Anda di halaman 1dari 37

Typus Abdominalis

Oleh : Tomy Syandara P

ANATOMI DAN FISIOLOGI USUS HALUS

USUS HALUS Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut: a) duodenum (usus 12 jari), panjangnya 25 cm, b) jejunum (usus kosong), panjangnya 7 m, c) ileum (usus penyerapan), panjangnya 1 m. Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.

Absorbsi. Absorbsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya berlangsung dalam usus halus melalui dua saluran, yaitu pembuluh kapiler dalam darah dan saluran limfe di sebelah dalam permukaan vili usus. Sebuah vili berisis lakteal, pembuluh darah epitelium dan jaringan otot yang diikat bersama jaringan limfoid seluruhnya diliputi membran dasar dan ditutupi oleh epitelium. Karena vili keluar dari dinding usus maka bersentuhan dengan makanan cair dan lemak yang di absorbsi ke dalam lakteal kemudian berjalan melalui pembuluh limfe masuk ke dalam pembuluh kapiler darah di vili dan oleh vena porta dibawa ke hati untuk mengalami beberapa perubahan.

Fungsi usus halus a. Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran saluran limfe. b. Menyerap protein dalam bentuk asam amino. c. Karbohidrat diserap dalam betuk monosakarida. Didalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang menyempurnakan makanan. a. Enterokinase, mengaktifkan enzim proteolitik. b. Eripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino. 1. Laktase mengubah laktase menjadi monosakarida. 2. Maltosa mengubah maltosa menjadi monosakarida 3. Sukrosa mengubah sukrosa menjadi monosakarida

KONSEP DASAR

Definisi
Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. (Rampengan,1990) Typhus abdominalis merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman SalmonellaTyphosa, Salmonella Paratyphi A, B da C. yang menyerang usus halus khususnya daerah illeum. Penyakit ini termasuk penyakit tropik yang sangat berhubungan erat dengan kebersihan perseorangan dan lingkungan. Dapat dengan mudah berpindah ke orang lain melalui Fecal Oral, artinya kuman Salmonella yang ada pada feses penderita atau karier mengkontaminasi makanan atau minuman orang sehat.

ETIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh kuman : a. Salmonella Typhosa b. Salmonella Paratyphi A, B dan C Kuman Salmonella termasuk golongan bakteri berbentuk batang, gram negatif mempunyai flagel yang memungkinkan kuman ini dapat bergerak, tidak berspora serta mempunyai tiga antigen ,yaitu : a. Antigen O (HgO) : antigen pada bagian Soma b. Antigen H (AgH) : antigen pada bagian flagel c. antigen Vi (AgVi) : antigen pada bagian kapsul

Gejala Klinik
Gejala klinik thyphus abdominalis pada pasien dewasa biasanya lebih Berat dibandingkan anak. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika infeksi melalui makanan sedangkan yang terlama sampai 30 hari jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi diketemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, mual, muntah, anoreksia, obstipasi atau diare, dan tidak bersemangat. Kemudian menyusul gejala klinik yang biasa ditemukan yaitu 1) demam, 2) Gangguan pada saluran pencernaan, 3) Gangguan Kesadaran. 1. Demam. Pada kasus kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu. Bersifat febris remitens dan suhu tidak berapa tinggi. Selama minggu pertama, suhu badan berangsur-angsur meningkat pada sore hari meningkat dan biasanya menurun pada pagi atau malam hari. Dalam minggu ke dua penderita terus berada dalam keadaan demam. Dalam minggu ke tiga suhu badan berangsur-angsur turun dan normal kembali pada minggu ke empat. 2. Gangguan pada saluran pencernaan. Pada mulut terdapat bau nafas tidak sedap. Bibir kering dan pecah-pecah (rhagaden). Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepi lidah kemerahan, jarang dosertai tremor. Pada abdomen ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limpa membesar diserta nyeri pada perabaan. Defekasi biasanya konstipasi, mungkin normal dan kadang-kadang diare. 3. Gangguan kesadaran. Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapa mendalam, yaitu apatis sampai somnolen, jarang terjadi sopor, koma atau gelisah. Disamping gejala diatas kadang-kadang ditemukan pada punggung atau anggota yaitu roseola berupa bintik-bintik kemerahan karena embolus basil dalam kapiler kulit terutama diketemukan pada minggu pertama demam. Kadang-kadang ditemukan bradikardia dan mungkin didapatkan epistaksis.

Patogenesis

Makan makanan yg tercemar

Dimusnahkan asam lambung

Masuk usus halus

Berkembang biak dijaringan limfoid

Inflamasi

Masuk aliran darah

Ulcus

Bakteremia

Perforasi usus

Sampai sel retikuloendotelial, hati, limpa & organ lain

Makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh kuman Salmonella Typhosa masuk kedalam lambung, selanjutnya lolos dari sistem pertahanan lambung, kemudian masuk ke usus halus, melalui folikel limpa masuk kesaluran limpatik dan sirkulasi darah sistemik, sehingga terjadi bakterimia. Bakterimia pertama-tama menyerang Sistem Retikulo Endoteleal (RES) yaitu : hati, lien/limpa dan tulang, kemudian selanjutnya mengenai seluruh organ di dalam tubuh antara lain sistem syaraf pusat, ginjal dan jaringan limpa.Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati masuk ke kandung empedu sehingga terjadi Kolesistitis. Cairan empedu akan masuk ke Duodenum dan dengan virulensi kuman yang tinggi akan menginfeksi intestin kembali khususnya bagian illeum dimana akan terbentuk ulkus yang lonjong dan dalam. Masuknya kuman ke dalam intestin terjadi pada minggu pertama dengan tanda dan gejala suhu tubuh naik turun khususnya suhu akan naik pada malam hari dan akan menurun menjelang pagi hari. Demam yang terjadi pada masa ini disebut demam intermiten (suhu yang tinggi, naik turun dan turunnya dapat mencapai normal) Disamping peningkatan suhu tubuh juga akan terjadi obstipasi sebagai akibat penurunan motilitas suhu, namun ini tidak selalu terjadi dapat pula terjadi sebaliknya. Setelah kuman melewati fase awal intestinal, kemudian masuk ke sirkulasi sistemik dengan tanda peningkatan suhu tubuh yang sangat tnggi dan tanda-tanda infeksi pada RES seperti nyeri perut kanan atas, splenomegali dan hepatomegali. Pada minggu selanjutnya dimana infeksi Focal Intestinal terjadi dengan tanda-tanda suhu tubuh masih tetap tinggi, tetapi nilainya lebih rendah dari fase bakterimia dan berlangsung terus menerus ( demam kontinue ), lidah kotor, tepi lidah hiperemis, penurunan peristaltik, gangguan digesti dan absorbsi sehingga akan terjadi distensi, diare dan pasien merasa tidak nyaman, pada masa ini dapat terjadi perdarahan usus, perforasi dan peritonitis dengan tanda distensi abdomen berat, peristaltik menurun bahkan hilang, melena, syock dan penurunan kesadaran.

Komplikasi
Komplikasi yang terjadi yaiutu : a) pada usus dan b) diluar usus a. Pada Usus yaitu (1) perdarahan usus, (2) Perforasi usus (3) Peritonitis b. Diluar usus yaitu (1) Meningitis (2) Glomerulonefritis (3) dll.

Pemeriksaan laboratorium
Biakan darah Dipengaruhi oleh : Tehnik pemriksaan lab Waktu pemeriksaan Vaksinasi dimasa lampau Pengobatan dgn antimikroba Reaksi widal Dipengaruhi oleh: KU penderita: gizi Waktu pemeriksaan Pengobatan dini antimikroba

Penatalaksanaan
Perawatan Bedrest minimal 7 14 hr Mobilisasi bertahap Penurunan kesadaran; rubah posisi Perhatikan defekasi, obstipasi dan retensi urin Diet Makanan padat dini: nasi & lauk pauk rendah serat Obat2 anti mikroba Kloramfenikol, tiampenikol, ko-trimoksazol, amphicilin,amoksisilin

ASKEP
Identitas klien 1. Nama 2. Umur 3. Jenis kelamin 4. Alamat 5. Pekerjaan 6. Kebangsaan 7. Pendidikan 8. Agama 9. Tanggal MRS 10.Sumber

: nona.Mw : 17 : perempuan : perum karang indah : : Indonesia : SMA : katolik : : Pasien

Keluhan utama : Gangguan pengelihatan sisi samping dan sakit kepala Riwayat penyakit sekarang (RPS):
P : klien dang dan MRS dg keluhan panas tinggi naik turun dan nyeri tenggorokan Q : demam dg suhu 38,5 C dg nyeri tenggorokan sampai sakit menelan R : demam diseluruh tubuh dan nyeri ditenggorokan S : demam turun pd pagi hari dan naik saat sore dan makin dg kelemahan fisik serta tidak dapat melakukan aktivitas T : demam dan nyeri tenggorokan sudah 1 minggu

Lanjutan....
Riwayat penyakit dahulu ( RPD) klien pernah menderita tyhpoid sebelumnya Riwayat keluarga (RPK) salah satu keluarga pernah ada yg menderita tyhpoid juga

Keadaan Umum :
Klien nampak lemah Klien tampak kurus Bibir pecah-pecah

Observasi TTV
TD = 130/90 mmHg N = 84x/mnt RR= 24x/mnt S = 38,5 C

Body System

B1 (Breathing)
bentuk dada simetris kanan/kiri, frekuensi pernafasan 24x/mnt, tidak ada pernafasan cuping hidung, nyeri dada

B2 (Blood)
Tekanan darah 130/90 mmHg, mukosa bibir pucat, takikardi, perfusi jaringan menurun, ada sianosis, nadi 84x/mnt

B3 (Brain)
-- terlihat cemas, kesadaran somnolen

B4 (Bladder)
Pada BAK tidak tidak teratur

B5 (Bowel)
Porsi makan habis porsi, mual/muntah, lidah kotor,kurus,penurunan BB, anoreksia,perut kembung

B6 ( Bone)
-- nona Mw terlihat lemas, lelah, tugor kulit menurun

Analisa Data dx 1
Data Etiologi
s.Typhosa
Sebagian Dimusnahkan asam lambung, sebangian masuk ke usus halus

Masalah

Ds : klien mengeluh panas tinggi.


Do : S = 38,5 c N = 80x/mnt Pemfis : bibir kering pecah-pecah,keringat dingin,kulit kering Pemeriksaan penunjang : Tes widal (+) dg hasil 1/200, leukosit 12000/mm3

hipertermi

Berkembang dijaringan limfoid plakque peyeri di ileum terminalis


inflamasi

Peningkatan suhu tubuh


Hipertermi

Analisa Data dx 2
Data Etiologi
Typoid abdominalis

Masalah

Ds : klien mengeluh mengatakan sulit menelan dan tdk nafsu makan


Do : Pemfis : hanya dpt makan 1x/hari tdk habis, klien tampak kurus, lidah kotor & merasa pahit, klien tampak lemah, nafsu bau, mukosa pucat, mual muntah, turgor kulit menurun, bibir kering, klien tampak lemah Pemeriksanaan penunjang : uji widal (+) 1/mm3, leukosit 12000/mm3

Malabsorbsi nutrien

nutrisi kurang dari kebutuhan

Peningkatan HCL

Mual,muntah

Anoreksia

gg.Nutrisi kurang dari kebetuhan

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


1. Hipertermi b/d peningkatan suhu tubuh akibat proses infeksi kuman Salmonella. 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,b/d anoreksia, gangguan digesti dan absorbsi nutrien. 3. Resiko terjadi komplikasi ( perdarahan, ferforasi dan peritonitis ) b/d perlukaan ulkus intestinal. 4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik dan penurunan kesadaran

Intervensi
Hari/tg l 30 Maret 2012 Diagnosa 1. Hipertermi b/d peningkatan suhu tubuh akibat proses infeksi kuman Salmonella. Intervensi 1. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh Observasi TTV terutama suhu dan denyut nadi Berikan kompres air mandi biasa, hindari penggunaan air es dan alkohol Anjurkan pasien untuk banyak minum, minum Anjurkan klien menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat Kolaborasi :Berikan antipiretik,Berikan antibiotik Rasional
1. Agar klien dan keluarga mengetahui sebab dari peningkatan suhu dan membantu mengurangi kecemasan yang timbul. Observasi tanda-tanda vital merupakan deteksi dini untuk mengetahui komplikasi yang terjadi sehingga cepat mengambil tindakan Dapat mengurangi demam. Catatan : penggunaan air es mungkin menyebabkan kedinginan, selain itu alkohol dapat mengeringkan kulit . Meningkatan suhu tubuhmengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak Untuk menjaga agar klien merasa nyaman, pakaian tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh. Antipiretik digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentral pada hypothalamus. Antibiotic digunakan untuk mengatasi penyebab inflamasi (bakteri).

2. Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam suhu tubuh dalam batas normal Criteria hasil : Klien mengatakan tidak merasa demam Pemeriksaan suhu tubuh normal antara 36,5-37,5 celcius Nadi nomal 60-75 x/mnt Bibir tidak kering dan pecah-pecah 3.

2.

4. 5.

3.

6.

4.

5.

6.

Implementasi
Hari/tgl 30 Maret 2012 No. Dx 1 Implementasi Jam Ttd. 1. Memberikan penjelasan kepada klien 07.00 dan keluarga tentang peningkatan suhu 07.30 tubuh 2. Mengobservasi TTV terutama suhu dan denyut nadi 3. Memberikan kompres air mandi biasa, hindari penggunaan air es dan alkohol 4. Menganjurkan pasien untuk banyak minum, minum 5. Menganjurkan klien menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat 6. Mengkolaborasi :Memberikan antipiretikMemberikan antibiotik

Evaluasi
Hari/tgl 30 Maret 2012 No.Dx 1 Evaluasi TTd.

S : Nn. MW mengatakan berkeringat dan demam menurun O: Wajah klien tidak merah Suhu 37,5 celcius Nadi 75x/mnt Bibir kering dan pecah-pecah A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi 2,3,4 dan 6

SAP TYPUS
Pokok bahasan Sub pokok bahasan Sasaran Target Waktu Hari/ tanggal Tempat Penyuluh Tuban Semester 4 : typus : Perawatan penyakit typus : Pengunjung / keluarga klien : Pengunjung / keluarga klien : 30 menit : selasa 28 februari 2012 : Ruang Melati : Mahasiswa STIKES NU

Latar Belakang Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.

Tujuan intruksional Umum Setelah mendapatkan penyuluhan selama 40 menit tentang perawatan penyakit peserta penyuluhan diharapkan dapat mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sehingga kesakitan dan kematian karena penyakit typus dapat dicegah. Tujuan intruksional Khusus Setelah mendapatkan penyuluhan satu (1) kali diharapkan Peserta penyuluhan mampu : Menjelaskan pengertian typus Menjelaskan Penyebab typus Menjelaskan pencegahan typus Menjelaskan Prinsip tatalaksana typus Menjelaskan Tatalaksana typus Mendemonstrasikan cara memberikan perwatan awal atau membuat obat

METODE - Ceramah, - Demonstrasi dan - Tanya jawab Media - Life Chart - Life flat - Laptop - LCD

No 1.

Kegiatan Pendahuluan - Menyampaikan salam - Menjelaskan tujuan Menyampaikan materi a ) Menjelaskan dan menguraikan Tentang materi 1. Pengertian typus 2. Penyebab typus 3. Pencegahan typus 4.Tatalaksana penderita typus 5.Mendemonstrasikan cara melakukan pencegahan awal b) Pemberian kesepakatan pada peserta penyuluhan untuk bertanya

Respon Klien

Waktu

Membalas salam -Memperhatikan

5 menit

2.

-Memperhatikan penjelasan dan demonstrasi dengan cermat

-Menanyakan hal yang belum jelas -Memperhatikan jawaban penyuluhan

20 menit

3.

c)Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan yang berkaitan dengan materi Penutup - Tanya jawab (evaluasi) - Menyimpulkan hasil materi - Mengakhiri kegiatan - Mengucapkan salam

Menjawab salam

15 menit

Pengorganisasian dan Job Discription 1. Pembimbing : nurul kartika sari S.Kep,Ns 2. Moderator : Munaji Job Discription : Membuka dan menutup kegiatan Membuat susunan acara dengan jelas Memimpin jalannya kegiatan 3. Penyaji : Dafid Afandi Job Discription : Menyampaikan materi penyuluhan dengan jelas 4. Observer : Imam Hambali Job Discription : Membuat resume kegiatan penyuluhan 5. Fasilitator : Siapa aja boleh Job Discription : Membantu menyiapkan perlengkapan penyuluhan Memotivasi audience untuk bertanya Membantu penyaji dalam menganggapi pertanyaan audience

Kritera Evaluasi Evaluasi struktur Peserta atau pasien dan keluarga Penyelenggaraan penyuluhan di STIKES NU Tuban Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa STIKES NU Tuban tingkat II Kontrak waktu dilakukan 1 hari sebelum PKRS dan 15 menit sebelum pelaksanaan PKRS. Evaluasi proses Pengunjung/keluarga antusias terhadap materi penyuluhan. Pengunjung/keluarga mengikuti penyuluhan sampai selesai. Pengunjung/keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar. Pengunjung/keluarga berpartisipasi aktif dalam kegiatan penyuluhan Evaluasi hasil : Pengunjung/keluarga mampu menyebutkan typus Pengunjung/keluarga mampu menyebutkan efek typus Pengunjung/keluarga mampu menyebutkan terapi atau pengobatan typus Pengunjung/keluarga mampu menyebutkan pencegahan pada typus

Materi Penyuluhan
Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. Tanda gejala Nausea ( perasaan mual ) Muntah Sakit kepala Demam terutama sore dan malam Bibir kering dan pecah-pecah DLL Penyebab Bakteri salmonella typhosa, salmonella typhi A,B dan C

Legal etik Keperwatan

Matur Nuhun Sedoyo

Anda mungkin juga menyukai