Anda di halaman 1dari 16

MENGIDENTIFIKASI SIFAT FISIKA DAN KIMIA TANAH (Struktur, Tekstur, Konsistensi tanah, pH, Kandungan bahan organik dan

Kandungan kapur)

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang. Tanah adalah lapisan terluar dari kontine yang relative tidak padu sebagai akibat pelapukan batuan induk di bawah kondisi iklim dan topografi tertentu serta merupakan akibat kehidupan flora dan fauna yang persebarannya mengikuti zona-zona geografi. Sedangkan geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer ( litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer dan antroposfer) dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan. Jadi geografi tanah adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan ciri-ciri tanah pada berbagai daerah tertentu dalam konteks keruangan. Dalam mempelajari tanah terdapat cabang-cabang ilmu tanah yaitu Fisika Tanah yang mana mempelajari sifat-sifat fisika tanah seperti tekstur, struktur, konsistensi dll. Kemudian Kimia Tanah yang mana mempelajari sifatsifat kimia tanah seperti pH, bahan organic, kandungan kapur dll. Tekstur tanah sebenarnya menyatakan derajat kehalusan atau kekasaran massa tanah. Seperti diketahui bahwa penyusun bahan organik tanah terdiri dari bahan-bahan mineral. Dalam tekstur yang terpenting adalah komponen-komponen partikel tanah. Partikel tanah dengan ukuran tertentu disebut dengan fraksi tanah. Dikenal 3 macam fraksi tanah yaitu liat (< 2 m), debu (2-50 m) dan pasir (50-2000 m). Dengan emikian tekstur dapat diartikan sebagai perbandingan relatif jumlah fraksi pasir, debu dan liat dalam massa tanah. Dalam tanah terdapat perbandingan ketiga fraksi tersebut dikenal 12 macam terkstur dari halus sampai halus yaitu pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, lempung liat berpasir, lempung berliat, lempung liat berdebu, liat berpasir, liat berdebu dan liat. Tekstur merupakan salah satu sifat morfologi yang penting karena variasi tekstur dapat digunakan untuk menduga sejarah geogenesis dan pedogenesis. Fraksi liat diketahui mempunyai luas permukaan yang besar dibanding fraksi debu dan pasir. Oleh karena itu, tanah yang mempunyai tekstur halus mempunyai luas permukaan yang besar dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar sehingga tanah yang demikian lebih cepat lapuk.

Penentuan tekstur dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu metode perasaan dan metode laboratorium: 1. Metode perasaan yaitu dengan melihat secara langsung tekstur tanah dengan menggunakan lup yang biasanya digunakan dilapangan. 2. Metode laboratorium yaitu dilakukan dengan cara analisa mekanis ( mechanical analysis). Partikel-partikel diaduk dalam air dan diberi bahan-bahan yang dapat menghilangkan perekat-perekat dalam tanah, sehingga terdispersi dan mengendap secara berangsur-angsur tergantung dari luas permukaannya.Permukaan liat yang mempunyai luas permukaan relatif besar dalam satuan volume tertentu akan mengendap dalam waktu yang lama, sedangkan partikel pasir lebih cepat mengendap karena luas permukaannya relatif kecil. Di dalam tanah butir-butir pasir dan atau debu diselaputi oleh liat dan humus atau bahan organik membentuk suatu pengelompokan. Di dalam pengelompokan ini kadang-kadang disertai pula dengan adanya besi dan sesquioksida. Kelompokkelompok tersebut kemudian saling bergabung membentuk kelompok lebih besar yang tertentu, baik bentuk maupun ukurannya. Kelompok-kelompok atau gumpal-gumpal kecil tanah dengan bentuk tertentu dan dibatasi oleh bidang-bidang ini disebut agregat tanah atau struktur tanah. Pengamatan struktur tanah di lapangan terdiri atas: struktur. Pengamatan tegas tidaknya atau kuat lemahnya bentuk agregat tanah dinyatakan sebagai derajat struktur (grade). Berdasarkan bentuk dan besarnya struktur tanah digolongkan atas tipe-tipe yaitu: tipe lempeng (platy), tipe tiang, tipe gumpal (blokcky), tipe remah (crumb), tipe granuler, tipe berbutir tunggal (single grain) dan tipe pejal (masif). Cara penetuan struktur tanah juga ada 2 metode yaitu sederhana dan metode Vilensky: 1. Metode sederhana yaitu struktur tiap horizon tanah dapat ditentukan di lapang dangan cara mengambil gumpalan tanah, sedapat mungkin dalam keadaan lembab, sebesar lebih kurang 10 cm3 kemudian dipecahkan dengan menekan Pengamatan bentuk dan susunan agregat tanah yang dinyatakan dalam pembagian tipe struktur. Pengamatan besarnya agregat tanah yang dinyatakan sebagai kias

jari. Pecahan tersebut merupakan agregat atau gabungan agregat dan kemudian ditentukan bentuk, ukuran dan kemantapannya. 2. Metode Vilensky yaitu pengukuran kemantapan agregat tanah berdiameter 2-3 mm dengan jalan menghitung volume tetesan air yang dibituhkan untuk menghancurkan agregat tersebut. Oleh Vilensky tinggi tetesan air ditetapkan 20 cm, suatu ukuran konversi dari keadaan di lapang yaitu dibandingkan dengan jarak tetesan air hujan pada areal yang luas dipermukaan tanah. Konsistensi tanah merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan fisik tanah dengan kandungan air/kelengansan yang berbeda-beda seperti yang diperlihatkan oleh reaksi tanah atas tekanan-tekanan mekanik. Konsistensi tanah dipandang sebagai kombinasi sifat yang dipengaruhi oleh kekuatan mengikat antara butir-butir tanah. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan konsistensi tanah adalah lepas, gembur, tegar, halus, kuat, plastis dan lekat. Sebagai patokan biasanya dipergunakan 3 tingkat kelembapan: Konsistensi tanah basah (kadar air melebihi kapasitas lapang), ada 2 macam yaitu kelakatan/kualitas adhesi dan plastisitas (batas plastis) adalah kemampuan untuk dibentuk dengan tangan. Konsistensi lembam-kandungan air tanah antara kekeringan dan kapasitas lapang. Konsistensi kering tanah dalam keadaan kering udara. Sementasi, ada 2 macam yaitu lemah dan kuat. 2. Tujuan. - Untuk mengetahui kandungan pH tanah. - Untuk mengetahui kandungan bahan organik tanah. - Untuk megetahui kandungan kapur dalam tanah. - Untuk mengetahui tekstur tanah. - Untuk mengetahui struktur tanah. - Untuk mengetahui konsistensi tanah.

BAB II ALAT DAN BAHAN

PERCOBAAN II :
1. ALAT : Gelas Ukur 100 ml Beaker glass 50 ml Tabung Reaksi Pipet Lup Mortar Ayakan Tanah 0,007 inchi 2. BAHAN : Tanah permukaan yang telah dikeringkan (taman sebelah barat GKB). BaSO4 (Barium Sulfat). H2O2. Kertas Lakmus. Aquades. 2 buah 2 buah 3 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah

HCl. Na2SO3.

BAB III CARA KERJA 1. Mengukur pH tanah :


Menghaluskan tanah menggunakan mortar. Mengayak tanh yang sudah dihaluskan. Menimbang tanah seberat 1 gram. Memasukkan tanah ke dalam tabung reaksi. Menambahkan Barium Sulfat (BaSO4) + sendok teh. Menambahkan aquades sampai setengah tabung. Mengkocok sekuat-kuatnya sampai tercampur rata. Mengendapkan larutan sampai terlihat bagian air yang bening di permukaan. Memisahkan air yang bening ke tabung reaksi 2 atau yang lain. Mencelupkan kertas indikator pH ke dalam tabung reaksi 2. Melihat warna kertas indikator pH. Mencocokkan kertas indikator pH dengan tabel indikator pH.

Mencatat pH sesuai hasil pengamatan.

2. Mengidentifikasi Bahan Organik


Mengambil sebagian tanah. Menambahkan H2O2. Mengamati ada tidaknya buih. Mencatat hasil pengamatan.

3. Mengidentifikasi Kandungan Kapur


Mengambil sebagian tanah. Menambahkan HCl. Mengamati ada tidaknya buih. Mencatat hasil pengamatan.

4. Mengidentifikasi Struktur Tanah

Mengambil gumpalan tanah. Membagi tanah menjadi 3 perlakuan, yaitu 1) Mengidentifikasi taraf perkembangan

Meremas tanah dengan ibu jari.

Mengidentifikasi tanah apakah dalam meremas membutuhkan

tekanan atau tidak. 2) Mengidentifikasi bentuk struktur tanah

Memecah tanah dengan jari.

Mengamati atau mengidentifikasi tanah dengan lup. 3) Mengidentifikasi tingkat kematangan struktur

Memecah tanah dengan jari. Mengidentifikasi apakah dalam memecah memerlukan tekanan atau tidak.

5. Mengidentifikasi Tekstur Tanah


Menghaluskan tanah dengan mortar. Mengayak tanah yang telah dihaluskan. Menimbang tanah yang telah dihaluskan seberat 3 gram. Memasukkan tanah yang telah ditimbang ke dalam tabung reaksi. Menambahkan Na2SO3. Mencampur dengan air sampai penuh . Mengkocok dengan kuat sampai tercampur. Mengendapkan larutan selama 24 jam. Mengamati endapan pasir, liat, debu, dan air. Mengukur tinggi masing-masing (pasir, liat, dan debu ) dengan satuan persen.

6. Mengidentifikasi Konsistensi Tanah


Mengambil tanah. Membagi menjadi 3 bagian. Mengkondisikan 3 bagian tanah menjadi basah, lembab, dan kering

a) Tanah Basah

Menetesi tanah dengan air hingga titik jenuh air. Mengidentifikasi tanah basah menjadi 2, yaitu: Kelekatan atau Kualitas Adesi
Merasakan

1)

tanah yang telah dibasahi dengan meremas

menggunakan jari.

Mengamati ada tidaknya adhesi antara tanah dengan jari tangan. 2) Plastisitas

Memilin tanah yang telah dibasahi dengan tangan. Mengidentifikasi tanah apakah dapat dipilin atau tidak.

b) Tanah Kering

Meremas tanah yang dalam keadaan kering udara dengan jari.

Mengidentifikasi tanah basah menjadi 2, yaitu: 1) Konsistensi Kering


Mengidentifikasi

tanah

apakah

dalam

meremas

tanah

memerlukan tekanan atau tidak. 2)

Sementasi

Menghancurkan bahan tanah kering udara dengan telapak tangan .

c) Tanah Lembab

Menetesi tanah dengan air tidak sampai dalam kondisi jenuh. Memecah tanah dengan jari.

Mengidentifikasi tanah apakah saat memecah memerlukan

tekanan atau tidak .

BAB IV HASIL PENGAMATAN No. 1. 2. pH Bahan Organik PERCOBAAN 3 Sedikit berbuih HASIL PERCOBAAN KETERANGAN Tanah asam Tanah mengandung sedikit bahan organik Tanah mengandung sedikit kapur

3. 4.

Kandungan kapur Struktur : a. Tingkat Perkembangan

Sedikit Berbuih

Lemah (bentuk batuan strukturnya tidak jelas, kemantapan kecil, bila diremas menjadi butir) Berbentuk butir lepas-lepas dibedakan lagi atas kelas-kelas seperti pada tipe remah

b. Bentuk Struktur

Granuler

c. Tingkat Kematangan 5. Tekstur : a. Pasir b. Liat c. Debu 6. Konsistensi: 1. Basah: Kelekatan Adhesi Plastisitas 2. Kering: Konsistensi Kering Sementasi 3. Lembab Agak Keras Lemah Gembur Agak Lekat Agak plastis 11% 15% 74% Kubus Bersudut

BAB V PERHITUNGAN

TEKSTUR :

Diketahui

Pasir Liat

= =

1 cm 1,3 cm 6,6 cm

pasir,liat,debu = 8,9 cm

Debu =

Ditanya

berapa prosentase dari masing-masing komponen?

Jawab

Pasir

1 cm x 8,9 cm 100%

11%

Liat

1,3 cm x 8,9 cm 100%

15%

Debu =

6,6 cm x 8,9 cm 100%

74%

BAB VI PEMBAHASAN

1.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh kelompok kami,

diketahui dari percobaan pH hasilnya setelah ditetesi dengan Barium Sulfat (BaSO4) sendok teh dan dicelupkan kertas indikator pH ke dalam tabung reaksi menunjukkan pH 3 yang berarti tanahnya bersifat asam. Yang kedua, dari percobaan bahan organik setelah ditetesi dengan H2O2 terlihat sedikit berbuih menunjukkan tanahnya mengandung sedikit bahan organik. Yang ketiga, dari percobaan kandungan kapur setelah ditetesi dengan HCl terlihat sedikit berbuih menunjukkan mengandung sedikit kapur. Yang keempat, dari percobaan struktur dengan mengidentifikasi tingkat perkembangan menggunakan jari diketahui hasilnya yaitu 1 berarti bahwa tanahnya lemah (bentuk batua strukturnya tidak jelas, kemantapan kecil, bila diremas menjadi butir), mengidentifikasi bentuk struktur diketahui hasilnya berbentuk granuler berarti tanah berbentuk butir lepas-lepas dibedakan lagi atas kelas-kelas seperti pada tipe remah, mengidentifikasi tingkat kemantapan diketahui hasilnya yaitu kubus bersudut. Yang kelima, dari percobaan tekstur diketahui hasilnya yaitu pasir sebanyak 11%, liat sebanyak 15% dan debu sebanyak 14%. Yang keenam, dari percobaan konsistensi dalam keadaan basah, kelekatan adhesi hasilnya agak lekat dan plastisitas hasilnya agak plastis. Dalam keadaan kering, konsistensi kering hasilnya agak keras dan sementasinya lemah. Sedangkan dalam keadaan lembab hasilnya yaitu gembur. 2. Dari hasil perhitungan tekstur, diketahui pasir tingginya 1 cm setelah dihitung prosentasenya yaitu 11%, liat tingginya 1,3 cm dengan prosentase 15% dan debu tingginya 6,6 cm dengan prosentase 74%. Jadi, jumlah ketiganya yaitu 8,9 cm. Diketahui tanah di Malang yaitu: Sub Order Tanah Dominan Great Group : : : Tropepts Inceptisols Ustropepts, Eutropepts, Dystropepts 161 Hijau Tua

Satuan peta tanah : Simbol peta :

BAB VII KESIMPULAN 1. Dari penentuan sifat kimia tanah yaitu pH = 3 berarti tanah bersifat asam, bahan organik hasilnya sedikit berbiuh berarti kandungan bahan organik rendah dan kandungan kapur hasilnya sedikit berbuih berarti kandungan kapurnya juga rendah. 2. Dari penentuan sifat fisika tanah yaitu struktur dengan mengidentifikasi tingkat perkembangan hasilnya 1 berarti lemah (bentuk batuan strukturnya tidak jelas, kemantapan kecil, bila diremas menjadi butir), identifikasi bentuk strukturnya adalah granuler berarti berbentuk butir lepas-lepas dibedakan lagi atas kelas-kelas seperti pada tipe remah. Sedangkan untuk identifikasi tingkat kemantapan adalah kubus bersudut. Kemudian tekstur, tingginya pasir, liar dan debu adalah 8,9 cm. Setelah dihitung masing-masing: pasir 1 cm (11%), liat 1,3 cm (15%) dan debu 6,6 cm (74%). Jadi jenis tanah pada sampel tersebut yaitu debu. 3. Untuk konsistensi dalam keadaan basah: kelekatan adhesi yaitu agak lekat dan plastisitas yaitu agak plastis. Dalam keadaan kering: konsistensi kering yaitu agak keras dan sementasi yaitu lemah dan dalam keadaan lembab yaitu gembur.

DAFTAR PUSTAKA Hari Utomo, Juarti, Dwiyono. 2005. Bahan Ajar Geografi Tanah. UM Jurusan Geografi: Malang.

Anda mungkin juga menyukai