Anda di halaman 1dari 2

I.

Kebebasan memilih

Pada tingkat ini terdapat 3 tahap, yaitu: A. Memilih secara bebas artinya kesampatan untuk memilih pilihan yang menurutnya baik B. Memilihdari beberapa alternatif. Artinya, untuk menentukan pilihan dari beberapa alternatif pilihan secara bebas C. Memilih seelah di lakukan analisis pertimbangan ang konsekuensi yang akan timbul sebagai akibat pilihan II. Menghargai Terdiri atas 2 tahap pembelajaran: d. adanya perasaaan senang dan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya, sehingga nilai tersebut akan menjadi bagian integral dari dirinya e. menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian integral dalam drinya di depan umum. Artinya, bila kita menganggap nilai itu suatu pilihan, maka kita akan beranidengan penuh kesadaran untuk menunjukkan di depa orang lain. III. berbuat f. kemauan dan kemampuan untuk mencoba melaksakankannya. g. Mengulangi perilaku sesuai denga pilihan itu harus tercermn dari kehidupannya seharihari VCT menekankan bagaimana seseorang seseorang membangun nilai yang menurut anggapannya baik, yang pada gilirannya nilai-nilai tersebut akan mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Proses tersebut hendaknya berlangsung dalam susana santai dan terbua, sehingga setiap siswa dapat mengungkapkan secara bebas perasaannya. Beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam mengimpementasikan VCT melalui proses dialog: Hindari penampaian melalui proses pemberian nasehat Jangan memaksa siswa ntuk memberi respons tertentu apabila memang siswa tidak menghendakinya Usahakan dialog dilakukan secara bebas dan terbuka, sehingga siswa akan mengungkapkan secara jujur dan apa adanya. Dialog dilaksanakan kepada individu, ukan kepada kelompok kelas Hindari respons yang dapat menyebabkan siswa terpojok, sehingga ia menjadi defensif. Tidak mendesaksiswa pada pendirian tertentu. Jangan mengorek alasan siswa lebih dalam

E. Kesulitan dalam pembelajaran afektif Di samping aspek pembentukan kemampuan intelektual untuk membentuk kecerdasan peserta didik dan pembentukan kerampilan utuk mengembangkan kope Tensi agar peserta didik memiliki kemampuan motorik, maka pembentukan sikap peserta didik merupak aspek yang tidak

kalah penting. Namun demikian , dalam proses pendidikan di seolah proses pembelajaran sikap kadang-kadang terabaikan. Hal ini di sebabkan proses pembelajaran dan pembentukan akhlak memiliki bebrapa kesulitan. Pertama, selama ini proses pendidikan sesuai kurikulum yang brlaku cenderung diarahkan untuk pembentukan intelektual. Dengan demikian keberhasilan proses pendidikan dan proses pembelajaran di sekolah di tentukan oleh kriteria kemampuan intelegtual (kemampuam intelegtual). Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam bentuk evaluasi. Baik melalui evaluasi tingkat sekolah maupun tingkat wilayah. Pendidikan agama atau pendidikan kewarganegaraan misalnya yang semestnya diarahkan untuk pembentukan siakp dan moral, oleh karena keberhasilannya diukur dari kemampuan intelektual, maka evaluasinya pun mengukur kemampuan penguasa materipelajaran dalam ebntuk kognitif. Kedua, sulitnya melakukan kontrol karena banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sikap seseorang pengembangan kemampuan sikap baik melelui proses pembiasan maupun modeling bukan hanya ditentukan oleh faktor guru, akan tetapi juga faktor-faktor lain terutama faktor lingkungan. Artinya, walaupun di sekolah guru berusaha memberikan contoh yang baik, akan tetapi manakala tidak didukung oleh lingkungan anak baik lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat, maka pembentkan sikap akan sulit dilaksanakan. Pembentukan sikap memang memerlukan upaya semua pihak, baik lingkungan sekolah, keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Ketiga, keberhasilan pembentukan sikap tidak bisa dievaluasi dengan segera. Berbeda dengan pembentukan aspek kogniif dan aspek keterampilan yang hasilnya dapat diketahui setelah pembentukan berakhir, maka keberhasilan dari pembentukan sikap baru dapat dilihat pada rentang waktuyang cukup panjang. Juga perlu adanya sikap jujur yang perlu dilakukan secara terusmenerus hinggga mengkristal dalam segala tindakan dan perbuata. Keempat, penaruh kemajuan teknologi, khusunya teknolog informasiyang menyuguhkan aneka pilihan program acara, berdampak pada pembentukan anak. Tidak bisa dipungkiri programprogarm televisi banyak mengubah prilaku menjadi negatif atau pun positif. Secara perlahan tapi pasti budaya asing akan menggeser budaya lokal. Contoh : secara perlahan tapi pasti telah terjadi perubahan pandangan anak remaja kita terhadap nilai-nilai seks, nilai gtong royong, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai