sumber : arsip.kotasantri.com
edited by
Pustaka_Nailul
Daftar Isi
Islam dan Konsistensi Islam dan Optimisme Islam dan Pengawasan Melekat Islam dan Sportivitas Islam dan Korupsi Islam dan Ucapan Selamat Islam dan Sains Islam dan Lingkungan Hidup Islam dan Produktivitas Profesionalisme Islam dan Profesionalisme Islam dan Wanita Islam dan Buruh Islam dan Senioritas Islam dan Ploretariat Islam dan Childhood Leadership/Elite Islam dan Leadership/Elite Islam dan Borjuasi Islam dan Parental Islam dan Neighborhood Islam dan Interpersonal Islam dan Motivasi Islam antara Serius dan Canda Islam dan Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
(#) Hadits Riwayat : Imam Muslim, dalam shahih-nya, hadits no. 2840. [1] HR. Tirmidzi, 2345, dan ia berkata : hasan shahih; HR. Ahmad 1/30; HR. Ibnu Majah, 4164 dengan sanad shahih; juga di-shahih-kan oleh al-Hakim 4/318. *) Serial Sosiologi Islam : Pandangan Islam terhadap Aspek-aspek Sosiokultural Masyarakat Modern (2)
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
ketelitiannya dan kedekatannya ketika melakukan pengawasan : "DAN SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENCIPTAKAN MANUSIA DAN MENGETAHUI APA YANG DIBISIKKAN OLEH HATINYA, DAN KAMI LEBIH DEKAT KEPADANYA DARIPADA URAT LEHERNYA." (QS. Qaaf, 50 : 16). Masih adakah yang tertinggal wahai saudaraku yang mulia?! Maka tulisan ini akan aku tutup dengan pengamatanku bahwa konsep pengawasan yang diberikan oleh Islam adalah mencakup semua sisi kemanusiaan, baik pada aspek lebar (mencakup semua orang mu'min), panjang (dari sejak ia baligh sampai matinya) dan dalamnya (dari perkataan, perbuatan sampai pada kata hatinya). Sehingga Islam sangat membenci sesuatu yang buruk, bahkan jangankan yang buruk, yang tidak bermanfaat sekalipun hendaknya dihindari, "Ciri baiknya keislaman seseorang adalah ia meninggalkan apa-apa yang tidak berarti baginya." [3]. Karena pelanggaran yang besar selalu dimulai oleh kesalahan-kesalahan kecil, dan seorang hanya akan menjadi besar, jika ia terbiasa mendisiplin dirinya untuk tidak mentolerir kesalahan-kesalahan kecil, sebagaimana dikatakan oleh Anas ra : "Sesungguhnya kalian terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang kalian anggap halus bagaikan sehelai rambut, padahal kami di masa nabi SAW menganggap perbuatan-perbuatan itu sebagai dosa besar yang membinasakan (alMuhlikat)." [4]. --(#) Hadits Riwayat : 1. Tirmidzi, hadits no. 1988, dan ia berkata hadits hasan-shahih. 2. Ahmad, 5/153, 158, 228, 236. 3. Darimi, 2/323. [1] HR. Tirmidzi, hadits no. 2518, dan ia berkata hasan-shahih; Syaikh Nashir berkata shahih. [2] HR. Ahmad, no. 2804 dan 2669 dan menurut Syaikh Syu'aib al-Arnauth sanadnya shahih. [3] HR. Tirmidzi, no.2318. Hadits ini ada syahid-nya dari hadits Husein bin Ali ra (HR. Ahmad dan Thabrani), dan dari hadits Abubakar ra (HR. Hakim dalam alKunya), dan dari hadits Abudzar (HR Syairazi), dan dari hadits Ali ra (HR. Hakim dalam Tarikh-nya), dan dari hadits Zaid ra (HR. Thabrani dalam al-Awsath), dan dari hadits Harits bin Hisyam (HR. Ibnu Asakir). Oleh karenanya hadits ini shahih dengan berbagai syawahid tersebut. Lihat juga Faydhul-Qadir 6/12 dan Majma' Zawaid 8/18. [4] HR. Bukhari, 11/283; Ahmad, 157, ia juga meriwayatkannya (3/3) dari hadits Abu Said al-Khudriy ra, dan (470) dari hadits Abbad bin Qurth ra. *) Serial Sosiologi Islam : Pandangan Islam terhadap Aspek-aspek Sosiokultural Masyarakat Modern (3)
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
tersebut. Maka kejujuran bagi sebuah komunitas adalah perhiasan yang tak ternilai harganya. Berbahagialah sebuah kelompok jika diisi oleh orang-orang yang jujur, sebagaimana dalam hadits nabi SAW : "Jika ALLAH SWT menginginkan kebaikan bagi seorang pemimpin, maka dijadikan baginya seorang menteri yang jujur, maka jika ia lupa diingatkan dan jika ia ingat maka disupport oleh menteri tersebut. Dan jika ALLAH SWT menginginkan hal yang sebaliknya bagi seseorang, maka dijadikan baginya menteri yang buruk, jika ia lupa dibiarkan dan jika ia ingat tidak disupport." [5]. --(#) Hadits Riwayat : 1. Bukhari, kitab ash-Shulhu, bab Laisal Kadzibu 'alladzi Yushlihu bainan Nas. 2. Muslim, kitab al-Birru wash Shilah. [1] HR. Bukhari, 10/423; Muslim no.2607; Abu Daud no.4989; dan Tirmidzi no.1972. [2] HR. Tirmidzi, kitab al-Birru wash Shilah, bab Ma Ja'a fil Mizah; Di-shahih-kan oleh Albani dalam Takhrijul-Misykah. [3] HR. Abu Daud, kitab al-Adab, bab Ma Ja'a fil Mizah; Tirmidzi kitab al-Birru wash Shilah, bab Ma Ja'a fil Mizah; Di-shahih-kan oleh Albani dalam al-Misykah. [4] HR. Bukhari, 4/275-276; Muslim, no. 1747; Ahmad, 2/318. [5] HR. Abu Daud, kitab al-Kharraj wal Imarah wal-Fay', bab Fit Tikhadz al-Wazir, juz-II hal. 245. *) Serial Sosiologi Islam : Pandangan Islam terhadap Aspek-aspek Sosiokultural Masyarakat Modern (4)
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
pengakuan terhadap hak orang lain melalui sumpah atau di bawah sumpah, walau betapa pun kecilnya apalagi jika sumpah tersebut bersifat besar seperti sumpah jabatan, lalu kemudian digunakan untuk berbuat zalim, simaklah hadits berikut ini : "Siapa saja yang merampas hak seorang muslim dengan sumpahnya, maka ALLAH benar-benar mewajibkan neraka baginya dan diharamkan Jannah untuknya. Lalu seorang sahabat bertanya : Walaupun yang dirampas itu sesuatu yang amat sedikit ya rasuluLLAH? Maka jawab nabi SAW : Walaupun sekecil batang kayu arak (kayu untuk bersiwak)." [2]. Hal lain berkenaan dengan perbuatan kezaliman yang ditumpas oleh Islam ini adalah dalam bentuk kezaliman dan kejahatan yang dilakukan seseorang di lembaga peradilan, yaitu perbuatan mengadukan suatu perkara dengan tujuan mengambil sesuatu yang bukan miliknya dengan memperkarakannya di lembaga peradilan. Sabda nabi SAW : "Sesungguhnya aku adalah manusia biasa, sedangkan kalian mengdaukan persoalan kepadaku. Mungkin salah seorang diantara kalian lebih pandai berbicara daripada yang lain, lalu aku putuskan baginya sesuai dengan yang aku dengar. Maka barangsiapa yang telah aku menangkan perkaranya dengan mengalahkan yang benar, maka sama saja dengan aku telah memberinya sepotong bara api neraka." [3]. Lalu bagaimana jika terlanjur melakukan yang demikian itu? Segeralah minta maaf jika kezaliman tersebut berkaitan dengan diri atau kehormatan seseorang atau kembalikan harta haram tersebut jika berbentuk uang atau materi, sebagaimana sabda nabi SAW : "Barangsiapa yang pernah menganiaya saudaranya baik kehormatannya maupun sesuatu yang lain hendaklah ia minta maaf sekarang juga sebelum saatnya dinar dan dirham tidak berguna. Jika tidak, apabila ia memiliki amal shalih maka amalnya akan diambil sesuai dengan kadar penganiayaan yang dilakukannya. Apabila tidak memiliki amal baik lagi, maka kejahatan orang yang dianiaya itu diambil dan dibebankan kepadanya." [4]. --(#) Hadits Riwayat : 1. Bukhari, juz-V/76. 2. Muslim, hadits no. 1612. [1] [2] [3] [4] HR. HR. HR. HR. Bukhari, V/162; Muslim (1832); Ahmad, V/423. Muslim (137). Bukhari, XII/299-300; Muslim (1713); Ahmad VI/203, 290, 307. Bukhari, V/73.
*) Serial Sosiologi Islam : Pandangan Islam terhadap Aspek-aspek Sosiokultural Masyarakat Modern (5)
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
akan saya jawab : Dan juga atasmu. Tetapi Fir'aun telah mati [2]. Dibolehkan juga berdoa untuk orang kafir (dzimmi) sepanjang bukan doa yang berkaitan dengan keselamatan, rahmat dan barakah ALLAH SWT (atau yang semisal dengan itu). Artinya seperti doa agar ia diberi hidayah, dipanjangkan umur dan diberikan kesehatan, dan sebagainya. Sebagaimana dalam atsar sahabat berikut ini : Dari Uqbah bin Amir al-Juhani bahwa ia melewati seorang yang penampilannya seperti muslim, maka ia pun mengucapkan salam dan dijawab oleh orang itu. Maka seorang anak tiba-tiba berkata kepadanya : Ia itu orang Nasrani! Maka Uqbah menghampirinya kembali lalu berkata : Sesungguhnya rahmat dan barakah ALLAH hanyalah bagi orang-orang mu'min. Tetapi semoga ALLAH memanjangkan hidupmu dan membuat harta dan anakmu menjadi banyak [3]. --[1] HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad, 423/544 dan di-shahih-kan oleh Albani dalam ash-Shahihah (450). [2] HR. Bukhari dalam Adabul-Mufrad, dan di-shahih-kan oleh Albani dalam ashShahihah (2/329). [3] HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad, dan di-shahih-kan oleh Albani (al-Irwa 1274). Dan dia (Albani) berkata : Aku katakan atsar dari sahabat yang mulia ini menunjukkan bolehnya berdoa untuk panjang umur, sekalipun untuk orang kafir, apalagi untuk orang muslim tentu lebih utama. Tapi harus diperhatikan bahwa orang kafir itu haruslah bukan musuh ummat Islam, dan karenanya berlaku juga ta'ziyyah kepada mereka, berdasarkan hal yang terkandung dalam atsar ini, maka ambillah faidah (hukum) ini.
(#) Hadits Riwayat : 1. Abu Daud, kitab al-Adab, bab Ikhbarur Rajuli ar-Rajula bi Mahabbatihi lahu. 2. Tirmidzi, kitab az-Zuhdu, bab Ma Ja'a fi I'lamil Hubbi. 3. Di-shahih-kan oleh Syaikh Albani dalam ash-Shahihah (417, 2515). *) Seri Sosiologi Islam : Pandangan Islam terhadap Aspek-aspek Sosiokultural Masyarakat Modern (6)
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
mengerjakannya, dan perumpamaan orang yang tidak dapat menerima petunjuk ALLAH yang diturunkan kepada mereka." [6]. Maka ketika kaum muslimin mendalami dan mengamalkan agamanya dengan benar, penuhlah dunia dengan para ilmuwan dan saintek muslim seperti di bidang kedokteran : Kitab Ibnu Sina, al-Qanun (abad-12) & Al-Hawi (ar-Razi) menjadi sumber pengetahuan kedokteran di Barat sampai abad-16; Raja Friederich-II dari Perancis meminta putra-putra Ibnu Rusyd (menurut ejaan Barat dibaca : Averoes) untuk tinggal diistananya mengajarinya ilmu Botani & Zoologi; Paus Gerbert (bergelar Sylvestre-II) mengajar ilmu-ilmu alam pada tahun 1552-1562 yang kesemuanya dipelajarinya di Universitas Islam Andalusia di Spanyol; Bahkan menurut Gustave Le Bon (sejarawan Perancis) bahwa ahli-ahli Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Albertus Magnus, dan lain-lain dibesarkan dalam era keemasan perpustakaan pengetahuan Islam & Arab [7]. Kesemuanya itu kemudian diganti oleh generasi berikutnya yang menjauh dari nilai-nilai Islam dan bermaksiat kepada ALLAH SWT, sehingga sedikit demi sedikit kepemimpinan kaum muslimin digantikan oleh generasi yang meninggalkan shalat dan mengikuti syahwat[8]. Demikianlah ALLAH SWT mencabut ilmu dari kaum muslimin tidak secara sertamerta, tapi melalui diwafatkannya orang-orang yang berilmu dan bertaqwa dan digantikannya dengan orang-orang yang bodoh dan sesat yang memimpin manusia, sehingga mereka sesat dan menyesatkan orang lainnya [9]. ALLAHu a'lam bsih Shawab... --(#) Hadits Riwayat : 1. Abu Daud, hadits no. 3658. 2. Tirmidzi, hadits no. 2651. 3. Ibnu Majah, hadits no. 261. 4. Menurut Tirmidzi sanadnya hasan, sedangkan menurut Ibnu Hibban hadits ini shahih (no. 95), juga dalam shahih-nya dalam bab AbduLLAH bin Umar (96). [1] HR. Bukhari, I/152-153; Muslim hadits no. 816. [2] HR. Muslim, hadit no. 2699. [3] HR. Abu Daud no. 3641-3642; Tirmidzi, no. 2683; Ibnu Majah, no. 223; dan dishahih-kan oleh Ibnu Hibban (74-75) melalui riwayat Abu Darda ra; juga dari riwayat Jabir bin Muth'im ra yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad (IV/80) dan dishahih-kan oleh al-Hakim (I/86-87); juga dari riwayat Zaid bin Tsabit ra yang diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad (V/183); hadits ini juga diriwayatkan oleh adDarami (I/75) dan di-shahih-kan oleh Ibnu Hibban (72-73). [4] HR. Muslim, hadits no. 1631. [5] HR. Abu Daud (3664); Ibnu majah (252); dan di-shahih-kan oleh Ibnu Hibban (89) dan al-Hakim (I/85) dan disepakati oleh adz-Dzahabi. [6] HR. Bukhari I/150-151, VI/152; Muslim (1037). [7] DR Musthafa as-Siba'i, Min Hadharatina. [8] QS. Maryam, 19/59. [9] HR. Bukhari I/174-175; Muslim (2673). *) Serial Sosiologi Islam : Pandangan Islam terhadap Aspek-aspek Sosiokultural Masyarakat Modern (7)
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
--(#) Hadits ini dikeluarkan oleh Syaikh Nashiruddin al Albani dalam kitabnya Shahih Adabul Mufrad lil Imam al-Bukhari, hadits no. 381. *) Serial Sosiologi Islam : Pandangan Islam terhadap Aspek-aspek Sosiokultural Masyarakat Modern (8)
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
sahabatnya ketika ada 3 orang dari mereka yang berniat untuk mencurahkan seluruh waktunya untuk hanya melakukan ibadah mahdhah (ritual ibadah) saja dengan meninggalkan urusan duniawi manusia seperti menikah, tidur dan makan. 3. Pelajaran berharga juga bagi para Dai agar tidak pernah berputus asa dalam melakukan dakwahnya, karena semua pekerjaan kita baik ibadah maupun kerja semuanya akan didapatkan hasilnya kelak di akhirat. Semua dakwah dan perjuangannya akan mendapatkan nilai disisi ALLAH SWT, walaupun kelihatannya ketika di dunia hal tersebut tidak berhasil. Sekalipun masyarakat tidak menerima dakwahnya dan bahkan memusuhi serta memeranginya. Tanamlah benih itu, lalu angkatlah tanganmu untuk berdoa kepada ALLAH, rawatlah ia sebaik-baiknya, kamu tidak perlu mengkuatirkan besarnya ancaman dan penghadangan yang menghadang karena hasilnya akan dapat kamu rasakan nanti, baik berupa kemenangan dakwah itu di dunia, atau kalau pun tidak berhasil menang di dunia maka pahala ALLAH pasti menantimu di akhirat kelak. Apalah artinya dirimu dengan kekuasaan dan karunia ALLAH SWT yang Maha Luas tanpa batas dan akhir, tetaplah di jalan ALLAH SWT dan istiqamahlah maka kelak kamu akan melihat hasil panennya nanti... --(#) Hadits ini ditakhrij oleh Ali bin Abdil Aziz dalam al-Muntakhab dengan isnad yang hasan dari Anas ra;. Lihat juga Kitab umdatul qari fi syarhin shahihil Bukhari oleh Syaikh Badaruddin al Aini, bab al-Hartsu waz Ziraah. *) Serial Sosiologi Islam : Pandangan Islam terhadap Aspek-aspek Sosiokultural Masyarakat Modern (9)
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
Bisakah anda bayangkan itu? Tidakkah anda perhatikan itu semua terjadi di tengah peradaban dunia yang telah demikian kerasnya menindas para wanita? Tapi tunggu dulu saudaraku, jangan dulu merasa kagum, marilah aku tambahkan perkataan dari manusia langit itu untukmu, yaitu ketika seorang lelaki bertanya pada beliau SAW : "Wahai rasuluLLAH! Siapa yang harus aku perlakukan dengan baik? Maka jawab Nabi SAW : Ibumu! Lalu tanya orang itu lagi : Lalu siapa lagi? Jawab nabi SAW lagi : Ibumu! Lalu tanya orang itu lagi : Lalu siapa lagi? Jawab nabi SAW : Ibumu! Lalu tanya orang itu lagi : Lalu siapa lagi? Maka jawab nabi SAW : Ayahmu! Lalu kerabatmu yang terdekat, lalu kerabat yang dekat." [1] Lalu siapakah yang masih berkata bahwa Islam menghinakan kaum wanita?! Siapakah yang telah melupakan bagaimana eksploitasi dan penghinaan besarbesaran mesin kapitalisme imperialis terhadap para wanita, lalu berusaha matimatian namun sia-sia mencari kelemahan Islam?! Di negara manakah sebenarnya wanita lebih banyak diperkosa dan dilecehkan seksualnya sampai di era modern saat ini, apakah di negara Barat ataukah di negara muslim?! Tidakkah mereka mau merenungkan hadits berikut ini : "Bahwa seorang mendatangi Ibnu Abbas ra lalu
Pustaka_Nailul
berkata : Aku membunuh orang, apakah masih ada taubat bagiku? Maka tanya Ibnu Abbas : Apakah Ibumu masih hidup? Jawabnya : Tidak. Maka kata Ibnu Abbas : Bertobatlah kepada ALLAH dan mendekatlah kepada-NYA sekuat tenagamu. Lalu Atha bin Yasar (perawi hadits itu) bertanya pada Ibnu Abbas; Mengapa engkau bertanya tentang ibunya? Jawab Ibnu Abbas : Sungguh aku tidak mengetahui ada amalan yang lebih dekat pada ALLAH SWT selain berbuat baik kepada ibu." [2] Ketika kaum feminis memperjuangkan pengakuan kesamaan derajat kaum wanita atas pria, maka mereka tertinggal jauh sekali dengan Islam, karena Islam menyatakan bahwa perjuangan seorang wanita/ibu tidak akan mampu disamai oleh kaum pria walau ia telah melakukan apapun untuk membalasnya. Dari Abu Burdah : Aku melihat Ibnu Umar sedang thawaf di Ka'bah bersama seorang laki-laki dari Yaman yang telah berangkat menempuh perjalanan dari Yaman sambil terus menggendong ibunya, laki-laki itu berkata (kepada Ibnu Umar) : Sungguh aku dihadapannya (ibuku) bagaikan unta yang hina, tapi kelebihanku adalah kalau unta bisa mengejutkan penunggangnya maka aku tidak pernah mengejutkan (ibuku). Wahai Ibnu Umar apakah aku telah bisa membalas jasanya? Kata Ibnu Umar : Belum! Bahkan itu masih belum sebanding dengan tarikan-tarikan nafasnya saat ia melahirkanmu..." [3] Ad Dunya mata' wa Khairu Mata'iha al-Mar'atus Shalihah... [4] (Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita yang shalihah). --(#) Hadits Riwayat : 1. Tirmidzi, hadits no. 1162, dengan sanad hasan. 2. Ahmad, hadits no. 2/251, 472; dan di-shahih-kan oleh Ibnu Hibban (1311) dan al-Hakim 1/3. 3. Hadits ini ada syahid dari hadits Aisyah ra yang diriwayatkan oleh Ahmad 6/47 dan Tirmidzi (2615) dan al-Hakim 1/53 dengan lafzh : "Sesungguhnya termasuk sempurnanya Iman seorang Mu'min adalah baiknya akhlaqnya dan sebaik-baik kalian adalah yang paling lembut pada keluarganya." [1] HR. Tirmidzi, kitab al-Birru wash Shilah, bab Ma Ja'a fi Birril Walidain, dan dihasan-kan oleh Albani (al-Irwa : 829, 2232). [2] HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad dan di-shahih-kan oleh Albani (Silsilah Ahadits ash Shahihah, 2799). [3] HR. Bukhari, dalam Adabul Mufrad dan di-shahih-kan oleh Albani. [4] HR. Muslim, hadits no. 1467. *) Serial Sosiologi Islam : Pandangan Islam terhadap Aspek-aspek Sosiokultural Masyarakat Modern (11)
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
pekerjaan sesuai dengan kemampuannya dan melarang majikan untuk membebaninya dengan pekerjaan yang tak sanggup dilakukannya, kata beliau SAW : "Sesungguhnya saudara-saudaramu adalah buruhmu, (karena) ALLAH menjadikan mereka dibawah kekuasaanmu. Maka barangsiapa yang saudaranya berada di bawah kekuasaannya maka hendaklah memberi makan kepadanya dari sesuatu yang ia makan dan memberi pakaian kepadanya dari sesuatu yang ia pakai, serta janganlah ia membebani mereka sesuatu yang tidak mampu dijalankan oleh mereka. Jika engkau terpaksa membebani mereka sesuatu yang memberatkan mereka maka bantulah mereka." [6]. Maka bagaimanakah saudaraku? Apakah kiranya engkau renungkan hal tersebut? Masih adakah demo para buruh yang dilakukan karena menuntut para majikannya jika aturan (syariat) Islam diterapkan? Masih adakah demo para buruh yang menuntut upah kerja minimal mereka atau hak-hak hidup layak mereka atau pesangon bagi mereka ketika mereka di-PHK? Justru nabi SAW saat peradabannya menempatkan para buruh pada tingkat terendah telah mengangkat mereka pada tingkat yang belum mampu dicapai oleh peradaban modern saat ini, tidakkah kau renungkan itu? Masihkah kau ragukan Islam sebagai solusi bagi permasalahan kehidupan era modern maupun aturan terbaik dalam mengatur masyarakat? Lebih tinggi dari itu semua, maka marilah kita saksikan bersama bagaimana pemimpin dan teladan kita Muhammad SAW memperlakukan buruhnya di rumah beliau SAW, melalui kesaksian dari buruhnya sendiri Anas bin Malik ra sebagai berikut : "Aku melayani beliau SAW dalam perjalanan dan ketika dirumahnya, semenjak beliau di Madinah sampai wafatnya (10 tahun lamanya). Nabi SAW tidak pernah sekali pun memarahiku, atau sekedar berkata-kata kepadaku mengenai sesuatu yang aku kerjakan : Mengapa engkau melakukan begini dan begitu? Dan tidak pernah pula beliau berkata kepadaku mengenai sesuatu perintahnya yang belum aku kerjakan : Mengapa tidak engkau lakukan ini dan itu?" [7]. --(#) Hadits Riwayat : 1. Abu Daud, kitab al-Adab, bab Fi Haqqil Mamluk. 2. Ibnu Majah, kitab al-Washaya, bab Hal Ausha RasuluLLAH SAW; hadits no. 2698. 3. Di-shahih-kan oleh Albani, kitab al-Irwa al-Ghalil (2178).
[1] HR. Bukhari, dalam Adabul Mufrad, di-shahih-kan oleh Albani dalam Takhrijul Misykah (3365). [2] HR. Muslim, kitab al-Iman, hadits no. 34-35. [3] HR. Muslim, kitab al-Iman, hadits no. 31, 33; kitab al-Aiman, hadits no. 30-32. [4] HR. Muslim, kitab az-Zuhdi wa Raqa'iq, hadits no.74. [5] Ibid. [6] HR. Bukhari, kitab al-Iman, bab Ith'amul mamluk Mimma Ya'kulu. [7] HR. Bukhari, kitab al-Washaya, bab Istikhdamun fis Safari wal Hadhari; Muslim, kitab al-Fadha'il, hadits no. 52. *) Serial Sosiologi Islam : Pandangan Islam terhadap Aspek-aspek Sosiokultural Masyarakat Modern (12)
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
bagian dari pembahasan kita. Sifat sombong adalah tercela baik karena alasan apapun, apakah karena ilmu, kedudukan, senioritas bahkan karena merasa lebih taqwa sekalipun adalah diharamkan dan sangat dicela dalam Islam, firman ALLAH SWT : "... DAN JANGANLAH KAMU MERASA DIRIMU ITU SUCI, KARENA DIA-LAH YANG LEBIH MENGETAHUI SIAPA YANG LEBIH BERTAQWA (DIANTARAMU)." (QS. an-Najm, 53 : 32). Yang beliau SAW tanamkan adalah sifat tawadhu' (rendah hati) dan menyayangi bagi yang senior dan sebaliknya beliau SAW menanamkan agar para yunior mendahulukan dan menghormati yang lebih senior. Alangkah indah dan serasinya, sehingga kedua sikap ini akan BERKELINDAN DAN bertemu ditengah-tengah dalam hubungan yang sangat erat dan mendalam, antara kasih-sayang dan penghormatan, antara rendah hati dan penghargaan. SubhanaLLAH... Demikianlah pelajaran dan teladan beliau SAW kepada para sahabatnya, sehingga hal ini menjadi kebiasaan dan perilaku keseharian dikalangan generasi para sahabat dan salafus-shalih, sebagaimana perkataan sahabat abu Said alKhudhriy RA : "Ketika masa nabi SAW aku masih remaja, dan aku banyak menghafal perkataan beliau SAW, tidak ada yang menghalangiku untuk banyak menceritakan hadits beliau SAW ketika itu kecuali karena pada saat itu masih banyak para sahabat yang lebih senior dari aku." [7]. --(#) Hadits Riwayat : 1. Abu Daud, kitab al-Adab, bab ar-Rahmah. 2. Tirmidzi, kitab al-Birru wash Shilah, bab Ma ja'a fi Rahmati Shibyan. 3. Di-shahih-kan oleh Albani dalam at-Ta'liqu ar-Raghib (I/66); Lihat juga komentarnya dalam Shahihu Targhib wa Tarhib (I/117). [1] HR. abu Daud dengan sanad hasan, lihat dalam Takhrijul Misykah (4972), juga dalam Ta'liqu ar-Raghib (I/66). [2] HR. Bukhari, kitab al-Adab, bab al-Haramu al-Kabir; Muslim kitab al-Qasamah. [3] HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad (147) dengan sanad yang hasan. [4] HR. Muslim (hadits no. 291 dan 673). [5] HR. Muslim (hadits no. 123 dan 432). [6] HR. Bukhari III/170. [7] HR. Bukhari I/363 dan III/162; Muslim (hadits no. 88 dan 964). *) Serial Sosiologi Islam
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
tersebut dengan firman-NYA dalam QS. al-An'am (6 : 52) : "DAN JANGANLAH KAMU MENGUSIR ORANG-ORANG YANG SELALU BERDOA KEPADA RABB-MU PAGI DAN SORE HARI DENGAN MENGHARAPKAN RIDHO-NYA." [5]. Demikianlah penghargaan dan perhatian Islam terhadap semua lapisan dalam masyarakat, kelompok yang kaya memiliki hak dan kewajiban, demikian pula kelompok yang proletar; setiap elemen dalam struktur masyarakat mendapatkan perhatian sebaik-baiknya dan diberikan hak serta kewajiban yang sesuai, Islam adalah agama yang adil dan egaliter, yang menempatkan seluruh pranatanya tepat pada tempatnya. Terakhir marilah kita dengarkan taushiyyah (nasihat) terakhir pemimpin kita SAW tentang kaum proletar : "Carilah aku diantara orang-orang yang lemah, karena sesungguhnya kalian semua ditolong dan diberi rizqi karena orang-orang yang lemah diantara kalian." [6]. --(#) Hadits Riwayat : 1. Bukhari, XI/361. 2. Muslim, hadits no. 2736. [1] Talcott Parsons, The Structure of Social Action, Glencoe III, 1949, pp 278; Morris Ginsberg, Reason & Unreason Society, London, 1956, Chapter IV, pp 180200. [2] Karl Marx, Manifesto of the Communist Party, 1848. [3] HR. Bukhari IX/117 dan XI/236. [4] HR. Muslim, hadits no. 2505. [5] HR. Muslim, hadits no. 46, dan 2413. [6] HR. Abu Daud hadits no. 2594 dengan sanad yang jayyid; juga Ahmad V/198; Nasa'i VI/45; Tirmidzi hadits no. 1702 dan di-shahih-kan oleh Ibnu Hibban hadits no. 1620; dan Malik II/106 dan 145 dan disepakati oleh adz-Dzahabi dan berkata Tirmidzi : hasan shahih. Nasa'i juga meriwayatkan dari jalan Thalhah bin Mushrif dari Mush'ab bin Sa'ad dari ayahnya. Hadits yang semakna juga diriwayatkan oleh Bukhari VI/65 secara mursal karena Mush'ab bin Sa'ad adalah tabi'in, dan diriwayatkan oleh al-Hafizh Abubakar al-Barqaniy dalam shahih-nya secara muttashil dari Mush'ab dari ayahnya ra. *) Serial Sosiologi Islam
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
--(#) Hadits Riwayat 1. Al-Bukhari, dalam kitab al-Adab, bab Rahmatul Walad'i Taqbiluhu wa Mu'anaqatuhu. 2. Muslim, kitab al-Fadha'il, hadits no. 64. [i] Kin Groups & Social Structure, Roger M. Keesing, p.121-129, Holt Rinehart & Winston, USA. [ii] Banyak sekali buku-buku sejenis ini, seperti DR. Bursteln's Book on Children karangan DR. A. Joseph Burstlen (1992), dan tulisan semisal Glenn Domann dan lain-lain. [iii] HR. Bukhari, kitab Fadha'ilu Ashhabin an Nabi ra, bab Manaqibul Hasan wal Husein; Muslim, kitab Fadha'ilus Shahabah, hadits no. 58-59. [iv] HR. Bukhari, kitab al-Adab, bab Fadhlu man Yaulu Yatiman. [v] HR. Bukhari, kitab Al-Hibah, bab Al-Hibatu lil Waladi; Muslim, kitab Al-Hibah, hadits no.17. [vi] HR. Bukhari, kitab Al-Adab, bab Ja'alaLLAHu ar-Rahmata Mi'ata Juz'in; Muslim, kitab at-Taubah, hadits no. 17. *) Serial Sosiologi Islam
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
kepadaku dan barangsiapa yang tidak taat kepada pemimpin (yang sesuai dengan syariat) maka ia sama dengan tidak taat kepadaku." [x]. Dan ketaatan kepada pemimpin yang adil dan menjalankan syariat adalah WAJIB, barangsiapa yang keluar dari ketaatan atas pemimpin yang demikian maka ia akan bertemu ALLAH SWT pada Hari Kiamat nanti tanpa punya alasan apapun untuk membela dirinya [xi]. Tentang siapa pemimpin itu Islam tidak membatasi ia dari ras dan kelompok apapun, asal mengikuti dan menegakkan syariat maka wajib ditaati, sekalipun ia adalah seorang yang berkulit sangat hitam yang kepalanya bagaikan buah-buah anggur [xii] (saking hitamnya). Islam oleh karenanya tidak membeda-bedakan warna kulit, ras atau pun bahasa dalam masalah kepemimpinan, yang dinilai adalah ketaqwaannya dalam menjalankan aturan dan syariat ALLAH dan kemampuannya memimpin. Dan bagi mereka yang meremehkan pemimpin yang adil dan menghinanya, maka ALLAH SWT pun akan menghina dan meremehkannya [xiii]. Seorang pemimpin yang adil tentunya akan memilih pembantu-pembantu, wakilwakil dan menteri-menteri yang adil pula. Tidak mungkin seorang yang baik akan mengangkat atau memilih wakil dan menteri yang merupakan para musuh ALLAH SWT, seperti para koruptor, kaum oportunis apalagi para kolaborator asing (QS. alMumtahanah, 60 : 1). Karena tidak ada gunanya berpura-pura membela Islam atau seolah-olah tiba-tiba menjadi muslim yang sangat taat, karena kaum muslimin yang cerdas akan bisa menilai siapa saja teman-teman mereka dahulunya, dan siapa orang-orang yang dekat dengan kelompok-kelompok mereka (sebelum ada maunya), atau bagaimana sikap mereka terhadap para ulama serta hukum syariat. Benarlah pernyataan pemimpin abadi kita nabi Muhammad SAW : "Jika ALLAH SWT menghendaki kebaikan kepada seorang penguasa, maka IA akan memberikan untuknya menteri-menteri yang jujur, (yaitu) yang jika ia khilaf maka selalu mengingatkan dan jika ia ingat maka selalu dibantu/didorong. Dan jika ALLAH SWT menghendaki keburukan kepada seorang penguasa, maka IA akan memberikan untuknya para menteri yang jahat. Jika penguasa itu lupa, maka tidak diingatkan dan jika ia ingat maka tidak didorong/dibantu." [xiv]. --(#) Hadits Riwayat : 1. Bukhari, juz-XIII/112-113. 2. Muslim, juz III/1460, hadits no.21-22. [i] From Max Weber : Essay in Sociology (1946), London, Routledge & Kegan Paul, edited by H.H Gerth & C.W. Mills. [ii] HR. Bukhari II/317 juga XIII/100; dan Muslim no. 1829; dan Abu Daud no. 2928. [iii] HR. Muslim no. 1828. [iv] HR. Abu Daud no. 2948; Tirmidzi no. 1332; al-Hakim IV/93-94; menurut Imam al-Mundziri sanad-nya shahih karena ada syahid dari hadits Muadz ra yang diriwayatkan oleh Ahmad V/238-239; demikian pula menurut Albani dalam ashShahihah no. 629. [v] HR. Bukari II/119 dan 124; Muslim no. 1031. [vi] HR. Muslim no. 1827; Nasa'i VIII/221; Ahmad II/160. [vii] HR. Muslim no. 1855. [viii] HR. Muslim no. 2865. [ix] HR. Bukhari XIII/109; Muslim no. 1839; Abu Daud no. 2626; Tirmidzi no. 1707; Nasa'i VII/160. [x] HR. Bukhari XIII/99; Muslim no. 1835; Nasa'i VII/154. [xi] HR. Muslim no. 1851. [xii] HR. Bukhari XIII/108. [xiii] HR. Tirmidzi no. 2225 dan ia berkata hasan dan disepakati oleh Imam alMundziri; Ahmad V/42; Thayalisi II/167.
Pustaka_Nailul
[xiv] HR. Abu Daud no. 2932, dengan sanad yang baik menurut syarat Muslim; juga Nasa'i VII/159 dengan sanad yang shahih. *) Serial Sosiologi Islam
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
Khalifah Rasyidin, 3 diantaranya adalah sahabat yang kaya, dan hanya 1 diantara mereka yang miskin (yaitu Ali ra). Dan di atas itu semua, maka bagaimanakah orang akan mampu melaksanakan rukun Islam yang ketiga (zakat) dan yang kelima (hajji) jika ia tidak memiliki kemampuan harta?! Hanya dalam Islam, harta yang banyak tersebut semata-mata untuk berlombalomba dibelanjakan dalam kebaikan dan sama sekali bukan untuk ditumpuktumpuk dan digunakan untuk kikir. Islam amat sangat mencela orang-orang yang menumpuk-numpuk harta dengan kikir, firman ALLAH SWT : "ADAPUN ORANG YANG KIKIR DAN MERASA DIRINYA KAYA, SERTA MENDUSTAKAN PAHALA YANG TERBAIK, MAKA KELAK KAMI AKAN MENYIAPKAN BAGINYA JALAN YANG SUKAR, DAN HARTANYA TIDAK BERMANFAAT BAGINYA JIKA IA TELAH BINASA." (QS. alLayl, 92/8-11); "BARANGSIAPA YANG TERPELIHARA DARI KEKIKIRAN DIRINYA MAKA MEREKA ITULAH ORANG-ORANG YANG BERUNTUNG." (QS. at-Taghabun, 64/16); "DAN BARANGSIAPA YANG MENYIMPAN EMAS DAN PERAK LALU TIDAK MENAFKAHKANNYA FI SABILILLAH MAKA GEMBIRAKANLAH MEREKA DENGAN AZAB YANG PEDIH. PADA HARI KETIKA DIPANASKAN DI NERAKA JAHANNAM HARTA ITU LALU DISETRIKA DENGANNYA KENING-KENING MEREKA, PUNGGUNG-PUNGGUNG MEREKA DAN DADA-DADA MEREKA, LALU DIKATAKAN : INILAH HARTA YANG KALIAN SIMPAN UNTUK DIRI KALIAN SENDIRI, MAKA RASAKANLAH SEKARANG APA YANG SELALU KALIAN SIMPAN ITU." (QS. at-Taubah, 9/34-35). Demikianlah kita melihat para borjuis di masa sahabat ra berlomba-lomba untuk menafkahkan harta mereka dan membantu dakwah serta saudaranya fi sabiliLLAH, kita melihat Abubakar ra yang membantu mengeluarkan sebagian besar dari hartanya untuk membantu dakwah dan saudaranya di jalan ALLAH SWT, sehingga ALLAH SWT menurunkan ayat pujian untuknya [3] : "DAN SUNGGUH-SUNGGUH AKAN KAMI JAUHKAN DARI NERAKA ITU ORANG YANG PALING TAQWA, YAITU IA YANG MENGELUARKAN HARTANYA UNTUK MEMBERSIHKAN DIRINYA, PADAHAL TIDAK ADA ORANG YANG MEMBERIKAN NIKMAT KEPADANYA SEHINGGA HARUS DIBALASNYA (DENGAN HARTANYA ITU), IA MENGELUARKAN HARTANYA HANYA SEMATA-MATA MENCARI KERIDHOAN RABB-NYA YANG MAHA TINGGI." (QS. alLayl, 92/17-20). Begitu pula para sahabat Anshar ra, yang terus-menerus membantu dan mengeluarkan hartanya untuk saudaranya dari kalangan Muhajirin tanpa dihitung-hitung sampai mereka dahulukan saudara-saudara mereka itu dari kepentingan mereka sendiri walaupun mereka sudah tidak memiliki apa-apa lagi, sehingga ALLAH SWT memuji mereka dengan firman-NYA : "DAN MEREKA YANG MENEMPATI BUMI MADINAH DAN BERIMAN SEBELUMNYA, MEREKA MENCINTAI SAUDARANYA YANG HIJRAH KE NEGERI MEREKA DAN SAMA SEKALI TIDAK ADA DALAM HATI MEREKA KEINGINAN SEDIKIT PUN TERHADAP APA YANG DIBERIKAN (OLEH NABI SAW) KEPADA PARA MUHAJIRIN, DAN MEREKA MENDAHULUKAN SAUDARA MEREKA MUHAJIRIN ITU LEBIH DARI DIRI MEREKA SENDIRI, WALAUPUN KEADAAN MEREKA SUDAH SANGAT KEKURANGAN." (QS. al-Hasyr, 59/9). Adakah engkau perhatikan hal itu wahai saudaraku? Lalu bandingkanlah dengan para borjuis dan proletar pada masa kini. Manakah yang menurutmu lebih baik?! Demi ALLAH, tidaklah akan baik ummat ini kecuali dengan mengikuti sunnah para generasi awalnya... Semoga kita saat ini telah menjadi salah seorang yang sedang berjuang menegakkannya, ALLAHumma aAmiin... --(#) Hadits Riwayat Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, dan di-shahih-kan oleh Albani dalam Takhrijul Misykah (3756). [1] HR. Bukhari IX/65, Muslim hadits no. 815. [2] HR. Bukhari II/270, 272 dan X/113; juga Muslim Hadits no.595. [3] HR. Ibnu abi Hatim dr 'Urwah; HR. al-Bazzar dari Ibnu Zubair (lihat Lubab an Nuqul fi Asbab an-Nuzul, Imam Suyuthi). *) Serial Sosiologi Islam
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
MEREKA BERDUA DAN PERGAUILAH MEREKA BERDUA DI DUNIA DENGAN BAIK. (QS. Luqman : 15) [iv]. Dan perbuatan baik kepada kedua parental ini dalam Islam tidak hanya berhenti pada kehidupan di dunia ini saja, melainkan terus berlanjut hingga kelak dalam kehidupan yang kedua nanti di akhirat. Oleh karenanya bagi mereka yang merasa belum cukup (dan memang tidak akan pernah bisa) membalas kebaikan kedua parentalnya, Islam memberikan kesempatan yaitu dengan menjadi orang yang baik lalu terus mendoakan keduanya, sebagaimana dalam hadits : "Diangkat derajat mayat seseorang setelah wafatnya, lalu ia berkata : Wahai RABBI, apa yang terjadi padaku ini? Lalu dikatakan : Anakmu telah memohonkan ampunan untukmu." [v]. Lebih dari itu Islam yang sangat memperhatikan seluruh manusia dan menghargainya, juga telah memperluas cara berbuat baik kepada kedua parental kita itu yaitu dengan berbuat baik kepada teman-teman karib kedua parental kita, sebagaimana dalam hadits : "Sesungguhnya sillaturrahim yang paling terpuji adalah menjalin sillaturrahim dengan teman karib ayahnya." [vi]. --(#) Hadits Riwayat Al-Bukhari, dalam kitab Adabul Mufrad, dishahihkan oleh Albani dalam Ash-Shahihah hadits no. 515, dia (Albani) berkata hasan-mauquf dan shahih-marfu'. [i] Lihat Tulisan Max Weber : Economy and Society, an outline of Interpretative sociology, New York Bedminster Press, 1968; juga tulisannya From Max Weber, Essay in Sociology, London Routledge & Kegan Paul, edited by H.H. Gerth & C.W. Mills, 1946. [ii] Abu Daud, kitabul jihad bab Fi Rajulin Yaghzu wa Abawahu Karihani; An Nasa'i, kitabul Bai'ah 'alal Jihad, bab Al-Bai'ah 'alal Hijrah; Ibnu Majah kitab al-Jihad, bab ar-Rajulu Yaghzu wa lahu Abawani. [iii] Bukhari, kitab al-Hibah, bab al-Hidayah lil Musyrikin; Muslim, kitab az-Zakat hadits no.49-50; Abu Daud, dalam Shahih-nya hadits no. 1468. [iv] Muslim, kitab Fadha'ilus Shahabah hadits no. 43-44. [v] Bukhari, dalam Adabul Mufrad dan di-hasan-kan oleh Albani. [vi] Muslim, kitab al-Birru wash-Shilatu wal-Adab, hadits no. 11-13. *) Serial Sosiologi Islam
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
RINGAN DISISI ALLAH DIBANDINGKAN DENGAN IA BERZINA DENGAN ISTRI TETANGGANYA. Lalu nabi SAW bertanya lagi mengenai dosa mencuri, maka para sahabat ra menjawab : Mencuri itu haram, karena telah diharamkan oleh ALLAH dan rasul-NYA. Maka kata nabi SAW : SUNGGUH SEORANG ITU MENCURI DARI 10 RUMAH ITU LEBIH RINGAN DOSANYA DISISI ALLAH DARI MENCURI BARANG TETANGGANYA." [viii]. Dan hukum memuliakan tetangga ini tidak hanya terhadap tetangga yang MUSLIM saja, melainkan juga mencakup seorang tetangga yang NON-MUSLIM dan YAHUDI sekalipun; asalkan kebaikan yang kita berikan tidak berkaitan dengan pelanggaran aqidah (ikut dalam perayaan agamanya dan ritual-ritual yang bersifat keagamaan) dan pelanggaran syariat (seperti makan dan minum yang diharamkan atau perbuatan-perbuatan yang dilarang dalam syariat). Lihatlah hadits berikut ini : "Dari Mujahid ra berkata : Aku berada disamping AbduLLAH bin Amr bin 'Ash ra, sementara anaknya sedang menguliti kambing. Lalu Ibnu 'Amr berkata : Wahai anakku, jika kau sudah selesai maka mulailah (bersedekah) kepada TETANGGA KITA YANG YAHUDI itu. Lalu seseorang berkata : Orang Yahudi?! Semoga ALLAH memperbaiki ucapanmu! Ibnu 'Amr berkata : Aku mendengar nabi SAW berwasiat (agar berbuat baik) kepada tetangga, sehingga kami mengira bahwa tetangga akan berhak atas hak waris." [ix]. --(#) Hadits Riwayat : 1. Bukhari, kitab al-Adab, bab Man Kaana Yuminu biLLAHi wal yaumil aakhiri fala Yudzii Jaarahu. 2. Bukhari, kitab al-Adab, bab Fi Haqqil Jaari. 3. Muslim, kitab al-Luqathah, hadits no. 14. 4. Tirmidzi, kitab al-Birru wash Shilatu, bab Maa Jaa fi Haqqil Jiwari. [i] The Penguin Dictionary of Sociology, 4th ed, p. 238, Bryan Turner et. al (2000). [ii] HR. Bukhari, kitab al-Adab, bab Man Kana Yu'minu biLLAHi wal Yaumil Akhiri fala Yu'dzi Jarahu; dan Muslim, kitab Luqathah, hadits no. 14. [iii] HR. Bukhari, kitab al-Adab, bab Man Kana Yu'minu biLLAHi wal Yaumil Akhiri fala Yudzi Jarahu. [iv] HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad dan di-shahih-kan oleh Albani dalam Silsilah Ahadits ash Shahihah (149). [v] HR. Bukhari dalam Adabul-Mufrad dan di-shahih-kan oleh Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah (190). [vi] HR. Muslim, kitab al-Iman, hadits no. 73. [vii] HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad dan di-shahih-kan oleh Albani. [viii] HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad dan di-shahih-kan oleh Albani dalam Silsilah Ahadits ash Shahihah (65). [ix] HR. Abu Daud, kitab al-Adab, bab Fi Haqqil Jiwar; Tirmidzi, kitab Al-Birru wash Shilah, bab Ma Ja'a fi Haqqil Jiwar; dan di-shahih-kan oleh Albani dalam Irwa' alGhalil (891). *) Serial Sosiologi Islam
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
Lihatlah demikian hormat dan santunnya sang nabi yang mulia Ibrahim as dalam memuliakan para tamunya, walaupun tamu tersebut sama-sekali tidak dikenalnya. Dan bagi para al-Abrar (orang-orang yang paling bersegera berbuat kebaikan), maka simaklah hadits berikut ini untuk kalian contoh; "Seseorang datang kepada nabi SAW : Lalu nabi SAW berkata : Siapa yang akan memuliakan tamu ini? Maka jawab seorang sahabat Anshar : Saya wahai rasuluLLAH! Lalu ia menuju pulang (bersama tamu tersebut) dan berkata (pada istrinya) : Dinda, muliakanlah tamu rasuluLLAH SAW. Istrinya menjawab : Kita tidak punya apa-apa kanda, KECUALI JATAH UNTUK ANAK-ANAK. Lalu suaminya berkata : Kalau begitu hidangkanlah (untuk tamu kita) dan (pura-puralah) memperbaiki lampumu. Ajaklah anak-anak kita tidur sebelum waktu makan malam. Lalu dilakukan oleh istrinya, lalu memadamkan lampu (seolah-olah sedang diperbaiki), kemudian suami istri itu seakan-akan makan, padahal mereka semalaman belum makan. Setelah pagi tiba, ia datang kepada nabi SAW, tiba-tiba beliau SAW bersabda : Sungguh ALLAH kagum atas perbuatanmu berdua. Kemudian turunlah ayat : DAN MEREKA MENGUTAMAKAN ORANG-ORANG MUHAJIRIN ATAS DIRI-DIRI MEREKA SENDIRI, SEKALI PUN MEREKA DALAM KEADAAN YANG SANGAT MEMBUTUHKAN. MAKA BARANGSIAPA YANG DIPELIHARA DARI KEKIKIRAN DIRINYA, MAKA MEREKA ITU ADALAH ORANG-ORANG YANG BERUNTUNG." [viii]. --(#) Hadits Riwayat : 1. Bukhari, kitab al-Adab, bab Man Kana Yu'minu biLLAH; juga juz-X/441. 2. Muslim, kitab al-Iman, hadits no.77; juga III/1352, hadits no. 14, 15. [i] Ini bisa dicermati dalam buku-buku Chickens Soup yang terkenal, seperti How to Win Friends & Influence People-nya Dale Carnegie atau The 7 Habits of Highly Effective People-nya Stephen R. Covey misalnya. [ii] HR. Bukhari, 11/22; Tirmidzi 27/24; [iii] HR. Bukhari dalam Adabul-Mufrad dan Abu Daud (5186); menurut Albani hasan-shahih. [iv] HR. Bukhari dalam Adabul-Mufrad dan di-shahih-kan oleh Albani. [v] Ibid. [vi] Ibid. [vii] QS. Adz-Dzariyat : 24-27. [viii] HR. Bukhari, kitab at-Tafsir Surah al-Hasyr, bab Wa Yu'tsiruna 'ala Anfusihim; Muslim, kitab al-Asyribah, hadits no. 172. *) Serial Sosiologi Islam
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
MENJADI PENOLONG KAMI DAN ALLAH ADALAH SEBAIK-BAIK PELINDUNG." (QS. Ali Imran [3] : 173-174). --(#) Hadits Riwayat : Imam Muslim, dalam shahih-nya, hadits no. 2840. [i] The Achieving Society (1961), Princeton Univeristy Press; Assessing Human Motivation (1971) New York General Learning Press. [ii] HR. Tirmidzi, 2345, dan ia berkata : hasan shahih; HR. Ahmad 1/30; HR. Ibnu Majah, 4164 dengan sanad shahih; juga di-shahih-kan oleh al-Hakim 4/318. *) Serial Sosiologi Islam
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
hutangnya tanpa diketahui demi ummat ini. Ada pula diantara mereka yang mencurahkan tenaganya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan dakwah, tanpa ada yang tahu apakah ketika ia meninggalkan pekerjaannya tersebut ia masih dapat mencukupi kebutuhan nafkah keluarganya. Semua itu mereka lakukan dalam merealisasikan makna keikhlasan dan persaudaraan yang sebenarnya. Mereka ini tidak pernah banyak bicara dan mereka membenci mengungkit-ungkit serta membangga-banggakan jasanya. Hanya ALLAH SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahuinya dan IA-lah Yang Maha Lembut dan Penyantun terhadap amal para hamba-NYA. Saudaraku di jalan ALLAH, ditengah keseriusan para da'i tersebut dalam memperbaiki dan membangun ummat ini, maka sebagai manusia tentulah mereka pun akan terkena perasaan lelah dan jenuh, sehingga fitrahnya membutuhkan penyegaran dan hiburan yang dapat mengembalikan semangatnya dan meninggikan kembali tekadnya dalam perjuangan yang panjang dan tiada akhir tersebut. Dalam kondisi inilah canda dan tawa mendapatkan porsinya, nabi SAW sangat memahami bahwa para junudnya pun membutuhkan suasana yang demikian, sehingga beliau SAW pun kerapkali mencandai para sahabat dan istriistrinya. Simaklah hadits di atas yang menyebutkan keheranan para sahabat ketika pemimpin mereka mencandai mereka, lalu sang nabi memberikan pengarahan bahwa hendaknya canda tersebut dilakukan dengan tidak membuat kebohongan. Canda beliau SAW adalah tidak sering dan selalu merupakan kebenaran, simaklah salah satu cara canda beliau SAW berikut : "Seseorang datang kepada nabi SAW meminta tunggangan, lalu nabi SAW berkata : baiklah, saya akan menaikkanmu di atas anak unta betina! Lalu orang itu berkata keheranan : Wahai rasuluLLAH! Lalu apa yang dapat kulakukan di atas anak unta betina? Maka jawab nabi SAW : Bukankah unta itu semuanya adalah anak unta betina?!" [ii]. Sebagai seorang pemimpin yang Pengasih, maka beliau SAW pun mencandai pula anak-anak kecil untuk menghibur dan bersenang-senang dengan mereka, simaklah hadits berikut ini : "Sesungguhnya nabi SAW ketika berada di tengah-tengah kami, beliau berkata kepada adikku (yang masih kecil) : Wahai Abu Umair! Apakah yang sedang dilakukan oleh an-Nughair?" [iii]. Kadangkala beliau SAW meminta sahabatnya untuk bernasyid menghibur mereka ataupun menghibur para wanita, sebagaimana dalam hadits : "Nabi SAW mengunjungi sebagian istrinya dan Ummu Sulaim bersama mereka (menurut riwayat yang lain dari Anas bhw al-Barra' bernasyid untuk laki-laki dan Anjasyah bernasyid untuk wanita) lalu nabi SAW bersabda : Wahai Anjasyah! Pelan-pelan anda bernasyid untuk perempuan." [iv]. Dan canda beliau SAW yang sesekali ini diikuti kemudian oleh para sahabatnya ra, sebagaimana dalam atsar : "Para sahabat nabi SAW pernah saling melempar dengam semangka, padahal mereka hakikatnya adalah para tokoh." [v]. --(#) Hadits Riwayat : Imam Tirmidzi, kitab al-Birru wash Shilah, bab Ma Ja'a fil Mizah; dan di-shahih-kan oleh Albani dalam Takhrijul Misykah. [i] Hasan al-Banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, jilid I, halaman 34. [ii] HR. Abu Daud, kitab al-Adab, bab Ma Ja'a fil Mizah; Tirmidzi, kitab al-Birru wash Shilah, bab Ma Ja'a fil Mizah; di-shahih-kan oleh Albani dalam Takhrijul Misykah (4886). [iii] HR. Bukhari, kitab al-Adab, bab al-Inbisath ma'an Nas; Muslim, kitab al-Adab, bab Istihbabu Tahnikil Maulud, hadits no. 30. [iv] HR. Bukahri, kitab al-Adab, bab Ma Yajuzu minasy Syar'i war Rijzi wal Hida'i; Muslim, kitab al-Fadha'il, bab Rahmatun Nabiyyi SAW lin Nisa'i, hadits no. 71. [v] HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad, dan di-shahih-kan oleh Albani dalam ash Shahihah (435). *) Serial Sosiologi Islam
Pustaka_Nailul
Pustaka_Nailul
Rasul Terakhir. Artinya bahwa risalah nabi SAW merupakan risalah yang terakhir dan mencakup seluruh alam ini sampai hari Kiamat, sehingga semua manusia terkena hukum tersebut dan wajib mengamalkannya. Oleh karenanya diperlukan penjelasan tentang apa-apa yang telah ditunjukkan oleh risalah tersebut tentang hal-hal yang baik dan ancaman dari hal-hal yang buruk sampai hari Kiamat kelak. Hal lain yang juga mengimplikasikan pentingnya AMNM ini adalah secara umum berdasarkan kaidah saling mendukung, saling membantu diantara anggota masyarakat, maka wajib bagi setiap anggotanya berusaha untuk kemaslahatan dirinya dan kemaslahatan orang-orang lainnya, serta berusaha sungguh-sungguh untuk mencegah keburukan baik yang akan menimpa dirinya ataupun orang lain. Maka amar ma'ruf nahi munkar merupakan 2 cara untuk menjaga kewajiban tersebut, oleh karenanya maka keduanya menjadi wajib juga berdasarkan kaidah ushul fiqh apa-apa yang tidak akan sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ia menjadi wajib pula. Urgensi AMNM ini juga ditunjukkan dengan ancaman bagi yang meninggalkannya, yaitu akan berhadapan dengan murka dan azab ALLAH di dunia dalam berbagai bentuk diantaranya akan mendapat La'nat dan Dijauhkan dari Rahmat ALLAH dan Ditimpakan Kebencian dan Perpecahan, dari abu Musa al-Asy'ari ra, dari Rasul SAW : "Sesungguhnya diantara ummat sebelum kalian dari Bani Israil ketika ada seorang yang berbuat buruk maka ada yang mencegahnya dengan keras. Tapi setelah keesokan harinya orang tersebut masih bermaksiat maka orang yang melarang tersebut sudah duduk-duduk dan makan dan minum bersamanya seolaholah tidak pernah terjadi apa-apa kemarin. Maka ketika ALLAH SWT melihat perilakunya yang demikian itu, maka ALLAH SWT membenturkan hati mereka dengan yang lainnya (terjadi perpecahan dan permusuhan) dan melaknat mereka semua, maka kata nabi SAW selanjutnya : Bacalah oleh kalian kalau mau : TELAH DILAKNAT ORANG-ORANG KAFIR DARI BANI ISRAIL MELALUI LISAN DAUD DAN ISA BIN MARYAM, KARENA MEREKA TIDAK MELARANG KEMUNKARAN YANG MEREKA LAKUKAN. (QS. 5/78). Selanjutnya kata nabi SAW : Demi DZAT yang jiwaku berada ditangan-NYA, perintahkanlah yang ma'ruf dan cegahlah kemunkaran, bimbinglah tangan orang yang berbuat dosa dan kembalikanlah ke jalan haq dengan sebenar-benarnya, atau jika tidak kalian lakukan maka ALLAH SWT akan membenturkan hati-hati kalian dan melaknat kalian sebagaimana ALLAH SWT melaknat mereka." [iv]. Yang kedua adalah ancaman akan merajalelanya kejahatan dan meratanya azab dan tidak dikabulnya doa para Shalihin, dari Abu Riqad ia berkata : "Aku keluar bersama majikanku, ketika itu aku masih kecil dan bertemu dengan Hudzaifah bin Yaman, kemudian Hudzaifah berkata : Ada seorang yang mengucapkan 1 kata saja pada masa nabi SAW yang menjadikannya munafik. Sementara aku mendengarnya di masa kalian ini di satu majlis 4 kali diucapkan, perintahkanlah yang ma'ruf dan cegahlah dari yang munkar dan doronglah kepada kebaikan maksudnya hendaklah kalian saling mendorong untuk melakukan kebaikan- atau akan ALLAH ratakan azabnya atas kalian semua, sehingga kalian akan diperintah oleh orang-orang yang paling jahat diantara kalian lalu berdoalah orang-orang terbaik kalian tapi tidak dikabulkan doa mereka." [v]. Bahaya lainnya dari meninggalkan hal ini adalah berjangkitnya kehinaan, kenistaan dan dikuasai oleh musuh, dari AbduLLAH bin Amru bin 'Ash ra, bahwa nabi SAW bersabda : "Jika ummatku sudah tidak lagi mampu berkata kepada seorang zhalim diantara mereka : Kamu zhalim! Maka sungguh mereka sudah dibiarkan (oleh ALLAH SWT)." [vi]. Selain itu juga akan memberikan alasan bagi para Pemalas, maksudnya memberikan celah bagi orang yang malas dan lalai untuk diam dan membiarkan/bersikap apatis terhadap kondisi yang ada dengan alasan bahwa tidak ada yang menunjukkan mereka ke jalan yang lurus, serta tidak ada yang memerintahkan mereka kepada yang baik dan mencegah mereka dari kemunkaran, lalu mereka membuat alasan terhadap ALLAH SWT.
Pustaka_Nailul
--(#) Hadits Riwayat : 1. Tirmidzi dalam sunan-nya, kitab al-Fitan, bab Ma ja'a fil Amr bil Ma'ruf wan Nahyi 'anil Munkar 4/468 nomor 2169 dari hadits Hudzaifah bin Yaman secara marfu' dan Tirmidzi berkata tentang hadits ini adalah hadits-hasan; 2. Ahmad dalam musnad-nya, 5/288-289, 391 dari hadits Hudzaifah bin Yaman ra secara marfu'; [i] HR. Muslim/49, Abu Daud/1140, Tirmidzi/2173, an-Nasai 8/111, Ibnu Majah/4013. [ii] Walaupun demikian, urutan ini dapat dibalik, tergantung pada kondisi kekuatan kaum muslimin dan maslahat bagi dakwah-Islamiyyah itu sendiri (pelajari urutan bagaimana nabi SAW menghancurkan 360 patung di Makkah). [iii] HR. Abu Daud 4/122 no. 4338, Tirmidzi 5/256-257, dan Ahmad 71. [iv] HR. Baihaqi dalam Majma' Zawaid : Kitabul Fitan bab Wujub Inkarul Munkar 7/269, dari abu Musa al-Asy'ari secara marfu' dengan lafzh seperti ini. [v] HR. Ahmad dalam al-Musnad 19/173. [vi] HR. Ahmad dalam al-Musnad 19/175-176. *) Serial Sosiologi Islam