Anda di halaman 1dari 10

TUGAS GEOLOGI STRUKTUR Energi panas bumi dan pemanfaatannya

Disusun Oleh: Ardiawan Satya Pratama NPM :1103009 Prodi: Teknik Eksplorasi Produksi Migas

POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG 2011/2012

ABSTRAK
Energi panas Bumi adalah energi yang dihasilkan dari panas yang tersimpan di dalam Bumi. Energi panas Bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam Bumi yang terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan Bumi. Sekarang energi ini lebih populer untuk menghasilkan energi listrik. Panas dapat berpindah secara konduksi, konveksi dan radiasi. Perpindahan panas secara konduksi disebabkan interaksi atomik atau molekul penyusun bahan tersebut dalam mantel. Perpindahan panas secara konveksi diikuti dengan perpindahan massa. Kedua proses inilah yang sangat dominan di dalam bumi. Pada kedalaman 100-300 km di bawah permukaan bumi, suhu pada mantel bumi dapat melelehkan batuan dan membentuk magma yang cair atau cair sebagian. Magma yang terkumpul dalam dapur magma dapat naik sebagian melalui zona lemah. Penyebaran gunung api di dunia 95% terletak di batas lempeng. Pembangkit listrik tenaga panas Bumi hanya dapat dibangun di sekitar lempeng tektonik di mana temperatur tinggi dari sumber panas Bumi tersedia di dekat permukaan. Pengembangan dan penyempurnaan dalam teknologi pengeboran dan ekstraksi telah memperluas jangkauan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas Bumi dari lempeng tektonik terdekat. Efisiensi termal dari pembangkit listrik tenaga panas Bumi cenderung rendah karena fluida panas Bumi berada pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan uap atau air mendidih. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep energi panas bumi ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menjadi energi pembangkit listrik menggantikan pembangkit listrik energi fosil yang semakin langka. Berdasarkan pembahasan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa disimpulkan bahwa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi cukup menjanjikan. Apalagi kalau diingat bahwa pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber penyedia tenaga listrik adalah termasuk teknologi yang tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.

I. Pendahuluan
1. Latar belakang Saat ini di tengah mulai langkanya energi fosil. Selain biofuel, sumber energi yang berasal dari tanaman, Indonesia juga menyimpan energi panas bumi. Energi panas bumi yang dimiliki indonesia sangat besar,lebih dari 50% potensi panas bumi di dunia berada di wilayah indonesia.Potensinya tidak kalah dengan sumber energi alternatif lain. Sayang sumber ini belum dimanfaatkan secara optimal. Indonesia yang kaya akan wilayah gunung berapi, memiliki potensi panas bumi yang besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik. Sekitar 54% potensi panas bumi di dunia berada di wilayah indonesia. Dengan potensi yang sangat besar ini (lebih dari 50%), wilayah Indonesia sangat cocok untuk menggunakan sumber pembangkit listrik tenaga panas bumi.

2. Permasalahan & Batasan a. Keuntungan dan kekurangan energi panas bumi (geothermal). b. Sistem Pembangkit Listrik sepeti apa untuk Tenaga Panas Bumi. c. Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. d. Bagaimana panas bumi dapat terjadi dan dimanfaatkan.

3. Tujuan a. Mengetahui bagaimana keuntungan dan kekurangan dari Energi Panas Bumi (geothermal). b. Mengetahui salah satu sistem pembangkit listrik Tenaga Panas Bumi. c. Mengetahui bagaimana panas bumi itu sebenarnya.

II. Pembahasan
a. Terjadinya Sistem Panas Bumi Secara garis besar bumi ini terdiri dari tiga lapisan utama (Gambar 2.1), yaitu kulit bumi (crust), selubung bumi (mantle) dan inti bumi (core). Kulit bumi adalah bagian terluar dari bumi. Ketebalan dari kulit bumi bervariasi, tetapi umumnya kulit bumi di bawah suatu daratan (continent) lebih tebal dari yang terdapat di bawah suatu lautan. Di bawah suatu daratan ketebalan kulit bumi umumnya sekitar 35 kilometer sedangkan di bawah lautan hanya sekitar 5 kilometer. Batuan yang terdapat pada lapisan ini adalah batuan keras yang mempunyai density sekitar 2.7 - 3 gr/cm3.

Gambar 2.1

Di lapisan (mantel) diperkirakan mempunyai ketebalan sekitar 2900 km. Bagian teratas dari selubung bumi juga merupakan batuan keras. Di inti bumi (core) kurang lebih mempunyai ketebalan sekitar 3450 kilometer. Lapisan ini mempunyai temperatur dan tekanan yang sangat tinggi sehingga lapisan ini berupa lelehan yang sangat panas yang diperkirakan mempunyai density sekitar 10.2 - 11.5 gr/cm3. Diperkirakan temperatur pada pusat bumi dapat mencapai sekitar 60000F. Di lapisan litosfir (80 - 200 km). Bagian selubung bumi yang terletak tepat di bawah litosfir merupakan batuan lunak tapi pekat dan jauh lebih panas. Bagian dari selubung bumi ini kemudian dinamakan astenosfer (200 300 km). Di bawah lapisan ini, yaitu bagian bawah dari selubung bumi terdiri dari material-material cair, pekat dan panas, dengan density sekitar 3.3 - 5.7 gr/cm3.

Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa

litosfer

sebenarnya

bukan

merupakan permukaan yang utuh, tetapi terdiri dari sejumlah lempeng-lempeng tipis dan kaku yakni lempeng Eurasian plate,American plate,African

plate,Pasific plate,dan Indo australian plate. Lempeng-lempeng ini bergerak secara perlahan-lahan dan menerus. Di beberapa tempat lempeng-lempeng bergerak memisah sementara di beberapa tempat lainnya lempeng-lempeng saling mendorong dan salah satu

diantaranya akan menujam di bawah lempeng lainnya (lihat Gambar 2.3). Karena panas di dalam astenosfere dan panas akibat gesekan, ujung dari lempengan tersebut hancur meleleh dan mempunyai temperatur tinggi (proses magmatisasi).

Gambar 2.3

Adanya material panas pada kedalaman beberapa ribu kilometer di bawah permukaan bumi menyebabkan perpindahan sumber panas tersebut hingga ke pemukaan. Hal ini menyebabkan tejadinya perubahan temperatur dari bawah hingga ke permukaan, dengan gradien temperatur rata-rata sebesar 300C/km. Di perbatasan antara dua lempeng. Hal ini menyebabkan gradien temperatur di daerah tersebut menjadi lebih besar dari gradien tempetatur ratarata, sehingga dapat mencapai 70-800C/km, bahkan di suatu tempat di Lanzarote (Canary Island) besarnya gradien temperatur sangat tinggi sekali hingga besarnya tidak lagi dinyatakan dalam 0C/km tetapi dalam 0C/cm. Pada dasarnya sistem panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi. konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas.

Di Indonesia terdapat sumber energi panas bumi karena Ada tiga lempengan yang berinteraksi di Indonesia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng

India-Australia dan lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi antara ketiga lempeng tektonik tersebut telah memberikan peranan yang sangat penting bagi terbentuknya sumber energi panas bumi di Indonesia. Tumbukan antara lempeng India-Australia di sebelah selatan dan lempeng Eurasia di sebelah utara mengasilkan zona penunjaman (subduksi) di kedalaman 160 - 210 km di bawah Pulau Jawa-Nusatenggara dan di kedalaman sekitar 100 km (Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau Sumatera. Hal ini menyebabkan proses magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih dangkal dibandingkan dengan di bawah Pulau Jawa atau Nusatenggara. Karena perbedaan kedalaman jenis magma yang dihasilkannya berbeda. Pada kedalaman yang lebih besar jenis magma yang dihasilkan akan lebih bersifat basa dan lebih cair dengan kandungan gas magmatik yang lebih tinggi sehingga menghasilkan erupsi gunung api yang lebih kuat yang pada akhirnya akan menghasilkan endapan vulkanik yang lebih tebal dan terhampar luas. Oleh karena itu, reservoir panas bumi di Pulau Jawa umumnya lebih dalam dan menempati batuan volkanik, sedangkan reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen dan ditemukan pada kedalaman yang lebih dangkal. b. Salah satu sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Siklus Uap Kering (Direct Dry Steam Cycle) Fluida panas bumi dapat berupa fasa cair, fasa uap atau campuran dari keduanya, tergantung dari tekanan dan temperaturnya. Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin (Gambar 4.1). Turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik.

Gambar 4.1

Sistem konversi untuk fluida uap kering merupakan sistem konversi yang paling sederhana dan paling murah. Uap dari turbin dapat dibuang ke atmosfir (atmospheric exhaust turbine) atau di alirkan ke kondensor untuk dikondensasikan (condensing turbine). Dari kondensor, kondensat kemudian dialirkan ke menara pendingin atau cooling tower dan selanjutnya diinjeksikan kembali ke bawah permukaan. Sebagian dari air kondensat ini dialirkan ke kondensor. Pembangkit listrik yang menggunakan atmospheric exhaust turbine mengkonsumsi sekitar dua kali (dalam tekanan inlet yang sama) lebih banyak untuk setiap kilowatt keluaran sehingga banyak energi dan biaya yang terbuang. Sistem ini digunakan di Pembangkitan listrik di PLTP Kamojang karena sumur-sumur di lapangan Kamojang menghasilkan uap kering (temperatur di dalam reservoir 2400C). Unit I dengan kapasitas 30 MW beroperasi pada tanggal 7 Februari 1983. Unit II dan III masing-masing sebesar 55 MW dioperasikan berturut-turut pada tanggal 29 Juli 1987 dan 13 September 1987, sehingga jumlah daya terpasang PLTP Kamojang 140 MW. Lapangan Kamojang terus dikembangkan.

seluruhnya menjadi

Untuk memenuhi kebutuhan uap PLTP Kamojang telah dimanfaatkan produksi uap dari 26 sumur. Pola pengusahaan panas bumi Kamojang unit 1 s.d unit 3, adalah sebagai berikut:

Sistem Pembngkit Listrik Lainnya seperti : Siklus Uap Hasil Pemisahan (Separated Steam Uap Cycle),Siklus Hasil Uap Hasil dan Penguapan Penguapan (Single (Double Flash Flash

Steam),Siklus

Pemisahan

Steam),Siklus Uap Hasil Pemisahan dan Penguapan dengan Dua Turbin Terpisah (Flashing Multi Flash Steam),dan Combined Cycle

a. Keuntungan dan Kekurangan Energi Geothermal(panas bumi)

- Kelebihan Energi Geothermal Bila pembangkit listrik memanfaatkan tenaga panas bumi dilakukan dengan cara yang benar, tidak ada produk samping yang berbahaya bagi lingkungan. Pemerhati lingkungan pasti akan menyukainnya! Pada proses produksi, tidak digunakan bahan bakar fosil. Selain itu, energi geothermal tidak menyebabkan efek rumah kaca apapun. Setelah

pembangunan pembangkit listrik tenaga geothermal, hanya ada sedikit pemeliharaan. Dalam hal konsumsi energi, pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah pembangkit energi mandiri. Keuntungan lain untuk energi geothermal adalah bahwa pembangkit listrik tidak harus yang besar untuk melindungi lingkungan alam.

- Kekurangan Energi Geothermal Ada beberapa kekurangan pada energi geothermal. Pertama, Kita tidak bisa membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi di sembarang lahan kosong di suatu tempat. Daerah tempat pembangkit energi geothermal yang akan dibangun harus mengandung batu-batu panas yang cocok pada kedalaman yang tepat untuk pengeboran. Selain itu, jenis bebatuannya harus mudah untuk dibor ke dalam. Hal ini penting untuk menjaga area sekitar karena jika lubang dibor dengan tidak benar, maka mineral dan gas yang berpotensi membahayakan bisa menyembur dari bawah tanah. Pencemaran dapat terjadi karena pengeboran yang tidak tepat di stasiun panas bumi. Dan juga, memungkinkan pula pada suatu area panas bumi tertentu terjadi kekeringan.

III.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa energi panas bumi merupakan energi yang sangat menjanjikan untuk masa depan,karena energi panas bumi tidak akan habis disebabkan sistem magmatik memiliki siklus yang berkelanjutan. Untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi cukup menjanjikan. Apalagi kalau diingat bahwa pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber penyedia tenaga listrik adalah termasuk teknologi yang tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan, suatu hal yang dewasa ini sangat diperhatikan dalam setiap pembangunan dan pemanfaatan teknologi, agar alam masih dapat memberikan daya dukungnya bagi kehidupan umat manusia. Bila pemanfaatan energi panas bumi dapat berkembang dengan baik, maka kota-kota di sekitar daerah sumber energi panas bumi yang pada umumnya terletak di daerah pegunungan, kebutuhan tenaga listriknya dapat dipenuhi dari pusat listrik tenaga panas bumi. Apabila masih terdapat sisa daya tenaga listrik dari pemanfaatan energi panas bumi, dapat disalurkan ke daerah lain sehingga ikut mengurangi beban yang harus dibangkitkan oleh pusat listrik tenaga uap, baik yang dibangkitkan oleh batubara maupun oleh tenaga diesel yang keduanya menimbulkan pencemaran udara.

IV.

Daftar Pustaka
1. http://id.shvoong.com/business-management/marketing/1864726energi-alternatif-panas-bumi/#ixzz1sqDihoBU 2. http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_panas_bumi/ 3. www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/Energi/geothermal/ 4. http://www.indoenergi.com/2012/04/kelebihan-dan-kekuranganenergi.html 5. http://intertechnusantara.blogspot.com/2011/01/pembangkit-listriktenaga-panas-bumi.html 6. http://www.scribd.com/doc/26030342/Makalah-Geothermal 7. http://ayazahra.wordpress.com/2010/03/10/baca-tentang-geothermalyuks/ 8. http://bryanthendro.blogspot.com/2010/05/apa-itu-energigeothermal.html

Anda mungkin juga menyukai