Anda di halaman 1dari 7

TUGAS OCEAN OUTFALL RESUME BAB I - III

Oleh: Liyani 4308100040

JURUSAN TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN DAN DEFINISI PENCEMARAN PESISIR DAN LAUT

Pengertian Pencemaran: masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tersebut tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya. (sesuai UU No. 23 Tahun 1997) Pengertian Pencemaran Laut: Masuknya zat atau energi, secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan manusia ke dalam lingkungan laut termasuk daerah pesisir pantai, sehingga dapat menimbulkan akibat yang merugikan baik terhadap sumber daya alam hayati, kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut, termasuk perikanan dan penggunaan lain-lain yang dapat menyebabkan penurunan tingkat kualitas air laut serta menurunkan kualitas tempat tinggal dan rekreasi. (KLH, 1991) Cara bahan pencemar masuk ke lingkungan: (1) Secara alami, misalnya karena gunung meletus atau gelombang tsunami yang membawa polutan ikut. (2) Melalui kegiatan manusia (anthropogenic) misalnya kecelakaan kapal tanker yang menyebabkan pencemaran minyak, atau pembuangan bahan hasil pengerukan pelabuhan yang menyebabkan pengerukan. Berdasarkan sebaran sumber masuknya limbah ke dalam kawasan pesisir dan laut, sumber pencemar dapat dibedakan menjadi: (1) Point sources (sumber titik), yaitu sumber pencemaran yang dapat diketahui dengan jelas lokasinya, misalnya sumber pencemaran dari instalasi pembuangan pabrik atau industri. (2) Non point sorces (sumber bukan titik), yaitu sumber pencemar yang tidak terlokalisir secara definitif, misalnya buangan rumah tangga yang tidak terintegrasi di kawasan pesisir, limbah dari lahan pertanian, sedimentasi dari aliran yang berasal dari pegunungan. Ditinjau dari daya urainya, bahan pencemar pada perairan laut dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu: (1) Senyawa-senyawa konservatif, yang merupakan senyawa-senyawa yang dapat bertahan lama di dalam suatu badan perairan sebelum akhirnya mengendap ataupun terabsorbsi oleh adanya berbagai reaksi fisik dan kimia perairan, misalnya logam-logam berat, pestisida, atau detergen.

(2) Senyawa-senyawa non konservatif, yang merupakan senyawa yang mudah terurai dan berubah bentuk di dalam suatu badan perairan, misalnya senyawasenyawa organik seperti karbohidrat, lemak dan protein yang mudah terlarut menjadi zat-zat anorganik oleh mikroba. Apakah pembuangan limbah ke dalam laut harus dihentikan? Jawabannya adalah tidak, tetapi dengan syarat. Artinya, kegiatan pengelolaan pencemaran pesisir dan laut tidak dimaksudkan untuk menjadikan laut sebagai tempat sampah pembuangan dari darat, tetapi juga bukan merupakan tempat yang terbebas sama sekali dari masukan polutan. Pengelolaan pencemaran pesisir dan laut lebih dimaksudkan untuk mengendalikan jenis dan besaran polutan yang boleh dan tidak boleh dibuang ke pesisir dan laut dengan memperhatikan sifat polutan, dampaknya terhadap lingkungan, kesesuaian kondisi lokasi, cara pembuangannya, dan persyaratan relevan lainnya.

BAB II EKOSISTEM PESISIR DAN LAUT DALAM KONTEKS ANALISIS PENCEMARAN

Komponen Fisik Ekosistem Pesisir dan Laut Struktur Air Air murni merupakan substansi yang pokok dari air laut. Interaksi antara polutan dengan air laut dapat dikelompokkan menjadi: 1. Interaksi saling melarut (missible) Misalnya, polutan amonia dari buangan industri yang masuk ke lingkungan laut. 2. Interaksi yang tidak saling melarut (immissible) Misalnya, minyak yang tumpah di lingkungan laut, dimana minyak tidak bisa melarut ke dalam air. Komposisi Kimia Air Laut. Sepuluh elemen terbesar di dalam air laut adalah Klorin, Sodium, Sulfur, magnesium, Kalsium, Potassium, Karbon, Bromine, Strontium, Boron. Elemen yang paling banyak adalah klorida dan sodium dengan jumlah lebih dari 85% dari total elemen yang terlarut dalam air laut. Komposisi elemen-elemen yang terlarut tersebut menyebabkan aiar laut mempunyai pH (derajat keasaman) pada umumnya antara 7,5 sampai 8,4 dengan rata-rata pH sebesar 7,8%. Perubahan kondisi dari asam ke basa di air laut akan berpengaruh pada pertumbuhan, aktivitas biologi dan reaksi kimia yang mungkin terjadi. Gas-gas yang Terlarut Gas-gas yang peling banyak ditemukan di air laut adalah nitrogen (64%), oksigen, dan karbondioksida. Gas-gas lain ditemukan dalam jumlah yang sedikit, termasuk hidrogen sulfida, dan gas inert seperti helium, neon, argon, krypton, dan xenon. Berat Jenis (Densitas) Berat jenis air laut dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: suhu, salinitas, dan tekanan. Berat jenis naik seiring dengan kenaikan saliniitas atau tekanan, tetapi menurun seiring dengan meningkatnya suhu. Perubahan berat jenis berpengaruh pada distribusi beberapa organisme dna penyebaran polutan yang masuk kelingkungan laut. Pada umunya berat jenis air laut memiliki nilai rentang anatara 1.024 sampai 1.023 g/cm3. Suhu Air Laut Suhu air laut berkisar antara -2 sampai 30 C. suhu air merupakan salah satu parameter yang sering diukur mengingat kegunaannya dalam mempelajari

proses-proses fisika, kimia, dan biologi laut. Transportasi/penyebaran suhu di laut terutama disebabkan oleh gerakan-erakan air, seperti arus dan turbulensi. Cahaya Kemampuan air laut untuk merambatkan cahaya sangat penting. Tanpa sinar matahari, fotosintesis tidak akan dapat bertahan. Sinar matahari secara sepat diabsorbsi oleh air laut hingga kedalaman sekitar 100 meter pada lautna yang jernih. Pada air yang keruh, air terabsorbsi hingga kedalaman 10 sampai dengan 30 m dan di air yang sangat keruh hanya terabsorbsi hingga kedalaman kurang dari 3 meter. Gelombang Gelombang terjadi apabila angin berhembus melalui poermukaan air. Gelombang merupakan hasil perpindahan energi dari angin ke air. Ketika polutan masuk ke lingkungan laut maka gelombang akan membantu penyebaran dan pengenceran polutan tersebut dengan mekanisme yang terbatas dan pada daerah yang terbatas pula. Arus Laut Arus pasang surut berperan penting sebagai pengangkut zat hara dan plankton. Selain itu, arus juga berperan untuk mengencerkan dan menggelontorkan limbah yang sampai di laut. Sirkulasi arus dan siklus pasang surut dapat dimanfaatkan dalam perangcangan ocean outfall, yaitu sebuah fasilitas pembuangan limbah dari darat ke laut. Komponen Organisme Hidup Ekosistem Pesisir dan Laut - Plankton - Nekton - Bentos Ekosistem-ekosistem Spesifik di Wilayah Pesisir dan Laut - Hutan mangrove - Terumbu karang - Padang lamun

BAB III PERILAKU DAN TRANSPORTASI POLUTAN DI LINGKUNGAN LAUT

INTERAKSI LIMBAH DENGAN AIR LAUT Misal limbah minyak. Ketika minyak tumpah di laut, interaksinya dengan air laut menghasilkan berbagai jenis proses yang mempengaruhi keadaan dan konsentrasi minyak di dalam air laut. Diantara proses-proses tersebut adalah proses adveksi, difusi, dispersi pengendapan, penguapan, penyebaran, emulsi, reaksi fotolitik, pelarutan dan pengambilan oleh biota. Proses Difusi Suatu proses penyebaran partikel yang dikarenakan gerakan polutan secara acak, baik dalam skala molekuler maupun skala yang lebih besar. Proses Adveksi Proses penyebaran dimana polutan menyebar atau terangkut karena ikut gerakan arus. Proses Penyebaran (spreading) Proses ini dipengaruhi oleh pergerakan angin, gelombang, arus. Selain itu juga akibat dari gaya gravitasi, gaya inersia, dan tegangan permukaan. Penguapan Evaporasi Proses ini dipengaruhi oleh besaran suhu. Apabila suhu naik, maka penguapan akan meningkat dan cenderung sangat tinggi di daerah tropis. Pelarutan (entrainment/dissolution) Laju dan tingkat proses pelarutan dipengaruhi jenis polutan dan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu air dan besarnya gelombang. Proses ini dapat menghilangkan polutan dengan reaksi pelarutan yang terjadi, atau malah menambah polutan denganterjadinya padatan akibat reaksi pelarutan yang terjadi. Tenggelam (sinking) Jika gumpalan polutan disebut sel, selama sel polutan jatuh, air masuk (entrain) ke dalam sel dan partikel air membelah sel. Pada daerah kehadiran gradien densitas, sel mungkin mencapai level kesetimbangan pada badan air. Jika tidak, sel akhirnya akan sampai ke dasar laut. Bacterial Decay Pengurangan/reduksi konsentrasi bakteri pada limbah setelah dibuang melalui saluran dihasilkan dari proses-proses fisika yang sebelumnya terjadi. Oksidasi Foto Kimia (Photochemical Oxidation) Polutan akan mengalami oksidasi fotokimia akibat radiasi matahari dan oksigen yang ada di atmosfer. Besar dan tingkat terjadinya proses tersebut

terutama bergantung pada komposisi kimia minyak dan densitas optis, serta besarnya absorbsi radiasi matahari.

INTERAKSI LIMBAH DENGAN ORGANISME PESISIR DAN LAUT Tiga proses dasar yang menyusun struktur fungsional ekosistem pesisir dan laut adalah proses produksi (sintesa materi organik) dengan memanfaatkan energi dan nutrien (komponen abiotik), proses konsumsi (memakan kateri organik), dan proses dekomposisi atau mineralisasi (pendaurulangan materi). Biokonsentrasi Merupakan pengambilan dan penyerapan polutan pada organisme hanya dari air laut. Dalam keadaan terlarut, polutan dapat diambil dan diserap oleh organisme dan akan mengalami proses biokonsentrasi. Biomagnifikasi Merupakan perbandingan antara konsentrasi kontaminan pada tubuh organisme pengkonsumsi dengan konsentrasi kontaminan pada tubuh organisme yang dikonsumsi (makanan). Biomagnifikasi dapat terjadi apabila efisiensi pengambilan polutan oleh biota berada pada level laju pengambilan yang tinggi. Bioakumulasi Merupakan pengambilan dan penyimpanan bahan-bahan kimia (polutan) dari sumber eksternal seperti makanan, air, substrat dan udara. Bioakumulasi dapat terjadi apabila tingkat pengambilan polutan oleh organisme lebih besar dari tingkat hilangnya polutan dari tubuh oranisme.

Anda mungkin juga menyukai