Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
VI.1 I.
Optika Tujuan
1. Memahami hukum hukum optika geometris. 2. Memahami perambatan cahaya. 3. Dapat menentukan panjang focus lensa dengan cermin speris.
II.
Alat alat
1. Lampu sebagai sumber cahaya 2. Lensa cembung dan lensa cekung 3. Cermin cembung dan cekung 4. Cermin datar 5. Layar/tabir 6. Mistar gulung
III.
Teori Pendukung Cahaya yang melalui medium yang berbeda kerapatannya (indeks biasnya)
akan dibelokkan arah rambatannya. Pembelokan arah rambat cahaya ini disebut pembiasan cahaya. Lensa terbuat dari bahan yang mempunyai indeks bias n1, sehingga cahaya yang melalui lensa akan mengalami pembiasan. Berkas cahaya yang melalui lensa akan dibiaskan sesuai dengan hukum pembiasan Snellius. Apabila jarak suatu benda ke lensa adalah v dan jarak bayangan ke lensa adalah b, maka berlaku hubungan: = + ..(6.1)
Dimana: f = jarak focus lensa. Masing masing f, v, dan b dapat berharga positif dan dapat juga berharga negatif, sedangkan f = jari jari kelengkungan dan indeks bias lensa tersebut.
Persamaan (6.1) berlaku juga untuk cermin cembung. Untuk cermin cembung harga f = negatif. Pada persamaan (6.1) baik lensa atau pun cermin v berharga negatif, bila bendanya maya atau berkas cahaya datang konvergen. Harga b negatif bila bayangan yang dihasilkan bersifat maya dapat dilihat tetapi tidak dapat ditangkap dengan layar.
IV.
Teori Penunjang
Pengertian Cahaya Cahaya menurut Newton (1642-1727) terdiri dari partikel-partilkel ringan berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sementara menurut Huygens (1629-1695), cahaya adalah gelombang seperti bunyi. Perbedaan antara keduanya hanya pada frekuewensi dan panjang gelombang saja.
Pemantulan pada cermin cekung Cermin cekung adalah cermin bola dimna permukann bagian dalamnya mengikat dan mrupakan bagian depan. Cermin cekung (concave mirror) disebut juga cermin positif. Berikut ini adalah sinar-sinar istimewa pada cermin cekung :
Pemantulan pada cermin cembung Cermin cembung disebut juga crmin konveks atau cermin konveks atau cermin negative. Cermin cembung bersifat memancarkan cahaya(divergen). Pembentukan bayangan pada cermin cembung:
Pembiasan Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang batas dua medium bening yang berbeda indeks biasnya. Sebagai contoh sebatang tongkat yang sebagiannya tercelup di dalam kolam berisi air dan bening akan terlihat patah. Sinar-sinar lensa cembung:
V.
Tugas Pendahuluan
No
Sifat
Fokus (negatife/positif)
1 2 3 4
Konvergen Divergen
Positif Negatife
Positif
Cermin Cembung
Rumus:
1 f
1
1
Persebaran: M=
1
f - 1 1
lensa = jarak bayangan benda dari lensa Catatan: Tanda (-) menyatakan objek yang berdiri tegak memakai tanda positif
2.
Jawab: Hukum Pembiasan Snellius berbunyi : 1) Sinar datang, garis normal, dan sinar bias letaknya dalam satu bidang datar. 2) Sinar datang dari medium renggang ke rapat akan dibiaskan mendekati garis normal dan sinar datang dari medium rapat ke renggang akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pemantulan Sempurna Pemantulan sempurna akan terjadi ketika suatu sinar datang ke dalam perbatasan dua medium dan sinar pun tidak ada yang dibiaskan, tetapi malahan dipantulkan seluruhnya. Syarat terjadinya pemantulan sempurna adalah sebagai berikut: 1) sinar datang dari medium rapat ke renggang 2) sudut datang > sudut kritis Sudut kritis merupakan sudut maksimum dari sinar yang datang yang dapat menghasilkan sudut bias = 90.
VI. A.
1. Susunlah peralatan seperti pada gambar di bawah ini ( anak panah adalah benda)
2. Nyalakan lampu. 3. Tentukan v = 24,4 cm, geser-geserlah layar sehingga diperoleh bayangan yang paling tajam. Catatlah b, ukurlah berapa panjang bayangan, dan catatlah bayangan terbalik dan tegak. 4. Lakukanlah seperti nomor 3 untuk harga-harga v pada table di bawah ini.
Tabel 6.2 Hasil pengamatan fokus lensa positif
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
v(cm) 24,4 26,3 28,6 31,3 34,5 38,5 43,5 50 58,8 71,4 90,9
b (cm) 24,4 21 20,3 19,3 17,6 17,2 16,9 16,4 15,7 15,1 13,2
Bayangan Maya, terbalik, sama besar Maya, terbalik, diperkecil Maya, terbalik, diperkecil Maya, terbalik, diperkecil Maya, terbalik, diperkecil Maya, terbalik, diperkecil Maya, terbalik, diperkecil Maya, terbalik, diperkecil Maya, terbalik, diperkecil Maya, terbalik, diperkecil Maya, terbalik, diperkecil
m1 = m2 = m3 = m4 = m5 = m6 = m7 = m8 = m9 = m10 =
m rata-rata = = = -1,53
1/v . 103 cm-1
45 40 35 30 Axis Title 25 20 15 10 5 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 Gambar 6.6 Column1
vs
5. Ukurlah panjang benda. Catatan: Buat grafik vs dari data di atas. Berikan penjelasan apabila koefisien arah
VII.
Tugas Akhir
1. Apakah yang dimaksud dengan sinar paraksial? Jawab: Sinar paraksial adalah sinar yang berada sangat dekat dengan sumbu utama cermin, sejajar dengan sumbu utama dengan jarak sangat kecil, atau berpotongan dengan sumbu utama dengan sumbu yang sangat kecil.
2. Apakah yang dimaksud jarak titik api pertama dan kedua? Jawab: Jarak titik api pertama adalah jarak ketika benda berada dekat sehingga bayangan akan jatuh tepat pada titik fokus pertama. Jarak titik api kedua adalah ketika benda berada jauh sekali dengan jarak benda dianggap tidak terhingga sehingga bayangan akan jatuh pada titik api dua.
3. Berikan penjelasan tentang benda dan bayangan yang terjadi! Jawab: Semakin jauh jarak benda dari cermin cembung maka hasil bayangan yang didapat akan semakin kecil, terbalik, nyata, dan jika semakin jauh jaraknya akan sulit menemukan jarak bayangan yang sesuai dengan bentuk benda tersebut.
4. Apakah fokus lensa tergantung pada indeks bias bahan lensa? Jelaskan dan bagaimana hubungannya! Jawab: Ya, fokus lensa sangat tergantung pada indeks bias lensa. Hubungannya dapat dilihat dari rumus berikut:
1 f 1
1
= (n 1) (
) ..(6. )
di mana :
f = jarak titik fokus lensa. n = indeks bias lensa. R1= radius kelengkungan permukaan 1 lensa. R2= radius kelengkungan permukaan 2 lensa.
Dilihat dari rumus diatas titik fokus sangat berpengaruh dengan berapa besar indeks bias lensa.Semakin besar indeks bias lensa maka perolehan hasil untuk fokus lensa akan semakin kecil.
5. Apakah yang dimaksud dengan daya lensa? Jawab: Daya atau kekuatan lensa adalah besaran yang merupakan kebalikan jarak titik fokus. Jika dalam SI, jarak fokus lensa dalam meter, maka daya lensa dinyatakan: P = (6.3) Namun, apabila jarak fokus lensa dinyatakan dalam cm, maka daya lensa dinyatakan: P =
VIII. Kesimpulan Dari percobaan cermin cembung yang telah dilakukan. Kami dapat menyimpulkan bahwa semakin panjang jarak benda dengan cermin maka bayangan yang dipantulkan akan semakin kecil, dan memiliki sifat terbalik, diperkecil, nyata. Sebaliknya jika jarak benda dekat maka hasil bayangannya bersifat nyata, terbalik dan sama besar. Percobaan tergantung dengan jarak benda dengan cermin, jarak lensa, lensa apa yang dipakai, ruangan yang gelap sangat mempengaruhi menilaian terhadap bayangan benda, cahaya.
DAFTAR PUSTAKA dan pembia an cahaya. Scribd. Available http://rayanreynaldi.wordpress.com/2010/01/29/pemantulan-dan pembiasan-cahaya/; Internet; Accessed 17 Maret 2012.
[1]Pemantulan
from
VI.2
I.
Tujuan
1. Menentukan jarak fokus lensa cembung dan jari jari kelengkungan permukaan lensa. 2. Menentukan indeks bias lensa dan zat cair.
II.
Alat-alat
1. Lensa bikonveks 2. Loupe 3. Mistar dan jangka sorong 4. Cermin datar 5. Jarum ( Berbentuk garpu) 6. Statip 7. Permukaan Hitam
III.
Teori Pendukung Bila sebuah benda diletakkan di depan sebuah susunan optic, yang terdiri
dari sebuah lensa positif (bikonveks) yang dirapatkan dengan sebuah cermin datar, aka nada suatu kedudukan dimana bayangan terakhir yang terjadi akan sama besar dengan bendanya. Lintasan cahaya dari benda akan dibiaskan oleh lensa, dipantulkan oleh cermin dan dibiaskan lagi oleh lensa, sehingga menghasilakan bayangan akhir.
benda
Lensa bikonveks
M
Bikonveks
Pada kedudukan ini berlaku bahwa: Jarak foku = f dan jarak benda ke len a = JL(6.4) Bila susunan optik tersebut tidak menggunakan cermin datar, maka lintasan jalan cahaya adalah dari benda lalu dibiaskan oleh lensa, dipantulkan ke permukaan di bawah lensa, dibiaskan lagi oleh lensa dan dibentuk bayangan sejati yang sama besar dengan benda semula. Jika sekarang jarak JL = p, maka berlaku:
1
1
1 1
1 f 1 f p-f f p
1
1
+p=
1 1
1
1
=f-p =
f.p
R1 = p - f.(6.5) dimana: R1 = jari-jari kelengkungan lensa sebelah kanan. R2 = jari-jari kelengkungan lensa sebelah atas. M = cermin datar. Bila = maka indeks bias lensa dapat ditentukan: n=
p f f
..(6.6)
Jika susunan optik tersebut terdiri dari lensa yang dirapatkan dengan zat cair, kemudian dirapatkan pula dengan cermin datar, maka cahaya dari benda yang dibiaskan oleh lensa, dibiaskan lagi oleh cairan, dipantulkan oleh cermin, dibiaskan lagi oleh cairan lensa, sehingga terbentuk bayangan akhir. Jarak fokus gabungan f dari ite mini pada aat be ar benda ama dengan be ar bayangan adalah ama dengan jarak benda ke len a (f = JL). Indeks bias cairan dapat ditentukan sebagai:
n = f
f (p - f )
( p f )
...(6.7)
IV.
Teori Penunjang Lensa cekung adalah lensa yang bagian dalamnya lebih tipis dibandingkan
bagian pinggirnya. Lensa cekung terdiri dari 3 macam yaitu : 1) Lensa bikonkaf (cekung ganda) yaitu lensa kedua permukaannya cekung. 2) Lensa plankonkaf (cekung datar) yaitu lensa yang permukaannya satu cekung dan yang lain datar. 3) Lensa konveks konkaf (meniskus cekung/cekung cembung) yaitu lensa yang permukaannya satu cekung yang lainnya cembung. Aplikasi lensa cekung dalam kehidupan sehari-hari adalah: 1) lensa kacamata bagi yang rabun jauh (miopi) 2) lensa pembalik pada teropong medan. 3) lensa ouler pada teropong panggung. Contoh soal : 1. Suatu lensa cekung-cekung memiliki indeks bias 1.5, radius permukaan 1 (R1) = 5 cm, dan radius permukaan 2 (R2) = 5 cm. Berapakah jarak titik fokus lensa? Jawab Karena lensa merupakan lensa cekung-cekung berarti R1 bernilai negatif (pusat kelengkungan ada di sebelah kiri vertex), sementara R2 bernilai positif (pusat kelengkungan ada di sebelah kanan vertex). Dengan demikian
2. Suatu lensa cekung-datar memiliki indeks bias 1.5, radius permukaan 1 (R1) = 3 cm. Berapakah jarak titik fokus lensa ? Jawab Karena lensa merupakan lensa cekung-datar berarti R1 bernilai negatif (pusat kelengkungan ada di sebelah kiri vertex), sementara R2 bernilai tak terhingga (pusat kelengkungan ada di tak terhingga). Dengan demikian
3. Suatu lensa datar-cekung memiliki indeks bias 1.5, radius permukaan 2 (R2) = 3 cm. Berapakah jarak titik fokus lensa ? Jawab Karena lensa merupakan lensa datar-cekung berarti R2 bernilai positif (pusat kelengkungan ada di sebelah kanan vertex), sementara R1 bernilai tak terhingga (pusat kelengkungan ada di tak terhingga). Dengan demikian
V.
Tugas Pendahuluan
1. Gambarkan dan terangkan berkas sinar istimewa cermin cembung! Jawab: 1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah dari titik fokus.
2) Sinar datang seolah olah menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3) Sinar datang menuju titik M (2F) akan dipantulkan seolah-olah dari titik itu juga.
3. Sebuah benda berada pada jarak 375 mm dari sebuah cermin cekung yang mempunyai jarak fokus 250 mm. kemudian benda tersebut bergerak menjauhi cermin sebesar 5 mm. Berapakah perpindahan bayangan benda? Jawab: dik: = 375 mm = 0.375 cm f= 250 mm = 0.250 cm = 375 + 5 = 380 mm = 0.380 cm dit: perpindahan bayangan benda
= 375 mm = 0.375 cm
1
i
1
i
1
i
= = 0.73 cm
VI.
Percobaan
1. Letakkan sebuah cermin datar pada meja. 2. Letakkan lensa bikonveks di atas cermin datar. 3. Sebuah jarum kembar dipakai sebagai benda. Atur sehingga letak seporos dengan susunan lensa, geserlah sehingga diperoleh bahwa bayangan yang terjadi sama besar dengan benda. 4. Catat jarak benda ke pusat optic lensa (JL) (lihat rumus) 5. Ulangi pengamatan di atas beberapa kali (ditentukan oleh Asisten) 6. Balikkan lensa sekarang R2 di bawah. Ulangi percobaan 3, 4, 5. 7. Sekarang ambil cermin datarnya, jadi hanya lensa yang terletak pada meja. Perhatikan bahwa permukaan meja harus berwarna gelap (hitam).
8. Amati seperti percobaan terdahulu, dengan mencari bayangan yang sama besar dengan benda. Catat kedudukan ini beberapa kali, juga untuk dua permukaan lensa ( lihat rumus (6.3) dan (6.4)). 9. Sekarang kedudukan seperti nomor 2, tetapi antara lensa dan cermin teteskan sdikit cairan (misalnya air) dan atur seperti percobaan terdahulu, yaitu mencai bayangan yang sama besar dengan bendanya. Catat kedudukan ini beberapa kali, juga dengan kedua permukaan lensa (lihat rumus (6.5)). 10. Ukurlah tebal lensa dengan jangka sorong beberapa kali (ditentukan oleh Asisten). Catatan: Untuk memudahkan pengukuran, maka pengukuran jarak benda ke lensa dilakukan dengan mengatur jarak benda ke lensa bagian bawah (alas) serta tebal lensanya, sehingga jarak JL merupakan pengukuran jarak yang diukur dengan etengah tebal len a (JL = JL - t).
VII.
Tugas Akhir
1. Buat tabel pengamatan yang teratur, misalnya seperti contoh di bawah ini!
Tabel 6.3 Data pengamatan
Pengukuran ke
Tabel 6.4 Hasil pengamatan Pengukuran ke f (cm) R1 di bawah I (Lensa dan cermin) II (Lensa) III (Lensa, air, dan cermin) 6,24 4,18 10,23 R2 di p (cm) R1 di R2 di f (cm) R1 di R2 bawah di
bawah
P(cm) R1 di bawah PI = 12,5 - (0,92) = 12,46 cm PII = 8,6 - (0,92) = 8,14 cm PIII = 20,7 - (0,92) = 20,24 cm R2 di bawah PI = 12,5 - (0,92) = 12,46 cm PII = 8,6 - (0,92) = 8,14 cm PIII = 20,6 - (0,92) = 20,14 cm
R2 di bawah fI = = fI = fII = = + + = + =
2. Hitung harga rata-rata f! Jawab: R1 di bawah frata-rata = R2 di bawah frata-rata = = 6,87 cm = 6,88 cm
3. Hitung harga R1 dan R2! Jawab: R1 di bawah RI = RII = RIII = R2 di bawah RI = RII = RIII = = = = = 12,25 cm = 8,59 cm = 20,59 cm = = = = 12,25 cm = 8,59 cm = 20,23 cm
4. Hitung harga indeks bias lensa! Jawab: R1 di bawah nI = nII = nIII = R2 di bawah nI = nII = nIII = = = = = 1,99 cm = 1,97 cm = 1,99 cm = = = = 1,99 cm = 1,97 cm = 1,99 cm
5. Hitung harga indeks bias cairan! Jawab: R1 di bawah n = R2 di bawah n = = = -0,0228 cm = = -0,0227 cm
6. Apakah ada perbedaan perhitungan, jika R1 di bawah dengan jika R2 di bawah? Jawab: Tidak ada perbedaan perhitungan pada pengukuran I (Lensa dan cermin), II (Lensa) apabila R1 di bawah dengan jika R2 di bawah hasil ukurnya semua sama, tetapi pada pengukuran III (Lensa, air, cermin) terjadi perbedaan sedikit dalam pengukurannya R1 di bawah 20,7 sedangkan R2 di bawah 20,6 terdapat selisih 0,1 dari pengukuran III.
VIII. Kesimpulan Dari percobaan yang telah kami lakukan, bahwa dalam pengukuran dengan lensa dibutuhkan ketelitian dan kejelian dalam melihat bayangan yang diperoleh dari lensa yang kita pakai, dan cara mendapatkan bayangannya sangat dipengaruhi dengan media apa yang kita pakai dan jarak benda terhadap lensa tersebut. Semakin jauh benda dengan lensa maka bayangan yang dihasilkan akan semakin kecil, sedangkan semakin dekat benda dengan lensa, maka bayangan yang kita peroleh di lensa akan semakin dekat Kesimpulan dari percobaan lensa ini adalah kita harus mencari bayangan yang sama besar dengan benda yang akan kita lihat bayangannya dengan sifat bayangan yang arahnya terbalik dengan benda aslinya
DAFTAR PUSTAKA
[1] Tyler, Edward Arnold. A Laboratory Manual of Physics, 1967. [2]Cahaya, Blog Fisika. Homepage Online. Available from http://mgmpipagk.files.wordpress.com/2008/01/cahaya.pdf; Internet accessed 17 Maret 2012