Anda di halaman 1dari 35

Darah berasal dari kata haima, yang berasal dari akar kata hemo atau hemato.

Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan dan dibawa dalam matriks cairan (plasma). Darah terdiri dari 45% korpuskula dan 55% plasma darah. Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental. Cairan ini memiliki rasa dan bau yang khas, serta PH 7,4 (7,35 - 7,45). Warna darah bervariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan, bergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah. Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran ratarata, dan kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi sesuai dengan ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan adiposa dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai dengan perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya. 2.1Komposisi dan Struktur Sel Darah Manusia Darah memiliki komposisi yang terdiri atas sekitar 55% cairan darah (plasma) dan 45% sel-sel darah. Elemen pembentuk darah meliputi tiga macam sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Ketiga sel-sel darah tersebut tergolong dalam unsur padat yang disebut korpuskuler. A.Plasma Darah 1.Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kmpleks zat organik dan anorganik. a.Protein plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yang tidak dapat menembus membran kapiler untuk mencapai sel. Ada 3 jenis protein plasma yang utama yaitu: (1)Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55% sampai dengan 60%, tetapi ukurannya paling kecil. Albumin disintesis dalam hati dan bertanggung

jawab untuk Tekanan Osmotik koloid darah. (a)Koloid adalah zat yang berdiameter 1nm sampai 100nm, sedangkan kristaloid adalah zat yang berdiameter kurang dari 1nm. Plasma mengandung koloid dan kristaloid. (b)Tekanan osmotik koloid (tekanan onkotik) ditentukan berdasarkan jumlah partikel koloid dalam larutan. Tekanan ini merupakan suatu ukuran daya tarik plasma terhadap difusi air dari cairan ekstraseluler yang melewati membran kapiler. (2)Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma. (a)Alfa dan beta globulin disintesis dihati, dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid, beberapa hormon, berbagai substrat, dan zat penting tubuh lainnya. (b) Gamma globulin (imunoglobulin) adalah antibodi. Ada 5 jenis imunoglobulin yang diproduksi jaringan limfoid dan berfungsi dalam imunitas. (3)Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disintesis dihati dan merupakan komponen essensial dalam mekanisme pembentukan darah. b.Plasma juga mengandung nutrien, gas darah, elektrolit, mineral, hormon, vitamin dan zat-zat sisa. (a) Nutrien meliputi asam amino, gula, dan lipid yang diabsorpsi dari saluran pencernaan. (b)Gas darah meliputi oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen. (c)Elektrolit plasma meliputi ion natrium, kalium, magnesium, klorida, kalsium, bikarbonat, fosfat, dan ion sulfat. Plasma darah

Terdiri dari air dan protein darah Albumin, Globulin dan Fibrinogen. Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen disebut Serum Darah. Protein dalam serum inilah yang bertindak sebagai Antibodi terhadap adanya benda asing (Antigen). Zat antibodi adalah senyawa Gama Globulin. Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam. Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen Presipitin. Antibodi yang dapat menguraikan antigen Lisin. Antibodi yang dapat menawarkan racun Antitoksin. Contohnya adalah sifat golongan darah (Blood Groups). Yang umum adalah penentuan cara ABO (ABO System) oleh Landsteiner. Aglutinogen = antigen; aglutinin = antibodi Jika aglutinogen dan aglutinin yang sesuai bercampur Reaksi Aglutinasi. Donor Universal golongan darah yang dapat memberikan darahnya pada semua jenis golongan darah yang lain Golongan Darah O. Resipien Universal golongan darah yang dapat memberikan darah dari semua jcnis golongan darah yang lain Golongan Darah AB. Sistem golongan darah yang lain adalah Sistem Rhesus yang dikemukakan oleh Landsteiner. Nama Rhesus diambil dari sejenis kera Macacca rhesus (di India). Prinsipnya adalah terdapatnya antibodi terhadap antigen D (anti-D). Sistem rhesus mengenal dua jenis golongan darah yaitu:

1.Rhesus POSITIF 2.Rhesus NEGATIF (diturunkan secara genetis, Rh+ dominan terhadap RhEritroblastosis Foetalis adalah kelainan pada bayi di mana telah terjadi ketidaksesuaian faktor rhesus (bayi Rh + dan ibu Rh -). Gejala penyakit ini adalah Ikterik ditemukan oleh Levine. Pertolongan pada bayi tersebut adalah dengan cara Transfusi Eksanguinasi (Exchange Transfussion). Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu jaringan atau organ. Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin yang besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di samping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya. Fungsi Darah 1.Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air) Sebagai alat pengangkut yaitu: Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh.

Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit. 2.Termoregulasi (pengatur suhu tubuh) Menyebarkan panas keseluruh tubuh. 3.Imunologi (mengandung antibodi tubuh) Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zatzat anti racun. 4.Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator) Zat-zat yang diangkut oleh darah diantaranya: a. Zat makanan seperti: Glukosa, asam lemak dan vitamin b. Hasil-hasil metabolisme c.Gas-gas pernafasan d.Hormon Komposisi Darah dan Fungsinya : Plasma 55%Sel-sel darah KandunganFungsi utama Jenis & jumlah/ mm 3 Fungsi utama AirPelarut bagi zat-zat lain Sel darah

merah (4,5 sampai 5 juta) Mengangkut O 2 dan CO 2 (pertukaran gas) Garam Sodium Kalium Kalsium Magnesium Klorida Mempertahankan tekanan osmotik Mempertahankan PH

dan regulasi Permeabilitas membrane Sel darah putih (5000 10.000) Pertahanan tubuh dan kekebalan Plasma protein Albumin Imunoglobulin Fibrinogen mempertahankan tekanan osmotik dan PH proses pembekuan darah

pertahanan tubuh (antibodi) Keping darah (250.000 400.000) Pembekuan darah a. Plasma Darah Sekitar 91% plasma darah terdiri atas air. Selebihnya adalah zat terlarut yang terdiri dari protein plasma (albumin, protrombin, fibrinogen, dan antibodi), garam mineral, dan zat-zat yang diangkut darah (zat makanan, sisa metabolisme gas-gas, dan hormon). Fibrinogen yang ada dalam plasma darah merupakan bahan penting untuk pembekuan darah jika terjadi luka. b. Sel-Sel Darah Sel-sel darah pada manusia, terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Dalam sel-sel darah, kandungan sel darah putih dan keping darah sebanyak 1%, sedangkan sel darah merah sebanyak 99% B. Kandungan Darah Kandungan dalam darah: 6

Air: 91%

Protein: 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen) Mineral: 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium, dan zat besi). Bahan organik: 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino). 2.2 Sel-sel Darah B. Elemen Pembentuk Darah 1) Sel Darah Merah (Eritrosit) Darah berwarna merah karena adanya sel-sel darah merah. Sel darah merah berbentuk bulat gepeng yang kedua permukaannya cekung. Sel darah merah tidak memiliki inti sel dan mengandung hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan protein yang mengandung zat besi. Fungsi hemoglobin adalah untuk mengikat oksigen dan karbondioksida dalam darah. Hemoglobin berwarna merah, karena itu sel darah merah berwarna merah. Jumlah sel darah merah yang normal kurang lebih adalah 5 juta sel/mm3 darah. Sel darah merah dibentuk pada tulang pipih di sumsum tulang dan dapat hidup hingga 120 hari. Jika sel darah merah rusak atau sudah tua maka sel ini akan dirombak dalam limfa. Hemoglobin dari sel darah merah yang dirombak akan terlepas dan dibawa ke dalam hati untuk dijadikan zat warna empedu. Sel darah merah baru akan dibentuk kembali dengan bahan zat besi yang berasal dari

hemoglobin yang terlepas. Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya dan berdiameter 7,65 m Erirosit terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas yang tinggi. Membran ini elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapiler (pembuluh darah terkecil). Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin sejenis pigmen pernafasan yang mengikat oksigen. Volume hemoglobin mencapai sepertiga volume sel. (1)Struktur kimia hemoglobin a. Hemoglobin adalah molekul yang tersusun dari suatu protein, globin. Globin terdiri dari 4 rantai polipeptida yang melekat pada 4 gugus hem yang mengandung zat besi. Hem berperan dalam pewarnaan darah. b. Pada hemoglobin orang dewasa (HgA), rantai polipeptidanya terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai beta yang identik. Masing-masing membawa gugus hemnya. c.Hemoglobin janin (Hgf) terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai ngamma. HgF memiliki afinitas yang sangat besar terhadap oksigen dibandingkan HgA. (2)Fungsi hemoglobin Jika hemoglobin terpajan oksigen, maka molekul oksigen akan bergabung dengan rantai alfa dan beta, untuk membentuk oksihemoglobin. (a)Oksihemoglobin berwarna merah terang. Jika oksigen dilepas ke jaringan, maka hemoglobinnya disebut deoksihemoglobin atau hemoglobin tereduksi. Hemoglobin ini terlihat lebih gelap atau bahkan kebiruan, saat vena terlihat dari permukaan kulit. (b)Setiap gram HgA membawa 1,3ml oksigen. Sekitar 97% oksigen dalam

darah yang dibawa dari paru-paru bergabung dengan hemoglobin, sisanya yang 3% larut dalam plasma. Hemoglobin berikatan dengan karbondioksida dibagian asam amino pada globin. Karbaminohemoglobin yang terbentuk hanya memakai 20% karbondioksida yang terkandung dalam darah, 80% sisanya dibawa dalam bentuk ion bikarbonat. 1.Jumlah a. Jumlah sel darah merah pada laki-laki sehat berukuran rata-rata adalah 4,2 sampai 5,5 juta sel permilimeter kubik (mm 3 ). Pada perempuan sehat rat-rata, jumlah sel darah merahnya antara 3,2 sampai 5,2 juta sel per mm 3 . b.Hematokrit adalah persentase volume darah total yang mengandung eritrosit. Persentase ini ditentukan dengan melakukan sentrifugasi sebuah sampel darah dalam tabung khusus dan mengukur kerapatan sel pada bagian dasar tabung. (a)Hematokrit pada laki-laki berkisar antara 42% sampai 54% dan pada perempuan 38% samapai 48%. (b)Hematokrit dapat bertambah atau berkurang, bergantung pada jumlah eritrosit atau faktor-faktor yang mempengaruhi volume darah, seperti asupan cairan atau air yang hilang. (c)Kecepatan sedimentasi adalah kecepatan sel darah merah untuk sampai kedasar tabung tanpa melalui sentrifugasi. 2.Fungsi

a.Sel-sel darah merah menstransfor oksigen keseluruh jaringan melalui pengikatan hemoglobin terhadap oksigen. b.Hemoglobin sel darh merah berikatan dengan karbon dioksida untuk ditransfor ke paru-paru, tetapi sebagian besar karbon dioksida yang dibawa plasma berada dalam bentuk ion bikarbonat. Suatu enzim (karbonat anhidrase) dalam eritrosit memungkinkan sel darah merah bereaksi dengan karbon dioksida untuk membentuk ion bikarbonat. Ion bikarbonat berdifusi keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam plasma. c.Sel darah merah berperan penting dalam pengaturan PH darah karena ion bikarbonat dan hemoglobin merupakan buffer asam-basa. 3.Pengaturan produksi sel darah merah a.Produksi eritrosit diatur eritropoietin, suatu hormon glikoprotein yang diproduksi terutama oleh ginjal. Kecepatan produksi eritropoietin berbanding terbalik dengan persediaan oksigen dalam jaringan. b.Faktor apapun yang menyebabkan jarinagan menerima volume oksigen yang kurang (anoksia) akan mengakibatkan peningkatan produksi eritropoietin, sehingga semakin menstimulasi produksi sel darah merah. Sebagai berikut : (1)Kehilangan darah akibat hemoragi mengakibatkan peningkatan produksi sel darh merah. (2)Tinggal didataran tinggi dengan kandungan oksigen yang rendah dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan peningkatan produksi sel dara merah. (3)Gagal jantung, yang mengurangi darah ke jaringan, atau penyakit paru, yang mengurangi volume oksigen yang diabsorpsi darah, mengakibatkan peningkatan produksi sel darh merah. c.Hormon lain, seperti kortison, hormon tiroid, dan hormon pertumbuhan,

juga mempengaruhi produksi sel darh merah. 4.Faktor diet esensial untuk produksi sel darah merah a.Zat besi penting untuk sintesis hemoglobin oleh eritrosit. Zat ini diabsorpsi dari makanan sehari-hari dan disimpan diberbagai jaringan, terutama dihati. b. Tembaga merupakan bagian esensial dari protein yang diperlukan untuk mengubah besi feri (Fe 3=) menjadi besi fero (Fe 2= ). c. Vitamin tertentu, seperti asam folat, vitamin c, dan vitamin B 12+, berperan penting dalam pertumbuhan normal dan pematangan sel darah merah. (1) Vitamin B 12+ tidak dapat disintesis dalam tubuh dan harus didapat dari makanan. Agar vitamin B 12 tidak dapat diabsorpsi dari saluran pencernaan, lapisan lambung harus memproduksi faktor instrinsik. (2)

Jika faktor instrinsik tidak ada, maka vitamin B 12 tidak dapat diabsorpsi, sel darah merah tidak matang dengan sempurna, dan mengakibatkan anemia pernicious (defisiensi sel darah merah), injeksi vitamin B 12 digunakan untuk pengobatan. 5.Umur dan destruksi eritrosit a.Sel darah merah biasanya bersikulasi selama 120 hari sebelum menjadi rapuh dan mudah pecah. Walaupun sel darah merah matang tidak memiliki nuklei, mitokondria ataupun retikulum endoplasma, enzim sitoplasmanya mampu memproduksi ATP untuk waktu yang terbatas ini. b.Fragmen sel darah merah yang rusak atau terdisintegrasi akan mengalami fagositosis oleh makrofag dalam limpa, hati, sumsum tulang, dan jaringan tubuh lain. (1)Globin (bagian protein) HgA terdegradasi menjadi asam amino, yang kemudian akan diperbaharui untuk sintetis protein selular. (2)Hem (bagian yang mengandung zat besi) diubah menjadi Biliverdin (pigmen hijau) dan kemudian menjadi bilirubin (pigmen kuning), yang dilepas kedalam plasma. Bilirubin diserap hati dan disekresi dalam empedu. (3)Sebagian besar Zat besi yang dilepas oleh Hem akan diambil untuk diperbaharui dalam proses sintesis HgA selanjutnya. 6.Pertimbangan klinis a.Anemia adalah defisiensi sel darah merah atau kekurangan hemoglobin. Hal ini mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah, atau jumlah sel darh merah cept normal tetapi jumlah hemoglobinnya subnormal. Karena kemampuan darh untuk

membawa oksigen berkurang. Maka individu akan terliht pucat atau kurang tenaga. Berikut merupakan beberapa jenis anemia : 1) Anemia hemografi terjadi akibat kehilangan darh akut. Sumsum tulang secara bertahap akan memproduksi sel darh merah baru untuk kembali ke kondisi normal. (2)Anemia defisiensi zat besi terjadi akibat penurunan asupan makanan, penurunan daya absorpsi, atau kehilangan zat besi secara berlebihan. (3)Anemia aplastik (sumsum tulang tidak aktif), ditandai dengan penurunan sel darah merah secara besar-besaran. Hal ini dapat terjadi karena pajanan radiasi yang berlebihan, keracunan zat kimia atau kanker. (4) Anemia pernicious karena tidak ada vitamin B 12 . (5) Anemia sel sabit ( sickle cel anemia) adalah penyakit keturunan diman molekul hemoglobin yang berbeda dari hemoglobin normalnya karena penggantian salah satu asam amino pada rantai polipeptida beta. Akibatnya, sel darah merah terdistorsi menjadi berbentuk sabit dalam kondisi konsentrasi oksigen yang rendah. Sel-sel terdistorsi ini menutup kapiler dan mengganggu aliran darah. b.Polisitemia adalah peningkatan jumlah sel darah merah dalam sirkulasi, yang mengakibatkan peningkatan viskositas dan volume darah. Aliran darah yang

mengalir melalui pembuluh darah terhalang dan aliran kapiler dapat tertutup. a. Polisitemia kompensatori (sekunder) dapat terjadi akibat hipoksida (kekurangan oksigen) karena hal berikut: (1)kediaman permanen didataran tinggi (2)aktivitas fisik berkepanjangan (3)penyakit paru atau penyakit jantung. Polisitemia vera adalah gangguan pada sumsum tulang Eritrosit (Sel Darah Merah) Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Berbentuk Bikonkaf, warna merah disebabkan oleh Hemoglobin (Hb) fungsinya adalah untuk mengikat Oksigen. Kadar 1 Hb inilah yang dijadikan patokan dalain menentukan penyakit Anemia. Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa 4. Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu). Sel darah merah (Eritrosit)

Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kirakira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen. Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paruparu untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paruparu. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh

hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru. Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida. Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu. Sel Darah Merah Sel Darah Merah Manusia Sel darah merah, eritrosit (

en : red blood cell , RBC , erythrocyte ) adalah jenis sel

darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang . Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin , sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru

dan insang , dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler . Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi . Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang , lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus . Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan. Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel) Eritrosit secara umum terdiri dari hemoglobin , sebuah

metalloprotein kompleks yang mengandung gugus heme , dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung secara temporer dengan molekul oksigen (O 2 ) di paru-paru dan insang , dan kemudian molekul oksigen ini akan di lepas ke seluruh tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah. Hemoglobin di eritrosit juga membawa beberapa produk buangan seperti CO 2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir keseluruhan molekul CO 2 tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat

dalam plasma darah . Myoglobin , sebuah senyawa yang terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen di jaringan otot . Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin . Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh

darah dan kulit . Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial

dengan memakai teknik kolorimetri . Pengurangan jumlah oksigen yang membawa protein di beberapa sel tertentu (daripada larut dalam cairan tubuh) adalah satu tahap penting dalam evolusi makhluk hidup bertulang belakang (vertebratae). Proses ini menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang memiliki viskositas rendah, dengan kadar oksigen yang tinggi, dan difusi

oksigen yang lebih baik dari sel darah ke jaringan tubuh. Ukuran eritrosit berbeda-beda pada tiap spesies vertebrata . Lebar eritrosit kurang lebih 25% lebih besar daripada diameter pembuluh kapiler dan telah disimpulkan bahwa hal ini meningkatkan pertukaran oksigen dari eritrosit dan jaringan tubuh . Vertebrata yang diketahui tidak memiliki eritrosit adalah ikan dari familia Channichthyidae . Ikan dari familia Channichtyidae hidup di lingkungan air dingin yang mengandung kadar oksigen yang tinggi dan oksigen secara bebas terlarut dalam darah mereka. Walaupun mereka tidak memakai hemoglobin lagi, sisa-sisa hemoglobin dapat ditemui di genom mereka. Nukleus Pada mamalia, eritrosit dewasa tidak memiliki nukleus di dalamnya (disebut anukleat), kecuali pada hewan vertebrata non mamalia tertentu seperti

salamander dari genus Batrachoseps . Konsentransi asam askorbat di dalam sitoplasma eritrosit anukleat tidak berbeda dengan konsentrasi vitamin C yang terdapat di dalam plasma darah . [8] Hal ini berbeda dengan sel darah yang dilengkapi inti sel atau sel jaringan , sehingga memiliki konsentrasi asam askorbat yang jauh lebih tinggi di dalam sitoplasmanya. Rendahnya daya tampung eritrosit terhadap asam askorbat disebabkan karena sirnanya transporter

SVCT2 ketika eritoblas mulai beranjak dewasa menjadi eritrosit. Meskipun demikian, eritrosit memiliki daya cerap yang tinggi terhadap DHA melalui transporter GLUT1 dan mereduksinya menjadi asam askorbat. Fungsi lain Ketika eritrosit berada dalam tegangan di pembuluh yang sempit, eritrosit akan melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding jaringan untuk berelaksasi dan melebar. Eritrosit juga melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen .

Eritrosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah

mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri , maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya. Eritrosit Mamalia Pada awal pembentukannya, eritrosit mamalia memiliki nuklei , tapi nuklei tersebut akan perlahan-lahan menghilang karena tekanan saat eritrosit menjadi dewasa untuk memberikan ruangan kepada hemoglobin . Eritrosit mamalia juga kehilangan organel sel lainnya seperti mitokondria . Maka, eritrosit tidak pernah memakai oksigen yang mereka antarkan, tetapi cenderung menghasilkan pembawa energi ATP lewat proses fermentasi yang diadakan dengan proses glikolisis

pada glukosa yang diikuti pembuatan asam laktat . Lebih lanjut lagi bahwa eritrosit tidak memiliki reseptor insulin

dan pengambilan glukosa pada eritrosit tidak dikontrol oleh insulin . Karena tidak adanya nuklei dan organel lainnya, eritrosit dewasa tidak mengandung DNA dan tidak dapat mensintesa RNA , dan hal ini membuat eritrosit tidak bisa membelah atau memperbaiki diri mereka sendiri. Eritrosit mamalia berbentuk kepingan bikonkaf yang diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan bentuk seperti "barbel" jika dilihat secara melintang. Bentuk ini (setelah nuklei dan organelnya dihilangkan) akan mengoptimisasi sel dalam proses pertukaran oksigen dengan jaringan tubuh di sekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga muat ketika masuk ke dalam pembuluh kapiler yang kecil.

Eritrosit biasanya berbentuk bundar, kecuali pada eritrosit di keluarga Camelidae (unta), yang berbentuk oval. Pada jaringan darah yang besar, eritrosit kadang-kadang muncul dalam tumpukan, tersusun bersampingan. Formasi ini biasa disebut roleaux formation , dan akan muncul lebih banyak ketika tingkat serum protein dinaikkan, seperti contoh ketika peradangan terjadi. Limpa berperan sebagai waduk eritrosit, tapi hal ini dibatasi dalam tubuh manusia. Di beberapa hewan mamalia , seperti anjing dan kuda , limpa mengurangi eritrosit dalam jumlah besar, yang akan dibuang pada keadaan bertekanan, dimana proses ini akan menghasilkan kapasitas transpor oksigen yang tinggi. Eritrosit pada manusia Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 m dan ketebalan 2 m,

lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. [13] Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femto liter ) Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme. Orang dewasa memiliki 23 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia. Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam

plasma darah . Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi , mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia. Daur Hidup Proses dimana eritrosit diproduksi dinamakan eritropoiesis . Secara terusmenerus, eritrosit diproduksi di sumsum tulang merah , dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik (Pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi eritrosit utama). Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritropoietin (EPO) yang disintesa oleh Hormon ini sering digunakan dalam aktivitas olahraga sebagai doping . Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang , sel yang berkembang ini

dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari seluruh darah yang beredar. Eritrosit dikembangkan dari sel punca melalui retikulosit untuk mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan eritrosit dewasa akan hidup selama 100-120 hari. Anemia (dalam bahasa Yunani : Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah

merah atau jumlah hemoglobin ( protein pembawa oksigen ) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru , dan mengantarkannya ke seluruh bagian

tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh. Penyebab Anemia Penyebab umum dari anemia: o Perdarahan hebat o Akut (mendadak) o Kecelakaan o Pembedahan o Persalinan o Pecah pembuluh darah o Kronik (menahun) o Perdarahan hidung

o Wasir (hemoroid) o Ulkus peptikum o Kanker atau polip di saluran pencernaan o Tumor ginjal

atau kandung kemih o Perdarahan menstruasi yang sangat banyak Berkurangnya pembentukan sel darah merah o Kekurangan zat besi o Kekurangan

vitamin B12 o Kekurangan asam folat o Kekurangan vitamin C o Penyakit kronik o Meningkatnya penghancuran sel darah merah o Pembesaran limpa 17

o Kerusakan mekanik pada sel darah merah o Reaksi autoimun terhadap sel darah merah:

Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

Sferositosis herediter

Elliptositosis herediter o Kekurangan G6PD o Penyakit sel sabit o Penyakit hemoglobin C o Penyakit hemoglobin S-C o Penyakit hemoglobin E o Thalasemia Gejala Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke

atau serangan jantung . Diagnosa Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase sel darah merah dalam volume darah total ( hematokrit ) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit (CBC). POLISITEMIA Polisitemia adalah peningkatan sel darah merah dalam sirkulasi, yang mengakibatkan peningkatan viskositas dan volume darah. Aliran darah yang mengalir melalui pembuluh darah terhalang dan aliran kapilar dapat tertutup. 1). Polisitemia kompensatori (sekunder) dapat terjadi akibat hipoksia (kekurangan oksigen) karena hal berikut ini: (a) kediaman permanen dataran tinggi (b) aktifitas fifik berkepanjangan (c) penyakit paru atau penyakit jantung 2). Polisitemia Vera adalah gangguan pada sum-sum tulang

Anda mungkin juga menyukai