Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Pengelolaan keuangan daerah telah banyak mengalami perubahan atau perbaikan seiring dengan semangat reformasi manajemen keuangan pemerintah untuk mencapai keberhasilan otonomi daerah. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya paket peraturan perundang-undangan di bidang keuangan negara beserta peraturan-peraturan turunannya yang juga telah banyak mengalami revisi dan penyempurnaan. Beberapa peraturan terkait dengan implementasi otonomi daerah yang telah dikeluarkan adalah paket undang-undang bidang keuangan negara yakni Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksanaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Dalam pengimplementasian perundang-undangan bidang keuangan negara tersebut dikeluarkan berbagai aturan pelaksanaan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP). Berkenaan dengan pengelolaan keuangan daerah dikeluarkanlah PP Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang kemudian dijabarkan melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah direvisi dengan Permendagri Nomor 29 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Mamesah (dalam Halim, 2007:23) menyatakan bahwa keuangan daerah dapat diartikan sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Keuangan daerah ini dikelola melalui manajemen keuangan daerah, dimana tata usaha daerah yang merupakan alat untuk melaksanakan manajemen keuangan daerah tersebut. Mamesah (dalam Halim, 2007:26) menyatakan bahwa tata usaha keuangan daerah dibagi menjadi dua golongan, yaitu tata usaha umum dan tata usaha keuangan. Tata usaha umum menyangkut kegiatan suratmenyurat, mengagenda, mengekspedisi, menyimpan surat-surat penting atau mengarsipkan, dan kegiatan dokumentasi lainnya. Di lain pihak, tata usaha keuangan pada intinya adalah tata buku yang merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis di bidang keuangan berdasarkan prinsip, standarisasi, dan prosedur tertentu sehingga dapat memberikan informasi aktual di bidang keuangan. Dalam pengelolaan keuangan daerah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pemerintah daerah salah satunya adalah penatausahaan dan laporan pertanggungjawaban bendahara karena bendahara merupakan pondasi awal pemerintahan daerah dalam mewujudkan tertib administrasi, akuntabilitas pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Oleh karena itu kemudian diterbitkan Permendagri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara

Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Serta Penyampainya. Peraturan ini diterbitkan sebagai pedoman teknis yang mendetail pada bendahara dalam pengelolaan keuangan daerah yang mulai berlaku 01 Desember 2009.. PP Nomor 58 Tahun 2005 dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 memperkenalkan Uang persediaan (UP) dalam prosedur pengelolaan uang yang dilakukan oleh SKPD sebagai uang muka kerja SKPD yang bersifat revolving (adanya pengisian kembali jika telah terpakai) tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. Berbicara mengenai UP berarti kita berbicara mengenai lingkup global kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab bendahara pengeluaran, pengelolaan UP merupakan salah satu tugas yang mendasar dalam sistem penatausahaan bendahara pengeluaran. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kecamatan Gambut merupakan salah satu SKPD dilingkup Pemerintah Kabupaten Banjar yang kegiatan dan biaya operasionalnya dibebankan pada APBD Kabupaten Banjar. Dalam pelaksanaan belanja daerah khususnya mengenai

penatausahaan dana UP bendahara pengeluaran SKPD Kecamatan Gambut terdapat beberapa perbedaan dengan Permendagri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan

Pertanggungjawaban Bendahara Serta Penyampainya yang merupakan pedoman teknis penatausahaan dan pertanggungjawaban bendahara dalam mengelola keuangan daerah khususnya pada SKPD.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENATAUSAHAAN DAN LAPORAN

PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN BENDAHARA PENGELUARAN PADA SKPD KECAMATAN GAMBUT. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka didapat rumusan masalah yaitu sebagai berikut : Bagaimana Penatausahaan bendahara pengeluaran dalam mengelola Uang Persedian (UP) pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kecamatan Gambut ? 1.3. Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

penatausahaan bendahara pengeluaran dalam mengelola Uang Persedian (UP) pada Satuan SKPD Kecamatan Gambut. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi bendahara pengeluaran SKPD Kecamatan Gambut dalam penatausahaan keuangan daerah khususnya tentang Uang Persedian (UP) serta informasi atau referensi untuk menambah ilmu terutama dalam hal penatausahaan keuangan daerah khususnya tentang Uang Persedian (UP) dan untuk bahan penelitian selanjutnya. 1.5. Metode Penelitian 1.5.1. Ruang Lingkup Panelitian

Ruang lingkup penelitian ini pada bendahara pengeluaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar. 1.5.2. Lokasi Penelitian Objek penelitian berlokasi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar Jalan A. Yani Km. 14,800 Gambut, Martapura
1.5.3. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif yaitu data yang nilainya tidak dinyatakan dalam bentuk angka seperti kinerja penatausahaan bendahara pengeluaran dalam mengelola Uang Persedian (UP). Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi buku kepustakaan sebagai teori dan bahan yang berhubungan dengan penelitian ini serta dokumen dari instansi terkait 1.5.4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian lapangan yang terdiri dari :
a.

Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap sumber data yang diteliti.

b.

Dokumentasi,

yaitu

pengumpulan

data

dengan

mempelajari Permendagri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungungjawaban Bendahara Serta Penyampainnya

ataupun bahan-bahan lainnya yang berkaitan ataupun bahan-bahan lainnya yang berkaitan 1.5.5. Teknik Analisa Data Data yang telah diperoleh akan diuraikan secara deskriptif dalam bentuk tekstuler yaitu menggambarkan penatausahaan bendahara pengeluaran dalam mengelola uang persediaan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungungjawaban Bendahara Serta Penyampainnya.

Anda mungkin juga menyukai