Anda di halaman 1dari 5

KARYA ILMIAH E-BUSINESS

USAHA BATIK

Disusun oleh : Dhika Ervianto 08.11.2120 S1 TI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRAKSI Mode busana tidak pernah berhenti berputar dan berkembang, begitu pula dengan industri busana yang terus berlomba untuk mempengaruhi konsumennya. Berbagai macam kiat dan strategi membidik pasar terus digali oleh para pengusaha, semua bertujuan agar produk busananya dapat diterima oleh masyarakat. Industri busana yang semakin beragam, membuat masyarakat semakin mudah untuk menentukan pilihan sesuai dengan kesempatan dan keinginan yang dibutuhkannya.Batik merupakan salah satu alternatif tempat belanja busana yang mampu dikenakan oleh semua kalangan. Selain desain busananya yang eksklusif, warna dan coraknya yang menarik sangat diminati. Oleh sebab itu strategi membangun industri busana yang tepat sangat diperlukan untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan usaha kreatif ini.

Busana merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, karena fungsi dasarnya yang melindungi tubuh dan terpenuhinya unsur-unsur kesusilaan, disamping fungsi lain seperti; alat untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan status sosial seseorang.Perkembangan mode yang berlangsung begitu cepat sangat mempengaruhi industri busana di Indonesia. Dampak globalisasi sangat terasa, karena globalisasi menghadirkan peluang, sekaligus resiko dan tantangan. Salah satu karakteristik dari globalisasi dan pasar bebas adalah kompetisi. Untuk dapat memenangkan kompetisi, maka harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sekaligus menuntut cara berfikir yang baru.

Desain busana dan ilustrasi, pemilihan warna dan label yang mencerminkan dinamika usia semua kalangan, membuat produk fashion yang ditawarkan oleh baju batik ini menjadi alternatif pilihan bagi semua orang yang ingin memiliki cita rasa sendiri. Trend batik busana ini tentu saja tidak akan bertahan lama jika tidak disertai dengan manajemen yang baik dan analisis daya saing terhadap industri busana yang sudah ada. Strategi yang tepat untuk mempertahankan model usaha seperti ini, mutlak diperlukan agar dapat menampung kreativitas produk busana yang biasanya dibuat dalam skala kecil dan terbatas tersebut.

BATIK : BARANG atau PRODUK SENI Sewaktu batik masih didominasi oleh batik tulis, batik menempati kedudukan yang penting didalam masyarakat. Motif batik bukan hanya sekedar hasil karya seorang seniman batik, melainkan merupakan karya yang mempunyai nilai-nilai filosofis yang sangat mendalam. Batik waktu itu tidak terlepas dari kehidupan feodal dengan berbagai simbol-simbol dalam kehidupan. Batikpun menjadi hasil karya seni budaya. Kemudian batik meluas dan memasuki kehidupan masyarakat luas, sehingga bagi generasi berikutnya menjadi bagian dari warisan tradisional dan merupakan keharusan memiliki atau memakainya. Meluasnya pemakai atau konsumen batik mendorong pengusaha untuk dapat menyediakan batik dengan berbagai tingkat kwalitas dan harga. Perkembangan jenis batik ini dipengaruhi juga oleh perkembangan jenis bahan yang tersedia di pasar serta teknologi. Apakah semua jenis dan karya batik dapat disebut sebagai karya seni? Siapa penciptanya? Desainer atau pembatik? Mari kita bandingkan dengan seni lukis. Kita mengenal hasil karya para pelukis kenamaan di Indonesia maupun luar negeri. Sebut saja Raden Saleh, Basuki Abdullah, Affandi, Sudjojono, Joko Pekik, Srihadi, Popo Iskandar, Jehan, Huang Fong, dll. Mereka dikenal luas dan lukisannya menjadi koleksi museum, perusahaan maupun perorangan. Lukisan mereka sudah menjadi aset yang mempunyai nilai jual sangat tinggi. Tatapi banyak juga pelukis-pelukis yang dikenal oleh lingkungan tertentu, dengan nilai yang juga cukup tinggi. Untuk sebuah lukisan mereka hanya melukis sekali. Ada juga pelukis yang membuat lukisan terutama diperuntukan bagi dekorasi rumah, hotel, rumah makan, dan tempat umum lainnya. Kadang-kadang mereka membuat beberapa lukisan yang sama atau serupa. Kalau dilihat dari segi material, selain kanvas yang bertambah baik mutunya, cat minyakpun mempunyai spektrum kualitas dan harga yang lebar. Dengan perkembangan teknologi muncul cat acrylic yang lebih mudah prosesnya dan mempunyai warna yang lebih cerah. Kemudian kita kenal juga lukisan dengan mempergunakan cat air. Malah secara ekstrim

juga dipergunakan material lain seperti bulu ayam, pelepah pisang, dan sederetan material lainnya. Lukisan-lukisan yang terkenal dari pelukis ternama, sering juga dibuat reproduksi yang jumlahnya ratusan mungkin ribuan (tentu dengan seijin pemegang hak ciptanya). Kita mengenal juga produk litografi yang dicetak dalam jumlah terbatas, dan selalu diketahui oleh pembelinya. Keberadaan komputer juga membawa dunia seni lukis kedalam era baru digital graphic painting .

DAFTAR PUSTAKA

Boone, Louise N & Bloom, Paul N. 2006. Strategi Pemasaran Produk: 18 Langkah Membangun Jaring Pemasaran Produk yang Kokoh. Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher.

Rahardi Ramelan .INDUSTRI BATIK DAN PERMASALAHANNYA 2008


Dharmmesta, Basu Swasta. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Hill. McGraw. 2005. How To Plan and Execute Strategy. Jakarta: PT Media Global Edukasi.

Anda mungkin juga menyukai