Anda di halaman 1dari 6

Memilih Alat Kontrasepsi Yang Tepat

Perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menghindari kematian. Program tersebut sudah lama kita kenal dengan sebutan Keluarga Berencana (KB). KB juga memberikan keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri (Pasutri), keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu setiap keluarga termasuk calon pengantin tidak ada salahnya mengenal KB. Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr Sugiri Syarif, MPA, mengatakan, program KB dapat menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran, dan mengurangi risiko kematian bayi. Selain memberi keuntungan ekonomi pada keluarga dan masyarakat, KB juga membantu pasangan untuk mengambil keputusan memilih kehidupan yang lebih baik dengan merencanakan proses reproduksinya, ujar Sugiri saat ditemui dalam acara Artis Peduli Kependudukan dan KB di Hotel Santika Jakarta ,Kamis (31/5) lalu. Pada perkembangannya KB juga digunakan untuk mengatur siklus haid dan mencegah penularan penyakit. Namun fungsi utamanya tetap untuk mengatur dan membatasi jumlah persalinan. Dokter ahli kandungan yang juga Staf Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri (kebidanan) dan Ginekologi (kandungan) RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, dr. Febriansyah Darus, SpOG, mengatakan, setiap pasangan yang memutuskan untuk ber-KB sebaiknya berkonsultasi kepada dokter. Pasalnya, kata lelaki yang biasa disapa dr. Febri ini, jika seseorang menggunakan alat kontrasepsi tanpa terlebih dahulu menyesuaikan dengan perencanaan dan kondisi fisiknya, akan menimbulkan dampak negatif. Biasanya setiap dokter spesialis obstetri dan ginekologi akan bertanya kepada

pasien yang akan ber-KB. Apakah akan menunda kehamilan untuk waktu yang lama atau sebentar, karena hal itu berpengaruh pada alat kontrasepsi yang akan digunakan, jelas dr. Febri. Alasan penggunaan kontrasepsi bisa macam-macam, antara lain menunda kehamilan, menjarangkan jarak kehamilan, sampai menyetop kehamilan. Setiap pasangan pasti punya alasan. Misalnya karena urusan pendidikan, pekerjaan, usia, kesehatan dan lain sebagainya. Bisa juga karena sudah punya anak dan ingin menunda kehamilan berikutnya, atau ingin berhenti punya anak, jelas Febri lagi. Masih kata dokter lulusan Universitas Sriwijaya Palembang ini, alat kontrasepsi banyak macamnya secara umum dibagi menjadi tiga, yakni alat kontrasepsi mekanik, hormonal, dan kontrasepsi permanen.

Kontrasepsi Mekanik
Sifatnya sebagai pelindung. Dalam arti untuk mencegah bertemunya sperma dengan sel telur dalam rahim. Sesuai namanya, kontrasepsi mekanik menggunakan alat yang melekat di tubuh. Berikut macam-macam alat kontrasepsi mekanik: Kondom: Terbuat dari karet tipis elastis, serta berbentuk kantong. Fungsinya menampung sperma agar tidak masuk ke dalam vagina. Tapi tidak semua orang cocok dengan kondom, misalnya karena alergi karet. Banyak juga yang pakai kondom tapi tetap hamil karena kondom yang digunakan bocor, maklum bahannya sangat tipis. Femindom: Alat ini seperti kondom, tapi dipakai oleh perempuan. Bentuknya seperti topi yang menutupi mulut rahim. Terbuat dari bahan karet dan agak tebal. Fungsinya sama dengan kondom laki-laki, tapi ukurannya lebih besar. Bentuknya elastis dan fleksibel sehingga dapat mengikuti kontur vagina, selain itu juga bisa dipakai beberapa jam sebelum melakukan hubungan seksual. Berbentuk silinder, panjangnya 17 cm dan

diameter sekitar 7 cm, di kedua ujungnya satu terbuka dan satunya lagi tertutup, serta terdapat cincin latex di dalamnya yang berguna untuk menutup mulut rahim. Pada bagian ujungnya yang tertutup terdapat busa halus yang bisa merangsang klitoris dan penis sehingga bisa meningkatkan gairah seksual pemakai dan pasangannya. Jika kondom lakilaki lebih praktis penggunaannya, sedangkan femidom agak susah memakainya. Cincin di salah satu ujungnya dimasukkan dengan jari tangan ke dalam vagina dan ditempelkan ke mulut rahim. Setelah berkali-kali latihan barulah akan terasa lebih nyaman menggunakan femidom. Selain harganya yang relatif mahal jika dibandingkan kondom laki-laki, saat bersenggama, sebaiknya posisi perempuan tidak di atas agar sperma tidak tumpah Spiral: Istilah kedokteranya adalah IUD (Intra Uterin Device) atau alat kontrasepsi dalam rahim. Bentuknya kecil dan banyak macamnya. Alat ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat dan akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah bersarangnya sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim. Bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun, tergantung jenisnya dan dapat dibuka sebelum waktunya jika seorang perempuan ingin hamil lagi. Setiap bulan, setelah haid selesai, kata dr. Febri, pemakai spiral harus mememeriksanya. Caranya dengan meraba benang yang ada pada alat kontrasepsi tersebut di mulut rahim. Jika benangnya masih teraba, berarti masih aman. Tapi kalau tidak, bisa saja lepas ke dalam rahim atau keluar karea terbawa darah haid, jelas Febri. Artis Krisdayanti, Dewi Gita, dan Rieke Dyah Pitaloka adalah diantara mereka yang menggunakan. Menurut mereka, menggunakan spiral lebih praktis ketimbang alat kontrasepsi lainnya. Bedanya jika, Krisdayanti dan Dewi Gita menggunakan spiral karena tidak ingin hamil, sementara Rieke justru karena ingin hamil. Saya pakai spiral untuk mengatur masa subur, karena siklus haid saya tidak teratur. Kata dokter, ada jalur yang

lengket sehingga harus ditahan, dan akhirnya saya pakai spiral untuk mengatasinya, kata Rieke. Spermisida: Alat ini merupakan senyawa kimia untuk melumpuhkan bahkan membunuh sperma. Bisa berbetuk busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau aerosol. Sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina. Setelah 5-10 menit, hubungan seksual baru dapat dilakukan.

Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan progesteron. Dijelaskan dr. Febri, fungsi hormon progesteron antara lain mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma, dan membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis serta tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi. Selain itu dapat mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur, saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur. Berikut macam-macam alat kontrasepsi jenis ini: Pil: Khasiatnya meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan meminimalisir keluhan. Berdasarkan penelitian, di Indonesia jenis kontrasepsi ini menduduki jumlah kedua terbanyak dipakai setelah suntikan, beritahu dr. Febri. Ditambahkannya, Pil KB ada yang hanya mengandung hormon progesteron saja, ada juga kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen. Diminum setiap hari secara teratur denga sistem 28 atau 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo). Sedangkan sistem 22/21, minum pil setiap hari kemudian dihentikan selama 7-8 hari supaya menstruasi. Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi.

Perempuan yang menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen tinggi. Sedangkan perempuan dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil dengan efek estrogen rendah. Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido, haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid. Kerugian penggunaan pil secara teratur dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium, berat badan bertambah, juga rasa mual sampai muntah, pusing, ada bercak di kulit wajah seperti vlek hitam, dan bisa saja lupa minum. Suntik: Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan dilakukan 2-3 kali dalam sebulan, ada juga yang setiap 3 bulan, setiap 10 minggu, dan setiap bulan. Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar. Jika tidak dikontrol dapat menyebabkan obesitas karena nafsu makan meningkat. Lapisan lendir rahim juga menjadi tipis sehingga haid sedikit atau tidak haid sama sekali. Susuk: Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.

Kontrasepsi Permanen

Kontrasepsi ini biasanya dipilih dengan alasan jumlah anak yang dimiliki sudah cukup. Caranya, suami-istri dioperasi (vasektomi untuk lelaki dan tubektomi untuk perempuan). Tindakan dilakukan pada saluran bibit pada lelaki dan saluran telur pada perempuan, sehingga pasangan tersebut tidak akan mendapat keturunan lagi.

KB Alami
Karena banyak metode kontrasepsi memiliki efek samping yang dapat menimbulkan rasa kurang nyaman dan ada beberapa perempuan yang tingkat toleransi tubuhnya sangat rendah terhadap efek samping alat kontrasepsi yang dipakainya, seperti mual, pusing, problema kulit, obesitas, perdarahan, nyeri perut, resiko kebocoran dan repot. Mereka yang ingin menghindari efek samping alat kontrasepsi, mereka lebih memilih KB alami, yaitu KB tanpa menggunakan alat kontrasepsi. KB alami yang lama adalah dengan cara: Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi: Cara ini kurang dapat diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum orgasme. Selain itu memerlukan pengendalian diri yang tinggi serta penentuan waktu yang tepat Sistem kalender: Hitungan dan prediksi masa subur harus akurat. Senggama boleh dilakukan dalam saat yang diyakini bukan masa subur sang perempuan. Namun tidak semua orang cukup tekun untuk mempelajari metode penghitungannya. *

Anda mungkin juga menyukai