Anda di halaman 1dari 11

Memiliki kulit yang kenyal, cerah, muda dan bercahaya adalah idaman setiap orang, terutama para kaum

wanita, tetapi dengan bertambahnya umur, kulit kita menjadi tidak elastis, keriput, dan tidak kencang. Begitu banyak cara yang Anda lakukan untuk meremajakan dan mengembalikan kembali elastisitas kulit, bahkan melalui operasi. Sebenarnya ada sumber alami yang dapat mengembalikan keremajaan dan elastisitas kulit Anda, yaitu vitamin. Vitamin sangat berguna bagi kulit, jika dikonsumsi dengan tepat dapat membuat kulit semakin kencang dan sehat. Namun, tidak semua vitamin bisa digunakan untuk mengencangkan kulit, Berikut ini beberapa vitamin yang paling bermanfaat untuk mempertahankan elastisitas dan kekenyalan kulit:

Vitamin E adalah vitamin yang paling penting dalam menyegarkan kulit, membuat kulit lembut dan lentur. Vitamin ini terdapat pada almond, walnut, kacang, zaitun, dll. Vitamin ini juga bertindak sebagai antioksidan dan membantu menghilangkan radikal bebas dari dalam. Vitamin ini sangat berguna untuk mencegah penuaan kulit dan melembabkan kulit Anda. Dosis maksimum yang direkomendasikan adalah 400 IU per hari. Pasokan vitamin E di dalam tubuh akan meningkatkan produksi vitamin A, yang juga dapat mengencangkan kulit. Vitamin A memiliki sifat antioksidan yang menghambat penuaan kulit, menjaga elastis untuk jangka waktu yang lama. Tidak hanya membuat kulit menjadi elastis, vitamin ini juga membuat kulit resisten terhadap sejumlah penyakit kulit. Namun, Anda harus berhati-hati mengenai dosis, karena keracunan vitamin A berbahaya bagi tubuh. Makanan yang kaya vitamin A adalah wortel, bayam, kangkung, lobak, peterseli, dll. Salah satu vitamin yang paling efektif untuk meningkatkan elastisitas kulit adalah vitamin K. Vitamin Ini juga digunakan sebagai pengobatan yang efektif untuk penyembuhan psuedoxanthoma elasticum. Vitamin ini terdiri dari tiga jenis yaitu vitamin K1, K2 dan K3 yang mengatur aliran darah, yang selanjutnya memberikan nutrisi pada kulit, selain menaikkan elastisitas kulit, juga membantu dalam menghilangkan keriput. Sayuran hijau, kacang kedelai, bayam, kubis, ayam, kuning telur, dll, mengandung vitamin K. Vitamin C merupakan agen detoksifikasi yang sangat baik, mampu membilas racun dan radikal bebas dari tubuh, sehingga mempertahankan elastisitas kulit. Hal ini meningkatkan produksi kolagen dan pembentukan jaringan baru. Semua proses ini diperlukan untuk kekencangan kulit terus-menerus. Vitamin C terdapat pada buah jeruk, lemon, anggur, berry, dll. Vitamin B atau yang lebih dikenal dengan vitamin B kompleks, adalah vitamin yang penting untuk retensi kelembaban di kulit. Niacinamide, produk sampingan dari vitamin B, menjadi pengobatan yang efektif untuk komplikasi masalah kesehatan kulit dan juga digunakan untuk mengobati jenis lain masalah kulit seperti pigmentasi terkait usia, stretch mark, keriput, dll Sumber alami vitamin B adalah produk gandum, telur, susu, beras merah, kacang-kacangan, sereal, kentang, dll

Terakhir yang juga tidak kalah penting untuk menjaga kekencangan kulit adalah banyak minum air putih.

Read more: http://factsandhealth.blogspot.com/2011/07/5-vitamin-untuk-meningkatkankesehatan.html#ixzz1tEPyi11d

Vitamin untuk kulit Vitamin A, B, C dan E.Setiap orang pasti mendambakan kulit kencang, wajah halus dan mulus tanpa kerut. Nah, taukah anda bahwa untuk mendapat semua itu? Vitamin adalah jawaban yang tepat! Seperti yang telah kita ketahui, vitamin adalah zat yang sangat dibutuhkan tubuh agar semua bagian dari tubuh tetap berfungsi dengan optimal, tentunya termasuk juga kerja dari sel-sel kulit. Untuk mendapat asupan vitamin yang cukup kita bisa mendapatkannya lewat makanan. Alternatif lainnya adalah melalui tambahan suplemen. Untuk kulit, tambahan suplemen ini bisa ditambahkan secara diminum maupun berupa kosmestik yang dapat dioleskan pada permukaan kulit. Berikut ini adalah Vitamin untuk kulit yang sangat berguna menjaga kesehatan kulit anda. Vitamin A Fungsi utama vitamin A pada proses penyehatan kulit adalah mendukung perkembangan dan regenerasi sel-sel kulit. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan kulit kering dan bersisik. Produk-produk vitamin A merangsang pembelahan sel pada kulit bagian atas dan meningkatkan fungsi sel-sel yang melindungi kulit. Sebagian besar vitamin A ini dikemas dalam bentuk vitamin yang siap pakai dan pelembab kulit dengan pelindung Ultraviolet bagi kulit yang kering. Saripati dari vitamin ini dikenal dengan nama Retin A, maupun Retinol/Retinoid. Bahan ini kerap dijumpai pada produk-produk perawatan kulit karena manfaatnya untuk meluruhkan kulit mati, sehingga sesuai untuk kulit yang berkerut (lapisan kulit atas luruh hingga yang nampak lapisan kulit bawah yang lebih segar), dan juga kulit berjerawat (kandungan asamnya membuka sumbatan yang ada pada pori-pori kulit). Vitamin B Fungsinya untuk menjaga kelembaban dan meregenerasikan kulit. Zat Panthenol yang dihasilkan dari vitamin B adalah satu-satunya zat dari vitamin yang dapat dioleskan pada bagian luar kulit, dan dapat diserap sampai lapisan kulit bagian dalam. Manfaatnya adalah menjaga keseimbangan sekaligus menjaga kelembapan, sehingga efeknya menyeimbangkan dan menjaga kelembapan kulit. Karena sifatnya yang lembut dan mampu memperbarui jaringan sel kulit, juga efeknya yang ringan di sinar matahari, maka tidaklah mengherankan jika vitamin ini sering dikemas dalam produk-produk perawatan kulit harian maupun malam hari (Day cream dan Night cream). Vitamin C Manfaat utamanya adalah mengurangi kerusakan sel dan menguatkan jaringan kolagen. Sel-sel tubuh kita, termasuk juga sel-sel kulit tiap hari digempur oleh zat perusak bernama radikal bebas, yang mana zat tersebut mengandung banyak sinar ultraviolet dari matahari, polusi, bahkan juga stress yang dialami oleh tubuh kita sendiri. Untuk melawan zat radikal bebas tersebut kita membutuhkan vitamin . Vitamin C berfungsi sebagai penangkap zat-zat radikal tersebut (disebut dengan istilah antioksidan) dan melindungi sel-sel kulit dan tubuh. Selain itu vitamin C juga dapat menggerakkan aktivitas sel kulit dan memantau pembentukan jaringan kologen (jaringan

yang membuat kulit elastis) serta membantu proses penyembuhan. Vitamin ini biasanya dikemas dalam kapsul kecil, atau dicampur dengan emulsi yang lain karena sifat dari vitamin ini yang rapuh dan mudah terurai. Vitamin E Berfungsi sebagai penangkap zat radikal atau anti oksidan dan pelindung kulit. Kekurangan vitamin ini kulit tampak berkerut. Fungsi dari vitamin E sama seperti vitamin C, yaitu sebagai penagkap zat radikal, memperbaiki penuaan dini pada pada kulit serta memperbarui kelembapannya. Kelebihan lainnya adalah vitamin E ini juga memelihara, bahkan meningkatkan tingkat kekenyalan /elastis pada kulit. Ini berarti dengan vitamin E kulit dapat bertahan untuk nampak lebih kencang dan tidak mudah berkerut. Vitamin ini juga mengurangi infeksi karenanya vitamin E ini sangat baik untuk kulit yang sensitif, contoh sensitif pada serngatan matahari. Pada produk-produk pelindung kulit / tabir surya, vitamin ini digunakan sebagai penghalang melawan efek-efek luar yang dapat menyebabkan kekeringan pada kulit.

Vitamin A merupakan zat yang sangat dibutuhkan namun tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia dari dalam. Sehingga, vitamin ini harus diperoleh dari luar untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sumber vitamin A sangat beragam dan banyak terdapat di alam, Contohnya adalah dari buah-buahan, biji-bijian, umbi, sayur, dll.

Sumber Vitamin A
Berikut ini adalah beberapa rangkuman bahan sumber Vitamin A yang perlu untuk Anda ketahui: 1. Vitamin A dari Buah-buahan. Contohnya adalah buah apel, buah manga, buah negeri, buah pepaya, buah pisang, buah kesemek, dan sukun. 2. Vitamin A dari Sereal. Contohnya adalah pada jagung kuning. 3. Vitamin A dari Umbi-umbian. Contohnya ada dalam ubi kuning, ubi rambat merah, dan ubi jalar merah. 4. Vitamin A dari Biji-bijian. Contohnya adalah kacang merah dan kacang ercis. 5. Vitamin A dari Sayuran. Misalnya dari sayuran bayam, wortel, kangkung, labu kuning , terong, semanggi, bungkil daun talas, daun jambu, daun genjer, kacang panjang , gandaria, kol cina, putri malu, sawi, rumput laut, dan ranti muda. 6. Vitamin A dari Hewan. Misalnya berasal dari daging ayam, ginjal domba, daging bebek, hati ayam, hati sapi, ikan, dan telur. 7. Vitamin A dari hasil olahan. Seperti mentega, minyak ikan, kepala susu, minyak kelapa sawit, dan tepung ikan.

Kekurangan Vitamin A

Apabila tubuh kita kekurangan vitamin A maka dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Jika tubuh Anda mengalami kekurangan vitamin A, gejala pertama yang muncul biasanya terjadi rabun senja. Setelah rabun senja semakin parah, akan muncul suatu pengendapan berbusa (bintik Bitot) pada bagian putih mata (sklera). Selanjutnya kornea mata akan menjadi keras dan membentuk suatu jaringan parut (xeroftalmia) yang menjadi penyebab kebutaan permanen. Selain itu, kekurangan vitamin A juga dapat menyebabkan anemia pada beberapa orang serta peradangan pada kulit (dermatitis) sehingga hal ini meningkatkan kemungkinan kulit terkena infeksi. Kekurangan vitamin A dapat diatasi dengan memberikan tambahan vitamin A hingga 20x dosis harian selama tiga hari. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan vitamin A sebanyak 3 kali dosis harian dalam waktu 1 bulan. Semoga beberapa ringkasan keterangan diatas dapat bermanfaat bagi Anda dan dapat menghindarkan Anda dari resiko kekurangan vitamin A.

Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan. Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80100 C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun.
o

Sejarah
Awal

Asal dari kebersihan pribadi kembali ke zaman prasejarah. Sejak air menjadi bagian yang penting untuk kehidupan, orang pertama hidup dekat air dan tahu sesuatu apa itu properti kebersihan - sedikitnya bagaimana membilas lumpur ke tangan mereka.

Benda mirip sabun ditemukan dalam bentuk tabung saat penggalian di Babilonia Kuno adalah fakta tentang pembuatan sabun diketahui pada tahun 2800 SM. Persembahan di tabung mengatakan bahwa lemak direbus dengan abu, dimana adalah metoda membuat sabun, tetapi tidak mengenai kegunaan sabun itu. Beberapa bahan terakhir digunakan untuk penggaya rambut. Catatan memperlihatkan bahwa orang Mesir Kuno mandi biasa. Papirus Eber, dokumen kesehatan dar sekitar tahun 1500 SM, mendeskripsikan kombinasi minyak hewani dan nabati dengan garam alkali untuk membuat bahan sejenis sabun untuk menyembuhkan penyakit kulit, juga untuk membersihkan. Di waktu yang sama, Musa memberi orang Israel peraturan pemerintah kebersihan pribadi. Dia juga menghubungkan kebersihan untuk kesehatan dan penyucian agama. Laporan Injil mengusulkan bahwa orang Israel tahu bahwa campuran abu dan produk minyak adalah jenis dari gel rambut. Orang Yunani Kuno mandi untuk alasan estetik dan rupanya tidak menggunakan sabun. Malahan, mereka membersihkan tubuh mereka dengan balok lilin, pasir, batu apung dan abu, juga meminyaki tubuh dengan minyak, menggesek minyak dan kotoran dengan peralatan metal yang disebut strigil. Mereka juga menggunakan minyak dengan abu. Baju dicuci tanpa sabun di sungai. Sabun mendapatkan nama, di antara legenda Romawi Kuno, dari Gunung Sapo, dimana binatang dikorbankan. Hujan membersihkan campuran dari lemak hewani mencair, atau lemak dan abu kayu dibawah menjadi lilin di sepanjang Sungai Tiber. Para wanita menemukan bahwa campuran lilin membuat pembersih mereka dengan lebih kurang usaha. Orang Jerman Kuno dan Gaul juga memasukkan dengan memjelajahi sesuatu bernama sabun, terbuat dari lemak dan abu, digunakan untuk mewarnai rambut mereka menjadi merah. Ketika peradaban Romawi maju, jadi selalu mandi. Tempat mandi Romawi terkenal pertama, terdapat dengan air dari saluran air, dibangun sekitar tahun 312 SM. Mandi sangatlah mewah, dan mandi menjadi populer. Di abad-ke 2 Masehi, dokter Yunani, Galen menganjurkan sabun untuk pengobatan dan pembersih. Setelah musim gugur di Roma di 467 Masehi dan hasilnya kebiasaan mandi menurun, lebih banyak di lakan Eropa pengaruh yang kuat di kesehatan publik berganti-berganti. Menurunnya kebersihan pribadi dan berhubungan kondisi kehidupan tanpa sanitasi menambah beratnya wabah besar di Abad Pertengahan, dan khususnya Kematian Hitam di abad ke-14. Itu tidak sampai abad ke-17 bahwa kebersihan dan mandi memulai untuk kembali ke kebiasaan di banyak tempat di Eropa. Masih sudah di mana tempat di pertengahan dunia dimana kebersihan pribadi tersisa penting di pertengahan dunia. Mandi harian adalah adat yang biasa di Jepang saat Abad Pertengahan. Dan, di Islandia, kolam hangat dengan air dari mata air panas adalah perkumpulan populer di Sabtu sore.

Zaman Pertengahan

Pembuatan sabun adalah keahlian yang umum di Eropa di abad ke-17. Pembuat sabun serikat pekerja terlindungi perdagangan rahasia mereka ditutup. Minyak nabati dan hewani digunakan dengan arang tanaman, terus dengan pewangi. Secara berangsur-angsur jenis sabun yang lebih banyak lagi menjadi tersedia untuk mencukur dan mencuci rambut, juga mandi dan mencuci. Italia, Spanyol dan Perancis adalah pusat manufaktur pertama sabun, seharusnya mereka siap menyediakan bahan mentah seperti minyak pohon zaitun. Orang Inggris mulai membuat sabun saat abad ke 12. Bisnis sabun sangat baik pada tahun 1622, Raja James I mengabulkan monopoli kepada pembuat sabun untuk $100.000 setahun. Baik ke abad ke-19, sabun adalah pajak tertinggi sehingga menjadi barang mewah di beberapa negara. Ketika pajak dihapuskan, sabun menjadi tersedia untuk orang biasa, dan standar kebersihan meningkat. Pembuatan sabun komersial di Amerika kolonial dimulai pada tahun 1608 dengan datangnya beberapa pembuat sabun di kapal kedua dari Inggris untuk mencapai Jamestown, Virginia. Bagaimanapun, untuk beberapa tahun, pembuatan sabun pada dasarnya tinggal pekerjaan rumah tangga. Akhirnya, pembuat sabun profesional mulai biasa mengumpulkan pemborosan lemak dari rumah tangga, di perubahan untuk beberapa sabun. Langkah utama terhadap pembuatan sabun komersial skala besar terjadi pada tahun 1791 ketika kimiawan Perancis, Nicholas Leblanc, mematenkan proses untuk membuat abu soda, atau sodium karbonat, dari garam biasa. Abu soda adalah alkali terdapat dari abu bahwa kombinasi dari lemak ke bentuk sabun. Leblanc memproses hasil kuantitas dari kualitas baik, abu soda murah. Sains dari pembuatan sabun modern lahir 20 tahun kemudian dengan pemjelajahan oleh Michel Eugene Chevreul, kimiawan Perancis lainnya, dari kimia alam and lemak yang terkait, gliserin dan asam lemak. Penelitiannya menjadi dasar untuk lemak dan bahan kimia sabun. Juga penting kepada kemajuan dari teknologi sabun di pertengahan 1800-an penemuan oleh kimiawan Belgia, Ernest Solvay, dari proses amonia, di mana juga menggunakan garam meja biasa, atau sodium klorida, untuk membuat abu soda. Proses Solvay lebih lanjut dikurangi harga dari mendapat alkali, dan menambah kualitas dan kuantitas dari abu soda tersedia untuk manufaktur sabun. Penjelajahan sains ini, bersama dengan pembangunan dari kekuatan untuk mengoperasikan pabrik, membuat satu pembuatan sabun di pertunbuhan cepat industri Amerika di tahun 1850. Di waktu yang sama, ketersediaan luas mengubah sabun dari barang mewah ke kebutuhan seharihari. Dengan penggunaan tersebar luas ini menjadi perkembangan dari sabun yang lebih lembut untuki mandi dan sabun untuk digunakan di dalam mesin cuci itu sudah tersedia untuk konsumen dengan pergantian abad.

Zaman modern

Bahan kimia dari manufaktur sabun dasarnya tinggal sama sampai tahun 1916, ketika deterjen sintetik pertama berkembang di Jerman di jawaban ke Perang Dunia I - berkaitan kekurangan lemak untuk membuat sabun. Diketahui sekarang dengan sederhana deterjen, deterjen sintetis adalah pembersih non-sabun dan produk pembersih itu adalah menjadi satu atau mengambil bersama dari jenis bahan mentah. Penjelajahan dari deterjen juga diterbangkan oleh kebutuhan untuk alat kebersihan itu, tidak seperti sabun, tidak akan dikombinasi dengan garam mineral di air untuk membentuk sesuatu yang tidak dapat dipecahkan diketahui itu adalah dadih sabun. Produksi deterjen rumah tangga di Amerika Serikat dimulai pada awal tahun 1930-an, tetapi tidak benar-benar membuka sampai akhir Perang Dunia II. Waktu perang berhentinya persediaan lemak dan minyak juga militer membutuhkan untuk alat kebersihan itu akan bekerja di air laut kaya mineral dan di air dingin mempunyai lebih lanjut merangsang meneliti di deterjen. Deterjen pertama digunakan terutama untuk mencuci piring dan mencuci baju bahan lembut. Penerobosan di perkembangan dari detergen untuk mencuci baju serba guna digunakan muncul pada tahun 1946, ketika deterjen pembangun (berisi surfaktan/kombinasi pembangun)dikenalkan di Amerika Serikat. Surfaktan adalah produk deterjen bahan pembersih dasar, saat pembangun membantu surfaktan untuk bekerja lebih efisien. Senyawa fosfat digunakan sebagai pembangun di detergen ini sangat meningkat perfomanya, membuat mereka cocok untuk mencuci baju dengan tingkat kekotoran berat. Pada tahun 1953, penjualan deterjen di negara ini memiliki itu melebihi sabun. Kini, detergen memiliki semua tetapi menggantikan produk dengan dasar sabun untuk mencuci baju, mencuci piring dan pembersih rumah tangga. Deterjen (sendiri atau berkombinasi dengan sabun) adalah juga penemuan di banyak dari penggunaan batangan dan cair untuk pembersih pribadi.

Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan. Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80100 C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun.

Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai: Sabun

Daftar isi

1 Sejarah o 1.1 Awal o 1.2 Zaman Pertengahan o 1.3 Zaman modern 2 Pranala luar o 2.1 Sejarah o 2.2 Pembuatan o 2.3 Lain-lain

Sejarah
Awal

Asal dari kebersihan pribadi kembali ke zaman prasejarah. Sejak air menjadi bagian yang penting untuk kehidupan, orang pertama hidup dekat air dan tahu sesuatu apa itu properti kebersihan - sedikitnya bagaimana membilas lumpur ke tangan mereka. Benda mirip sabun ditemukan dalam bentuk tabung saat penggalian di Babilonia Kuno adalah fakta tentang pembuatan sabun diketahui pada tahun 2800 SM. Persembahan di tabung mengatakan bahwa lemak direbus dengan abu, dimana adalah metoda membuat sabun, tetapi tidak mengenai kegunaan sabun itu. Beberapa bahan terakhir digunakan untuk penggaya rambut. Catatan memperlihatkan bahwa orang Mesir Kuno mandi biasa. Papirus Eber, dokumen kesehatan dar sekitar tahun 1500 SM, mendeskripsikan kombinasi minyak hewani dan nabati dengan garam alkali untuk membuat bahan sejenis sabun untuk menyembuhkan penyakit kulit, juga untuk membersihkan. Di waktu yang sama, Musa memberi orang Israel peraturan pemerintah kebersihan pribadi. Dia juga menghubungkan kebersihan untuk kesehatan dan penyucian agama. Laporan Injil mengusulkan bahwa orang Israel tahu bahwa campuran abu dan produk minyak adalah jenis dari gel rambut. Orang Yunani Kuno mandi untuk alasan estetik dan rupanya tidak menggunakan sabun. Malahan, mereka membersihkan tubuh mereka dengan balok lilin, pasir, batu apung dan abu, juga meminyaki tubuh dengan minyak, menggesek minyak dan kotoran dengan peralatan metal yang disebut strigil. Mereka juga menggunakan minyak dengan abu. Baju dicuci tanpa sabun di sungai.

Sabun mendapatkan nama, di antara legenda Romawi Kuno, dari Gunung Sapo, dimana binatang dikorbankan. Hujan membersihkan campuran dari lemak hewani mencair, atau lemak dan abu kayu dibawah menjadi lilin di sepanjang Sungai Tiber. Para wanita menemukan bahwa campuran lilin membuat pembersih mereka dengan lebih kurang usaha. Orang Jerman Kuno dan Gaul juga memasukkan dengan memjelajahi sesuatu bernama sabun, terbuat dari lemak dan abu, digunakan untuk mewarnai rambut mereka menjadi merah. Ketika peradaban Romawi maju, jadi selalu mandi. Tempat mandi Romawi terkenal pertama, terdapat dengan air dari saluran air, dibangun sekitar tahun 312 SM. Mandi sangatlah mewah, dan mandi menjadi populer. Di abad-ke 2 Masehi, dokter Yunani, Galen menganjurkan sabun untuk pengobatan dan pembersih. Setelah musim gugur di Roma di 467 Masehi dan hasilnya kebiasaan mandi menurun, lebih banyak di lakan Eropa pengaruh yang kuat di kesehatan publik berganti-berganti. Menurunnya kebersihan pribadi dan berhubungan kondisi kehidupan tanpa sanitasi menambah beratnya wabah besar di Abad Pertengahan, dan khususnya Kematian Hitam di abad ke-14. Itu tidak sampai abad ke-17 bahwa kebersihan dan mandi memulai untuk kembali ke kebiasaan di banyak tempat di Eropa. Masih sudah di mana tempat di pertengahan dunia dimana kebersihan pribadi tersisa penting di pertengahan dunia. Mandi harian adalah adat yang biasa di Jepang saat Abad Pertengahan. Dan, di Islandia, kolam hangat dengan air dari mata air panas adalah perkumpulan populer di Sabtu sore.
Zaman Pertengahan

Pembuatan sabun adalah keahlian yang umum di Eropa di abad ke-17. Pembuat sabun serikat pekerja terlindungi perdagangan rahasia mereka ditutup. Minyak nabati dan hewani digunakan dengan arang tanaman, terus dengan pewangi. Secara berangsur-angsur jenis sabun yang lebih banyak lagi menjadi tersedia untuk mencukur dan mencuci rambut, juga mandi dan mencuci. Italia, Spanyol dan Perancis adalah pusat manufaktur pertama sabun, seharusnya mereka siap menyediakan bahan mentah seperti minyak pohon zaitun. Orang Inggris mulai membuat sabun saat abad ke 12. Bisnis sabun sangat baik pada tahun 1622, Raja James I mengabulkan monopoli kepada pembuat sabun untuk $100.000 setahun. Baik ke abad ke-19, sabun adalah pajak tertinggi sehingga menjadi barang mewah di beberapa negara. Ketika pajak dihapuskan, sabun menjadi tersedia untuk orang biasa, dan standar kebersihan meningkat. Pembuatan sabun komersial di Amerika kolonial dimulai pada tahun 1608 dengan datangnya beberapa pembuat sabun di kapal kedua dari Inggris untuk mencapai Jamestown, Virginia. Bagaimanapun, untuk beberapa tahun, pembuatan sabun pada dasarnya tinggal pekerjaan rumah tangga. Akhirnya, pembuat sabun profesional mulai biasa mengumpulkan pemborosan lemak dari rumah tangga, di perubahan untuk beberapa sabun. Langkah utama terhadap pembuatan sabun komersial skala besar terjadi pada tahun 1791 ketika kimiawan Perancis, Nicholas Leblanc, mematenkan proses untuk membuat abu soda, atau sodium karbonat, dari garam biasa. Abu soda adalah alkali terdapat dari abu bahwa kombinasi

dari lemak ke bentuk sabun. Leblanc memproses hasil kuantitas dari kualitas baik, abu soda murah. Sains dari pembuatan sabun modern lahir 20 tahun kemudian dengan pemjelajahan oleh Michel Eugene Chevreul, kimiawan Perancis lainnya, dari kimia alam and lemak yang terkait, gliserin dan asam lemak. Penelitiannya menjadi dasar untuk lemak dan bahan kimia sabun. Juga penting kepada kemajuan dari teknologi sabun di pertengahan 1800-an penemuan oleh kimiawan Belgia, Ernest Solvay, dari proses amonia, di mana juga menggunakan garam meja biasa, atau sodium klorida, untuk membuat abu soda. Proses Solvay lebih lanjut dikurangi harga dari mendapat alkali, dan menambah kualitas dan kuantitas dari abu soda tersedia untuk manufaktur sabun. Penjelajahan sains ini, bersama dengan pembangunan dari kekuatan untuk mengoperasikan pabrik, membuat satu pembuatan sabun di pertunbuhan cepat industri Amerika di tahun 1850. Di waktu yang sama, ketersediaan luas mengubah sabun dari barang mewah ke kebutuhan seharihari. Dengan penggunaan tersebar luas ini menjadi perkembangan dari sabun yang lebih lembut untuki mandi dan sabun untuk digunakan di dalam mesin cuci itu sudah tersedia untuk konsumen dengan pergantian abad.
Zaman modern

Bahan kimia dari manufaktur sabun dasarnya tinggal sama sampai tahun 1916, ketika deterjen sintetik pertama berkembang di Jerman di jawaban ke Perang Dunia I - berkaitan kekurangan lemak untuk membuat sabun. Diketahui sekarang dengan sederhana deterjen, deterjen sintetis adalah pembersih non-sabun dan produk pembersih itu adalah menjadi satu atau mengambil bersama dari jenis bahan mentah. Penjelajahan dari deterjen juga diterbangkan oleh kebutuhan untuk alat kebersihan itu, tidak seperti sabun, tidak akan dikombinasi dengan garam mineral di air untuk membentuk sesuatu yang tidak dapat dipecahkan diketahui itu adalah dadih sabun. Produksi deterjen rumah tangga di Amerika Serikat dimulai pada awal tahun 1930-an, tetapi tidak benar-benar membuka sampai akhir Perang Dunia II. Waktu perang berhentinya persediaan lemak dan minyak juga militer membutuhkan untuk alat kebersihan itu akan bekerja di air laut kaya mineral dan di air dingin mempunyai lebih lanjut merangsang meneliti di deterjen. Deterjen pertama digunakan terutama untuk mencuci piring dan mencuci baju bahan lembut. Penerobosan di perkembangan dari detergen untuk mencuci baju serba guna digunakan muncul pada tahun 1946, ketika deterjen pembangun (berisi surfaktan/kombinasi pembangun)dikenalkan di Amerika Serikat. Surfaktan adalah produk deterjen bahan pembersih dasar, saat pembangun membantu surfaktan untuk bekerja lebih efisien. Senyawa fosfat digunakan sebagai pembangun di detergen ini sangat meningkat perfomanya, membuat mereka cocok untuk mencuci baju dengan tingkat kekotoran berat. Pada tahun 1953, penjualan deterjen di negara ini memiliki itu melebihi sabun. Kini, detergen memiliki semua tetapi menggantikan produk dengan dasar sabun untuk mencuci baju, mencuci

piring dan pembersih rumah tangga. Deterjen (sendiri atau berkombinasi dengan sabun) adalah juga penemuan di banyak dari penggunaan batangan dan cair untuk pembersih pribadi.
Sabun transparan padat adalah sabun yang berbentuk padat dengan tampilan tembus pandang. Jenis minyak yang dipakai dalam pembuatan sabun adalah minyak jarak, karena dapat memberikan sifat transparan terhadap sabun. Proses pembuatan sabun transparan ini pertama pemanasan minyak jarak hingga 60oC. Kemudian memasukkan cairan asam stearat yang sudah dilelehkan sebelumnya pada suhu 60oC. Masukkan NaOH 30% sesuai variabel lalu aduk dan terjadi proses penyabunan (saponifikasi). Lalu diaduk dan dijaga pada suhu 70-800C. Setelah itu dilakukan penambahan gliserin, gula, air dan etanol. Setelah semuanya tercampur kemudian didinginkan hingga mencapai suhu 40 0C dan dilakukan penambahan pewangi aromaterapi bunga mawar. Apabila sudah mencapai suhu yang diinginkan, sabun siap dicetak dan menunggu sabun mengeras hingga sabun menjadi produk sabun transparan. Pembuatan sabun transparan padat dapat memberikan nilai tambah terhadap minyak jarak. Dari semua variabel penambahan jumlah NaOH dan aromaterapi memenuhi standar SNI 06-3532-1994. Penambahan jumlah Aromaterapi mempengaruhi kualitas sabun, karena aromaterapi bersifat cair.

Anda mungkin juga menyukai