Anda di halaman 1dari 3

Banjir adalah meluapnya aliran sungai akibat air melebihi kapasitas sungai sehingga meluap dan menggenangi dataran

atau daerah yang lebih rendah dari sekitarnya. Banjir akan menjadi masalah apabila dataran yang banjir yang bersangkutan telah dikembangkan atau dibudidayakan menjadi pemukiman, perkotaan, pertanian, kawasan industri, dan sebagainya. Dampak kerusakan atau dampak negatif dari banjir terhadapa lingkungan manusia : Kerusakan prasaranan, misalnya terputusnya sarana dan prasarana umum sepertijalan raya, jembatan, jaringan telepon, dan lain-lain. Terganggunya kehidupan masyarakat dan aktivitas ekonomi, misalnya karena rusaknya lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan. Menurunnya kualitas lingkungan.

1. Faktor-faktor Penyebab Banjir Bencana banjir dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut a. Pengaruh aktivitas manusia Bebetapa contoh kegiatan atau aktivitas manusia yang menimbulkan banjir, antara lain : - Pemanfaatan dataran banjir yang digunakan untuk pemukiman dan industri - Penggundulan hutan yang kemudian mengurangi resapan pada tanah erosi. Erosi yang terjadi kemudian bisa menyebabka sedimentasi di terusan-terusan sungai yang akan mengganggu jalannya air. - Pembangunan di dataran banjir dengan mengubah saluran air yang tidak direncanakan dengan baik. Kondisi demikian banyak terjadi di perkotaan di Indonesia. Akibatnya aliran sungai saat musim hujan menjadi tidak lancar dan menimbulkan banjir.

b. Kondisi alam yang bersifat statis Selain aktivitas manusia, kondisi alam yang sifatnya tetap juga dapat menyebabkan banjir, antara lain : - Kondisi geografi yang berada pada daerah yang sering terkena siklon atau badai - Kondisi topografi yang cekung merupakan dataran banjir, seperto Kota Bandung yang berkembang pada Cekungan Bandung. - Kondisi alur sungai, seperti kemiringan dasar sungai yang datar, berkelok-kelok, timbulnya sumbatan atau berbentuk seperti botol.

c. Peristiwa alam yang bersifat dinamis Beberapa contoh peristiwa yang bersifat dinamis yang dapat menimbulkan banjir, yaitu : - Curah hujan yang tinggi - Terjadinya pembendunga atau arus balik yang sering terjadi di muara sungai atau pertemuan sungai besar - Penurunan muka tanah atau amblesan, misalnya di sekitar Pulau Utara Jakarta yang mengalami amblesan.

Pendangkalan dasar sungai karena sedimentasi yang cukup tinggi.

2. Upaya untuk Mengurangi Resiko Banjir Upaya yang dapat kita lakukan untuk mengurangu resika terjadinya banjir adalah sebagai berikut : a. Kegiatan fisik (struktur) Contoh kegiatan struktur misalnya ; Pembangunan waduk atau bendungan pengendali banjir yang sekaligus irigasi pertanian. Pembangunan tanggul-tanggul di pinggir sungai pada titik-titik rawan banjir Pembangunan kanal-kanal yang bertujuan untuk mennurunkan ketinggian air di daerah aliran sungai. Pembangunan interkoneksi antar sungai, yang bertujuan untuk merendahkan tingkat ketinggian muka air sungai. Penelusuran sungai, bertujuan untuk melancarkan dan mempercepat aliran air sampai ke muara.

b. Kegiatan nonstruktur Kegiatan nonstruktur yaitu : a. Pengelola dataran banjir berupa penataan ruang dan rekayasa di dataran banjir yang diatur sedemikian rupa agar resika banjir apabila tergenang menjadi minimal. b. Konservasi tanah dan air di hulu sungai untuk menekan besarnya debit di puncak banjir dan pengendalian erosi untuk mengurangi sedimentasi di dasar sungai. c. Penanggulangan banjir untuk menekan besarnya bencana dan mengatasinya secara darurat. d. Penerapan sistem prakiraan dan peringatan dini untuk menekan besarnya bencana jika banjir benar-benar terjadi. e. Pengamanan terhadap banjir yang dilaksanakan sendiri maupun kelompok untuk mengatasi banjir secara lokal. f. Pengawasan penegak hukum terhadap peran masyarakat dalam menaati ketentuan penggunaan tata ruang dan pola pembudidayaan dataran banjir. g. Penetapan sempadan sungai yang didukung dengan penegakan hukum. h. Penyuluhan dan pendidikan masyarakat lewat berbagai media tentang banjir dalam rangka meningkatkan pemahaman, kepeduliaan, dan peran masyarakat. i. Penanggulangan kemiskinan. Masyarakat miskin di perkotaan banyak yang terpaksa menghuni bantaran sungai yang seharusnya bebas hunian karena sangat membahayakan keselamatan jiwa.

c. Kombinasi upaya struktur dan nonstruktur

Masing-masing jenis upaya struktur berupa prasarana fisik dapat berdiri sendiri maupun dikombinasikan dengan upaya nonsruktur sehingga membentuk satu kesatuan sistem pengendali banjir yang menyeluruh dan terpadu.

3. Mengatasi Banjir Untuk mengatasi banjir, misalnya dengan melakukan : a. Tindakan-tindakan persiapan banjir Sebelum bencana banjir terjadi, sebaiknya kita mempersiapkan segala sesuatunya seperti : - Pastikan memiliki persediaan pelampung yang cukup untuk anggota keluarga - Pastikan memiliki bekal makanan dan persediaan obat-obatan yang memadai. - Miliki nomor kontak ketua RT/RW dan instansi penting lainnya. - Simpanlah dokumen-dokumen dan surat-surat penting dalam plastik atau kotak tahan air. - Titipkan fotokopi dokumen dan surat penting tersebut di tempat kerabat atau orang yang dipercaya yang tinggal di daerah yang tidak terkena banjir. - Selalu mendengarkan informasi tentang perkembangan cuaca. - Ikuti perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh pemerintah atau petugas bencana yang ada.

b. Tindakna-tindakan saat terjadi banjir Tindakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat/perorangan : - periksa apakah diri atau orang di sekitar anda terluka, beri pertolongan pertama jika perlu. - Ingat untuk menolong orang yang memerlukan bantuan khusus sepeti bayi atau orang yang lanjut usia. - Tidak membiarkan anak-anak bermain di air banjir - Ikut rencana darurat di lingkungan bencana Anda.

Tindakan yang harus dilakukan oleh pihak berwenang/pemerintah : Menurunkan regu penyelamat dan peralatannya Memberikan bantuan medis Mengevakuasi para korban. Memberikan pangan untuk para korban.

Anda mungkin juga menyukai