Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR........................................................................... i DAFTAR ISI......................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1 A. Latar Belakang................................................................... 1 B. Tujuan................................................................................ 2 C. Sasaran............................................................................... 2 D.

Tempat dan Waktu Pelaksanaan......................................... 2 E. Sistematika Penulisan Laporan........................................... 3 BAB II LANDASAN TEORITIS........................................................ 4 A. Definisi Anak Manja.......................................................... 4 B. Ciri-Ciri Anak Manja......................................................... 5 C. Faktor-Faktor Penyebab Kemanjaan Anak.......................... 5 BAB III IDENTIFIKASI KASUS........................................................ 8 A. Identitas Anak.................................................................... 8 B. Riwayat Anak..................................................................... 9 BAB IV PELASANAAN BIMBINGAN KONSELING....................... 11 A. Diagnostik Kasus............................................................... 11 B. Treatment dan Layanan Yang Diberikan............................. 11 C. Hasil Treatment dan Layanan............................................. 12 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 13 A. Kesimpulan........................................................................ 13 B. Saran.................................................................................. 13 DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 15 BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Anak manja biasanya selalu menuntut perhatian lebih dan menuntut agar segala kebutuhan/keinginannya terpenuhi. Bila dalam kelompok teman sebaya anak selalu ingin diperhatikan karena di rumah terbiasa diperhatikan orang tuanya. Kemanjaan dalam banyak kasus muncul akibat perhatian dan kasih sayang orang tua yang berlebihan. Bahkan, kasih sayang yang diberikan kepada anak seringkali mengalahkan kasih sayang dan cinta kepada suami atau istri. Dalam hal ini biasanya ibu cenderung memanjakan anaknya ketimbang suaminya. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, anak yang terlalu dimanja cenderung akan mempunyai masalah di sepanjang hidupnya karena ia akan mengalami hambatan penyesuaian diri dalam pergaulan dan kelak akan sulit bekerja sama dengan orang lain. Selain itu memanjakan anak akan berdampak pada pertumbuhan karakter anak yang selalu berusaha merebut kasih sayang orang tua dan cenderung menaklukan kedua orang tuanya untuk memenuhi segala keinginannya. Karena faktor inilah dalam diri anak selalu tumbuh perasaan canggung ketika bergaul dengan orang lain, karena segala keinginan anak biasa terpenuhi. Ia merasa bahwa seluruh orang tua di dunia ini diciptakan hanya untuk melayani dan membahagiakan dirinya. Di samping itu anak manja juga akan menemui kegagalan dalam menata kehidupan rumah tangga kelak. Anak manja terbiasa menggantungkan diri pada keluarganya tanpa berupaya dengan inisiatif sendiri. Ia terbiasa menerima, tetapi tidak terbiasa memberi. Oleh karena itu anak manja biasanya akan tumbuh

menjadi sosok egois dan peminta-minta tanpa upaya sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Akibatnya, anak manja tumbuh sebagai sosok egois, selalu bimbang, berkepribadian lemah dan tidak mampu menentukan pilihannya sendiri. Karena itulah sangat penting untuk mengatasi kemanjaan anak sedini mungkin agar anak dapat mengerti serta memahami arti tanggung jawab dan akhirnya bisa menjadi pribadi yang mandiri dan tidak terlalu bergantung kepada orangtuanya. B.

Tujuan Kegiatan bimbingan dan konseling untuk anak ini dilakukan salah satunya dengan tujuan sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa yang khususnya tengah mempelajari mata kuliah Bimbingan Konseling Untuk Anak Usia Dini. Hal ini dilakukan agar para mahasiswa mendapatkan pembelajaran langsung dengan melakukan praktek melakukan bimbingan dan konseling dengan menentukan diagnosis dan langkah-langkah penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi anak yang mengalami kesulitan atau permasalahan tersebut. C.

Sasaran Bimbingan konseling yang dilakukan saat ini dikhususkan bagi anak usia dini yang manja. D.

Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan bimbingan dan konseling ini dilakukan di TK Nur Lukman, yang tepatnya berada di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu. Waktu pelaksanaan pada bulan Juni 2009. E.

Sistematika Penulisan Laporan Laporan Studi Kasus ini diawali dengan Bab I Pendahuluan yang berisikan Latar Belakang, Tujuan, Sasaran, Tempat dan Waktu Pelaksanaan serta dijelaskan mengenai Sistematika Penulisan Laporan untuk mempermudah penjelasan dan alur penulisan laporan. Bab II Landasan Teoritis, Bab ini membahas mengenai definisi dan ciri-ciri anak manja, serta juga menguraikan tentang faktor-faktor penyebab kemanjaan anak. Bab III Identifikasi Kasus, yang akan menjelaskan identitas anak dan riwayat perkembangan anak. Bab IV Pelaksanaan Bimbingan Konseling, yang akan memaparkan layanan atau tindakan (treatment) yang dilakukan beserta hasil yang diperoleh dari treatment

tersebut. Bab VI Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan dan saran berkaitan dengan kegiatan yang telah dilakukan. BAB II LANDASAN TEORITIS A.

Definisi Anak Manja Menurut Seto Mulyadi, anak manja adalah anak yang selalu mengharapkan perhatian berlebihan dari lingkungan sekelilingnya, dan juga diikuti dengan keinginan untuk segera dituruti segala kemauannya. Kenyataannya tidak sedikit orang tua yang telah melakukan hal ini tanpa disadarinya, misalnya ibu atau ayah yang selalu sibuk bekerja, kadang-kadang melakukan kompensasi dengan memanjakan anak. Semua keinginanan anaknya dituruti, ini boleh itupun boleh. J. Ronald Walters menyatakan bahwa memanjakan anak berarti meningkatkan kepercayaannya bahwa dia selalu bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, baik dengan cara meluapkan kemarahan atau barangkali dengan bujukan atau sanjungan, atau bahkan mungkin dengan cara mengadu domba antara satu orang dewasa dan yang lain. Heribertus Gunawan mengaitkan istilah manja dengan perilaku ketergantungan yang meliputi mencari perhatian, kasih sayang atau bantuan dari orang lain secara berlebihan. Menurutnya beberapa ciri-cirinya antara lain sering merengek, menangis, sering menyela pembicaraan orangtuanya, menuntut orang lain membantunya melakukan sesuatu padahal sebenarnya ia bisa melakukannya sendiri, tidak punya inisiatif, lebih menunggu bantuan orang dewasa, butuh kedekatan fisik, suka mencari perhatian atau mengharapkan orangtuanya sering mengawasinya, berbicara dengannya, dan melihat apa yang telah dibuatnya. B.

Ciri-Ciri Anak Manja Anak-anak yang manja pada umumnya memiliki ciri-ciri seperti berikut ini :

Menangis dan berteriak bila menginginkan sesuatu;

Suka merajuk sambil terlentang/berguling-guling di lantai dan tak mau bangun;

Sering marah dan bahkan memukul ketika orangtua/guru menghukumnya;

Bersikap kasar pada orang dewasa dan anak-anak lainnya;

Menolak berbagi mainan atau perlakuan tertentu dengan anak lainnya;

Suka pamer, dan selalu ingin menjadi pusat perhatian diantara kelompoknya;

Selalu menginginkan yang dimiliki orang lain, bila telah berhasil memilikinya, mereka selalu menginginkan sesuatu yang baru;

Menuntut orang lain membantunya melakukan sesuatu padahal sebenarnya ia bisa melakukannya sendiri; C.

Faktor-Faktor Penyebab Kemanjaan Anak Pada umumnya faktor utama yang menimbulkan/menyebabkan kemanjaan pada diri anak ialah faktor lingkungan keluarga, yaitu berupa kesalahan pola asuh orang tua terhadap anaknya. Menurut Rusda Koto Sutadi, Anak tunggal, sulung, bungsu, anak sering ditinggal orang tua, persaingan di antara anak merupakan penyebab kemanjaan yang diperoleh dalam lingkungan keluarga. Berikut akan penulis uraikan satu-persatu : 1.

Anak tunggal

sering diperhatikan secara berlebihan. Sikap ini biasanya terjadi karena orang tua takut anaknya cidera atau hilang. Akibatnya anak akan merasa tidak bebas. Perasaan tidak bebas itu akan diwujudkan dengan banyak menuntut orang tuanya untuk menuruti kehendaknya. 2.

Anak sulung pada awalnya biasanya diperlakukan sama seperti anak tunggal, sebab ia hidup dalam keluarga yang hanya terdiri dari kedua orang tuanya. Dalam hal ini, orang tua biasanya berusaha semaksimal mungkin memenuhi semua keinginan dan melimpahkan semua perhatian serta kasih sayang kepadanya. Namun setelah adiknya lahir, perhatian orang tua tentu saja beralih dan terbagi. Pada saat inilah anak pertama merasa cemburu dan berusaha merebut kasih sayang orang tuanya yang mulai berkurang. Biasanya anak memberi reaksi dengan cara yang aneh-aneh, seperti menangis, menjerit dan pura-pura sakit. Karena orang tuanya merasa bersalah, maka akhirnya anak sulung akan dimanjakan oleh kedua orang tuanya. 3.

Anak bungsu bisa menjadi anak manja. Hal ini disebabkan karena anak bungsu masih dianggap sebagai anak kecil oleh saudara-saudaranya. Kemanjaan anak bungsu bukan saja bersumber dari orang tuanya, tapi juga dari saudara-saudaranya. 4.

Anak yang selalu menderita penyakit juga bisa menjadi anak manja. Anak yang selalu dijangkiti penyakit biasanya mendapatkan perhatian khusus dari orang tua dan saudara-saudaranya. Dengan adanya perhatian yang berlebih ini bisa membuat anak menjadi manja. 5.

Anak laki-laki yang hidup di tengah saudara-saudara perempuan juga biasanya mendapat perhatian yang istimewa dari orang tuanya. Dan hal ini dapat menyebabkan kemanjaan anak. 6.

Anak yang sering ditinggal orang tua yang terlalu sibuk juga berpotensi menjadi anak yang manja. Biasanya orang tua yang demikian akan mengganti perhatiannya yang kurang dengan memanjakan anaknya dan memperbolehkan apapun yang dilakukan anak dan anak akan melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya. BAB III IDENTIFIKASI KASUS

A.

Identitas Anak a.

Data Anak Nama : Gita Aulia Jenis Kelamin : Perempuan TTL : Ciamis, 30 Juni 2003 Anak ke : 1 Agama : Islam Nama Sekolah : TK Nur Lukman Panjalu Kelas : A Alamat : Panjalu b.

Data Orangtua Nama Ayah (kandung) : Irwansyah TTL : 22 Maret 1979 Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Panjalu Nama Ibu (kandung) : Cici Susanti TTL : 05 Juli 1983 Agama : Islam Pendidikan : SMEA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Panjalu B.

Riwayat Anak a.

Riwayat Kelahiran Kehamilan Mengalami keguguran sebelumnya ? Tidak Merasa bingung/ sedih/ kesal karena : Tidak Anak tergolong yang diinginkan ? ya/ tidak/ tidak tahu : Ya Kelahiran

Umur kandungan : Cukup Saat kelahiran : Biasa dengan cara : Normal Tempat kelahiran : Di rumah Ditolong oleh : Bidan Berat badan bayi : 2,8 Kg Panjang badan bayi : ...... b.

Riwayat Makanan Menetek ibu hingga umur : 24 Bulan Minum susu kaleng dari umur : 2 Tahun Hingga umur : sekarang Kualitas makanan : Baik Kuantitas makanan : Cukup Kesukaran pemberian makanan berupa : Tidak ada c.

Riwayat Perkembangan Fisik Telungkup : ........... bulan; duduk : ........... bulan; berdiri : ........... bulan; berjalan : ........... bulan Berbicara kata-kata pertama : ........... bulan Berbicara dengan kalimat lengkap : ........... bulan Kesulitan dalam berbahasa : ........... Bulan Kesulitan dalam gerak : ........... bulan Riwayat kesehatan : ........... Anak mudah sakit : ........... Pernah dirawat selama: ........... karena sakit : ........... Memiliki penyakit yang sering kambuh: ........... d.

Faktor Sosial dan Personal Hubungan dengan saudara (kandung/ tiri/ angkat) : .......... Hubungan dengan teman : Cukup Hobi : ........... Minat : ........... Aktivitas rekreasi : Bermain Sikap orangtua terhadap anak : Baik Penerimaan dan tanggungjawab : Kurang Sikap terhadap masalah belajar : Cukup e.

Riwayat Pendidikan Masuk TK umur : 5 tahun Kesulitan di TK : Manja Bantuan yang pernah diterima anak : Belum Sikap anak terhadap guru : Baik Sikap anak terhadap sekolah : Baik BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING

A.

Diagnostik Kasus Dari hasil diagnosa awal diperoleh hasil bahwa anak memiliki masalah yaitu terlalu manja. Apa yang diinginkannya harus segera dituruti, jika tidak anak akan berteriak-teriak dan menangis, bahkan kadang berguling-guling di lantai. B.

Treatment dan Layanan Yang Diberikan Beberapa treatment dan layanan yang dilakukan untuk mengatasi kasus ini adalah : a.

Mendorong orang tua agar bersikap konsisten untuk tidak memanjakan anak, tidak hanya satu atau dua hari saja lalu kembali memanjakan mereka. b.

Mengajarkan hidup mandiri kepada anak dari hal-hal yang kecil. Misalnya membiasakan anak jika selesai melakukan suatu permainan/kegiatan untuk merapikan sendiri peralatan/mainannya. Hal ini jiga harus dilakukan oleh orang tua di rumah, misalnya membiasakan anak mengambil baju seragam sendiri, mengambil makan atau minum sendiri. c.

Berkomunikasi dengan anak, bahwa seharusnya untuk anak seusianya ini mulai mempunyai tanggung jawab. Kepada anak juga dijelaskan bahwa tidak semua yang diinginkannya bisa terpenuhi. d.

Jika anak masih mengabaikan perintah atau merajuk dengan cara merengek atau menangis, diberikan pengertian bahwa tindakan itu tidak benar. Kemudian diberikan pula pelukan dan dukungan untuk menenangkan anak. .

Memberikan pujian jika anak tidak lagi merengek saat meminta sesuatu, sehingga anak mengerti bahwa kita senang saat dia mulai berubah. Orang tua juga didorong untuk melakukan hal seperti ini. C.

Hasil Treatment dan Layanan Dari serangkaian treatment / bimbingan yang diberikan, anak sudah menunjukkan suatu perubahan positif seperti berikut :

Tidak lagi sering menangis atau marah-marah jika keinginannya tidak dituruti;

Anak sudah mulai menunjukkan sikap mandiri yaitu mau merapikan sendiri alat/perlengkapan yang telah dimainkan/digunakannya.

Memberikan pujian jika anak tidak lagi merengek saat meminta sesuatu, sehingga anak mengerti bahwa kita senang saat dia mulai berubah. Orang tua juga didorong untuk melakukan hal seperti ini. C.

Hasil Treatment dan Layanan Dari serangkaian treatment / bimbingan yang diberikan, anak sudah menunjukkan suatu perubahan positif seperti berikut :

Tidak lagi sering menangis atau marah-marah jika keinginannya tidak dituruti;

Anak sudah mulai menunjukkan sikap mandiri yaitu mau merapikan sendiri alat/perlengkapan yang telah dimainkan/digunakannya BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

Kesimpulan Sebetulnya tidak ada batasan umur pada anak-anak yang tergolong manja. Clara Moningka SPsi MSi mengatakan, "Namanya anak-anak, tidak ada batasan usia manja. Bila manjanya tidak berlebihan, maka sah-sah saja. Hanya orangtua harus melatihnya agar tidak manja berlebihan." Manja tidak termasuk dalam patologi (penyakit) maupun penyimpangan psikologis. Manja menjadi tidak baik bila kemanjaannya berlebihan dan didukung keluarga atau orang terdekat. Karena hal tersebut menyebabkan anak menjadi dependent atau tergantung pada orang lain, bahkan bisa menyebabkan anak 'mempergunakan' kemanjaannya itu untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Jika seorang anak dibiarkan manja terus-terusan maka akan terbentuk sikap egois, kurang peka terhadap lingkungan. Pada pergaulan, dampaknya akan sangat terasa. Semua orang harus menuruti keinginannya, atau anak akan ngambek

untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Konsep diri pada anak juga menjadi tidak baik, anak dapat menjadi pribadi yang kurang berusaha, kurang motivasi. Hal tersebut bisa terjadi bila anak merasa mudah mendapatkan apa yang diinginkannya. B.

Saran

Dalam mengatasi kemanjaan anak sebaiknya dilihat faktor penyebab kemanjaan anak tersebut. Faktor penyebab anak manja bisa berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Untuk merubah perilaku anak manja, strategi yang dapat dilakukan oleh seorang guru, antara lain :

Dengan melakukan berbagai kegiatan supaya anak terangsang untuk melakukan kegiatan secara mandiri.

Dengan membimbing, mengarahkan, maupun memberi contoh yang mengarah kepada perkembangan sifat-sifat positif anak.

Dengan membiasakan memberikah hadiah bagi perilaku baik, dan hukuman bagi perilaku buruk. Bila anak berteriak karena menginginkan sesuatu, jangan berikan dan ambilah apa yang mereka suka.

Dengan mengadakan pendekatan dan kerja sama dengan orang tua anak.

Memberikan pujian jika anak tidak lagi merengek saat meminta sesuatu, sehingga anak mengerti bahwa kita senang saat dia mulai berubah. Orang tua juga didorong untuk melakukan hal seperti ini. C.

Hasil Treatment dan Layanan Dari serangkaian treatment / bimbingan yang diberikan, anak sudah menunjukkan suatu perubahan positif seperti berikut :

Tidak lagi sering menangis atau marah-marah jika keinginannya tidak dituruti;

Anak sudah mulai menunjukkan sikap mandiri yaitu mau merapikan sendiri alat/perlengkapan yang telah dimainkan/digunakanny DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 4 Maret 2009. Artikel: Mengatasi Anak Manja . http://www.tipskeluarga. com/2009/03/04/tips-mengatasi-anak-manja.htm Anonim. 4 Juli 2008. Artikel: Tips Atasi Anak Manja . http://www.mediahidup sehat.com Anonim. 11 Februari 2007. Artikel: Jangan Biarkan Anak Manja . http://lifestyle. okezone.com/topic/2007/11/02/jangan-biarkan-anak-manja.htm Deliana, Srimaryati dan Sutadi Rusda Koto. 1994. Permasalahan Anak TK . Semarang : FIP IKIP Semarang.

Heribertus Gunawan. 27 Desember 2007. Artikel: Deteksi Dini Masalah Anak Usia Pra Sekolah . http://sanmariannkatekese.blogspot.com/2007/12/deteksi-dini-masalah-anak-usia-pra.html Nenden Novianti. 10 Februari 2009. Artikel: 10 Tanda Anak Manja dan Cara Mengatasinya

. http://kosmo.vivanews.com/news/read/28537-10_tanda_ anak_manja_dan_cara_mengatasinya.htm Seto Mulyadi. 1997. Mengatasi Problem Anak Sehari-hari . Jakarta : Gramedia.

Singgih Gunarso, Dra. 1978. Psikologi Anak Bermasalah . Jakarta : BPK Gunung Mulia. Suryadi, Drs. 2007. Cara Efektif Memahami Perilaku Anak Usia Dini .

Anda mungkin juga menyukai