Anda di halaman 1dari 2

Anak Kampus Oleh : Qodriyatul Asifah

Dahulu, sewaktu kita masih remaja sering ku layangkan surat ke alamatmu.Hampir setiap minggu aku tergopoh-gopoh pergi ke supermarket untuk mencari kertas-kertas binder yang indah.Kupilihkan warna dan gambar yang paling romantis saat itu, yang mampu mewakili perasaanku kepadamu.Terbayang olehku bayangan wajahmu yang bulat telur dengan rambut lurus tergerai sampai pundakmu, mata cokelat yang seolah mengatakan ingin bertemu, dan hidungmu yang

terlalu peka oleh bau-bauan apapun di sekitarmu.Setangkai bunga ilalang liar, menarik perhatianku membuatku tersenyum-senyum dan tanpa sadar telah lama terdiam dalam ruang hayalanku.Apalagi semilir ac di supermarket begitu nyaman dan segar.Aku berlalu dari rak-rak kertas yang sangat rapi.Keningku berkerut, otakku terbelenggu oleh indahnya perasaanku padamu.Berkali-kali aku berfikir mengenai kata-kata paling indah yang akan ku tulis.Sebenarnya, aku hanya ingin mengenalkan keluargaku setelah tiga suratku yang terdahulu ku awali dengan perbincangan sederhana mengenai kegiatanku di campuss.Angin di sekitarku terasa bersahabat, detak jantungku terasa berdetak lembut memompa darahku dengan sempurna dan membawa namamu yang mengandung sejuta makna.Nona, akan kuungkapkan segala isi hatiku malam ini

Beragam kata-kata mutiara kutemukan di kamusku mengantarkan hasratku untuk berfikir lebih dewasa.Fikiranku bergelut menerima pesan nenek moyang dan menggali maknanya yang terdalam.Ketegasan berfikir dan kemampuan menyatakannya seringkas mungkin membuatku memadu padankan dengan berbagai polemik di dunia ini.aku mencoba memilah dan memilih peribahasa yang cocok untuk surat cintaku agar cukup mengetuk hati kekasihku untuk selalu menebar semangat dalam menyambut cintaku.Ahirnya aku terpaku pada kata-kata yang sudah sangat familiar di dunia ini yaitu sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui.Ku ambilkan selembar kertas HVS lalu kulipatkan merpati dan kugunting tepi-tepinya sehingga tampak segi-segi bulu sayapnya yang indah.Ku tulis namaku dan namamu di kanan kiri sayap dan aku merasa tersenyum puas untuk pertama kalinya.Aku menggumamkan namamu lalu aku pun beranjak ke bufet di sampingku untuk menyimpan surat yang telah ku masukkan kedalam amplop. Huff terasa nafasku yang damai oleh hadirmu di dalam hatiku.Aku mengantuk, tetapi aku tidak segera memenjamkan mataku.Aku memutar kaset musik, dan akupun teringat bahwa aku mungkin bisa mengajakmu mengobrol lewat HP atau telephon layaknya

teknologi tercanggih yang merebak dewasa ini.Akupun menyoretkan no hp ku di amplop luar. Ku sadari hari telah pagi, aku bergegas bangun dan mengambil air wudlu.menunaikan husna yang shalat agung.Ya Shubuh Allah, dan aku berzikir, yang dan menyebut lemah di asmaul sangat

hadapanMu, bimbinglah aku menuju jalan surgaMu.Naungilah kehidupan kami sekeluarga juga kekasihku dengan rahmat dan ridloMu.Akan ku bawa indahnya nafas-nafas islam ini ke dalam kehidupanku yang paling pahit sekalipun.Dan akan kubuktikan keihlasan hatiku dalam melaksanakan perintah-perintahMu

Aku harus segera pergi ke kampus, sehingga aku pun segera berkemas-kemas memasukkan lap top dan charger, buku-buku, makalah, dan alat tulis.Aku menyaut kunci motorku dan berlalu dari kamar kos ku yang paling sederhana selama 3 tahun tinggal di Jogja.Mengunci pintu dengan tepat dan mendapati motorku di garasi bawah.Better, aku mengambil jalan pintas yang tidak terlalu sepi dan rindang.Hem, hari ini helm standarku baru, Godbless !

Anda mungkin juga menyukai