Anda di halaman 1dari 45

Antropometri (dari Bahasa Yunani yang berati manusia and yang berarti mengukur, secara literal berarti "pengukuran

an manusia"), dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia. Kini, antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometrik. PSG dengan metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai alat menentukan status gizi manusia.[rujukan?] Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri secara antropometri adalah Konsep Dasar Pertumbuhan

Pertumbuhan secara gamblang dapat diartikan terjadinya perubahan sel tubuh dalam 2 bantuk yaitu 1) pertambahan sel dan 2) pembelahan sel, yang secara akumulasi perjadinya perubahan ukuran tubuh. Jadi pada dasarnya menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menilai pertumbuhan. Hanya saja pertumbuhan dalam pengertian pertambahan sel memiliki batas waktu tertentu. Para pakar antropometri sepakat bawah pada umumnya pertumbuhan manusia dalam arti pertambahan sel akan berhenti pada usia 18-20 tahun, walaupun masih ditemukan sebelum 18 pertumbuhan sudah berhenti, dan sebaliknya setelah 20 tahun masih ada kemungkinan pertumbuhan masih berjalan. Makhluk hidup, termasuk manusia makan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kebutuhan tubuh akan makanan dapat dideskripakn dari tri fungsi makanan itu sendiri yaitu :

Sumber Tenaga Pertumbuhan Pemeliharaan

Sebagai sumber tenaga adalah karbohidrat, lemak dan protein, dalam urutan yang berbeda sebagai

sumber energi. Pembakaran 1 gram karbohidrat menghasikan 4,1 kalori, protein 41 kalori dan lemak 9 kalori per gramnya. Namun lemak bukanlah sumber energi utama oleh karena untuk metabolisme lemak dibutuhkan kalori yang lebih tinggi untuk Specifik Dinamyc Action (SDA)nya. Sebagai sumber zat pembangun adalah Protein, Lemak dan Karbohidrat. Sedangkan sebagai sumber zat pengatur adalah vitamin dan mineral. Antropometri dapat dibagi menjadi 2 yaitu, 1. Antropometri Statis (struktural) Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier pada permukaan tubuh. 2. Antropometri Dinamis (fungsional) Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Hal-hal yang memengaruhi dimensi antropometri manusia adalah sebagai berikut,

Umur

Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.

Jenis kelamin

Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul.

Rumpun dan Suku Bangsa Sosial ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh

Kondisi ekonomi dan gizi juga berpengaruh terhadap ukuran antropometri meskipun juga bergantung pada kegiatan yang dilakukan.

Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh Kondisi waktu pengukuran

(http://id.wikipedia.org/wiki/Antropometri)
antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos dan logos (bahasa Yunani), yang berarti tubuh manusia dan ilmu. Antropometri berasal dari kata antropo (manusia) dan metri (ukuran). Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan intraksi manusia.

Artinya Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri secara antropometri adalah konsep pertumbuhan. Antropometri dilakukan pada anak-anak untuk menilai tumbuh kembang anak sehingga dapat ditentukan apakah tumbuh kembang anak berjalan normal atau tidak. Antropometri merupakan bagian dari ilmu ergonomi yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia yang meliputi bentuk, ukuran dan kekuatan dan penerapannya untuk kebutuhan perancangan fasilitas aktivitas manusia. Data antropometri sangat diperlukan untuk perancangan peralatan dan lingkungan kerja. Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah, nyeri, pusing. Antropometri merupakan pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat-alat / benda-benda yang digunakan manusia. Antropometri dibagi atas dua bagian utama, yaitu: 1. Antropometri Statis, dimana pengukuran pada manusia dilakukan dalam posisi diam dan linier pada permukaan tubuh. 2. Antropometri Dinamis, dimana pengukuran dilakukan dengan memerhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksankan kegiatannya. Antropometri biasa digunakan dalam bidang perancangan produk yang tentunya produk yang berkaitan langsung dengan manusia. Hampir semua produk yang ada memang berkaitan langsung dengan manusia. Ambil saja contoh, pedal rem pada mobil. Pernahkah kita merasa bahwa pedal tersebut lebarnya terlalu sempit? atau bahkan tidak terjangkau oleh kaki sama sekali, walaupun ukuran jok kemudi sudah disesuaikan sedemikian rupa? Ato mungkin pel berdiri yang kita miliki di rumah mengharuskan kita terus membungkuk, sehingga sering pegalpegal? Benar itu adalah masalah antropometri. Untuk mengatasi masalah-masalah seperti di atas, konsep desain berdasarkan antropometri dibagi menjadi tiga hal penting, yakni : 1. Desain untuk individu ekstrim 2. Desain untuk rataan populasi 3. Desain yang dapat disesuaikan (adjustable range) Desain untuk individu ekstrim banyak dikenal dengan istilah penggunaan persentil. Intinya untuk merancang bagi ukuran yang kecil seperti tinggi orang pendek maka gunakan persentil 5, dan untuk ukuran yang besar seperti tinggi pintu maka gunakan persentil 95. Mungkin gambar di bawah ini bisa memberikan ilustrasi lebih jelas. perancangan dengan rataan populasi digunakan jika dirasa penggunaan ekstrim sulit untuk dilakukan dimana kerugian lebih besar daripada keuntungannya. Sementara desain yang dapat diatur-atur (adjustable range) lebih bagus jika dilihat dari dapat tidaknya menyesuaikan ukuran dengan antropometri manusia. Mungkin produk-produk dengan pendekatan ini sering kita lihat di sekitar kita seperti kursi yang dapat diatur ketinggiannya, meja, ukuran tangga dan lain-lain. Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan, peralatan, informasi, dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya dengan menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja. Manfaat dan tujuan ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat bekerja.

Dengan demikian Egonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan kerja sedini mungkin sebelum berakibat kronis dan fatal. Oleh karena itu, ilmu ergonomi sangat penting mempelajari ilmu antropometri. Karena antropometri mengukur kebutuhan perancangan fasilitas aktivitas manusia. Data antropometri sangat diperlukan untuk perancangan peralatan dan lingkungan kerja. Demi kenyamanan dan kepuasan kerja manusia.
(http://sitinurmala-mala.blogspot.com/2010/03/antropometri.html)

PENGUKURAN ANTROPOMETRI
A. Pengertian Antropometri Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Antropometri artinya ukuran dari tubuh.

Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. B.

Keunggulan Antropometri Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah:

1.

Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas, mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.

2.

Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif

3.

Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.

4.

Biaya relatif murah

5.

Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.

6. C. 1. 2.

Secara alamiah diakui kebenaranya. Kelemahan Antropometri Tidak sensitif Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)

3.

Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.

4. a. b.

Kesalahan terjadi karena: Pengukuran Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan

c. 5. a. b. c. D. 1.

Analisis dan asumsi yang keliru Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan: Latihan petugas yang tidak cukup Kesalahan alat atau alat tidak ditera Kesulitan pengukuran Jenis Parameter Berat badan

Merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat

badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan: a. Parameter yang baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat. b. Memberi gambaran status gizi sekarang dan gambaran yang baik tentang pertumbuhan c. Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas. d. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur e. KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan monitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisian. Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan: a. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain. b. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.

c. d. e.

Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg Skala mudah dibaca Cukup aman untuk menimbang anak balita. Cara menimbang/mengukur berat badan:

a.

Langkah I Gantungkan dacin pada: Dahan pohon Palang rumah atau penyangga kaki ktiga

b.

Langkah 2 Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat

c.

Langkah 3 Sebelum dipakai, letakkan bandul geser pada angka 0 (nol)

d.

Langkah 4 Pasanglah celana timbang, kotak timbang, atau sarung timbang yang kosong pada dacin.

e.

Langkah 5 Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang

f.

Langkah 6 Anak di timbang dan seimbangkan dacin

g.

Langkah 7

Tentukan berat badan anak dengan membaca angka diujung bandul geser. h. Langkah 8 Catat hasil penimbangan di atas pada secarik kertas i. Langkah 9 Geserlah bandul ke angka nol, letakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah itu bayi baru anak dapat diturunkan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang berat badan anak: a. b. c. d. 2. a. Pemeriksaan alat timbangan Anak balita yang ditimbang Keamanan Pengetahuan dasar petugas. Umur Faktor umur sangat penting dalam menentukan status gizi. Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan adalah tahun umur penuh dan untuk anak 0-2 tahun digunakan bulan penuh. Contoh : tahun usia penuh. Umur : 7 tahun 2 bulan dihitung 7 tahun

6 tahun 11 bulan dihitung 6 tahun.

3.

Tinggi Badan Cara mengukur:

a.

Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding yang lurus datar sehingga tepat 2 meter.

b. c. d.

Lepaskan sepatu atau sandal. Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku harus lurus menempel pada dinding.

e.

Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan mikrotoa.

4. a.

Lingkar Lengan Atas Baku lingkar lengan atas yang digunakan sekarang belum dapat mendapat pengujian memadai untuk digunakan di Indonesia.

b.

Kesalahan

pengukuran

LLA

(ada

berbagai

tingkat

ketrampilan pengukur) relatif lebih besar dibandingkan dengan

tinggi badan, mengingat batas antara baku dengan gizi kurang, lebih sempit pada LLA dari pada tinggi badan. c. Lingkar lengan atas sensitif untuk suatu golongan. Cara mengukur: Yang diukur adalah pertengahan lengan atas sebelah kiri Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup kain atau pakaian. Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampai cukup terukur keliling lingkaran lengan.

5.

Lingkar Kepala Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Alat dan tehnik pengukuran: Alat yang sering digunakan dibuat dari serat kaca (fiber glas) dengan lebar kurang dari 1 cm, fleksibel, tidak mudah patah, pengukuran sebaiknya dibuat mendekati 1 desimal, caranya dengan melingkarkan pita pada kepala.

6.

Lingkar Dada

Biasanya dilakukan pada anak berumur 2-3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan.

Alat dan tehnik pengukuran: Alat yang digunakan adalah pita kecil, tidak mudah patah, biasanya terbuat dari serat kaca (fiber glas). Pengukuran

dilakukan pada garis puting susu. Masalah yang sering dijumpai adalah mengenai akurasi pengukuran (pembaca), karena pernapasan anak yang tidak teratur.

Rumus Antropometri pada anak : ( Soetjiningsih : 1998). a. Berat badan Umur 1 6 tahun = ( tahun ) x 2 + 8 b. Tinggi badan Umur 1 tahun = 1,5 x tinggi badan lahir Umur 2 12 tahun = umur ( tahun ) x 6 + 77 (http://jundapakiringan.blogspot.com/2011/05/pengukuranantropometri.html)
Pengukuran Antropometri
A. Pengertian Antropometri Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Antropometri artinya ukuran dari tubuh. Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. B. Keunggulan Antropometri

Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah: a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas, mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah. b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu. d. Biaya relatif murah e. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas. f. Secara alamiah diakui kebenaranya. C. Kelemahan Antropometri a. Tidak sensitif b. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi. d. Kesalahan terjadi karena: 1) Pengukuran 2) Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan 3) Analisis dan asumsi yang keliru e. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan: 1) Latihan petugas yang tidak cukup 2) Kesalahan alat atau alat tidak ditera 3) Kesulitan pengukuran D. Jenis Parameter a. Berat badan Merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan: 1) Parameter yang baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat. 2) Memberi gambaran status gizi sekarang dan gambaran yang baik tentang pertumbuhan 3) Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas. 4) Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur 5) KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan monitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisian. Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan: 1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain. 2) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya. 3) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg 4) Skala mudah dibaca 5) Cukup aman untuk menimbang anak balita. Cara menimbang/mengukur berat badan:

1) Langkah I Gantungkan dacin pada: Dahan pohon Palang rumah atau penyangga kaki ktiga 2) Langkah 2 Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat 3) Langkah 3 Sebelum dipakai, letakkan bandul geser pada angka 0 (nol) 4) Langkah 4 Pasanglah celana timbang, kotak timbang, atau sarung timbang yang kosong pada dacin. 5) Langkah 5 Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang 6) Langkah 6 Anak di timbang dan seimbangkan dacin 7) Langkah 7 Tentukan berat badan anak dengan membaca angka diujung bandul geser. 8) Langkah 8 Catat hasil penimbangan di atas pada secarik kertas 9) Langkah 9 Geserlah bandul ke angka nol, letakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah itu bayi baru anak dapat diturunkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang berat badan anak: 1) Pemeriksaan alat timbangan 2) Anak balita yang ditimbang 3) Keamanan 4) Pengetahuan dasar petugas. b. Umur Faktor umur sangat penting dalam menentukan status gizi. Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan adalah tahun umur penuh dan untuk anak 0-2 tahun digunakan bulan penuh. Contoh : tahun usia penuh. Umur : 7 tahun 2 bulan dihitung 7 tahun 6 tahun 11 bulan dihitung 6 tahun. c. Tinggi Badan Cara mengukur: 1) Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding yang lurus datar sehingga tepat 2 meter. 2) Lepaskan sepatu atau sandal. 3) Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna 4) Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku harus lurus menempel pada dinding. 5) Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan mikrotoa.

d. Lingkar Lengan Atas 1) Baku lingkar lengan atas yang digunakan sekarang belum dapat mendapat pengujian memadai untuk digunakan di Indonesia. 2) Kesalahan pengukuran LLA (ada berbagai tingkat ketrampilan pengukur) relatif lebih besar dibandingkan dengan tinggi badan, mengingat batas antara baku dengan gizi kurang, lebih sempit pada LLA dari pada tinggi badan. 3) Lingkar lengan atas sensitif untuk suatu golongan. Cara mengukur: Yang diukur adalah pertengahan lengan atas sebelah kiri Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup kain atau pakaian Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampai cukup terukur keliling lingkaran lengan. e. Lingkar Kepala Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Alat dan tehnik pengukuran: Alat yang sering digunakan dibuat dari serat kaca (fiber glas) dengan lebar kurang dari 1 cm, fleksibel, tidak mudah patah, pengukuran sebaiknya dibuat mendekati 1 desimal, caranya dengan melingkarkan pita pada kepala. f. Lingkar Dada Biasanya dilakukan pada anak berumur 2-3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Alat dan tehnik pengukuran: Alat yang digunakan adalah pita kecil, tidak mudah patah, biasanya terbuat dari serat kaca (fiber glas). Pengukuran dilakukan pada garis puting susu. Masalah yang sering dijumpai adalah mengenai akurasi pengukuran (pembaca), karena pernapasan anak yang tidak teratur.

(http://www.bascommetro.com/2009/04/pengukuran-antropometri.html)

PENGANTAR GIZI MASYARAKAT Ragil Setiyabudi, SKM A. Pengertian Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat. Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan

yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacangkacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang. Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh. B. Penilaian Status Gizi Status gizi adalah Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu, contoh gondok endemik merupakan keadaaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.

Macam-macam penilaian status gizi 1. Penilaian status gizi secara langsung Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.
a. Antropometri

1) Pengertian Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. 2) Penggunaan Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

3) Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) Salah satu contoh penilaian ststus gizi dengan antropometri adalah Indeks Massa Tubuh. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit

degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat

badan

normal

memungkinkan

seseorang

dapat

mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. Pedoman ini bertujuan memberikan penjelasan tentang cara-cara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT dengan

penerapan hidangan sehari-hari yang lebih seimbang dan cara lain yang sehat. Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: Berat Badan (Kg) IMT = ------------------------------------------------------Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m) Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:

Kategori Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat Kurus Kekurangan berat badan sekali tingkat ringan Normal Normal Gemuk Obes Kelebihan berat tingkat ringan Kelebihan berat tingkat berat badan badan

IMT <> 17,0 18,4 18,5 25,0 25,1 27,0 > 27,0

Untuk mengukur status gizi anak baru lahir adalah dengan menimbang berat badannya yaitu : jika 2500 gram maka dikategorikan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) jika 2500 3900 gram Normal dan jika 4000 gram dianggap gizi lebih. Untuk Wanita hamil jika LILA (LLA) atau Lingkar lengan atas <>
b. Klinis 1) Pengertian Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan

mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. 2) Penggunaan Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau riwayat penyakit. c. Biokimia 1) Pengertian Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. 2) Penggunaan Metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. d. Biofisik 1) Pengertian Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.

2) Penggunaan Umumnya dapat digunaakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

2. Penilaian gizi secara tidak langsung Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu : Survei Konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. a. Survei Konsumsi Makanan 1) Pengertian Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. 2) Penggunaan Pengumpulan data konsumsi makanan dapat

memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei

ini

dapat

mengidentifikasikan

kelebihan

dan

kekurangan zat gizi. b. Statistik Vital 1) Pengertian Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis dan beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan. 2) Penggunaan Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. c. Faktor Ekologi 1) Pengertian Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi

merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi

beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dll. 2) Penggunaan Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat

penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
C. Gizi Daur Kehidupan United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok umur, dengan mengikuti siklus kehidupan. Pada bagan 1 dapat dilihat kelompok penduduk yang perlu mendapat perhatian pada upaya perbaikan gizi. Pada bagan 1 ini diperlihatkan juga faktor yang mempengaruhi memburuknya keadaan gizi, yaitu pelayanan kesehatan yang tidak memadai, penyakit infeksi, pola asuh, konsumsi makanan yang kurang, dan lain-lain yang pada akhirnya berdampak pada kematian. Bagan 1. Gizi menurut daur kehidupan

Keterangan : WUS = Wanita Usia Subur BUMIL = Ibu Hamil MP- ASI = Makanan Pendamping ASI BB = Berat Badan KEK = Kurang energi kronis KEP = Kurang Energi dan Protein BBLR = Berat Bayi Lahir Rendah MMR = Maternal Mortality Rate = Angka Kematian Ibu Melahirkan IMR = Infant Mortality Rate = Angka Kematian Bayi (anak usia <> ASI Eksklusif = Pemberian kepada bayi hanya ASI saja (sampai 6 bulan) D. Permasalahan Gizi Masyarakat Permasalahan Gizi Masyarakat dapat dilihat pada bagan berikut :

UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro (lihat skema.) sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi. Dalam kerangka tersebut ditunjukkan bahwa masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh: 1. Penyebab langsung Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit.

2. Penyebab tidak langsung Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu : - Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya. - Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial. - Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan. Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan, makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan maka akan makin banyak keluarga yang memanfaatkan pelayanan kesehatan. 3. Pokok masalah di masyarakat Kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung. 4. Akar masalah Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat terkait dengan meningkatnya pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang disebabkan oleh krisis ekonomi, politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997. Keadaan tersebut teleh memicu munculnya kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga yang tidak memadai.

Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro. Masalah gizi makro adalah masalah yang utamanya disebabkan kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein. Manifestasi dari masalah gizi makro bila terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK) adalah berat badan bayi baru lahir yang rendah (BBLR). Bila terjadi pada anak balita akan mengakibatkan marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor dan selanjutnya akan terjadi gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah. Anak balita yang sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi, apabila sesuai dengan standar anak disebut Gizi Baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut Gizi Kurang, sedangkan jika jauh di bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk disertai dengan tandatanda klinis seperti ; wajah sangat kurus, muka seperti orang tua, perut cekung, kulit keriput disebut Marasmus, dan bila ada bengkak terutama pada kaki, wajah membulat dan sembab disebut Kwashiorkor. Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal di masyarakat sebagai busung lapar. Gizi mikro (khususnya Kurang Vitamin A, Anemia Gizi Besi, dan Gangguan Akibat Kurang Yodium). Menurut Hadi (2005), Indonesia mengalami beban ganda masalah gizi yaitu masih banyak masyarakat yang kekurangan gizi, tapi di sisi lain terjadi gizi lebih. E. Solusi Permasalahan Gizi Masyarakat Menurut Hadi (2005), solusi yang bisa kita lakukan adalah berperan bersama-sama. Peran Pemerintah dan Wakil Rakyat (DPRD/DPR). Kabupaten Kota daerah membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat, misalnya kebijakan yang mempunyai filosofi yang baik menolong bayi dan keluarga miskin agar tidak kekurangan gizi dengan memberikan Makanan Pendamping (MP) ASI. Peran Perguruan Tinggi. Peran perguruan tinggi juga sangat penting dalam memberikan kritik maupun saran bagi pemerintah agar supaya pembangunan kesehatan tidak menyimpang dan tuntutan masalah yang riil berada di tengah-tengah masyarakat, mengambil peranan dalam mendefinisikan ulang kompetensi ahli gizi Indonesia dan memformulasikannya dalam bentuk kurikulum pendidikan tinggi yang dapat memenuhi tuntutan zaman.

Menurut Azwar (2004). Solusi yang bisa dilakukan adalah : 1. Upaya perbaikan gizi akan lebih efektif jika merupakan bagian dari kebijakan penangulangan kemiskinan dan pembangunan SDM. Membiarkan penduduk menderita masalah kurang gizi akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan dalam hal pengurangan kemiskinan. Berbagai pihak terkait perlu memahami problem masalah gizi dan dampak yang ditimbulkan begitu juga sebaliknya, bagaimana pembangunan berbagai sektor memberi dampak kepada perbaikan status gizi. Oleh karena itu tujuan pembangunan beserta target yang ditetapkan di bidang perbaikan gizi memerlukan keterlibatan seluruh sektor terkait. 2. Dibutuhkan adanya kebijakan khusus untuk mempercepat laju percepatan peningkatan status gizi. Dengan peningkatan status gizi masyarakat diharapkan kecerdasan, ketahanan fisik dan produktivitas kerja meningkat, sehingga hambatan peningkatan ekonomi dapat diminimalkan. 3. Pelaksanaan program gizi hendaknya berdasarkan kajian best practice (efektif dan efisien) dan lokal spesifik. Intervensi yang dipilih dengan mempertimbangkan beberapa aspek penting seperti: target yang spesifik tetapi membawa manfaat yang besar, waktu yang tepat misalnya pemberian Yodium pada wanita hamil di daerah endemis berat GAKY dapat mencegah cacat permanen baik pada fisik maupun intelektual bagi bayi yang dilahirkan. Pada keluarga miskin upaya pemenuhan gizi diupayakan melalui pembiayaan publik. 4. Pengambil keputusan di setiap tingkat menggunakan informasi yang akurat dan evidence base dalam menentukan kebijakannya. Diperlukan sistem informasi yang baik, tepat waktu dan akurat. Disamping pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang baik dan kajiankajian intervensi melalui kaidah-kaidah yang dapat dipertanggung jawabkan. 5. Mengembangkan kemampuan (capacity building) dalam upaya penanggulangan masalah gizi, baik kemampuan teknis maupun kemampuan manajemen. Gizi bukan satu-satunya faktor yang berperan untuk pembangunan sumber daya manusia, oleh karena itu diperlukan beberapa aspek yang saling mendukung sehingga terjadi integrasi yang saling sinergi, misalnya kesehatan, pertanian, pendidikan diintegrasikan dalam suatu kelompok masyarakat yang paling membutuhkan.

6. Meningkatkan upaya penggalian dan mobilisasi sumber daya untuk melaksanakan upaya perbaikan gizi yang lebih efektif melalui kemitraan dengan swasta, LSM dan masyarakat. Kepustakaan Supariasa. et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Atmarita, Tatang S. Fallah. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Makalah pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta 17-19 Mei 2004 Hadi, Hamam (2005). Beban Ganda Masalah Gizi Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional : Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 5 Februari 2005. Azwar. 2004. Kecenderungan Masalah Gizi Dan Tantangan Di Masa Datang ; Makalah pada Pertemuan Advokasi Program Perbaikan Gizi Menuju Keluarga Sadar Gizi, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, 27 September 2004 (http://ajago.blogspot.com/2007/12/gizi-kesehatan-masyarakat.html)

2.2 Antropometri
2.2.1 Pengertian Antropometri Antropometri berasal dari kata antropos yang artinya manusiadan metri yang berarti ukuran. Jadi antropometri diartikan sebagai suatu ilmu yang secara khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan sebagainya. Antropometri menurut Stevenson ( 1989 ) dan Nurmianto ( 1991 ) adalah suatu kumpulan data secara numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean ( rata-rata ) dan standar deviasinya dari satu distribusi normal Antropometri mengkaji masalah tubuh manusia. Informasi ini diperlukan untuk merancang suatu sistem kerja agar menunjang kemudahan pemakaian, keamanan dan kenyamanan dari suatu pekerjaan, sehingga antropometri dapat juga diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara struktur dan fungsi tubuh ( termasuk bentuk dan ukuran tubuh ) dengan disain alat alat yang

digunakan manusia. Antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan seharihari, nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometri.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Variasi Data Antropometri Manusia pada umumnya berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia, yaitu: 1. Umur/Usia Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi pertumbuhan menurun ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan. Manusia dapat digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu : a. Balita b. Anak-anak c. Remaja d. Dewasa, dan e. Lanjut usia. 2. Jenis kelamin (sex) Pada umumnya dimensi pria dan wanita ada perbedaan yang signifikan diantara rata-rata dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita. Oleh karenanya data antropometri sangat diperlukan dalam perancangan sebuah alat atau produk. Secara umum pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul. 3. Suku bangsa (etnik), Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik tertentu akan memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya. 4. Sosio ekonomi, Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi, penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan

negara-negara berkembang. 5. Posisi tubuh (posture), Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran.

2.2.3 Alat-Alat Ukur Antropometri (Antropometer) Dalam pengukuran antropometri digunakan Beberapa alat, diantara alat-alat tersebut adalah sebagai berikut 1. Goniometer ini dipakai untuk mengukur lekukan-lekukan tubuhmanusia.

Gambar 2.1 Goniometer

2. Kursi antropometri dipakai untuk mengukur data-data

antropometri manusia dalam posisi duduk. Data yang diperoleh biasanya dipakai untuk merancang kursi dan ketinggian meja kerja serta untuk perancangan fasilitas kerja yang berhubungan dengan manusia pemakainya. Orang yang akan diukur data antropometrinya harus duduk di kursi ini.

Gambar 2.2 Kursi Antropometr

Secara umum deskripsi dari pengukuran data antropometrik terdiri dari setidaknya tiga buah tipe terminology dasar yaitu : 1. Locator yang mengidentifikasikan suatu titik atau daerah dari tubuh yang menjadi dasar pengukuran titik atau bidang. 2. Orientator yang mengidentifikasikan arah atau tujuan dari suatu dimensi tubuh. 3. Potensioner yang menandakan asumsi dari posisi tubuh

subyek dalam pengukuran, seperti posisi duduk.

2.3 Data Antropometri


Data antropometri adalah data mengenai ukuran dimensi tubuh manusia. Data antropometri diperoleh dari pengukuran bagian tubuh manusia, jenis-jenis pengukuran tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.4 Ukuran Tubuh Manusia pada Pengukuran Antropometri

Dimensi tubuh manusia untuk perancangan produk terdiri dari dua jenis, yaitu struktural dan fungsional. Dimensi tubuh struktural yaitu pengukuran tubuh manusia dalam keadaan tidak bergerak. Sedangkan dimensi tubuh fungsional adalah pengukuran tubuh manusia dalam keadaan bergerak. Secara umum data antropometri yang sering digunakan untuk merancang produk dan stasiun kerja adalah :

2.3.1 Antropometri Struktural

Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan tubuh. Ada beberapa metode pengukuran tertentu agar hasilnya representative. Disebut juga pengukuran dimensi struktur tubuh dimana tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap

antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri atau duduk, panjang lengan, dan sebagainya. Antropometri struktural ini diantaranya: tinggi selangkang, tinggi siku, tinggi mata, rentang bahu, tinggi pertengahan pundak pada posisi duduk, jarak pantat-ibu jari kaki, dan tinggi mata pada posisi duduk

2.3.2 Antropometri Fungsional Antropometri fungsional adalah pengukuran keadaan dan ciriciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Hasil yang diperoleh merupakan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Antropometri dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya yang dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas ataupun ruang kerja.

2.3.3 Persentil Persentil adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil ke-95 akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut, sedangkan persentil ke-5 akan menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran itu. Dalam antropometri, angka persentil ke-95 akan menggambarkan ukuran manusia yang terbesar dan persentil ke-5 sebaliknya akan menunjukkan ukuran terkecil. Bilamana diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi yang ada, maka diambil rentang 2.5-th dan 97.5-th persentil sebagai batasbatasnya. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data antropometri ada pada tabel berikut.

2.3.4 Prinsip Prinsip Penerapan Data Antropometri

Prinsip prinsip penerapan data antropometri adalah : 1. Prinsip perancangan bagi individu dengan ukuran ekstrim. Berdasarkan prinsip ini, rancangan yang dibuat bisa digunakan oleh individu ekstrim yaitu terlalu besar atau kecil dibandingkan dengan rata- ratanya agar memenuhi sasaran, maka digunakan persentil besar (90th, 95th atau 99th percentile) atau persentil kecil (1st, 5h atau 10th percentile) 2. Prinsip perancangan yang bisa disesuaikan. Disini, rancangan bisa diubah ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel untuk diaplikasikan pada berbagai ukuran tubuh (berbagai populasi). Dengan menggunakan prinsip ini maka kita dapat merancang produk yang dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen. Misalnya kursi pengemudi pada kendaraan. 3. Prinsip perancangan dengan ukuran rata rata. Rancangan didasarkan atas rata rata ukuran manusia. Prinsip ini dipakai jika peralatan yang didisain harus dapat dipkai untuk berbagai ukuran tubuh manusia. Disain dengan prinsip ini dapat dikatakan perancangan dengan persentil 50.

Masalahnya adalah bahwa dapat dikatakan sangat sedikit atau tidak ada yang namanya individu rata rata sehingga perancangan berdasarkan prinsip ini memerlukan kajian yang lebih mendalam lagi. Perancangan berdasarkan ukuran ratarata dapat menggunakan data persentil 95-th untuk ,mendsain peralatan dengan ukuran maksimum. Sedangkan untuk ukuran minimum digunakan data persenti kecil dari persentil 10-th.

Tabel 2.2. Persentil dan Perhitungan Persetil Perhitungan 1ST X 2,325 2,5TH X 1,96 5TH X 1,645 10TH X 1,28 50TH X 90TH X + 1,28 95TH X + 1,645 97,5TH X + 1,96

99TH X + 2,325

Gambar 2.5. kurva Distribusi Normal

Sebagai contoh, dari hasil pengukuran tubuh manusia Indonesia (dewasa, laki-laki, usia antara 1845 tahun) diperoleh data dengan distribusi normal, tinggi rata-rata 165 cm dan standard deviasi 6,5 cm. Berapakah ukuran persentil 90. Jawab : 90-th ukuran = X + 1 , 28 x = 165 + 1,28 (6,5) = 173,32 cm

2.3.5 Pengujian Data Antropometri Untuk mengetahui variasi atau perbedaan data yang diperoleh dan untuk menghitung ukuran data yang diperlukan, maka harus dilakukan uji kenormalan data, uji keseragaman data dan uji kecukupan data.

1. Uji kenormalan data Uji kenormalan data digunakan untuk melihat apakah data yang diperolrh telah berdistri normal atau belum dengan cara memplotkan data kedalam kurva distribusi normal. Berdasarkan uji kenormalan data akan diketahui sifat-sifat dari data, seperti Mean, Modus, Median dan lain sebagainya Dalam pokok bahasan antropometri, 95 persentil menunjukkan tubuh berukuran besar, sedangkan 5 persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil. Jika diinginkan dimensi untuk mengakomodasi 95 % populasi maka 2,5 % dan 97,5 persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai dan ditunjukkan. Persamaan uji kenormalan data yang digunakan :

Diamna x2c dibandingkan dengan tabel normal (distribusi Chi kuadrat) dan mempertimbangkan nilai (tingkat signifikasi) dan v (derajat kebebasan). 2. Uji keseragaman data

Uji keseragaman data dapat dilakukan dengan peta control-x (x-chart) untuk membuat peta control, prosedur yang harus diikuti adalah sebagai berikut: a. Hitung nilai rata-rata dari keseluruhan data ( ) persamaan yang digunakan :

b. Hitung standar Deviasi ( ) Persamaan yang digunakan adalah

c. Hitung Standar deviasi rata-rata ( ) Persamaan yang digunakan adalah

d. Tentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) dengan formula sebagai berikut : BKA = + BKB = - e. Cek apakah nilai rata-rata dari setiap grup yang diperoleh

telah berada didalam batas kontrol 3. Uji kecukupan data Apabila semua nilai rat-rata sub grup berada dalam batas control, maka semua data-data dapat digunakan. Untuk menghitung banyaknya pengukuran yang diperlukan untuk menghitung banyaknya pengukuran digunakn rumus :

Keterangan : N = jumlah data yang diperlukan N = jumlah data yang telah di lakukan = tingkat kepercayaan = tingkat ketelitian

2.3.6 Penggunaan Data Antropometri Sebelum membahas lebih jauh mengenai penggunaan data ini maka ada baiknya kita bahas istilah The fallacy of the

average man or average woman. Istilah ini mengatakan bahwa merupakan suatu kesalahan dalam perancangan suatu tempat kamar mandi jika berdasar pada dimensi yang hipotesis yaitu menganggap bahwa semua dimensi adalah merupakan rata-rata. Walaupun hanya dalam penggunaan satu dimensi saja, seperti misalnya jangkauan kedepan (forward reach), maka penggunaan rata-rata (50 persentil) dalam penyesuaian pemasangan suatu tempat peralatan mandi akan menghasilkan bahwa 50 % populasi akan tidak mampu menjangkaunya. Selain dari itu, jika seseorang mempunyai dimensi pada rata-rata populasi, katakanlah tinggi badan, maka, belum tentu , bahwa dia berada pada rata-rata populasi untuk dimensi lainnya. Adapun pendekatan dalam penggunaan data antropometri diatas adalah sebagai berikut : a. Pilihlah standar deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud.. b. Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimaksud untuk populasi yang sesuai.

c. Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai dasar perancangan. (http://aiueobloger.blogspot.com/2010/05/bab-ii-landasanteori-2.html)

Anda mungkin juga menyukai