Anda di halaman 1dari 5

MOBILE QUESTIONER SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENGEFEKTIFKAN

INDUSTRI SURVEI OPINI PUBLIK DI INDONESIA

Achmad Zaky Syaifudin

Laboratorium Sistem Informasi


Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung
Kampus ITB Jl Ganesha 10 Bandung
zaki@defttechnology.com

ABSTRAK
Perubahan sistem tersebut juga berimbas pada bidang
Seiring perkembangan demokrasi di Indonesia, politik. Pemilihan Kepala Daerah yang dipilih secara
survei marak digunakan sebagai perangkat untuk langsung mengakibatkan sibuknya Negara ini dengan
mengukur performansi kinerja suatu agenda Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA).
pemerintahan atau sekedar untuk mengukur Jumlah propinsi di Indonesia adalah 33, kabupaten
popularitas seorang calon dalam menghadapi 349 dan kota 91. Apabila kita hitung secara
pemilihan Kepala Daerah. Teknologi survei yang matematis, harusnya setiap empat hari di Indonesia
saat ini berkembang adalah menggunakan rata-rata terdapat satu penyelenggaraan PILKADA.
pengisian jawaban pada kertas atau survei Ini merupakan fenomena baru dan industri survei
konvensional. Dengan melihat kondisi geografi merupakan industri yang cukup cepat tanggap dengan
Indonesia yang kepulauan, teknologi tersebut menanggapi fenomena ini sebagai kesempatan emas.
tentunya sangat tidak efektif terutama dari segi Apalagi jumlah kandidat sangat banyak,
kecepatan dan biaya. Teknologi aplikasi Mobile dimungkinkan setiap hari mereka bisa melakukan
Quesioner mencoba menjawab tantangan itu. satu survei baik itu tingkat kabupaten, kota, propinsi
Dengan adanya aplikasi kuesioner dalam ponsel atau nasional.
akan memudahkan suatu lembaga survei dalam
melaksanakan survei. Selain juga cepat, aplikasi Lembaga survei umumnya menggunakan kertas
ini juga memberikan efektifitas dan efisiensi yang kuesioner sebagai perangkat untuk melakukan survei.
sangat tinggi. Kertas survei yang sudah dibuat di kantor pusat
kemudian didistribusikan ke tempat dimana survei
Kata Kunci : Mobile, Kuesioner, Survei, GPRS, dilakukan. Setelah kuesioner disebarkan ke surveyor
J2ME atau orang yang melakukan survei, kuesioner hasil
survei yang sudah diisi jawaban kemudian
1.PENDAHULUAN dikumpulkan lagi untuk dikoreksi secara manual.
Kegiatan ini dilakukan secara berulang-ulang oleh
Sejak terjadinya pergantian kekuasaan dari Orde sebuah lembaga survei di Indonesia. Melihat kondisi
Baru ke Orde Reformasi terdapat perubahan sistem daerah di Indonesia yang sangat sulit dijangkau
yang sangat menonjol sekali dirasakan masyarakat dalam waktu cepat ini, terdapat dua masalah pokok
Indonesia terutama dalam hal berdemokrasi. dalam hal ini yaitu 1. Waktu dan 2. Biaya. Belum lagi
Perubahan sistem ini memberikan kesempatan masalah kesalahan manusia (human error) dalam
kepada setiap masyarakat untuk mengemukakan mengoreksi secara manual.
pendapatnya ke publik. Masyarakat bahkan diberikan
kesempatan untuk melakukan demonstrasi untuk 2. ANALISIS APLIKASI
menyuarakan haknya. Sejak itulah survei opini publik
menjadi begitu penting. Dengan keterbukaan 2.1 Penghematan Waktu
masyarakat di era sekarang, mereka tanpa takut lagi Lembaga survei1 umumnya memerlukan waktu
dimintai pendapat. Jajak pendapat dengan metodologi sepuluh hari dalam melakukan survei dimulai dari
tertentu inilah yang bisa menggambarkan keadaan pembuatan kuesioner sampai keluar data mentah
dan kondisi masyarakat pada saat survei dilakukan. hasil survei. Untuk itu penulis akan menjelaskan
Dengan mengetahui kondisi inilah suatu
pemerintahan atau organisasi tertentu bisa mengambil
1
kebijakan yang tepat untuk meningkatkan Temuan Penulis pada Lembaga Survei Indonesia
performansi kinerja mereka.
terlebih dahulu proses yang terjadi pada saat survei dan selanjutnya pendistribusian kembali ke pusat
dilakukan. memakan waktu satu hari lagi. Terakhir yang juga
memakan waktu yang tidak sedikit adalah proses
penghitungan hasil survei yang masih dilakukan
secara manual. Proses itu memakan waktu maksimal
tiga hari. Apabila seluruh kegiatan itu dijumlahkan
Presentasi Kebutuhan maka akan memakan waktu sekitar 11-12 hari.
Laporan Client Sebuah waktu yang cukup lama tentunya untuk
sebuah kegiatan survei yang hampir setiap 1-4 hari
dilakukan.
Membuat
Kuesioner Teknologi mobile memungkinkan pemangkasan
Analisis
berbagai proses yang cukup memakan waktu banyak
seperti distribusi kuesioner dan juga penghitungan
hasil kuesioner sehingga dalam waktu 3-7 hari hasil
survei sudah diperoleh. Proses baru dengan teknologi
Mobile Questioner tersebut digambarkan sebagai
Distribusi berikut :
Kuesioner

Pengkoleksian Data Pembagian


Kuesioner
Ke Surveyor

Distribusi
Kuesioner

Surveyor Survei
Di Lapangan
Koleksi Dokumen

PUSAT AC LAPANGAN KLIEN

Gambar 1 Proses Pelaksanaan Survei


Konvensional

Gambar di atas menunjukkan proses terjadinya survei


dari awal sampai dengan akhir. Pada proses
pembuatan kuesioner umumnya tim lembaga survei
membutuhkan waktu satu hari sesuai dengan
kebutuhan pelanggan. Selanjutnya pada proses
distribusi kuesioner kepada AC (Area Coordinator)
di daerah-daerah memakan waktu satu hari lagi
bahkan lebih dari itu apabila daerah yang dituju jauh
dari jangkauan seperti Papua, Maluku, dan
sekitarnya. Proses selanjutnya adalah pembagian
kuesioner ke surveyor beserta pelatihan yang
dilakukan selama satu hari penuh. Setelah itu
dilaksanakan kegiatan wawancara di lapangan yang
merupakan inti dari kegiatan survei. Kegiatan ini
Gambar 2 Proses Pelaksanaan Survei dengan
memakan waktu paling lama lima hari. Pengumpulan
Mobile Questioner
dokumen kuesioner memakan waktu satu hari lagi
3. TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN
Angka 3-7 hari tersebut diperoleh dengan
memangkas kegiatan distribusi yang memakan waktu 3.1 J2ME (Java 2 Micro Edition), MIDP 2.0
2 hari kirim dan kembali. Proses pengkalkulasian Teknologi ini merupakan teknologi umum yang
yang memakan waktu tiga hari juga dipangkas karena digunakan untuk pengembangan aplikasi pada
sudah dilakukan secara langsung di pusat tabulasi ponsel. Pemrogramannya tidak jauh berbeda dengan
data begitu surveyor melakukan input data hasil pemrograman J2SE yaitu menggunakan konsep OOP
survei. Sedangkan angka tiga hari diperoleh karena (Object Oriented Programming). J2ME merupakan
setelah melaksanakan proses pembuatan kuesioner platform yang memungkinkan kita untuk membuat
(satu hari) dan juga pelatihan (1hari) pada hari ketiga aplikasi untuk dijalankan di ponsel. Kelebihan yang
lembaga survei sudah bisa memperoleh hasilnya dimiliki oleh platform ini dibandinkan platform lain
begitu surveyor melakukan wawancara di lapangan, seperti BREW atau Symbian adalah dukungannya
walaupun tidak semua surveyor mengirimkan data terhadap hampir sebagian besar ponsel. Karena
hasil survei tersebut pada saat hari pertama kelebihan inilah penulis menggunakan platform ini
melakukan wawancara. Perlu diketahui, disini proses dalam pengembangan aplikasi Mobile Questioner.
pelatihan teknis wawancara juga dibarengi dengan Profil dalam J2ME yang saat ini berkembang adalah
teknis penggunaan aplikasi Mobile Questioner yang MIDP 1.0 dan MIDP 2.0. Penulis menggunakan
memakan waktu selama satu hari walaupun lama MIDP 2.0 dalam pengembangannya karena alas an
jamnya mungkin saja bisa ditambah. penampilan dan performansi yang lebih baik.
Apalagi tidak banyak ponsel yang mendukung MIDP
2.2 Penghematan Biaya 1.0.
Kegiatan survei merupakan kegiatan yang tidak
murah. Banyak komponen biaya yang dibutuhkan 3.2 Web Service
untuk melaksanakan kegiatan survei. Di antara Untuk transportasi data di layer atas penulis
komponen tersebut seperti biaya surveyor yang menggunakan web service dengan bahasa
berjumlah puluhan bahkan mungkin ratusan, biaya pemrograman PHP di server. Sedangkan di client
distribusi dan akomodasi, biaya administrasi dalam penulis menggunakan library ksoap untuk J2ME.
hal ini menyangkut pengadaan kertas kuesioner, Web service merupakan cara komunikasi data dimana
biaya pelatihan, dan yang cukup besar adalah biaya memungkinkan satu client untuk melakukan request
penghitungan hasil survei secara manual. fungsi tertentu melalui protokol HTTP kepada server
dan server mengembalikan hasil fungsi tersebut.
Dengan menggunakan teknologi Mobile Questioner
maka biaya penyelenggaraan kegiatan survei bisa
dipangkas sebesar nilai biaya distribusi dan
penghitungan hasil survei. Biaya distribusi umumnya
berkisar ratusan ribu, dan biaya penghitungan hasil
survei diukur per jumlah kuesioner. Dalam survei
umumnya kuesioner berjumlah 500-2000 kuesiner
sedang biaya penghitungan adalah sekitar Rp 5000
per kuesioner sehingga bisa memangkas biaya
penghitungan sebesar 2,5 juta – 10 jt. Nilai ini
memang tidak begitu besar jika dibandingkan dengan
biaya investasi teknologi. Namun hal yang perlu
diperhatikan adalah, dengan menggunakan teknologi
Mobile Questioner, sebuah lembaga survei bisa
Gambar 3 Teknologi dan Arsitektur yang
mendapatkan kecepatan dan keakuratan yang lebih
Digunakan dalam Mobile Questioner
tinggi. Satu lagi yang lebih penting adalah proses
monitor terhadap kegiatan surveyor sangat mungkin
sekali dilakukan apabila teknologi ini digunakan. 3.3 GPRS
Jalur yang sangat umum sekali didukung oleh
Selama ini kegiatan surveyor tidak bisa dimonitor
oleh lembaga survei karena keterbatasan teknologi. operator-operator di Indonesia adalah GPRS. Saat ini
hampir di setiap daerah di Indonesia sudah bisa
Dengan teknologi baru ini, kegiatan mereka bisa
berkoneksi internet dengan menggunakan ponsel
dimonitor melalui aktivitas mereka dalam melakukan
melalui jalur GPRS ini. Walaupun masih ada daerah-
pengiriman data lewat ponsel.
daerah terpencil yang tentunya tidak terdapat
pemancar operator di sana. Aplikasi Mobile
Questioner ini mengirimkan paket data ke server Setelah pengguna melakukan login dengan benar
melalui jalur GPRS ini. akan terdapat menu pilihan utama (gambar 3 kanan).
Untuk melakukan survei pengguna terlebih dahulu
4. PENJELASAN APLIKASI MOBILE mengambil kuesioner sesuai dengan survei yang saat
QUESTIONER itu sedang pengguna lakukan. Seperti terlihat pada
gambar 4 kiri.
Konsep Mobile Questioner dibuat karena tidak semua
daerah di Indonesia bisa terkoneksi GPRS dengan Pengguna aplikasi Mobile Questioner selanjutnya
baik. Dengan konsep ini pengguna bisa melakukan diberikan berbagai pertanyaan sesuai survei yang
pengunduhan kuesioner apabila sedang berada di dipilih. Pertanyaan bisa memiliki jawaban terbuka
daerah yang mendukung GPRS. Perlu diketahui juga, seperti pada gambar 4 kanan atau jawaban tertutup
umumnya surveyor adalah orang yang tinggal di berupa pilihan. Prinsipnya aplikasi ini akan menjadi
daerah kota yang tentunya mendukung GPRS pengganti kuesioner kertas yang selama ini
sementara responden bisa jadi terdapat di daerah digunakan. Pertanyaan akan terus ditampilkan
terpencil yang tidak terdapat akses GPRS. Kuesioner sehingga mencapai pada pertanyaan bagian terakhir.
yang sudah diunduh di daerah yang mendukung Hasil dari pertanyaan ini dikoleksi terlebih dahulu
GPRS bisa digunakan surveyor untuk melakukan sampai kemudian setelah pengguna menyelesaikan
survei di daerah manapun tanpa memerlukan koneksi pertanyaan terakhir aplikasi akan mengirimkan
dengan GPRS. Ketika melakukan survei dengan seluruh hasil dari survei tersebut ke server.
menggunakan aplikasi Mobile Questioner, aplikasi
secara otomatis akan menyimpan hasilnya ke memori
dalam ponsel terlebih dahulu. Setelah berada di
daerah yang mendukung GPRS barulah surveyor bisa
melakukan upload terhadap hasil dari survei yang
sudah dilakukan.

Untuk menjaga keamanan dalam pelaksanaan survei


lewat teknologi baru ini, setiap pengguna aplikasi
Mobile Questioner ini diminta untuk memasukkan
username dan password yang sifatnya rahasia seperti
pada gambah 3 kiri. Pengguna yang tidak memiliki
username dan password tidak akan dapat masuk ke
dalam aplikasi dan melakukan survei.

Gambar 5 Tampilan Aplikasi Mobile Quesioner

Selain aplikasi client yang terdapat pada ponsel,


terdapat aplikasi back end juga berupa panel untuk
membuat kuesioner. Aplikasi ini ditujukan untuk
penyelenggara survei.

Gambar 4 Tampilan Aplikasi Mobile Questioner

Gambar 5 Panel Untuk Membuat Kuesioner


Di aplikasi inilah penyelenggara survei dalam hal ini
lembaga survei juga bisa melakukan pemonitoran
terhadap hasil dari survei di lapangan yang dilakukan
oleh surveyor dengan menggunakan aplikasi client
Mobile Questioner di ponsel masing-masing.

Gambar 6 Hasil Survei Bisa Dilihat Secara


Langsung

5. KESIMPULAN

Teknologi Mobile Questioner bisa menjadi solusi


bagi penyelenggara survei khususnya lembaga survey
yang memiliki intensitas yang sangat tinggi dalam
penyelenggaraan survei. Hal itu dikarenakan
efektifitas dan efisiensi yang akan diperoleh jika
menggunakan aplikasi ini. Selain itu teknologi GPRS
di Indonesia yang sudah stabil menjadi dukungan
tersendiri secara infrastruktur.
Investasi dalam hal ponsel bisa menjadi
pertimbangan lembaga survei. Walaupun investasi
cukup besar namun dalam jangka panjang, investasi
tersebut memiliki banyak keuntungan yaitu
penghematan biaya, energi, dan performansi yang
lebih tinggi dimana lembaga survei bisa melakukan
monitor terhadap surveyor di lapangan yang selama
ini menjadi kendala paling besar dalam
penyelenggaraan sebuah survei.

Anda mungkin juga menyukai