Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPORATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI PENELITIAN TIDAKAN KELAS

PADA SMP KELAS 3 A.latar belakang masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mendidik, membina, membimbing sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Anak tidak akan berkembang secara baik tanpa adanya bantuan dari pendidiknya sehingga nampak dapat terlihat dari diri anak yang lambat karena kesulitan untuk mengembangkan motorik yang dimilikinya. Pendidikan adalah upaya sadar untuk membentuk pribadi menjadi dewasa yang mandiri baik dari aspek afektif, psikomotor dan kognitifnya. Dalam upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa maka sebagai seorang pendidik harus dapat menumbuhkan motivasi kepada seluruh peserta didik karena motivasi adalah faktor yang dapat mendorong setiap individu untuk berprilaku. Motivasi muncul karena adanya daya tarik tertentu. Misalnya nilai merupakan sesuatu yang dapat menjadi daya tarik seseorang (motivator)akan tetapi untuk mendapatkan nilai yang baik itu misalnya belajar dengan giat, melaksanakan setiap tugas, merupakan hal yang tidak menarik . Oleh sebab itu ,sering untuk mengjar daya tarik itu seseorang melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan misalnya mencontek, menjiplak tugas,dan lain sebagainya. Untuk menghindari hal tersebut diperlukan pengawasan yang memadai. Itulah sebabnya selain diperlukan faktor pendorong melalui hadiah, juga di perlukan hukuman terutama apabila terjadi gejala-gejala prilaku yang tidak sesuai jadi untuk menanggulangi hal tersebut maka disini akan mencoba menggunakan sebuah model pembelajaran kooporatif agar tidak banyak siswa yang kurang motivasi dalam belajarnya

Seperti fenomena yang terjadi di SPM N 1 pakenjeng banyak sekali siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar akibat kurangnya motivasi dari pendidik nya terutama dari faktor keluarga siswa tersebut.. Maka dari itu seorang guru dengan menggunakana model Pembelajaran kooporatif akan lebih menumbuhkan motivasi bagi para peserta didik yang kurang motivasi dalam belajarnya B.Rumusan masalah Berdasarkan identifikasi latar belakang masalah di atas maka masalah yang akan di rumuskan sebagai berikut 1.Bagaimana pelaksanaan model pembelajarankooporatif 2.Bagaimana hasil model pembelajaran kooporatif 3.Bagaimana hasil repleksi akhir dari model pembelajaran kooporatif C. pemecahan masalah Masalahnya dapat di identifikasi bahwa terdapat banyak siswa yang sulit dalam belajar akibat kurang nya motivasi dari para pendidik trutama dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam. Upaya alternatif tindakan dengan memberikan tugas kooporatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelsaikan tugas kelompok sedang struktur intensif kooporatif merupakan suatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok. Atas dasar asumsi seperti di atas, maka dirancang suatu Penelitian Tindakan kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dirumuskan dalam judul penelitian sebagai berikut:

MODEL

PEMBELAJARAN

KOOPORATIF

UNTUK

MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI (penelitian tidakan kelas di SMP N 1 pakenjeng Garut) D.Tujuan dan kegunaan penelitian 1. Tujuan penelitian: Sejalan dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian di atas, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi mengenai Peningkatan motivasi belajar siswa dengan cara kerja sama dalam menyelsaikan tugas kelompok. Secara lebih rinci penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk diperolehnya deskripsi hasil penelitian mengenai: A. pelaksanaan model pembelajaran kooporatif B. hasil model pembelajaran kooporatif C. hasil repleksi akhir dari model pembelajaran kooporatif 2.Kegunaan penelitian Secara teoritik Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan metodologi pembelajaran khususnya untuk pendidikan anak SMP Secara Praktis hasil penelitian tindakan kelas diharapkan berguna bagi: a. pemecahan masalah rendahnya Motivasi bagi siswa kelas 3 SMP N 1 Pakenjeng b. Peningkatan Kinerja guru dalam menggunakan Cara Pemberian motivasi terhadap siswa sebagai salah satu teknik mendidik siswa; c. Semakin meningkatnya motivasi dan kinerja pendidikan di SMP N 1 Pakenjeng Garut E.Kajian teori

a. Konsep strategi pembelajaran kooporatif Pembelajaran kooporatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis,jenis kelamin,ras atau suku yang berbeda(heterorgen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward) jika kelompok mampu menunjukan prestasi yang persyaratkan dengan demikian setiap anggota kelompok akan memiliki ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.Setiap individu akan saling membantu, mereka akan memiliki motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan konstribusi demi keberhasilan kelompok Strategi pembelajaran kooporatif ini merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan di anjurkan ahli pendidikan untuk digunakan.Slavin(1995) mengemukakan dua alasan,pertama beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooporatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dari orang lain serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua pembelajaran kooporatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah dan

mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Atas dasar asumsi seperti di atas, maka dapat diduga siswa akan memberi respon balik sikap kerja sama yang

b. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.

Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya) Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya) Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki) Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan) Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya) Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur

dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.

F.Hipotesis Dengan asumsi diatas dapat dikatakan bahwasannya dengan menggunakan model pembelajaran kooporatif dapat membangkitkan motivasi peserta didik untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok Konsep Operasional yang merupakan tindakan dan hasil yang akan dicapai adalah konsep pembelajaran kooporatif dan teori motivasi (Y) konsep pembelajaran kooporatif(X). Motivasi belajar siswa (Variabel Y) adalah sikap positif yang akan diteliti dengan ciri ciri: (1) Siswa mau melakukan apa yang di perintahkan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa tersebut (2) Siswa mau bekerjasama dengan kelompoknya untuk mengerjakan apa yang telah di tugaskan oleh guru. Adapun tindakan pemberian reward (variable X), diberikan dalam bentuk sebagai berikut: (1)Memberikan hadiah dan prhatian yang lebih terhadap siswa yang berprestasi karena dengan begitu akan mamacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi dan selain itu juga siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk mengejar siswa yang berprestasi. 2.Memberikan pujian terhadap siswa yang berpretasi karena sudah sepantasnya siswa yang beprestasi mendapatkan penghargaan yang bersifat pujian dan tentunya pujian yang brsifat membangun.

G.Langkah-langkah penelitian tindakan 1.Alokasi dan subjek tindakan Penelitian Tindakan kelas ini akan dilaksanakan di kelas di kelas 3 SMP N 1 Pakenjeng yang jumlah siswanya sebanyak 40 orang terdiri atas 25 putri dan 15 putra yang beralamatkan di jalan raya depok bungbulang garut.

. 2. Jenis Data dan Indikator Keberhasilan Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini menggunakan pendekatan Kualitatif, dengan demikian data utama yang dikumpulkan dan tindakan yang diberikan bersifat kualitatif. Data yang dikumpulkan meliputi Proses Tindakan pemberian model pembelajaran kooporativ sebagai konsep tindakan (X) dan Proses dan hasil perubahan sikap kerjasama siswa sebagai konsep akibat yang diharapkan (Y). Selain dari kedua data pokok tersebut juga diteliti data setting kondisi objektif lokasi penelitian berikut kegiatan belajar mengajar sebagai setting tindakan. Kedua konsep pokok tersebut akan diteliti dengan indicator sebagai berikut: a. Bentuk Motivasi(variable X), diberikan dalam bentuk sebagai berikut: Memberikan Motivasi terhadap siswa yang yang kurang dalam belajarnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut b. Sikap Kerjasama siswa ( konsep Y) adalah sikap positif yang akan diteliti dengan ciri ciri: (1) Siswa mau melakukan apa yang di perintahkan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa tersebut(2) Siswa mau bekerjasama dengan kelompoknya untuk mengerjakan apa yang telah di tugaskan oleh guru. 3.Desain penelitian tiap siklus

Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan kelas dengan menggunakan tiga siklus tindakan. Adapun Model siklusnya menggunakan model siklus bertingkat, dengan desain dan langkah-langkah sebagai berikut: a. Siklus I: Tahapan Tindakan dan Diagnostik Masalah

1) Perencanaan (Planning): merencanakan Tindakan yang akan diberikan berikut langkah-langkah kemungkinan tindakan. merencanakan catatan diagnostik permasalahan yang muncul. Merencanakan langkah observasi dan refleksi. 2) Tindakan (Acting): Pelaksanaan pemberian Tindakan pada saat pelaksanaan belajar mengajar Siklus I Dilakukan oleh Peneliti sekaligus pelaku tindakan sebagai Guru Kelas. 3) Pengamatan (Observing): Mengamati dan mencatat hasil belajar kelompok siswa, pemberian motivasi serta hasil tindakan yang terjadi; hal ini dilakukan oleh Pengamat yang berkolaborasi untuk mengamati, yaitu observer dalam hal ini Siti Nurlatifah.F 4) Refleksi (Reflecting): Seusai palksanaan Siklus I dilakukan diskusi antara pelaku tindakan dan pengamat mengenai proses dan hasil tindakan, sekaligus melakukan diagnostik mengenai Tindakan dan masalah yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. b. Siklus II: tahapan Tindakan Perbaikan:

1) Perencanaan (Planning): merencanakan Tindakan dan perbaikan tindakan yang akan diberikan pada siklus II setelah mengkaji hasil refleksi dan diagnostik pada siklus I. Merencanakan langkah observasi dan refleksi. 2) Tindakan (Acting): Pelaksanaan pemberian Tindakan berikut penguatannya pada saat pelaksanaan belajar mengajar III, berupa pemberian tugas dan motivasi pada

siswa yang kurang berprestasi agar ia lebih meningkatkan prestasinya 3) Pengamatan (Observing): Mengamati dan mencatat kejadian hasil penguatan kerjasama dan tindakan pemberian motivasi serta hasil tindakan yang terjadi; hal ini dilakukan oleh Pengamat yang berkolaborasi untuk mengamati, yaitu observer dalam hal ini Siti Nurlatifah.F 4) Refleksi (Reflecting): Seusai pelaksanaan dilakukan diskusi antara pelaku tindakan dan pengamat mengenai proses dan hasil tindakan. sekaligus Mencatat hal-hal yang harus dikuatkan pada Siklus III. c. Siklus III: tahapan Tindakan Perbaikan dan Penguatan

1) Perencanaan (Planning): merencanakan Tindakan dan penguatan tindakan yang akan diberikan pada siklus III setelah mengkaji hasil refleksi dan diagnostik pada siklus II. Merencanakan langkah observasi dan refleksi. 2) Tindakan (Acting): Pelaksanaan pemberian Tindakan berikut penguatannya pada saat pelaksanaan belajar mengajar Siklus III, berupa pemberian motivasi dan pembagian kelompok Memberikan motivasi ini lebih terhadap siswa yang kurang berprestasi karena dengan begitu akan mamacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi dan termotivasi untuk mengejar siswa yang berprestasi.i 3) Pengamatan (Observing): Mengamati dan mencatat kejadian hasilpenguatan kerjasama dan tindakan pemberian motivasi dan hasil tindakan yang terjadi; hal ini dilakukan oleh Pengamat yang berkolaborasi untuk mengamati, yaitu observer dalam hal ini Siti Nurlatifah.F 4) Refleksi (Reflecting): Seusai palksanaan dilakukan diskusi antara pelaku tindakan dan pengamat mengenai proses dan hasil tindakan penguatan, sekaligus mencatat hal-hal yang dapat disimpulkan dan direkomendasikan sebagai hasil penelitian untuk dilakukan analisis deskripsi bersama antara peneliti dan pelaku tindakan..

4. Teknik Pengumpulan Data Mengingat Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif, maka data pokoknya bersifat kualitatif. Teknik Pengumpulan data pokoknya menggunakan observasi, wawancara dan menyalin dokumen. a. Observasi: dilakukan untuk mengumpulkan data setting lokasi

penelitian dalam pelaksanaan tindakan berikut hasilnya. b. Wawancara: dilakukan dengan Kepala SMP, mengenai setting kondisi

obyektif lokasi penelitian dan hasil pengamatan mengenai PTK. c. Menyalin dokumen dilakukan untuk melengkapi data tertulis mengenai

kondisi obyektif subjek penelitian dan setting SMP N1 Pakenjeng 5. Analisis data Hasil Refleksi Tiap Siklus Tindakan

Analisis data dilakukan dengan menggunakan Analisis Deskriptif kualitatif dengan Langkah langkah sebagai berikut: a. Unitisasi data: Mengelompokkan data hasil pengamatan dan refleksi

sesuai pertanyaan penelitian. b.Katagorisasi data: Mengkatagorikan Data sesuai katagori kualifikasi dengan panduan teori mengenai indicator hasil penelitian. c. Penafsiran: menafsirkan data hasil pengamatan dan refleksi dengan

menggunakan analisis deskripsi semata-mata dengan menggunakan analisis teori mengenai Metode pembelajaran kooporatif seperti yang diuraikan pada indicator keberhasilan tindakan. G. Jadwal pelaksanaan PTK

Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan selama tiga bulan dari bulan februari 2012 untuk masing-masing siklus selang satu bulan. 1. 2. 3. Bulan februari 2012: Pelaksanaan Siklus I Bulan maret 2012: Pelaksanaan Siklus II Bulanapril 2012: Pelaksanaan Siklus III

H. Tim Pelaksana Pelaksana Penelitian Tindakan kelas ini adalah dua orang, kolaborasi antara guru kelas dengan observer yakni: 1. 2. Muslimah Spdi sebagai guru kelas A, sebagai pelaku tindakan kelas; Siti Nurlatifah sebagai observer.

Daftar Pustaka

Sanjaya,Wina Fathurrahman Pupuh

Anda mungkin juga menyukai