Presentation 2
Presentation 2
Presentation 2
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kelompok Anisa Usangadah Aris Winanto Dini Novindriana Deasy Natasya Erlisa Mayasari F. Dani Marini 8. Ovan G 9. Syari Wahyuni 10. Udi W 11. Vitalis Angga 12. Asnawi R
Pendahuluan
terbutalin sulfat banyak digunakan untuk pengaturan terapi kronik, seperti profilaksis asma dan asma nokturmal. Torbutalin sulfat merupakan obat pilihan untuk terapi asma akan tetapi memiliki beberapa kelemahan seperti waktu paruh yang singkat sekitar 3,6 jam segera dimetabolisma pada dinding usus dan hati ketika diberikan secara oral.
Memiliki aksi durasi yang singkat kadar yang rendah didalam plasm yaitu 1,2 g/ml dan bioavailibilitas yang buruk yaitu 14,8%. Faktor ini mengharuskan dibuat formulasi sediaan transdermal pelepasan terkontrol untuk terbutalin sulfat.
Larutan polimer disiapkan dengan melarutkan asetat selulosa dengan kombinasi PVP dalam aseton pada rasio 1:4, 1:3 dan 3:2 masing2 menggunakan propilenglikol 2% sebagai plastilizer. Begitu juga dengan larutan polimer etil solulosa dan kombinasi PVP disiapkan dgn melarutkan campuran alkohol:campuran toluen (1:4) pada rasio 1:4, 1:3 dan 3:2 masing2 menggunakan propilenglikol 2% sebagai plastilizer.
Lanjutaannnn......
Volume yang telah diukur dari tiap larutan polimer (10 L) ditungkan dalam cawan petri dan dikeringkan pada suhu ruangan. untuk mencegah evaporasi yang cepat dari patch corong terbalik ditempatkan pada cetakan. Setelah memastikan memastikan evaporasi yang sempurna dari pelarut, patch dipotong dengan diameter 2,5cm dikemas dalam aluminium foil dan ditempatkan dalam desikator untuk studi selanjutnya.
Uji stabilitas
Patch yang telah disiapkan untuk uji stabilitas ditempatkan pada kondisi penyimpanan berbeda. Patch disimpan selama 3 bulan pada temperatur berbeda 40C , 60, 80 dan pada temperatur ruangan dan pada kelembaban relatif 55%,65% dan 75%.
lanjut
Sampel disaring dengan kertas whatmann dan absorbansi diukur dengan spektrofotometri UV pada 276 nm
Kesimpulan
Penelitiaan ini menunjukan bahwa pelepasan obat dari ke 2 sistem yang mengikuti kinetika higuchi dan hasil tertinggi diperoleh dari patch CP3 dibandingkan dengan patch EP2. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pengeluaran yang lebih tinggi diperoleh dari patch asetat selulosa dengan kombinasi PVP diman sbg fenomena yang sama tidak diamati pada patch etil selulosa.
lanjut
Permeabilitas obat lebih tinggi teramati pada patch asetat selulosa dibandingkan dengan patch etis selulosa