indonesia. Ketika saya menulis suatu peristiwa yang di dalamnya bercerita tentang kawan-kawan saya yang non-Indonesia, apakah tak sewajarnya saya menggunakan bahasa yang mereka juga mengerti? Maaf. Saya menulis dalam bahasa Inggris bukan karena saya ingin kelihatan pintar atau malah tak

10

ingin terlihat Indonesia. Saya menggunakan bahasa asing karena saya butuh menggunakan bahasa itu. Sesederhana itu.

Kesimpulan Dari uraian di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa peribahasa bahasa menunjukkan bangsa memiliki makna lebih dari satu. Peribahasa ini dapat bermakna tabiat seseorang dapat dilihat dari cara bertutur kata mereka, kesopansantunan seseorang menunjukkan asal keluarganya, serta bahasa yang sempurna menunjukkan peradaban yang tinggi dari bangsa pemilik bahasa tersebut, budi bahasa atau perangai, serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah atau asal keturunannya). Selain itu peribahasa ini juga bermakna bahasa dapat menunjukkan dari mana (bangsa) seseorang berasal.

DAFTAR RUJUKAN
Gombang. 2006. Bahasa Menunjukkan Bangsa, (Online), (http://id.wikiquote.org/wiki/Bahasa_menunjukkan_bangsa, di akses 18 April 2010) Mariskova. 2006. Bahasa Menunjukkan Bangsa. Kata Mereka, (Online), (http://mariskova.blogspot.com/2006/09/bahasa-menunjukkan-bangsa-katamereka.html, diakses 9 Mei 2010) Munsyi, Alif Dana. 2005. Bahasa Menunjukkan Bangsa. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia Priyamona, Odhe. 2009. Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi, (Online), (http://odhepriyamona.wordpress.com/) Rosidi, Ajib. 2010. Bahasa Menunjukkan Bangsa, (Online), (http://rubrikbahasa.wordpress.com/2010/4/10/ bahasa-menunjukkan-bangsa/, diakses 18 April 2010)

11

MEMAHAMI LEBIH DALAM MAKNA BAHASA MENUNJUKKAN BANGSA Oleh Nur Aminatus Sholichah

Kerangka: 1. Abstrak 2. Pendahuluan 3. Bagian inti a. Pengertian bangsa b. Pengertian bahasa c. Hal-hal yang melatar belakangi adanya peribahasa bahasa menunjukkan bangsa d. Hubungan antara bahasa dan bangsa e. Pemaknaan peribahasa ini oleh generasi muda sekarang f. Perubahan makna dalam peribahasa ini 4. Penutup 5. Daftar Rujukan

12

Anda mungkin juga menyukai