Anda di halaman 1dari 70

PELAKSANAAN ADMINISTRASI GURU DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN DI SMK AL-AMANAH CISAUK TANGERANG BANTEN Skripsi Diajukan Kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh :

Bulkis Anggraini 102018224174

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007

Pelaksanaan Administrasi Guru Dalam Menunjang Keberhasilan Pembelajaran di SMK Al-Amanah Cisauk Tangerang Banten

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : Bulkis Anggraini 102018224174

Di Bawah Bimbingan

Dra. Hj. Sunarti NIP. 150 022 714

Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007

KATA PENGANTAR

Bismillahirroh manirrohim Segala Puji Bagi Allah Yang Maha Kuasa. Yang telah melimpahkan anugrah yang tak terhingga kepada setiap hamba-Nya. Yang telah memberikan pengetahuan kepada hamba-Nya untuk menjadi manusia yang berilmu. Shalawat dan Salam Penulis ucapkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari kegelapan hingga terang benderang. Dari zaman kebodohan sampai zaman teknologi sekarang ini Al-hamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul Pelaksanaan Administrasi Guru Dalam Menunjang Keberhasilan Pembelajaran di SMK Al-Amanah Cisauk Tangerang Banten. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Prof. Dr. Dede Rosyada. MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Dra. Yefnelty Z. M.Pd, Ketua Jurusan Kependidikan Islam. 3. Drs. H. Muarif Sam. M.Pd, Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam. 4. Drs. Syauki. M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam. 5. Dra. H. Sunarti, Pembimbing skripsi, Penulis berterimaksih atas waktu yang telah diluangkan untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan ilmu dan nasehat yang berguna bagi penulis. 6. Seluruh Dosen KI-MP, terimakasih atas nasehat dan ilmu yang diberikan kepada penulis. i

7. Staf dan Karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah atas jasa peminjaman buku kepada penulis. 8. Drs. Nahrawi, Kepala Sekolah SMK Al-Amanah Cisauk Tangerang Banten. 9. Dewan Guru dan Karyawan SMK Al-Amanah Cisauk Tangerang Banten atas bantuan kepada penulis selama penelitian. 10. Kedua orang Tuaku, yang tiada hentinya mendoakan penulis untuk menjadi seorang yang sukses dunia dan akhirat. 11. Kakak-kakakku tercinta, terimakasih atas dukungan moril dan materil kepada penulis. 12. Teman-teman Kependidikan Islam-Manajemen Pendidikan angkatan 2002

Mudah-mudahan amal baik mereka diterima Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.

Jakarta 1 November 2006

Bulkis Anggraini

ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................ i DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii DAFTAR TABEL............................................................................................... v BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1 B. Pembatasan dan Perumusan ..................................................... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 4 D. Sistematika Penulisan ............................................................... 5 BAB II : KAJIAN TEORI................................................................................... 7 A. Administrasi Personil Guru....................................................... 7 1. Pengertian Administrasi Personil Guru......................... 7 2. Pengertian Urgensi Administrasi Guru ......................... 10 3. Bidang Garapan Administrasi Personil Guru................ 11 4. Fungsi-fungsi Administrasi Personil Guru.................... 17 5. Tujuan Administrasi Personil Guru19 6. Prinsip-prinsip Administrasi Personil Guru .................. 20 B. Tujuan Pembelajaran................................................................. 21 1. Pengertian Tujuan Pembelajaran................................... 21 2. Faktor-faktor Pencapaian Tujuan Pembelajaran .......... 22 3. Hambatan-hambatan dalam Tujuan Pembelajaran........ 28 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 31 A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 31 B. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 32 C. Populasi dan Sampel.33 D. Teknik Analisis Data................................................................... 33 E. Kisi-kisi Instrumen...34

iii

BAB IV : HASIL PENELITIAN ........................................................................ 36 A. Gambaran Umum SMK Al-Amanah Pocis Cisauk Tangerang Banten ....................................................................... 36 1. Sejarah dan Tujuan Berdirinya........................................ 36 2. Keadaan Guru dan Siswa ................................................ 37 3. Keadaan Sarana Prasarana .............................................. 38 4. Struktur Organisasi ......................................................... 40 B. Pengolahan Data.......................................................................... 41 C. Analisis dan Interpretasi Data ..................................................... 56 BAB V : PENUTUP ........................................................................................... 57 A. Kesimpulan ................................................................................. 57 B. Saran-Saran ................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 59 LAMPIRAN........................................................................................................ 61

iv

DAFTAR TABEL Tabel 1 : Keadaan Guru SMK Al-Amanah........................................................ 35 2 : Keadaan Siswa SMK Al-Amanah....................................................... 36 3 : Keadaan Fasilitas SMK Al-Amanah................................................... 37 4 : Perencanaan Kegiatan Personil Guru berjalan dengan baik ............... 39 5 : Kegiatan tahapan seleksi dilakukan secara terbuka (Transparan) ...... 39 6 : Penyeleksian guru dilakukan melalui seleksi administrasi, ujian (tes) dan wawancara .................................................................. 40 7 : Pengangkatan Guru dilakukan sesuai jumlah kebutuhan sekolah ..... 41 8 : Penempatan Guru dilakukan sesuai dengan bidang keahlian ............ 41 9 : Sekolah mengikut sertakan Guru dalam pengembangan pembinaan Kompetensi ..................................................................................... 42 10 : Penyusulan kenaikan pangkat tepat pada waktunya ......................... 43 11 : Sekolah menyediakan fasilitas Guru untuk memenuhi kesejahteraan Hidupnya ............................................................................................ 43 12 : Pelaksanaan evaluasi Guru berjalan dengan efektif dan kooperatif ........................................................................ 44 13 : Sekolah melaksanakan pemutusan hubungan kerja sesuai prosedur .................................................................................. 44 14 : Pemutusan hubungan kerja Guru dilakukan oleh Pusat Pendidikan ....................................................................... 45 15 : Sekolah memberikan penghargaan terhadap Guru yang mencapai v

keberhasilan pengajaran ..................................................................... 46 16 : Guru-guru menciptakan keharmonisan di dalam lingkungan internal sekolah .............................................................. 46 17 : Guru menciptakan kerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran .......................................................................... 47 18 : Guru berusaha semaksimal mugkin untuk mencapai hasil yang maksimal dalam KBM ..................................................... 48 19 : Sekolah menghadirkan ahli Pendidikan untuk pelatihan guru......... 48 20 : Sekolah memberikan fasilitas Pendidikan untuk Staf dan Karyawan ............................................................................ 49 21 : Kepala Sekolah berperan dalam kegiatan Administrasi Guru ......... 50 22 : Pembinaan Guru dilakukan sesuai dengan kurikulum yang berlaku .................................................................... 50 23 : Guru mengevaluasi diri sesuai proses belajar mengajar .................. 51 24 : Hasil nilai rata-rata rapot SMK Al-Amanah .................................... 52

vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah kegiatan organisasi baik yang bersifat pemerintah maupun swasta, Administrasi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara baik. Administrasi yang efektif adalah yang dapat melihat prinsip-prinsip atau fungsi pokok dalam administrasi, seperti pendapat Taylor dan Fayol yang mengemukakan bahwa prinsip dan fungsi administrasi ialah planning, organizing, commanding, coordination, dan control.1 Oleh sebab itu Semua kegiatan sekolah akan dapat berjalan lancar dan berhasil baik jika pelaksanaannya melalui proses yang menurut garis fungsi Administrasi pendidikan. Administrasi sekolah tidak hanya menyangkut soal tata usaha sekolah, tetapi menyangkut semua kegiatan sekolah, baik yang mengenai materi, personil, perencanaan, kerja sama, kepemimpinan, kurikulum, dan sebagainya, yang harus diatur sehingga menciptakan suasana yang memungkinkan terselenggaranya kondisi belajar- mengajar yang baik guna untuk mencapai tujuan pendidikan. Administrasi memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah. Hal tersebut sangatlah berkaitan dengan tugas kepala sekolah sebagai administrator.

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung, Rosdakarya, Cet.

Ke- 12, hal. 2

Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktivitas sekolah. Menurut Prof. Dr. H. Moch. Idoch Anwar. MPd Penyelenggaraan kegiatan pendidikan sebagai suatu proses memerlukan penanganan yang terencana sistematis agar setiap sumber daya pendidikan yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga tercapai efektivitas dan efesien dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.2 Dalam konteks demikian berarti administrasi pendidikan akan memadukan berbagai fungsi potensial dan segenap sumberdaya lain dan mengintegrasikan sumberdaya baik personal maupun material pendidikan melalui kegiatan pengarahan, pengendalian dan pengolahan yang tepat. Sumberdaya terpenting suatu organisasi adalah manusia, yaitu orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas dan usaha mereka kepada organisasi. Umumnya diakui bahwa keberhasilan dari setiap usaha manusia berkaitan erat dengan kualitas personil (pegawai).

Moch. Idoch Anwar. MPd, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, CV Alpabeta, Cet Ke-2. hal. 81

Menurut Drs. Faustisno bahwa "Sumber daya manusia adalah kebutuhan pokok bagi organisasi besar maupun kecil".3 Dengan demikian semuanya berusaha membenahi diri melalui sumber daya manusia agar bisa hidup dan mampu menjawab tantangan-tantangan zaman untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pelaksanaan administrasi baik dilihat dari prinsip, fungsi dan kegiatan lainnya sangatlah berpengaruh terhadap produktivitas sekolah. Karena administrasi personil adalah segenap proses penataan di dalamnya. Maka penulis tertarik kepada salah satu sekolah untuk dijadikan penelitian. Maka tergerak hati penulis untuk mengetahui pentingnya pelaksananaan Administrasi guru pada sebuah sekolah untuk keberhasilan pembelajaran. Adapun judul skripsi yang ingin penulis teliti : PELAKSANAAN ADMINISTRASI GURU DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN

PEMBELAJARAN DI SMK Al-AMANAH CISAUK TANGERANG BANTEN"

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang ada dalam judul tersebut, maka penulis membatasi masalahnya sebagai berikut : 1) Yang dimaksud keberhasilan pembelajaran adalah dilihat dari segi hasil nilai rapot rata-rata kelas 2) Objek yang diteliti dibatasi pada siswa/siswi kelas I III SMK AlAmanah, yang berjumlah 378 orang.

Faustisno Cardoso, Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi Yogyakarta, Cet. Ke-2. hal.

6-7

2. Perumusan Masalah Agar permasalahan dalam skripsi ini lebih terarah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana pelaksanaan Administrasi Personil Guru di SMK Al-Amanah Cisauk Tangerang Banten dalam menunjang keberhasilan tujuan pembelajaran

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pelaksanaan administrasi bidang personil guru di SMK Al-Amanah Cisauk Tangerang Banten 2. Untuk mengetahui seberapa besar peranan administrasi personil guru dalam menunjang kelancaran tujuan pembelajaran

b.

Manfaat Penelitian 1. Dapat mengetahui pelaksanaan administrasi guru di SMK Al-Amanah Cisauk Tangerang Banten 2. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak sekolah dalam penyusunan administrasi guru yang lebih baik di masa yang akan datang.

D. Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun menjadi lima bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab, yaitu :

BAB I Pendahuluan Mencakup : latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, sistematika penulisan.

Bab II Kajian Teori A. Administrasi Guru Meliputi : pengertian administrasi personil guru, pengertian urgensi administrasi guru, bidang garapan administrasi guru, fungsi-fungsi administrasi guru, tujuan administrasi guru, prinsip-prinsip administrasi guru.

B. Tujuan Pembelajaran Mencakup : Pengertian tujuan pembelajaran, faktor-faktor pencapaian tujuan pembelajaran, hambatan-hambatan dalam tujuan pembelajaran.

BAB III Metodologi Penelitian Meliputi : Waktu dan tempat penelitian, tujuan penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel,analisis dan interpretasi data.

BAB IV Hasil Penelitian Meliputi :Gambaran umum SMK Al-Amanah Cisauk Tangerang Banten yaitu: sejarah dan tujuan berdirinya, keadaan guru dan siswa, keadaan sarana prasarana, struktur organisasi. Pengolahan data, analisis dan interpretasi data.

BAB V Penutup Mencakup : kesimpulan, saran , lampiran-lampiran, daftar pustaka

BAB II KAJIAN TEORI ADMINISTRASI PERSONIL GURU TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Administrasi Personil Guru 1. Pengertian Administrasi Guru Sebelum di bahas dan diuraikan pengertian administrasi guru secara panjang lebar, alangkah baiknya terlebih dahulu kita membahas pengertian administrasi secara umum. Istilah administrasi atau administration berasal dari bahasa latin yang terdiri dari ad intensif dan ministrare suatu kata kerja yang berarti melayani, membantu, mengarahkan. Jadi administrasi adalah segenap usaha atau kegiatan dalam mengarahkan, melayani, membantu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.1 Drs. H.M Daryanto mengemukakan bahwa administrasi adalah aktivitasaktivitas untuk mencapai suatu tujuan, atau proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.2 The Liang Gie, dan kawan-kawan, yang dikutip oleh Burhanuddin mengemukakan bahwa administrasi adalah segenap serangkaian perbuatan

Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta.

Bumi Aksara Cet I. Hal 4-5


2

H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. Ke-3. hal 7

10

11

penyelenggaraan setiap usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.3 Sondang P. Siagian, MPA. PhD. Yang dikutip oleh Drs. H.M Daryanto Mengemukakan bahwa administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang di dasarkan atas rasionalitas tertentu, untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.4 Dari beberapa defenisi administrasi yang telah dikemukakan di atas terlihat bahwa dalam setiap kegiatan administrasi terdapat beberapa unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Beberapa unsur pokok di dalam administrasi yang dimaksud adalah : a. Adanya suatu proses kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih b. Kegiatan yang dilakukan dan merupakan bentuk kerjasama sekelompok manusia yang harmonis c. Usaha kerjasama tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama Semua unsur tersebut harus diatur dan dikelola sedemikian rupa secara profesional, efektif, dan efesien sehingga mengarah kepada tercapainya tujuan yang telah ditentukan.

3 4

Burhanuddin. Op.Cit. hal 5 H.M. Daryanto. Op.Cit. hal 7

12

Administrasi guru pada suatu sekolah menurut Drs. Yusak Burhanuddin adalah Mereka yang tergabung dalam suatu sekolah untuk melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan.5 Menurut Dr. Suharsimi administrasi guru adalah segenap proses penataan yang bersangkut-paut dengan masalah memperoleh dan menggunakan tenaga kerja untuk dan di sekolah dengan efesien, demi tercapainya tujuan sekolah yang telah di tentukan sebelumnya.6 Sedangkan menurut Drs. H. M. Daryanto administrasi guru adalah semua manusia yang tergabung di dalam kerja sama pada suatu sekolah untuk melaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan. 7 Menurut Burhanuddin administrasi guru adalah rangkaian aktivitas mengatur dan mengurus penggunaan tenaga-tenaga kerja yang di perlukan dalam usaha kerjasama.8 Sedangkan pengertian guru menurut Peter dan Yeni Salim adalah orang yang pekerjaanya mendidik, mengajar, dan mengasuh.9 Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan administrasi guru adalah segenap proses penataan yang bersangkut
5 6

Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, CV. Pustaka Setia, Cet. Ke 1. hal 65 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,

Yogyakarata : Grafindo Persada 1993, Cet. Ke- 2. hal. 79-80


7 8 9

H.M. Daryanto. Op.Cit. hal Burhanuddin, Op. Cit. hal 10 Peter dan Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Moderen English

Press, 1991, Cet. Ke-1, hal. 94

13

paut dengan para tenaga pengajar di sekolah secara efektif dan efesien agar tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah tercapai secara optimal. Oleh karena itu administrasi guru dikelompokan atas tenaga teknik edukatif yang merupakan guru atau tenaga pengajar dan tenaga teknik administratif yang merupakan tenaga usaha, tenaga pesuruh dan juga penjaga sekolah Dalam berlangsungnya kegiatan sekolah, unsur manusia memang mempunyai peranan penting, karena bagaimanapun lengkapnya dan moderennya gedung, perlengkapan, alat kerja, metode-metode kerja yang ada dalam sekolah, tetapi bila kemampuan manusia yang menjalankan program sekolah ini tidak memadai, maka tujuan yang dikemukakan akan sulit dicapai.

2.

Pengertian Urgensi Administrasi Guru Pengertian urgensi di dalam kamus bahasan Indonesia adalah keharusan yang

mendesak, hal yang sangat penting.10 Jadi urgensi itu sendiri merupakan sesuatu yang penting yang ingin dilakukan hingga mencapai tujuan yang diinginkan. Misalkan seperti administrasi guru yang merupakan hal terpenting di dalam mencapai tujuan pembelajaran, karena guru merupakan kunci untuk pencapaian tujuan dalam proses belajar mengajar .

10

. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia , Jakarta, Balai Pustaka. 1988. cet Ke-1. hal. 996

14

3. Bidang Garapan Administrasi Guru 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Perencanaan Seleksi Pengangkatan atau penempatan Pembinaan Kesejahteraan Penilaian atau Evaluasi Pemutusan Hubungan kerja11

a. Perencanaan Perencanaan guru adalah esensial bagi bidang garapan administrasi itu sendiri, yang mana mulai dari seleksi, hingga sampai pada pemutusan hubungan kerja. hal ini untuk menggerakan sebuah lembaga di dalam mencapai tujuan yang di inginkan. Pada dasarnya perencanaan personil meliputi dua macam kegiatan yaitu : 1. Kegiatan untuk memadukan antara kebutuhan dengan tenaga yang telah ada, baik menurut jenis jabatan, unit kerja, wilayah penugasan maupun waktu tugas. 2. Kegiatan untuk penyusunan personalia melalui kegiatan perencanaan, seleksi, penempatan dan pengangkatan hingga sampai pemutusan hubungan kerja. Perencanaan personil membantu lembaga pendidikan (sekolah) dalam mengantisipasi perubahan-perubahan, dalam arti lembaga tersebut memiliki tahapan

11

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Administrasi Sekolah Penataran Loka Karya

Tahap 2 Pengembangan Pendidikan Guru ( P3G ), Jakarta 1981. hal. 4-5

15

waktu yang diperlukan guna menyiapkan personil dengan kebutuhan melalui berbagai kegiatan manajemen personalia. . b. Seleksi Pengertian seleksi dalam kamus Bahasa Indonesia, berarti juga penyaringan atau pemilihan12 jadi seleksi merupakan proses untuk mendapatkan yang paling baik, sedangkan pelaksanaan administrasi personil seleksi adalah metode dan prosedur yang di gunakan oleh bagian personil dalam merekrut calon pegawai baru. Tahapan-tahapan seleksi administrasi yaitu :

1. Seleksi Administrasi Penyaringan seleksi administrasi berupa penelitian atau pemeriksaan terhadap kelengkapan serta kebenaran dari surat lamaran dengan lampiran-lampirannya : daftar riwayat hidup, foto copy ijazah atau STTB yang disahkan oleh pihak yang berwewenang, surat keterangan lainnya, pas foto bila syarat-syarat tidak terpenuhi, maka lamaran di kembalikan.

2. Ujian / Tes Tes penerimaan adalah proses untuk mencari data calon pegawai yang disesuaikan dengan spesialisasi jabatan atau pekerjaan yang akan dijabat, menurut T.

12

Peter Salim dan Yenni Salim, Op. Cit. hal 1362

16

Hani Handoko bentuk-bentuk tes antara lain : tes psikologis (psychological test), tes pengetahuan (knowledge test), performance test.

3. Wawancara Wawancara atau interview adalah proses tanya jawab yang dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data atau informasi lebih mendalam secara langsung dari pelamar. Wawancara itu bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki setiap pelamar baik kemampuan profesional, keterampilan maupun sikap dalam mendidik.

c. Pengangkatan atau Penempatan Pengangkatan dan penempatan adalah mengangkat dan menempatkan tenagatenaga guru baru pada tempat yang tepat dan kepada mereka yang dipercayakan tugas-tugas yang sesuai dengan keahliannya, karena apabila sesuatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tinggal menunggu kehancurannya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :

: ( )

17

Dari Abu Hurairah r.a bahwasannya Rasulullah SAW bersabda : Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya. (H.R. Bukhori)13

d. Pembinaan Menurut Piet Suhertian pengembangan ketenagaan adalah usaha-usaha untuk meningkatkan mutu serta efesiensi kerja seluruh tenaga yang berada dalam suatu unit organisasi baik tenaga managerial, tenaga teknis edukatif maupun tenaga tata usaha yang memenuhi syarat jabatan yang ada sekarang dan untuk yang akan datang.14 Ada juga yang mengartikan bahwa pengembangan personil ialah proses perbaikan prestasi (performance) personil melalui pendekatan-pendekatan yang menekankan realisasi diri, pertumbuhan diri, dan perkembangan diri.15 Dalam rangka meningkatkan efesiensi kerja, masalah pembinaan pegawai menempati kedudukan yang penting. Program pembinaan pegawai meliputi aspek yang cukup luas antara lain : mengenai peningkatan kemampuan kerjanya, peningkatan dedikasi, moral dan disiplin kerja serta pengarah dan pembentukan motif kerja yang objektif. Peningkatan kemampuan dan kemahiran kerja dapat ditempuh dengan jalan menambah pengetahuan dan latihan-latihan bagi para personil melalui

13

Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Ibrahim bin Mugirah bin Bardizbah Al- Bukhori Al-

Jufi Kitab Shahih Bukhori. (Kairo : Dar Wamatobiizy syabi,tth) juz I. h. 23


14

Piet Suhertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Surabaya: Usaha

Nasional, 1994, Cet. Ke-1, hal. 32


15

Piet Suhertian, Op Cit, hal 168

18

penataran atau up grading, tugas belajar, latihan kerja atau job training dilingkungan sendiri atau lingkungan lain dan di dalam atau di luar negeri. Bentuk-bentuk peningkatan profesi juga bisa melalui a) Pendidikan dan latihan (in servive training) b) Tugas belajar c) Pemindahan jabatan, pemindahan lapangan kerja dan pemindahan wilayah. Pembinaan harus dilakukan secara terus menerus dan secara sistematis atau pragmatis. Pembinaan ini sangatlah penting karena tuntutan perkembangan baik perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan teknologi maupun perkembangan yang lainnya.

e. Penghargaan dan Kesejahteraan Penghargaan dan kesejahteraan bagi personil guru harus diperhatikan. Pemberian penghargaan dan kesejahteraan kepada personil guru dimaksudkan untuk memotivasi mereka, di samping sebagai imbalan atas kerja mereka pemberian penghargan dan kesejahteraannya tidak harus berupa materi semata, melainkan melalui pujian, atau sikap yang lemah lembut dengan mereka. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :

19

( : 4/86)
Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah yang serupa. Sesungguhnya Allah selalu membuat perhitungan atas tiap-tiap sesuatu. (QS. An-Nisa : 4/86)16

f. Penilaian atau Evaluasi Penilaian atau evaluasi pada dasarnya berarti proses penetapan seberapa jauh tujuan yang telah dirumuskan dpat dicapai, dengan mempergunakan cara bekerja, alat dan personil tertentu. 17 Dengan demikian usaha dalam evaluasi dan penilaian meliputi pula tindkan kontrol terhadap efisiensi cara bekerja, keserasian dan ketepatan alat yang digunakan serta kemampuan personil dalam mewujudkan profesionalisme dalam bekerja. Sejalan dengan uraian tersebut berati evaluasi bermaksud menilai keseluruhan proses kerja dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

16 17

Depag RI, Al-Quran dan terjemahnya. Semarang : CV. Toha Putra, 1989, h. 157 Nawawi Handari, Administrasi Pendidikan, Jakarta : CV. Haji Masagung, 1998, Cet. Ke-7.

hal.7

20

Pelaksanaan evaluasi ini dapat berjalan secara efektif bila dilaksanakan secara kooperatif, agar pihak yang dinilai mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam bekerja untuk diperbaiki guna meningkatkan efesiensinya dalam bekerja.

g. Pemutusan Hubungan Kerja Pemutusan hubungan kerja dilakukan karena adanya mutasi atau pemindahan kerja, pensiun, meninggal dunia, dan sebagainya. Hal ini dilakukan supaya keterikatan hubungan kerja tidak ada. Pemutusan hubungan kerja di butuhkan karena untuk penyelesaian akhir masa tugas kerja.

3.

Fungsi-Fungsi Administrasi Guru Semua kegiatan sekolah akan dapat berjalan lancar dan berhasil baik jika

pelaksanaannya melalui proses-proses yang menurut garis fungsi-fungsi administrasi guru tersebut. yang mana fungsi-fungsi tersebut adalah:

a.

Perencanaan

Fungsi perencanaan administrasi guru ialah untuk mendapatkan calon tenaga pengajar yang memang dibutuhkan. Perencanaan merupakan proses awal dalam pelaksanaan untuk itu lembaga mampu merencanakan kebutuhan dimasa yang akan datang guna mendapatkan kebutuhan yang diperlukan dan guna mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Jadi dengan adanya perencanaan yang terarah dan sistematis pelaksanaan kegiatan akan berjalan lancar.

21

b.

Seleksi

Fungsi seleksi administrasi guru ialah penyeleksian calon tenaga pengajar untuk direkrut atau diambil atas kebutuhan pada lembaga tersebut, yang mana

penyeleksian juga harus dapat disesuaikan dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan oleh lembaga misalnya : persyaratan administrasi, ujian (tes), dan wawancara dan persyaratan lainnya. c. Pengangkatan atau Penempatan

Fungsi pengangkatan dan penempatan administrasi guru adalah mengangkat calon tenaga pengajar yang memang sudah diseleksi dan sudah dipertimbangkan oleh lembaga guna mendapatkan calon tenaga pengajar yang profesional. Sedangkan penempatan calon tenaga pengajar harus disesuaikan dengan bidang keahliannya masing-masing agar pelaksanaan tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif. d. Pembinaan

Fungsi pembinaan administrasi guru ialah untuk membina tenaga pengajar agar dapat meningkatkan kompetensi, peningkatan moral, disiplin kerja, melalui pendidikan dan pelatihan. Pembinaan harus dilakukan terus menerus sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. e. Kesejahteraan

Fungsi kesejahteraan administrasi guru ialah untuk meningkatkan prestasi kerja dengan memberikan motivasi dan kepuasan kerja melalui kompensas. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para tenaga pengajar sebagai balasan jasa untuk kerja mereka. Kesejahteraan tidak harus berupa materi semata

22

melainkan juga pujian-pujian atas prestasi yang diraih oleh tenaga pengajar atau personil. f. Penilaian atau Evaluasi Fungsi penilaian atau evaluasi administrasi guru ialah sebagai kontrol terhadap pelaksanaan yang sudah dijalankan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk itu pelaksanan evaluasi atau penilaian dapat berjalan secara efektif bila pelaksanaanya berjalan dengan baik. g. Pemutusan Hubungan kerja

Fungsi pemutusan hubungan kerja administrasi guru ialah untuk mempertegas atau memperjelas keterikatan masa kerja yang sudah tidak ada. Hal ini misalnya adanya surat SK (surat keterangan) pensiun bahwa masa kerja dilembaga tersebut sudah selesai oleh sebab itu pelaksanaan pemutusan hubungan kerja dilakukan akhir selesai masa kerja.

4. Tujuan Administrasi Guru Seperti disebutkan dalam defenisi di atas, tujuan administrasi guru adalah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan yang telah ditentukan ini tidak lain ialah tujuan lembaga atau badan usaha. Tujuan ini berupa suatu hasil, produk, ataupun output. Oleh karena itu tujuan ini disebut juga tujuan yang berorentasi kepada hasil (production oriented). Di samping tujuan yang berupa hasil tersebut, dalam administrasi guru masih ada tujuan lain yang ingin di capai. Tujuan itu berorentasi pada manusia (kemanusiaan) atau personil. Oleh karena itu

23

tujuan ini di sebut juga tujuan yang berorentasi pada manusia atau pekerja (people orieted)

5.

Prinsip-Prinsip Administrasi Guru Prinsip-prinsip tentu saja diangkat dari prinsip fundamental yang

menggunakan pendekatan ilmiah dalam manajemen. Sejauh ini sejumlah prinsip tersebut yang lebih banyak diilhami oleh prinsip manajemen pada umumnya, namun dengan anggapan bahwa dalam prakteknya dapat diterapkan dalam penyelenggaraan administrasi guru. Dalam menuju tingkat produktivitas penyelenggaraan pendidikan, harus di administrasikan dengan berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut : a. Menerapkan kembali prosedur dan tehnik yang dilandasi oleh pengetahuan terorganisir. b. Mencapai keharmonisan tindakan kelompok, bukan sebaliknya. c. Mencapai suasana kerja sama manusia bukan individualisasi yang semrawut. d. Bekerja untuk memperoleh out-put semaksimal mungkin. e. Mengembangkan para bawahan semaksimal mungkin sesuai dengan segala kemampuan yang ada pada diri dan kemakmuran persatuan mereka sendiri. Menurut kelima prinsip di atas adalah seperangkat pedoman yang dapat di pegang dalam setiap langkah penyelenggaraan administrasi guru agar usaha-usaha pendidikan itu mampu mencapai tingkat produktivitasnya semaksimal mungkin, yang

24

pada gilirannya tujuan pembelajaran itu sendiri dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.18

B. Tujuan Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Sebelum membahas tentang tujuan pembelajaran hal yang terpenting harus tahu tujuan itu sendiri. dari kamus bahasa Indonesia Tujuan adalah arah, haluan (jurusan), yang dituju, maksud, tuntutan yang dituntut.19 Menurut Zakiyah Daradjat tujuan adalah sesuatu yang di harapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai.20 Menurut Drs. Oemar Hamalik tujuan (goals) adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan .21 Sedangkan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.22

18 19

Burhanuddin. Op.Cit. hal 42-43 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia , Jakarta, Balai Pustaka. 1988. cet Ke-1. hal. 965


20 21 22

Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Bumi Aksara 1996. Cet. Ke- 3. hal. 86 .Oemar Hamalik ,Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta. Bumi Aksara. Cet ke-5. hal. 76 Oemar Hamalik. Op. Cit .hal. 57

25

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai setelah selesai diselenggarakan suatu proses pembelajaran. Dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran hal yang terpenting adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Untuk merumuskan tujuan pembelajaran kita harus mengambil suatu rumusan tujuan dan menentukan tingkah laku siswa yang spesifik yang mengacu ke tujuan tersebut. Suatu tujuan pembelajaran menurut Dr. Oemar Hamalik dapat memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya : dalam situasi bermain peran b. Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat di ukur dan dapat di amati c. Tujuan mengatakan tingkat minimal perilaku yang di hendaki, misalnya pada peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurangkurangnya tiga gunung utama.23

2. Faktor-Faktor Pencapaian Tujuan Pembelajaran Pembelajaran atau pengajaran sebagai suatu sistem proses merupakan satu kesatuan komponen yang saling berinteraksi secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan inilah yang merupakan hasil yang diharapkan setelah pengajaran itu berakhir. Adapun tercapai tidaknya tujuan tersebut sangat dipengaruhi oleh jalannya proses pembelajaran serta pengajaran itu sendiri.

23

Oemar Hamalik, Op.Cit. hal. 77

26

Faktor-faktor yang mempengaruhi tujuan pembelajaran yaitu : 1. Faktor Kompetensi Guru Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan latar belakang kehidupan sebelum mereka menjadi guru. Kepribadian guru diakui sebagai aspek yang tidak bisa dikesampingkan dari kerangka keberhasilan belajar mengajar untuk mengantarkan anak didik menjadi orang yang berilmu pengetahuan dan berkepribadian. Dari kepribadian itulah mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika melaksanakan tugas mengajar di kelas. Latar belakang pedidikan dan pengalaman mengajar adalah dua aspek yang mempengaruhi kompetensi seorang guru di bidang pendidikan dan pengajaran. Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Karena dia sudah dibekali dengan seperangkat teori sebagai pendukung pengabdiannya. Kalaupun ditemukan kesulitan hanya pada aspekaspek tertentu. Hal itu adalah suatu hal yang wajar. Jangankan bagi guru pemula, bagi guru yang berpengalaman pun tidak akan pernah dapat menghindarkan diri dari berbagai masalah di sekolah. Hanya yang membedakannya adalah tingkat kesulitan yang ditemukan. Tingka kesulitan yang ditemukan guru semakin hari semakin berkurang pada aspek tertentu seiring dengan bertambahnya pengalam sebagai guru.

27

Guru yang bukan latar belakang pendidikan keguruan dan ditambah tidak berpengalaman mengajar, akan banyak menemukan masalah di kelas. Terjun menjadi guru mungkin dengan tidak membawa bekal berupa teori-teori pendidikan dan keguruan. Seperti kebanyakan guru pemula, jiwanya juga labil, emosinya mudah terangsang dalam bentuk keluhan dan berbagai bentuk sikap lainnya,tetapi dengan semangat dan penuh ide untuk suatu tugas. Kepribadian guru dapat ditandai dengan sikap antusias, kecintaan terhadap mata pelajaran dan siswa serta lainnya. Pengetahuan harus dikuasai oleh guru secara mendalam seperti pengetahuan tentang perkembangan anak didik dan sistem intruksi serta pengetahuan lainnya. Ia juga harus banyak mengadakan latihan yang sesuai dengan tugasnya, agar dapat semakin terampil melaksanakan tugasnya. Jika kualitas yang dimiliki guru itu bagus, maka ia akan dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa akan semakin banyak terlibat aktif dalam pengajaran. Hal ini seperti dikemukakan Moh. Uzer Usman bahwa kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada banyak faktor antara lain masalah guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas, kondisi dan situasi di dalam kelas.24 Dari pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa guru merupakan faktor utama dan modal dasar bagi keberhasilannya dalam pengembangan pengetahuan,

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT Remakaja Rosdakarya. 1999. Cet Ke-5, hal. 8

24

28

keterampilan pembentukan kepribadian siswa di sekolah. Guru merupakan salah satu faktor yang dapat mencapai tujuan pembelajaran. 2. Factor Siswa Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang kesekolah. Orang tuanyalah yang memasukannya untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan di kemudian hari. Kepercayaan orang tua anak diterima oleh guru dengan kesadaran dan penuh keikhlasan. Maka jadilah guru sebagai pengemban tanggung jawab yang diserahkan itu. Tanggung jawab guru tidak hanya terhadap seorang anak, tetapi dalam jumlah yang cukup banyak. Anak yang dalam jumlah yang cukup banyak itu tentu saja dari latar belakang kehidupan social keluarga dan masyarakat yang berlainan. Karenanya,anak-anak berkumpul di sekolah pun mempunyai karakteristik yang bermacam-macam. Kepribadian mereke ada yang pendiam, ada yang periang, ada yang suka bicara, ada yang kreatif, ada yang keras kepala, ada yang manja dan sebagainya. itelektual mereka juga dengan tingkat kecerdasan yang bervarisi. Biologis mereka dengan struktur atau keadaan tubuh yang tidak selalu sama. Karena itu, perbedaan anak pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis ini mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Sederetan angka yang terdapat di buku rapor adalah bukti nyata dari keberhasilan belajar-mengajar. Angka -angka itu bervariasi dari angka lima sampai angka sembilan. Hal itu sebagai penguasaan anak terhadap baha pelajaran berlainan untuk setiap bidang studi. Daya serap anak bermacam-macam untuk dapat menguasai

29

setiap bahan pelajaran yang diberikan oleg guru. Karena itu dikenallah tingkat keberhasilan yang maksimal(istimewa), optimal(baik sekali), minimal(baik) dan kurang untuk setiap bahan yang dikuasai oleh anak didik. Dengan demikian, dapat diyakini bahwa anak didik adalah unsure manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar berikut hasil dari kegiatan itu, yaitu keberhasilan belajar mengajar.

3. Factor Metode Pengajaran Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang mengajar. Anak didik yang belajar. Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar anak didik. Anak didik adalah orang yang digiring kedalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh guru. Gaya mengajar guru berusaha mempengaruhi gaya belajar anak didik. Tetapi di sini gaya mengajar guru lebih dominan mempengaruhi gaya belajar anak didik. Gaya-gaya mengajar, menurut Muhammad Ali(1992; 59) yang dikutip oleh Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs.Aswani Zain gaya mengajar dapat dibedakan ke dalam empat macam, yaitu gaya mengajar teknologis, gaya mengajar pesonalisasi, gaya belajat klasik, dan gaya mengajar interaksional.25

25

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,Strategi Belajar Mengajar,Jakarta : Renika Cipta.2002, Cet Ke-2. h. 130.

30

Dalam kegiatan belajar mengajar, pendekatan yang guru ambil akan menghasilkan kegiatan anak didik yang bermacam-macam. Guru yang menggunakan pendekatan individual, misalnya, berusaha memeahami anak didik sebagai mahluk individual denga segala persamaan dan perbedaannya. Guru yang menggunakan pendekatan kelompok berusaha memahami anak didik sebagai mahluk social. Dari kedua pendekataan tersebut lahirlah kegiatan belajar mengajar yang berlainan, dengan tingkat keberhasilan belajar mengajar yang tidak sama pula. Perpaduan dari kedua pendekatan itu malah akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik. Strategi penggunaan metode mengajar amat menentukan kualitas hasil belajar mengajar. Hasil pengajaran yang dihasilkan dari penggunaan metode ceramah tidak sama dengan hasil pengajaran yang dihasilkan dari penggunaan metode tanya jawab atau metode diskusi. Demikian juga halnya dengan hasil pengajaran yang dihasilkan dari penggunaan metode resitasi. Jarang ditemukan guru hanya menggunakan satu metode dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Hal ini disebabakan rumusan tujuan yang guru buat tidak hanya satu, tapi bias lebih dari dua rumusan tujuan. Itu berarti menghendaki penggunaan metode mengajar harus lebih dari satu metode. Dengan demikian,kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru

mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. 4. Factor Media / Alat Yang Digunakan

31

Media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karrena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kapada anak didik dapat disederhanakan dangan bantuan media. Madia dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapakan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan telihat bila penggunaanya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengjaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

3. Hambatan-Hambatan Dalam Pencapaian Tujuan Pembelajaran Adapun hambatan-hambatan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa disekolah menurut Drs. H. Alisuf Sabri anatara lain : a. Faktor lingkungan yaitu faktor lingkungan alam atau non social dan faktor lingkungan sosial. b. Faktor-faktor instrumental

32

c. Faktor-faktor kondisi internal siswa yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis siswa.26 Yang termasuk factor non sosial ini adalah seperti: keadaan suhu, kelembaban udara, tempat atau letak gedung sekolah dan lain-lain. Faktor instrumental seperti gedung, kelas, media pengajaran, guru dan kurikulum dan sebagainya. Adapun faktor kondisi fisikologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan fisik dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran. Dan kondisi psikologis adalah minat, bakat, intelegensi, motivasi, ingatan dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki siswa. Dengan demikian dapatlah diambil kesimpulan bahwa yang dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik atau mencapai hasil belajar yang baik itu dipengaruhi oleh faktor kondisi siswa itu sendiri seperti sehat penglihatannya, dapat mendengar dengan baik, memiliki intelegensi yang tinggi, minat dan bakat dalam belajar. Selain itu dapat dipengaruhi juga oleh faktor eksternal siswa itu seperti lingkungan, suhu udara, keadaan gedung, keadan kelas, guru, alat atau sarana pengajaran dan lain-lain. Kesemua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut merupakan salah satu komponen yang saling berkaitan dan mendukung. Dari ke semua uraian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa tercapai tidaknya tujuan pembelajaran itu dipengaruhi kemampuan guru dalam mengajar, kondisi siswa itu sendiri. Antara faktor yang satu dengan yang lainnya itu saling mempengaruhi.

26

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta : CV.Pedomana Ilmu Jiwa, 1996, Cet Ke-1.

hal.59

33

Bila salah atu faktor tersebut tidak terpenuhi, maka dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu September dan Oktober 2006. dalam 2 bulan inilah penulis berupaya menggunakan waktu seefektif mungkin untuk melakukan penelitian dengan cara membagi ke dalam beberapa tahapan yaitu tahapan persiapan, tahapan pengumpulan data, tahapan pengolahan data, dan tahapan penulisan laporan. 2. Tempat Penelitian Adapun tempat penelitian yang dijadikan objek adalah di SMK Al-Amanah di Jalan Raya Puspiptek Pocis, Bakti Jaya, Cisauk, Tangerang Banten.

31

32

B. Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan judul skripsi di atas, maka penulis mengambil dua variabel yang akan diteliti yaitu mengenai administrasi guru (difokuskan pada administrasi personil guru) dan keberhasilan pembelajaran (difokuskan pada keberhasilan pembelajaran). Untuk mendapatkan data dan informasi yang valid, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya : a. Observasi,dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dengan

mengadakan kunjungan langsung ke tempat penelitian dan mengamati keadaan sekolah, melihat sarana dan prasarana serta melihat proses belajar mengajar di kelas. b. Wawancara,yaitu teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada kepala sekolah. c. Angket,yaitu teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dengan memberikan beberapa pernyataan kepada guru. Angket ini berisi 20 pernyataan yang disebarkan kepada 25 guru yang menjadi responden dan angket ini berbentuk angket skala sikap. d. Dokumentasi,yaitu suatu usaha aktif bagi suatu badan atau lembaga dengan menyajikan hasil pengolahan bahan-bahan dokumen yang bermanfaat bagi badan atau lembaga yang mengadakan. Dokumen ini dilakukan untuk memperoleh data penting struktur organisasi kurikulum, visi, dan misi SMK Al-Amanah.

33

C. Populasi dan Sampel Populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah keseluruhan subjek penelitian27 Dan populasi adalah sejumlah masa yang terdapat dalam satu kawasan tertentu atau berada dalam satu unit kesatuan. Dan sampel adalah bagian atau wakil populasi, atau secara umumnya adalah suatu himpunan bagian yang ditarik dari populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh guru yang ada di SMK Al-Amanah Pocis Tangerang Banten yang berjumlah 25 orang. Dan sampel yang diambil adalah seluruh jumlah populasi yang ada yaitu sebanyak 25 orang, jadi sampel penuh.

D. Analisis dan Interpretasi Data Dalam penganalisaan data-data yang sudah terkumpul, penulis menggunakan metode statistik deskriptif, dengan cara menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta dan data yang tampak sebagaimana adanya yang kemudian data tersebut dianalisis dan diolah untuk mengambil sebuah kesimpulan. Dengan rumusan prosentase (distribusi frekuensi) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P f 100 % N

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta,2002. Cet.Ke-12,h.115

27

34

P = prosentasi yang dicari F = Frekuensi yang dicari N = Number of cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu(

E. Kisi-Kisi Instrumen

Variabel I Pelaksanaan Administrasi Guru

No 1.

Variabel Variabel x Pelaksanaan Administrasi Guru

Dimensi Bidang Garapan Administrasi Guru

Indikator Perencanaan Seleksi Pengangkatan dan Pembinaan penempatan

Butir 1,17 2,3 4,5

Kesejahteraan Penilaian atau Pemutusan hubungan kerja evaluasi

6,18 7,10 8,19

9,20

35

Variabel II Hasil Tujuan Pembelajaran yang Diambil dari Nilai Rata-rata Rapot Perkelas

No 1

Bidang Garapan Akuntansi

Kelas I II III

Nilai Rata-rata Rapot 7,50 7,40 7,17 7,46 7,40 7,43 7,50 7,50 7,30

Penjualan

I II III

Administrasi Perkantoran

I II III

36 BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK AL-Amanah Pocis Tangerang Banten 1. Sejarah dan Tujuan Berdirinya SMK Al-Amanah berdirinya di bawah yayasan pondok pesantren Al-Amanah, di mana yayasan tersebut di dirikan oleh H. TB. Suhandi Ch. Pada tanggal 18 Maret 1991 dengan Akta Notaris Dr. H. Erwal Gewang, SH. No. 4 tahun 1991. yayasan tersebut di kenal juga dengan nama YPPA. Al-Amanah merupakan yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, pondok pesantren, dan social kemasyarakatan. Pada bidang pendidikan AL-Amanah menyelenggarakan beberapa jenjang pendidikan di mulai dari TK, SD, SMP, dan SMK. Pada penelitian ini penulis hanya membatasi pada jenjang SMK saja. Menurut keterangan kepala sekolah Drs. Nahrawi S,Ag SMK Al-Amanah berdiri pada tanggal 15 Juli 1996 dan pada waktu itu terbitlah SK Kakanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat nomor 325/1102.1/Kep/05/1997 dengan kepala sekolah pertama pada waktu itu Drs. Nahrawi S,Ag. SMK AL-Amanah berdiri diatas tanah seluas + 2300 M dengan status bangunan milik Yayasan yang beralamat di Jalan. Raya Puspiptek Pocis, Bakti Jaya, Cisauk, Tangerang Banten. Pada awal pembukaan sekolah SMK yaitu pada tahun pelajaran 1996/1997 dengan program keahlian (jurusan ) sekertaris dan akuntansi. Dengan jumlah siswa pertama hanya 30 orang. Jumlah yang sudah cukup bagus bagi sekolah yang baru pertama kali berdiri dan pertama kali menerima siswa baru. Dengan demikian minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di SMK Al-Amanah cukup mengembirakan, dari jumlah siswa yang hanya puluhan di

36

37 tahun pertama, di tahun kelima siswanya mencapai 241 orang. Untuk itu dari tahun ke tahun jumlah SMK Al-Amanah semakin meningkat. Menyikapi kepercayaan masyarakat, SMK Al-Amanah berusaha mendidik para siswanya agar setelah tamat mereka benar-benar layak memasuki dunia kerja maupun dunia wirausaha. Langkah menuju tujuan ini, SMK Al-Amanah yang pertama melihat dengan keterampilan guru yang profesional, yang kedua melihat keterampilan yang sangat di rasakan siswa ketika mengikuti program PSG ( Pendidikan Sistem Ganda).

2. Keadaan Guru dan Peserta Didik . Guru adalah sumberdaya pendidikan yang berkewajiban memberi ilmunya kepada peserta didik. Selain itu guru juga menjadi tauladan yang baik bagi peserta didiknya. Jumlah guru di SMK Al- Amanah dari tahun ke tahun mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya jumlah peserta didik. Berdasarkan data yang di peroleh penulis. Keadaan guru Dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel .1 Keadaan Guru SMK Al-Amanah Pocis Tangerang Banten No 1. 2. 3. 4. 5. Tingkat S2 S1 D3 D2 SLA Total 25Orang Jumlah 2 orang 19 orang 1 orang 1 orang 2 orang

37

38

Dari tabel di atas latarbelakang pendidikan guru SMK Al-Amanah ber bedabeda. Namun 90 persen dari bidang pendidikan dan 10 persen dari umum. Faktor peserta didik juga merupakan faktor yang sangat penting untuk berlangsungnya proses belajar-mengajar di sekolah. Peserta didik yang belajar di SMK Al- Amanah berdasarkan data yang di peroleh penulis dapat di lihat pada tabel di bawah ini

Tabel .2 Keadaan siswa SMK Al-Amanah Pocis Tangerang Banten No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tahun akademik 2000-2001 2001-2002 2002-2003 2003-2004 2005-2006 2006-2007 Kelas I 104 79 141 125 125 153 Kelas II 119 96 78 126 120 120 Kelas III 47 120 93 72 121 105 Jumlah 270 295 312 323 366 378

3. Keadaan Saran Prasarana Adapun fasilitas yang di miliki SMK AL-Amanah berdasarkan data yang di peroleh di lapangan dapat di lihat pada tabel di bawah ini

38

39 Tabel. 3

Keadaan Fasilitas SMK AL- Amanah Pocis Tangerang Banten No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Jenis Ruang Ruang kelas Ruang perpustakaan Ruang kantor kepala sekolah Ruang guru Laboratorium komputer Lapangan olah raga Unit koperasi Unit kantin Asrama murid Jumlah 10 unit 1 unit 1 unit 1 unit 2 unit 1 unit 1 unit 2 unit 2 unit 1 unit 1 unit 1 unit 2 unit 1 unit 1 unit 2 unit 1 unit 1 unit 12 unit 1 unit

10. Masjid 11. Ruang praktek kerja 12. Ruang BK 13. Ruang tata usaha 14. Ruang OSIS 15. Kamar mandi /WC guru 16. Kamar mandi /WC murid 17. Gudang 18. Rumah dinas kepala sekolah 19. Rumah dinas guru 20. Unit produksi

Dengan demikian tersedianya fasilitas pendidikan yang lengkap di sekolah, tentunya akan sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar yang diiringi dengan meningkatnya kualitas pendidikan di sekolah tersebut.

39

40 4. Struktur Organisasi Di bawah ini dikemukakan struktur organisasi SMK Al-Amanah sebagai berikut :

KADISDIK

YAYASAN

KEPALA SEKOLAH

KOMITE SKOLAH

WKS. KURIKULUM

WKS. KESISWAAN

KAJUR SK.

KAJUR AK.

KAJUR PJ.

PEMBINA OSIS

GURU BK

TU. ADMINISTRASI

TU. KEUANGAN

WALI KELAS

GURU

40

41 B. Pengolahan Data Data yang telah di kumpulkan, diolah dan dianalisis dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang di sajikan sebagai berikut :

Tabel. 4 Perencanaan kegiatan personil guru berjalan dengan baik

N0 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah

F 11 11 3 25

% 44 % 44 % 12 % 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan kegiatan personil guru berjalan dengan baik. Banyaknya responden yang menjawab sering dan selalu hingga 22 responden (88%). Maka dengan itu kegiatan perencanaan dapat membantu sekolah dalam mengantisifasi perubahan-perubaha. Dalam arti sekolah memiliki tahapan waktu yang di perlukan guna menyiapkan personil guru sesuai dengan kebutuhan. Adapun yang menjawab kadang-kadang hanya 3 responden (12 %) kemungkinan menurut mereka kegiatan perencanaan belum sepenuhnya berjalan dengan baik.

41

42 Tabel. 5 Kegiatan tahapan seleksi di lakukan secara terbuka (transparan)

N0 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah

F 8 9 6 2 25

% 32% 36 % 24 % 8% 100 %

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kegiatan tahapan seleksi dapat di lakukan secara terbuka (transparan). Karena alternatif jawaban menyatakan 17 responden (68 %), menurut mereka penyeleksian itu sendiri merupakan proses untuk mendapatkan yang paling baik, maka dari itu harus mengikuti kegiatan seleksi. adapun yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah 8 respoden (32 %) kemugkinan di sebabkan kegiatan tahapan seleksi di lakukan secara tertutup ( tidak transparan). Tabel. 6 Penyeleksian guru di lakukan melalui seleksi administrasi, ujian (tes) dan wawancara N0 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah F 13 6 5 1 25 % 52% 24 % 20 % 4% 100 %

42

43 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan penyeleksian guru memang di lakukan melalui prosedur administrasi, ujian (tes), dan wawancara. Hal ini dapat di lihat dari alternatif jawaban yang selalu dan sering hingga 19 responden (76 %), karena menurut para guru tahapan seleksi memang dilakukan 3 tahapan yaitu administrasi mislanya : ijazah, fhoto copy KTP, fhoto, dan surat keterangan lainnya yang merupakan persyaratan disekolah tersebut. Kemudian tes dan wawancara yang mana dengan adanya kegiatan itu dapat melihat kemampuan kompetensi guru. Sedangkan alternatif jawaban kadang-kadang dan tidak pernah 6 respoden (24 %) kemugkinan guru tersebut tahapan seleksinya hanya dengan administrasi tanpa (ujian) tes dan wawancara.

Tabel. 7 Pengangkatan guru di lakukan sesuai jumlah kebutuhan sekolah

N0 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah

F 15 7 3 25

% 60% 28 % 12% 100 %

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pengangkatan guru memang di lakukan sesuai jumlah kebutuhan sekolah. Ini di buktikan dari alternatif jawaban selalu dan sering hingga 22 responden (88 %), menurut responden ini bahwa pengangkatan guru yang tidak sesuai dengan kebutuhan dapat menimbulkan berbagai

43

44 kerugian dan masalah, karena setiap pekerjaan yang dilimpahkan tidak akan terselesaikan secara efektif. Bahkan pula terjadi pemborosan karena biaya di pergunakan untuk personil yang tidak mampu mencapai prestasi kerja seperti yang diharapkan. sedangkan alternatif jawaban kadang-kadang hanya 3 responden (12 %). Menurut responden ini bahwa sekolah terkadang memang masih mengangkat guru yang tidak dibutuhkan.

Tabel. 8 Penempatan guru di lakukan sesuai dengan bidang keahliannya

N0 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah

F 8 10 7 25

% 32% 40% 20% 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penempatan guru memang di lakukan sesuai bidangnya. Ini dapat di lihat dari alternatif jawaban selalu dan sering hingga 18 responden (72%). Penempatan guru memang kepada mereka yang dipercayakan untuk mengajar para peserta didik sesuai dengan keahliannya, karena apabila diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tinggal menunggu kehancuran. Sedangkan alternatif jawaban yang menyatakan kadang-kadang 7 responden ( 20 %) kemungkinan guru tersebut memiliki keahlian diluar bidangnya dan mampu untuk mengajar bidang studi tersebut.

44

45

Tabel. 9 Sekolah mengikutsertakan guru dalam pengembangan pembinaan kompetensi

N0 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah

F 8 12 5 25

% 32% 48 % 20% 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan dan pembinaan kompetensi guru memang sangat penting dan guru harus di ikut sertakan. Ini dapat di lihat alternatif jawaban selalu dan sering hingga 20 responden (80%), sedangkan alternatif jawaban yang menjawab kadang-kadang hanya 5 respoden (20%) kemugkinan guru yang menjawab kadang-kadang baru diangkat dan belum sepenuhnya mendapatkan pembinaan serta pengembangan kompetensi. Tabel. 10 Penyusulan kenaikan pangkat tepat pada waktunya N0 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah F 10 13 2 25 % 40% 52 % 8% 100 %

45

46 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penyusulan kenaikan pangkat memang sangat di lakukan tepat pada waktunya. Ini dapat di lihat pada alternatif jawaban selalu dan sering hingga 23 responden (92 %), sedangkan alternatif jawaban yang menyatakan kadang-kadang hanya 2 responden (8%) kemugkinan guru tersebut belum lama mengajar untuk itu kenaikan pangkat belum di lakukan.

Tabel. 11 Sekolah menyediakan fasilitas guru untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya

N0 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah

F 2 10 10 3 25

% 8% 40 % 40% 12% 100 %

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah memang belum sepenuhnya menyediakan fasilitas untuk memenuhi kesejahteraan guru. Ini dilihat pada alternatif jawaban selalu dan sering 12 responden (48%),menurut responden tersebut bahwa kesejahteraan bagi guru memang harus diperhatikan, karena dengan pemberian kesejahteraan untuk guru dapat memotivasi. sedangkan alternatif jawaban kadang-kadang dan tidak pernah 13 responden (52 %) kemugkinan guru tersebut memang belum merasakan fasilitas sekolah yang lengkap.

46

47 Tabel. 12 Kegiatan penilaian evaluasi guru berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan

N0 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah

F 4 9 9 3 25

% 16% 36 % 36% 12% 100 %

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan evaluasi guru memang berjalan dengan efektif. Ini dapat di lihat pada alternatif jawaban selalu dan sering 13 responden (52 %), menurut responden kegiatan penilaian evaluasi dapat berjalan secara efektif bila dilaksanalan secara kerjasama, agar pihak yang dinilai mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam bekerja, untuk diperbaiki guna meningkatkan efesiensi. Sedangkan alternatif jawaban kadang-kadang dan tidak pernah 12 responden (48 %), berarti belum sepenuhnya melakukan kegiatan penilaian atau evaluasi sesuai yang diharapkan.

47

48 Tabel. 13 Sekolah melaksanakan pemutusan hubungan kerja sesuai prosedur

N0 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah

F 6 8 11 25

% 24% 32 % 44% 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kegiatan pemutusan hubungan kerja dilakukan memang sesuai prosedur hal ini dilakukan agar keterikatan hubungan kerja tidak ada. Dan pemutusan hubungan kerja dibutuhkan karena untuk penyelesaian akhir masa tugas kerja, Ini dapat dilihat dari alternatif jawaban selalu dan sering 14 respoden (56 %), sedangkan alternatif jawaban kadang-kadang 11 responden (44 %), kemungkinan guru yang menjawab kadang-kadang memang mereka melihat adanya beberapa guru yang keluar tanpa adanya keputusan dari pihak sekolah atau yayasan.

48

49 Tabel. 14 Pemutusan hubungan kerja guru di lakukan oleh pusat pendidikan N0 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah F 6 8 9 2 25 % 24% 32 % 36% 8% 100 %

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pemutusan hubungan kerja guru memang dilakukan oleh pusat pendidikan dan pemutusan hubungan kerja dilakukan karena adanya mutasi atau pemindahan kerja, pensiun, meninggal dunia, dan sebagainya. Ini dapat di lihat pada alternatif jawaban selalu dan sering hingga 14 responden ( 56 %), sedangkan alternatif jawaban kadang-kadang dan tidak pernah ada 11 responden (44%) kemugkinan guru tersebut pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pihak sekolah /yayasan. Tabel. 15 Sekolah memberikan penghargaan terhadap guru yang mencapai keberhasilan pengajaran N0 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah F 5 8 8 4 25 % 20% 32 % 32% 16 100 %

49

50 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penghargaan guru memang diberikan dari sekolah. Menurut responden sekolah memberikan

penghargaan kepada guru yang telah berhasil mencapai tujuan. Di samping sebagai imbalan atas kerja mereka, pemberian penghargaan tidak harus berupa materi semata tetapi melalui pujian atau sikap yang lemah lembut. Ini dapat di lihat pada alternatif jawaban selalu dan sering yaitu 13 responden (52%). Sedangkan alternatif jawaban kadang-kadang dan tidak pernah 12 responden (48%). Kemugkinan responden ini belum diberikan penghargaan dari sekolah atau yayasan.

Tabel. 16 Guru menciptakan keharmonisan didalam lingkungan internal sekolah

N0 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah

F 9 14 2 25

% 36% 56 % 8% 100 %

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa keharmonisan guru di dalam sekolah memang sangat baik. Ini dapat dilihat alternatif jawaban selalu dan sering hingga 23 responden (92%), menurut responden keharmonisan di sekolah ini memang dapat dirasakan. Sedangkan alternatif jawaban kadang-kadang hanya 2 responden (8%) kemungkinan besar guru tersebut adalah guru baru yang belum bersosialisasi dengan guru yang lain.

50

51

Tabel. 17 Kegiatan kerjasama tercapai tujuan pembelajaran

N0 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah

F 6 13 6 25

% 24% 52 % 24% 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama guru memang di lakukan guna mencapai tujuan pembelajaran. Ini dapat di lihat pada alternatif jawaban selalu dan sering 19 responden (76%), hal ini menurut responden dengan adanya kegiatan kerjasama di dalam lingkungan sekolah akan tidak adanya individualisasi yang semrawut dan terciptanya kerjasama yang baik guna mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan alternatif jawaban kadang-kadang 6 responden (24%), kemungkinan responden ini belum merasakan dan belum menciptakan adanya kerjasama. Padahal faktor yang penting di dalam lembaga pendidikan adalah adanya kerjasama yang baik, karena dengan hal itu apa yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

51

52 Tabel. 18 Guru berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang maksimal dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar ) N0 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah F 13 12 25 % 52% 48 % 100 %

Dari tabel di atas dapat dapat diketahui bahwa usaha guru sangat di lakukan untuk mencapai hasil yang baik dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Ini dapat di lihat pada alternatif jawaban selalu dan sering hingga 25 responden (100%). Untuk itu guru memang berusaha keras guna mencapai hasil yang maksimal. Sedangkan responden kadang-kadang dan tidak pernah tidak ada jawaban (Nol) ini berarti semua guru berpendapat bahwa kegiatan belajar mengajar perlu dilakukan sebaik mungkin agar tercapainya hasil yang baik Tabel. 19 Sekolah menghadirkan ahli pendidikan untuk pelatihan guru N0 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah F 7 7 10 1 25 % 28% 28 % 40% 4% 100 %

52

53 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah memang menghadirkan ahli pendidikan untuk pelatihan guru. Ini dapat di lihat pada alternatif jawaban selalu dan sering 14 responden (56%), menurut responden bahwa pelatihan ada dan menghadirkan pakar pendidikan yang mana dengan itu usaha untuk meningkatkan kompetensi bagi para guru dapat dirasakan. sedangkan alternatif jawaban kadangkadang dan tidak pernah 11 responden (14 %), kemungkinan responden ini belum bisa mengikuti kegiatan pelatihan dikarnakan sebab-sebab tertentu.

Tabel. 20 Sekolah memberikan fasilitas pendidikan untuk staf dan karyawan

N0 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah

F 6 8 6 5 25

% 24% 32 % 24% 20% 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah memang memberikan fasilitas untuk staf dan karyawan. Ini dapat dilihat pada alternatif

jawaban selalu dan sering 14 responden (56%), sedangkan alternatif jawaban kadangkadang dan tidak pernah 11 responden (44%), dengan ini bahwa sebagian guru berpendapat fasilitas untuk staf dan karyawan sudah diberikan dari pihak sekolah, sedangkan sebagian guru berpendapat fasilitas belum diberikan dikarnakan faktorfaktor tetentu yang memang sekolah belum bisa memberikan.

53

54 Tabel. 21 Kepala sekolah berperan dalam kegiatan administrasi guru N0 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah F 7 12 6 25 % 28% 48 % 24% 100 %

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah memang sangat berperan dalam kegiatan administrasi. Ini dapat di lihat pada alternatif jawaban selalu dan sering 19 responden (76%), sedangkan alternatif jawaban kadang-kadang 6 responden (24 %). Pendapat responden yang menjawab selalu dan sering lebih banyak dari responden yang menjawab kadang-kadang hanya 6 responden. Hal ini kemungkinan besar peran kepala sekolah dalam kegiatan administrasi guru memang diperhatikan baik dari perencanaan hingga sampai pada pemutusan hubungan kerja.

Tabel. 22 Pembinaan guru dilakukan sesuai dengan kurikulum yang berlaku

N0 1 2 3 4

Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah

F 9 7 9 25

% 36% 28 % 36% 100 %

54

55 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan guru memang dilakukan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Ini dapat dilihat pada alternatif jawaban selalu dan sering 16 responden ( 64%), sedangkan alternatif jawaban kadangkadang 9 responden (36%). Kegiatan pembinaan guru ketika adanya perubahan kurikulum memang dilaksanakan karena banyaknya responden yang menjawab selalu dan sering walaupun ada juga guru yang menjawab kadang-kadang kemungkinan kecil responden ini belum bisa mengikuti sepenuhnya ketika ada pembinaan perubahan kurikulum.

Tabel. 23 Guru megevaluasi diri sesuai proses belajar mengajar N0 1 2 3 4 Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah F 9 11 5 25 % 36% 44% 20% 100 %

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru memang melakukan evaluasi diri sesuai proses belajar mengajar. Ini dapat dilihat pada alternatif jawaban selalu dan sering 20 responden (80%), sedangkan alternatif jawaban kadang-kadang 5 responden (20%), menurut para responden evaluasi diri ketika seslesai proses belajar-mengajar sangat penting, karena untuk mengukur sampai dimana hasil kegiatan yang sudah mereka lakukan. Walaupun ada beberapa responden yang kadang-kadang melakukan kegiatan ini. Kemugkinan besar respoden tersebut tidak ada waktu untuk

55

56 mengevaluasi diri karena banyak hal yang lebih penting jadi mengevaluasi dirinya kadang-kadang. Tabel. 24 Hasil nilai rata-rata rapot SMK Al-Amanah Cisauk Tangerang Periode 2005-2006 No 1. Bidang Garapan Akuntasi Kelas I II III 2. Penjualan I II III 3. Administrasi Perkantoran I II III Nilai rata-rata rapot 7,50 7,40 7,17 7,46 7,40 7,43 7,50 7,50 7,30

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil nilai rata-rata rapot perkelas di SMK Al-Amanah Cisauk Tangerang cukup baik. Dan nilai rata-rata rapot terbaik pada bidang garapan Akuntasi kelas 3 yaitu 7,71.

B. Analisi dan Impretasi Data Dengan demikian pelaksanaan kegiatan administrasi personil guru di SMK Al-Amanah Cisauk Tangerang Banten sesuai dengan tabulasi data menunjukan dan mempunyai dampak yang positif pada nilai rata-rata rapot perkelas yang menunjukan cukup baik.

56

57

57

57

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan data yang di himpun serta diinterpretasi oleh penulis, data disimpulkan sebagai berikut : 1. Administrasi guru yang dilaksanakan di SMK Al-Amanah Cisauk Tangerang dilakukan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kepala sekolah yang berperan aktif dalam kegiatan administrasi guru. Kegiatan itu berupa perencanaan, penyeleksian, pengangkatan, penempatan, pembinaan, hingga pada pemutusan hubungan kerja. Kita ketahui bahwa sumberdaya terpenting suatu lembaga adalah sumberdaya manusia. Orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas dan usaha mereka kepada lembaga. Umumnya diakui bahwa keberhasilan dari setiap usaha manusia keterkaitan erat dengan kualitas personil. 2. Dengan pelaksanaan administrasi guru di SMK Al-Amanah Cisauk Tangerang dilakukan dengan baik, maka mampu mencapai keberhasilan pembelajaran dan membawa dampak yang positif, terbukti dengan adanya nilai rata-rata rapot perkelas yang cukup memuaskan yaitu 7,30 7,71. ini disebabkan dari pelaksanaan administrasi guru di SMK Al-Amanah yang cukup baik.

58

B. Saran Sebagai bagian akhir dari penulisan ini, penulis membuat saran-saran yang berkaitan dengan pelaksanaan administrasi guru dalam menunjang keberhasilan pembelajaran Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagi kepala sekolah hendaknya selalu berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan administrasi guru guna mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal 2. Untuk para guru sekiranya dapat mengikuti langkah-langkah administrasi yang belum baik. 3. Para guru hendaknya meningkatkan KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar) agar hasil nilai rata-rata rapot perkelas mencapai hasil yang lebih memuaskan. 4. Untuk masyarakat sekitar sekolah dan orang tua harus diikutsertakan dalam meningkatkan prestasi anak didik (siswa). Karena tripusat pendidikan ada 3 unsur antara lain orang tua dan masyarakat.

REFERENSI BUKU Anwar, Moch, Idoch, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan Bandung : CV.Alpabeta, 2004 Arikunto, Suharsimi, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Yogyakarta : Grafindo Persada, 1993 Baharuddin, Yusak, Administrasi Pendidikan. CV. Pustaka Setia Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Jakarta : Bumi Aksara, 1994 Cardoso Faustisno, Manajemen Sumber Daya Manusia dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Daradjat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta Bumi Aksara 1996 Daryanto, H.M, Administrasi Pendidikan , Jakarta : Rineka Cipta,2005 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemahannya Semarang : CV : Toha Putra 1989 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Administrasi Sekolah Penataran Loka Karya Tahap 2 Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) , Jakarta , 1981 Hamalik Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara Handani, Nawawi, Administrasi Pendidikan , Jakarta, CV Haji Masagung . 1998 Peter, dkk, Kamus Bahasa Indonesia kontemporer. Jakarta: Modern English PRESS,1991 Piet Suhertian,Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah , Bandung. Rosda Karya .2003 Sabri, M Sabri, Psikologi Pendidikan , Jakarta : CV. Pedoman ilmu Jiwa, 1996

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa, Kamus Besar bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka,1988 Usman Uzer, Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1999

Anda mungkin juga menyukai