Anda di halaman 1dari 3

No. 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Origin Paragraph Dalam paragraf tersebut, tempat peristiwa disebutkan yaitu RS Omni, waktu dimulainya peristiwa yaitu tanggal 7 Agustus 2008 Jam 20.30. Pelaku dalam paragraf ini tidak disebutkan secara eksplisit, tetapi dapat diambil sebuah simpulan bahwa RS Omni sebagai pelaku selain Prita sebagai penulis. 3. Kronologi pengalaman Pada tahapan ini berisi tentang kronologis peristiwa yang dialami Prita terhadap pelayanan RS Omni. Kronologis peristiwa dinarasikan dengan memunculkan RS Omni sebagai lembaga dan beberapa orang yang terkait dengan RS Omni sebagai pihak yang dikritik. Wujud tahap ini tampak pada paragraf 3 sampai dengan paragraf 32. 4.Penerimaan sebuah keadaan Pada tahap ini berisi tentang pernyataan atau tanggapan penulis (Prita) terhadap kronologi peristiwa yang telah menimpanya. Pernyataan berupa ekspresi kepasrahan terhadap efek yang ditimbulkan selama berurusan dengan pihak RS Omni. Berikut wujud tahapan ini: Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan tertekan virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan. (paragraf 33) Penggunaan ungkapan syukur Alhamdulilah... dan setiap kehidupan manusia... merupakabn wujud formal dan wujud pragmatik dari sebuah kepasrahan terhadap sebuah situasi dan kondisi. 5.Harapan Penulis Pada tahapan ini berisi tentang sebuah pengharapan yang ditunjukan ke pihak RS Omni, dan juga berisi tentang himbauan kepada pembaca. Berikut wujud tahapan ini: Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan Dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahantidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini. (Paragraf 35) Saya sangat mengaharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.(paragraf 36) Ungkapan semoga Allah..., saya sangat mengharapkan... berindikasi pada sebuah harapan yang ditunjukan kepada pihak RS Omni, sedangkan ...lebih hati-hati dengan... mengindikasikan sebuah himbauan kepada membaca. Berdasarkan analisis pola retorika di atas, dapat diambil sebuah simpulan bahwa fungsi sosial surat yang ditulis Prita dapat dikategorikan ke dalam surat yang berisikan pengalaman pribadi belaka. Pengalaman tersebut diltulis dalam bentuk narasi deskriptif ditunjukan kepada pihak RS Omni yang berisi keluhan terhadap pelayanan RS Omni. Dengan kata lain, fungsi surat Prita termasuk ke dalam ketegori surat kritik terhadap pelayanan publik.

Revised Paragraph Sebagaimana disebutkan dalam paragraf, peristiwa itu terjadi pada tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 di RS Omni. Pada paragraf ini dapat disimpulkan bahwa RS Omni adalah pelakunya walau disebutkan secara implisit. 3. Kronologi peristiwa Pada tahapan ini berisi tentang kronologis peristiwa yang dialami Prita terhadap pelayanan RS Omni. Kronologis peristiwa dinarasikan dengan memunculkan RS Omni sebagai lembaga dan beberapa orang yang terkait di dalamnya sebagai pihak yang dikritik. Wujud tahap ini tampak pada paragraf 3 sampai dengan paragraf 32. 4.Penerimaan sebuah keadaan Pada tahap ini berisi tentang pernyataan penulis (Prita) yang berupa ekspresi kepasrahan terhadap efek yang ditimbulkan selama berurusan dengan pihak RS Omni. Berikut wujud tahapan ini: Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan tertekan virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan. (paragraf 33) Penggunaan ungkapan syukur Alhamdulilah... dan setiap kehidupan manusia... merupakabn wujud formal dan pragmatik dari sebuah kepasrahan terhadap sebuah situasi dan kondisi. 5.Harapan Penulis Pada tahapan ini berisi tentang sebuah pengharapan yang ditunjukan ke pihak RS Omni, dan himbauan kepada pembaca. Berikut wujud tahapan ini: Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan Dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini. (Paragraf 35) Saya sangat mengaharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia ha nya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.(paragraf 36) Ungkapan semoga Allah..., saya sangat mengharapkan... berindikasi pada sebuah harapan yang ditunjukan kepada pihak RS Omni. Dan ungkapan ...lebih hati-hati dengan... mengindikasikan sebuah himbauan kepada membaca. Berdasarkan analisis pola retorika di atas, dapat disimpulkan bahwa surat Prita dapat dikategotikan sebagai surat pengalaman pribadi yang berisi keluhan terhadap pelayanan RS Omni sebagai kritik terhadap pelayanan publik.

11.

12.

13.

14.

Dengan demikian, apa yang dilakukan Prita sebagai seorang yang mengkritik sebuah lembaga publik, sering pula dilakukan dalam masyarakata Indonesia. Pola retorika di atas pun sering dijumpai di media tulis seperti surat kabar, bahkan melalui pesan pendek (SMS) pun sering ditemukan. Modus Untuk menganalisis yang terdapat pada data dalam surat Prita, penulis menggunakan ancangan pragmatik yaitu teori tindak tutur. Modus di sini sangat erat kaitannya dengan maksud atau tujuan penuturan atau penulis (Prita) yang tersirat maupun tersurat. Dalam ranah pragmatik disebut implikatur dan eksplikatur. Menurut Austin bahwa dengan berbahasa kita tidak hanya mengatakan sesuatu (to make statements), melainkan juga melakukan sesuatu (perform actions). Tindakan tersebut dalam ranah pragmatik disebut dengan tindak tutur atau speech act. Selanjutnya, Searle (dalam Gurnawan 2004:9), membagi tindak tutur berupa tindak tutur langsung (direct speech-act) dan tindak-tutur tidak langsung (indirect speech-act). Dalam direct speech-act terdapat hubungan langsung antara struktur kalimat dengan fungsinya, sedangkan dalam indirect speech-act hubungannya tidak langsung atau menggunakan (bentuk) tindak-tutur lain (Gurnawan 2004:9; dan Yule 1996:54-55) sedangkan menurut fungsinya, Searle ( Joan Cutting: 14-15) membagi tindak tututr menjadi 5 jenis, yaitu : Searle (1967) mengklasifikasikan tindak tutur dengan berdasarkan pada maksud penutur ketika berbicara ke dalam lima kelompok besar, yaitu: 1. Repesentatif: tindak tutur ini mempunyai fungsi memberitahu orang-orang mengenai sesuatu. Tindak tutur ini mencakup mempertahankan, meminta, mengatakan, menyatakan dan melaporkan. 2. Komisif: Tindak tutur ini menyatakan bahwa penutur akan melakukan sesuatu, misalnya janji dan ancaman. 3. Direktif: tindak tutur ini berfungsi untuk membuat penutur melakukan sesuatu, seperti saran, permintaan dan perintah. 4. Ekspresif: Tindak tutur ini berfungsi untuk mengekspresikan perasaan dan sikap mengenai keadaan hubungan , misalnya permintaan maaf, penyesalan dan ungkapan terima kasih. 5. Deklaratif: tindak tutur ini menggambarkan perubahan dalam suatu keadaan hubungan misalnya ketika kita mengundurkan diri dengan mengatakan Saya mengundurkan diri, memecat seseorang dengan mngatakan anda dipecat, atau menikahi seseorang dengan mengatakan Saya bersedia. Pada penelitian ini, untuk menganalisis modus surat yang ditulis Prita M, penulis menggunakan teori tindak tutur yang dicetuskan Searle. Satuan data yang dianalisis berupa paragraf dan klausa.Hal ini didasari pada asumsi bahwa dalam satu paragraf yang terdiri dari beberapa klausa terdapat satu tema utama. Meskipun demikian, satu paragraf memiliki kemungkinan adanya modus yang lebih dari satu. Dari hasil identifikasi data yang diklasifikasikan berdasarkan lima jenis fungsi makro bahasa, diperoleh data kuantitatif sebagai berikut:

Apa yang dilakukan Prita sebagai pengkritik sebuah lembaga publik, sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia yang banyak dijumpai di media tulis seperti surat kabar dan pesen pendek (SMS). Modus Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teori tindak tutur atau ancangan pragmatik yang erat kaitannya dengan modus. Penggunaan modus dalam menganalisis data yaitu untuk melihat tersirat maupun tersuratnya tindak tutur seorang penutur (Prita). Menurut Austin dengan berbahasa kita tidak hanya mengatakan sesuatu (to make statement), melainkan juga melakukan sesuatu ( perform actions). Tindakan tersebut dalam ranah pragmatik disebut dengan tindak tutur atau speech act. Selanjutnya, Searle (dalam Gurnawan 2004:9), membagi tutur kata langsung (direct speech-act) dan tidak langsung (indirect speech-act).Dalam direct speech-act terdapat hubungan langsung antara struktur kalimat dengan fungsinya, sedangkan dalam indirect speech-act hubungannya tidak langsung atau menggunakan (bentuk) tindak-tutur lain (Gurnawan 2004:9; dan Yule 1996:54-55). Searle (Joan Cutting: 14-15) pun membagi tindak tutur menjadi 5 jenis berdasarkan pada maksud penutur ketika berbicara, yaitu:

1.

2. 3. 4.

5.

Repesentatif: tindak tutur ini mempunyai fungsi memberitahu orang-orang mengenai sesuatu misalnya, mempertahankan, meminta, mengatakan, menyatakan dan melaporkan. Komisif: Tindak tutur ini menyatakan bahwa penutur akan melakukan sesuatu, misalnya janji dan ancaman. Direktif: tindak tutur ini berfungsi untuk membuat penutur melakukan sesuatu, seperti saran, permintaan dan perintah. Ekspresif: Tindak tutur ini berfungsi untuk mengekspresikan perasaan dan sikap mengenai keadaan hubungan , misalnya permintaan maaf, penyesalan dan ungkapan terima kasih. Deklaratif: tindak tutur ini menggambarkan perubahan dalam suatu keadaan hubungan misalnya ketika kita mengundurkan diri dengan mengatakan Saya mengundurkan diri, memecat seseorang dengan mngatakan anda dipecat, atau menikahi seseorang dengan mengatakan Saya bersedia.

15.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori tindak tutur yang dicetuskan oleh Searle. Peneliti menggunakan paragraf dan klausa sebagai data penelitiannya karena setiap paragraf memiliki gagasan utama yang berupa klausa. Dari hasil identifikasi data yang diklasifikasikan berdasarkan lima jenis fungsi makro bahasa, diperoleh data kuantitatif sebagai berikut:

16.

17.

Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa: 1. Tindak tutur representatif memiliki modus bahwa si penulis hanya menulis pengalaman yang ia alami. Pernyataannya bersifat naratif deskriptif belaka. Frekuansi kemunculan kalimat yang bermodus representaif sangat dominan dalam surat tersebut, dan dimunculkan dalam satu kesatuan paragraf. 2. Tindak tutur yang bermodus imperatif atau direkif hanya muncul sebanyak 3 kali, berbentuk satuan klausa 1 kali dan dalam dua paragraf yang bertema modus imperatif. Kalimat tersebut yaitu: A. Jangan sampai kejadian saya ini menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda terlibat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien , penjualan obat, dan suntikan. (paragraf 1) Paragraf 1 bermodus inperatif atau direktif yang berupa saran atau anjuran kepada pembaca. Wujud formal modus imperatif tampak pada klausa jangan sampai..., dan berhati-hatilah dengan....

Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa: 1. Tindak tutur representatif yang digunakan penulis (Prita) memiliki modus bahwa ia hanya menulis pengalaman yang ia alami. Frekuansi kemunculan kalimat yang bermodus representatif ini sangat dominan dalam surat tersebut, dan dimunculkan dalam satu kesatuan paragraf. 2. Tindak tutur yang bermodus imperatif atau direkif hanya muncul sebanyak 3 kali, berbentuk satuan klausa 1 kali dan dalam dua paragraf yang bertema modus imperatif. Kalimat tersebut yaitu: A. Jangan sampai kejadian saya ini menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda terlibat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien , penjualan obat, dan suntikan. (paragraf 1) Paragraf 1 bermodus inperatif atau direktif yang berupa saran atau anjuran kepada pembaca. Wujud formal modus imperatif tampak pada klausa jangan sampai..., dan berhati-hatilah dengan.... B. Saya sangat mengaharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia ha nya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.(paragraf 36) Data 2 (paragraf 36) bermodus imperatif yang berupa pengaharapan penulis kepada pembaca. Pihak pembaca disini yaitu pihak RS Omni beserta para pelakunya.Wujud formal modus imperatif tampak pada klausa saya sangat mengharapkan..., tolong sampaikan ke....

18.

B. Saya sangat mengaharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia ha nya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.(paragraf 36) Data 2 (paragraf 36) bermodus imperatif yang berupa sebuah pengharapan kepada pembaca. Pihak pembaca disini yaitu pihak RS Omni beserta para pelakunya, dan pihak ketiga di luar penulis (Prita) dan RS Omni. Wujud formalnya tampak pada klausa saya sangat mengaharapkan..., tolong sampaikan ke... .

19.

C.

Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. Logkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manjemen Omni pembohong besar semu. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang. (kalimat terakhir paragraf 25)

C.

Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. Logkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manjemen Omni pembohong besar semu. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang. (kalimat terakhir paragraf 25)

Anda mungkin juga menyukai