Anda di halaman 1dari 6

Masuk log / buat akun

Halaman Pembicaraan

Baca Sunting Versi terdahulu

Cari

Pembaruan Kebijakan Pemakaian akan mulai berlaku secara efektif tanggal 25 Mei 2012. Baca lebih lanjut.

Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa terkini Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikipedia Cetak/ekspor Peralatan Bahasa lain Alemannisch Azrbaycanca ()

Kompetisi menulis di Wikipedia bahasa Jawa Papat Limpad 2012 sebagai proyek kerjasama Wikimedia Indonesia dengan UI , UGM , UNY , Undip , Unnes , dan IKIP PGRI Semarang berlangsung 7

Mei 2012 hingga April 2013.

Otoritarianisme
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Otoritarianisme adalah bentuk organisasi sosial yang ditandai dengan penyerahan kekuasaan. [1] Ini kontras dengan individualisme dan demokrasi.[1] Dalam politik, suatu pemerintahan otoriter adalah satu di mana kekuasaan politik terkonsentrasi pada suatu pemimpin.[2] Otoritarianisme biasa disebut juga sebagai paham politik otoriter, yaitu bentuk pemerintahan yang bercirikan penekanan kekuasaan hanya pada negara atau pribadi tertentu, tanpa melihat derajat kebebasan individu.[1] Otoritarianisme berbeda dari totalitarianisme di lembagalembaga sosial dan ekonomi yang terjadi, yang tidak di bawah kendali pemerintah. [1][3] Sistem ini biasanya menentang
Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

Adolf Hitler

open in browser PRO version

pdfcrowd.com

Catal esky Dansk Deutsch English Espaol Eesti Suomi Franais Frysk Galego Hrvatski Magyar Italiano Lietuvi Latvieu Nederlands Norsk (nynorsk) Norsk (bokml) Polski Portugus Romn

demokrasi, sehingga pada umumnya kuasa pemerintahan diperoleh tanpa melalui sistem demokrasi pemilihan umum.[4]
Daftar isi [sembunyikan] 1 Asal Kata 2 Beberapa Ciri 2.1 Dalam Berkomunikasi 2.2 Mengandalkan diri pada kekuasaan 2.3 Perbandingan Karakteristik Otoriter dan Totaliter 3 Kritik terhadap Otoritarianisme 4 Lihat pula 5 Referensi 6 Pranala luar
Fhrer Jerm an Masa jabatan 2 Agustus 1934 30 April 1945 Didahului oleh Paul von Hindenburg
sebagai presiden

Digantikan oleh Karl Dnitz


sebagai presiden

Reichskanzler (Kanselir) Jerm an Masa jabatan 30 Januari 1933 30 April 1945 Didahului oleh Kurt von Schleicher

Asal Kata

[sunting]

Istilah otoritarianisme berasal dari bahasa Inggris, authoritarian.[5] Kata authoritarian sendiri berasal dari bahasa Inggris authority, yang sebetulnya merupakan turunan dari kata Latin auctoritas.[5] Kata ini berarti pengaruh, kuasa, wibawa, otoritas.[5] Oleh otoritas itu, orang dapat memengaruhi pendapat, pemikiran, gagasan, dan perilaku orang, baik secara perorangan maupun kelompok.[5] Otoritarianisme adalah paham atau pendirian yang berpegang pada otoritas, kekuasaan dan kewibawaan, yang meliputi cara hidup dan bertindak. [5]

Digantikan oleh Joseph Goebbels Inform asi pribadi Lahir 20 April 1889 Braunau am Inn, AustriaHongaria 30 April 1945 (umur 56) Berlin, Jerman Jerman NSDAP Eva Braun
meninggal pada 29 April 1945)

Meninggal Kebangsaan Partai politik Suam i/istri Tanda tangan

Beberapa Ciri

[sunting]

Penganut otoritarianisme akan berpegang pada kekuasaan


Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

open in browser PRO version

pdfcrowd.com

Srpskohrvatski / / Srpski Svenska Tagalog

sebagai acuan hidup.[5] Ia akan menggunakan wewenang sebagai dasar berpikir. [5] Ketika berhadapan dengan orang lain dan menanggapi masalahnya, mereka akan menanyakan kedudukannya (sebagai apa) dalam lembaga dan organisasi.[5][6] Dalam membahas masalah itu, dia tidak akan mempersoalkan hakikat dan kepentingannya, tetapi berhak ikut campur dan mengurus perkara yang dipersoalkannya. [5] Namun demikian, hal ini hanya berlaku untuk dirinya. [5] Untuk orang lain, orang otoritarian akan membatasi pekerjaan seseorang, yaitu agar orang tersebut bekerja menurut prosedur dan aturan yang ada. [5] Jika orang itu tidak mengerti dan tidak menjalankan tugasnya dengan baik, ia akan dianggap salah. [5]

Dalam Berkomunikasi

[sunting]

Penganut otoritarian hanya mengenal satu macam komunikasi, yaitu satu arah.[5] Komunikasi dua arah, saling diskusi dan menanggapi, dan model demokratis dengan kemungkinan perbedaan dan pertentangan pendapat secara verbal atau secara konseptual akan dimengerti, tapi sulit untuk dihayati. [5] Komunikasi yang bebas dan terbuka, berasal dari berbagai arah dan tertuju ke segala penjuru akan asing baginya, karena gaya komunikasi tersebut tidak masuk dan klop dalam kerangka berpikirnya. [5] Oleh karena itu, komunikasi satu arah menjadi andalan bagi orang ini dalam menjalankan tugasnya. [5] Dalam menjalankan tugasnya baik dalam menyampaikan gagasan, pemikiran, dan pesan, orang otoritarian hanya mengenal satu bentuk komunikasi, yaitu instruksi.[5] Istilah yang dikenalnya terbatas pada pengarahan, petunjuk, wejangan, perintah, pembinaan, sehingga bentuk komunikasi yang sifatnya sekadar memberitahu perkaranya (informatif) dianggap sudah mencukupi. [5] Bentuk komunikasi yang persuasif untuk meyakinkan, dinilai menghabiskan waktu dan tidak efisien. [5]

Mengandalkan diri pada kekuasaan

[sunting]

Jika dalam komunikasi orang otorianisme hanya mengenal komunikasi dalam bentuk instruksi, dalam bertindak mereka suka main kuasa. [5] Yang dimaksud dengan main kuasa adalah pemaksaan kuasa dengan melumpuhkan orang, menggunakan ancaman, dan menyepelekan perkara. [5] Orang otoritarianisme juga akan mempermainkan perasaan bawahannya dengan sengaja membuat mereka salah dan malu.[5] Dengan kata lain, daripada bertitik tolak dari hakikat dan kepentingan perkara, keadaan dan kemampuan orang, serta situasi dan kondisi yang ada, dalam bertindak orang otoritarianisme akan berkutat pada
open in browser PRO version
Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

kekuasaan yang dimilikinya. [5]

Perbandingan Karakteristik Otoriter dan Totaliter

[sunting]

Berdasarkan penelitian ahli politik, Syed Mohd Aizuddin Tuan Sembak (UTM), Juan Linz, dan Paul C. Sondrol dari University of Colorado di Colorado Springs, maka perbedaan karateristik otoriter dan totaliter (diktator) dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut: [7] Totaliter Kharisma Tinggi Rendah Otoriter

Konsep kebijakan Pemimpin hanya menjalankan fungsi Pemimpin sebagai kepribadian Batas kekuasaan Publik Korupsi Ideologi resmi Pluralisme Legitimasi Rendah Ada Tidak ada Ada Privat Tinggi Tidak ada Ada Tidak ada [sunting]

Kritik terhadap Otoritarianisme

Kekuasaan merupakan faktor penting dalam kehidupan. [5] Dengan penggunaan kekuasaan yang baik dan tepat, banyak hal dapat diselesaikan dan berbagai prestasi dicapai. [5] Kesalahan otoritarianisme dan para penganutnya ialah memandang kekuasaan bukan sebagai sarana, melainkan untuk tujuan sendiri. [5] Karena itu, yang penting bagi mereka adalah bagaimana kekuasaan berfungsi, digunakan dan ditampakkan. [5] Apa yang hendak dicapai, bagaimana cara mencapainya, dan nasib orang-orang yang diikutsertakan dalam pencapaian tidaklah penting. [5] Pemutarbalikkan pemahaman tentang kekuasaan sebagai sarana menjadi tujuan itu mengakibatkan penggunaannya tidak pas. [5] Hasilnya hidup menjadi sempit sebatas tanggungjawab dan wewenang, komunikasi menjadi satu arah, dan permainan kekuasaan merajalela. [5] Akibatnya hidup tidak terkelola
open in browser PRO version
Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

dengan baik dan yang berkembang adalah berbagai trik dan usaha untuk mendapatkan kekuasaan, mempertahankannya, dan memanipulasinya dengan alasan apapun. [5] Otoritarianisme entah sadar ataupun tidak, berporos pada pemahaman tentang kekuasaan dan penggunaannya, dengan bentuk-bentuk akibat dalam komunikasi dan gaya hidup yang diciptakannya. [5] Otoritarianisme dan orang-orang otoritarian akan berkembang dan banyak muncul dalam masyarakat yang formalistis, legalistis, dan konvensionalistis. [5]

Lihat pula
Junta

[sunting]

Referensi

[sunting]

1. ^ a b c d Baskara T. Wardaya. 2007. Menelusuri Akar Otoritarianisme di Indonesia. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat. Hlm. 3. 2. ^ Pemilihan Presiden Secara Langsung 2004: Dokumentasi, Analisis, dan Kritik. 2004. Jakarta: Galang Press Group. Hlm 11. 3. ^ Shepard, Jon (2003). Sociology and You . Ohio: Glencoe McGraw-Hill. hlm. A-22. ISBN 0078285763. 4. ^ Shepard, Jon (2003). Sociology and You . Ohio: Glencoe McGraw-Hill. hlm. A-22. ISBN 0078285763. 5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag A. Mangunhardjana. 1997. Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Jogjakarta: Kanisius. Hlm. 174-177. 6. ^ Khaled Abou El Fadl. 2001. Atas nama Tuhan. Jakarta: Serambi. Hlm 206. 7. ^ (Inggris) Sondrol, Paul C. "Totalitarian and Authoritarian Dictators: A Comparison of Fidel Castro and Alfredo Stroessner." Journal of Latin American Studies 23(3): October 1991, pp. 449-620.

Pranala luar
Not The End Of History? Democracy vs Authoritarianism Debated Authoritarianism 2.0 Autocracy on the march guardian.co.uk., February 12, 2008 Chrystia Freeland, Financial Times, August 12, 2008 The new age of authoritarianism

[sunting]

Are we entering the age of the autocrat?


open in browser PRO version
Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

Francis Fukuyama, Washington Post, August 24, 2008


pdfcrowd.com

UN University Annual "State of the Future" Report: including discussion on how genuine democracy can

emerge from former states of authoritarian regimes Useful dos and donts for fast economic growth Artikel bertopik politik ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

Kategori: Teori politik

Halaman ini terakhir diubah pada 08.43, 6 April 2012. Teks tersedia di baw ah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. Kebijakan privasi Tentang Wikipedia Penyangkalan Tampilan seluler

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Anda mungkin juga menyukai