Anda di halaman 1dari 1

Dalam beberapa dekade terakhir, wajah dunia semakin tecoreng dengan banyaknya tr agedi-tragedii kemanusiaan, lingkungan, bisnis, dan

politik yang ujung-ujungnya berdampak pada krisis global yang menimpa hapir seluruh masyarakat dunia tak ter kecuali di Indonesia. Kejdaian-kejadian ini umumnya disebabkan karena degradasi atau semakin terkikisnya moraltas yang disebabkan pengabaian etika dalam berbaga i sendi kehiupan masyarakat. Salah satunya dalam dunia bisnsi. Dalam beberapa ta hun terakhir cukup banyak tragedi kehancuran bisnis yang terjadi di dunia yang d ampaknya dirasakan bagi hampir seluruh masyarakat di dunia sebagai contoh kasus yang menimpa Endron yang berakibat fatal bagi perekonomian dunia. Sebagian besar tragedi-tragedi yang terjadi di dunia bisnis disebabkan karena adanya pengabaia n etika dalam setip kegiatan bisnis. Secara singkat, Pengabaian etika adalah dil akukannya suatu kegiatan yang dianggap benar oleh para pengambil keputusan,namun membawa dampak merugikan atau dianggap salah oleh pihak lain . Contoh pengabaia n etika itu sendiri antara lain adalah, praktek kecurangan dalam pembuatan lapor an keuangan, penyuapan, window dressing, dan lain sebagainya. Kecurangan-kecuran gan ini biasanya dipicu oleh godaan terhadap keuntungan jangka pendek yang mengg iurkan. Pelanggaran terhadap etika acap kali baru terbukti dalam waktu yang cuku p panjang , biasanya perusahaan-perusahaan cenderung mengabaikan etika dalam ber bisnis utuk mencapai tujuan terentu, sebagian yang lain yang lebih berintegritas akan memilih cara yang melibatkan etiak dalam proses bisnisnya. Sejarah membukt ikan, mereka yang mengabaikan etika cenderung mengalami kehancuran lebih cepat d aripada mereka yang melibatkan etika didalam keputusan bisnisnya, Dinamika penga baian etika yang seperti inilah yang akhirnya memunculkan skandal korporasi Enro n dan Arthur Andersen, WorldCom, Tragedi Lumpur Lapindo, Kematian bayi-bayi di C hina akibat dicampurnya melamin dalam susu bayi, dan lain sebagainya. Akibat bur uk dari prilaku yang tidak etis bukan hanya akan menimpa perusahaan namun juga m enimpa masyarakat secara umum. Dari hal-hal ini para pelaku praktisi bisnis dan keunagan mulai memperluas area manajemen resiko mereka yang tadinya hanya berkut at pada resiko-resiko bisnis kini mulai memperhatikan manajemen dalam lingkup et ika. Dalam literature, manajemen di lingkup etika ini disebut manajemen resiko e tika. Dalam Brooks (2004) dinyatakan Para praktisi bisnis kini mulai menyadari b ahwa meskipun manajemen risiko cenderung berfokus kepada masalah-masalahnon-etis , bukti yang ada menunjukkan bahwa penghindaran bencana dan kegagalan juga memer lukan perhatian kepada masalah risiko etika

Anda mungkin juga menyukai