Anda di halaman 1dari 2

APOTEK MAYA Setelah melakukan pengamatan langsung ke lapangan pada Apotik Maya yang berlokasi di Jalan Sandubaya 5 Mataram,

kami memperoleh beberapa informasi sebagai berikut: Apoteker tersebut berada di wilayah pusat pertokoan di daerah Sweta Mataram. Jadi lingkungan bisnis dari Apotik tersebut cukup menjanjikan dalam mendatangkan pelanggan. Apotik tersebut di kelola oleh satu orang keturunan Arab. Sedangkan apotekernya adalah orang mataram yang bernama I Nengah. Apoteker tersebut dibantu oleh satu orang asissten apoteker dan satu orang tenaga admmistrasi. Sedangkan pekerja yang membantu kelancaran apotek dalam melayani pelanggan dan bertanggung jawab dalam penyediaan dan distribusi obat adalah sebanyak 10 orang tenaga kerja. Apotek ini sudah mampu menyelenggarakan job description secara jelas kepada karyawannya sehingga tidak ada tumpang tindih dalam tanggung jawab masing-masing karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Sayangnya budaya kerja seperti inovasi dari karyawan Apotek ini masih kurang karena sebagain besar keputusan dalam menjalankan perusahaan masih dibawah kendali pimpinan Apotek ini. Karyawan di Apotek ini masih sering berpindah-pindah dalam satu tahun, tetapi hanya sebagian saja yang melakukannya. Mungkin tidak adanya system bonus yang diberikan pimpinan terhadap karyawan yang berprestasi yang membuat karyawan di apotek in sering berpindah-pindah. Apotek ini buka dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 06.00 sore. Karyawan di apotek ini juga terlihat sudah sangat paham dengan kebuthan pelanggannya sehingga dalam melayani satu pelanggan, karyawan tidak membutuhkan lebih dari 5 menit dalam menyediakan kebutuhan dari pelanggannya kecuali untuk obat-obat yang memerlukan peracikan terlebih dahulu. Untuk peracikan, apoteker membutuhkan waktu kurang lebih satu jam untuk meraciknya, tergantung tingkat kesulitan dalam meracik obat tersebut. Dari hasl pengamatan kami, persediaan obat di Apotek ini cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan dari pelanggannya. Dari penjelasan diatas yang dimana setiap keputusan di ambil sendiri oleh pimpinan dan karyawan tidak memperoleh bonus kerja serta pimpinan terjun langsung dalam melayani pelanggannya, maka dapat kami simpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang di anut oleh pimpinan Apotek ini adalah gaya kepemimpinan transformasional yang mana pimpinan menjelaskan secara langsung melalui tindakan bagaimana seharusnya melayani pelanggannya.

APOTEK MURAH Apotek selanjutnya yang kami datangi adalah Apotek Murah yang berada di jalan Sriwijaya No 17 Mataram. Apotik tersebut berada di antara beberapa toko besar dan terkesan di himpit oleh gedung besar tersebut. Tidak adanya papan nama menyulitkan kami dalam menemukan lokasi Apotek tersebut berada. Pimpinan Apotek ini menurut karyawan yang bekerja disana hanya menunjungi Apoteknya 2 tahun sekali, sehingga sangat sulit unutk menemui pimpinan Apotik ini. Apotek ini memilik satu orang Apoteker yang bernama Wiskaryadi. Tidak ada asisten apoteker di Apotik ini dan hanya memiliki satu orang tenaga admistrasi dan empat orang karyawan yang bekerja paruh waktu. Apotek ini tidak memiliki struktur yang jelas dalam pengelolaan perusahaanya sehingga anggaran dan program dari Apotek ini tidak pernah ada. Apotek ini buka pada jam 8 pagi sampai 4 sore dan dilanjutkan pada pukul 4 sore sampai pukul 11 malam. Menurut karyawan yang kami temui, karyawan jarang ada yang pindah dalam satu tahun. Apotek ini juga tidak mengenal system bonus dalam upaya pengembangan karyawannya. Persediaan obat dalam melayani pelangganya juga sudah cukup memadai dan cukup lengkap. Tidak adanya pimpinan yang dapat kami temui pada saat wawancara dan informasi yang mengatakan bahwa pimpinan jarang mengunjungi Apoteknya membuat kami berasumsi bahwa gaya kepemimpina yang diterapkan di apotek ini adalah gaya kepemimpinan transaksional. Dari penjelasan di buku, gaya kepemimpinan semacam ini dapat di kategorikan sebagai Laissez Faire yaitu dimana pimpinan

melepaskan tanggung jawab dan menghindari pengambilan keputusan

Anda mungkin juga menyukai